Share

4.

Penulis: Yully Kawasa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-02 04:17:14

Email itu mampu membungkam tiga sosok yang semula meremehkannya.

Jalur seleksi yang diikuti Tristan, bukanlah seleksi biasa. Namun, seleksi buta. Di mana semua pelamar hanya cukup menjawab dan di interview langsung tanpa saling bertatapan.

Seleksi yang tidak melihat identitas, tamatan, dan juga fisik. Namun, sebaliknya. Mereka melihat kemampuan seseorang.

Meskipun begitu, yang lolos seleksi buta tetap akan melakukan interview lanjutan.

Interview yang berupa formalitas saja, karena seleksi buta dipimpin langsung oleh CEO Perusahaan. Itu artinya, siapapun yang lolos seleksi buta dan menerima email, maka dia telah resmi menjadi pegawai Perusahaan FJ.

“Jangan gegabah, bagaimana kalau email ini bukan untuknya?” bisik pria yang duduk di samping kiri.

“Benar. Bukankah selama ini Arthur Ludwig dikenal sebagai sosok yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu? Jadi tidak menutup kemungkinan, Arthur menggunakan cara curang untuk memasukkan cucunya sendiri.”

“Arthur bisa menggunakan segala cara untuk memasukkan seseorang ke dalam suatu perusahaan. Namun, kalau dia memilih Perusahaan FJ, itu artinya dia sudah bosan berada di industry ini.”

Tristan hanya diam membisu, ketika tiga orang yang berada didepannya saling berbisik.

Perwakilan HRD yang duduk ditengah, kemudian mengutak atik computer dan memasukkan kode yang tertera dalam email Tristan.

“Kenapa kau tidak menggunakan surat rekomendasi, tapi justru memilih seleksi buta?”

“Seleksi buta lebih menantang, dari pada surat rekomendasi,” jawab Tristan tanpa ekspresi.

“Untuk apa kau berada di sini?”

“Karena menerima email itu,” jari telunjuk Tristan menunjuk ponsel yang ada di atas meja.

“Kalau kau tidak menerima email ini, apa kau akan menggunakan surat rekomendasi yang diberikan Pak Arthur Ludwig padamu?”

“Untuk apa aku datang, kalau untuk di tolak? Bukankah penentunya ada dalam seleksi buta? Bukan itu saja, interview ini juga hanya formalitas, kan? Apa aku salah?”

“Maaf, dapatkah kau menolongku mengambilkan cover bening itu?”

Tristan yang sama sekali tidak paham, hanya memenuhi permintaan pria itu dan mengambilkan kertas bening itu, kemudian meletakkannya di atas meja, tepat didepan pria yang memintanya.

Ketiga perwakilan HRD itu terkejut, ketika melihat hasil akhir pada layar computer. “Jadi dia murni memiliki kualifikasi sebagai seorang Direktur Tim Retail, tanpa pengalaman sama sekali?”

Demi keamanan. Selain kode, Perusahaan FJ juga menggunakan system pengenalan suara bagi yang melakukan seleksi buta dan sidik jari yang mengikuti seleksi.

Setiap Tristan menekan tombol jawab pada layar monitor, secara langsung sidik jarinya ikut terekam dan nantinya akan berfungsi pada saat dia mengadakan interview formalitas.

Bukan itu saja, bahkan pada saat Tristan menghadap dan menjawab semua pertanyaan melalui komputer retina matanya ikut terekam.

“Selamat bergabung di Perusahaan FJ.”

---

“Bagaimana? Apa Tristan menggunakan rekomendasi yang ku berikan?” tanya Arthur sambil menandatangani berkas yang diserahkan oleh sang asisten.

“Tidak, Bos. Tuan Muda Tristan menggunakan jalur seleksi buta untuk masuk ke Perusahaan FJ. Itu adalah kenyataannya.”

Brakkk !!!

Arthur Ludwig mengebrak meja kerjanya dengan keras. Dia benar-benar tak bisa mengerti jalan pemikiran cucunya sendiri.

“Dasar keras kepala, apa dia pikir jalur itu mudah? Kalau dia sudah gagal dalam seleksi itu, maka tidak ada kesempatan baginya untuk masuk lewat jalur biasa,” geram Arthur kesal.

“Apa mungkin Tuan Muda Tristan terlanjur kecewa dengan pembagian harta gono gini yang tak seimbang? Krisna memiliki semua yang bos punya, sedangkan Tristan? Hanya rumah tua, tanah lapang yang sudah menjadi tumpukan sampah, dan uang lima ratus juta rupiah. Itu benar-benar tidak adil, Bos.”

“Itu pembagian harta yang seimbang. Bukankah dia sendiri yang tidak mau berebut harta? Tapi baguslah, dengan begitu rumah tua itu menemukan pemiliknya,” ujar Arthur Ludwig tersenyum misterius.

Adil menurut bos, tapi bagi Tristan? Itu benar-benar musibah. Ditambah lagi, dia harus bertunangan dengan gadis jelek.

Memikirkan Kezia Devira membuat sang asisten ingin muntah.

“Kenapa bos tidak memberikan Tristan uang triliunan atau setidaknya miliaran?”

“Mencegahnya untuk membangun Perusahaan sendiri!”

Sang asisten menelan ludah mendengar jawaban sang bos. Kini dia benar-benar yakin, Arthur sedang membalas dendam kepada Tristan yang berani menentangnya secara terang-terangan.

“Bagaimana kalau Tristan gagal dalam seleksi?” tanya sang asisten memancing keadaan.

“Semua pilihan ada resikonya, jadi kalau dia gagal itu adalah karma untuknya karena tidak mengunakan surat rekomendasi yang kuberikan. Posisi apa yang diincar Tristan?”

“Direktur Tim Retail.”

“Tristan benar-benar sudah gila. Tanpa pengalaman mana mungkin dia lolos seleksi, apalagi seleksi buta?” geram Arthur gusar.

“Buktinya dia lolos seleksi, Bos. Tuan Muda Tristan telah resmi menjadi karyawan Perusahaan FJ. Besok dia mulai masuk kerja.”

Tubuh Arthur Ludwig langsung jatuh terduduk di singgasananya. Sejauh itukah aku tidak mengenal cucuku? Bahkan kemampuan cucuku saja, aku tidak tahu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kisah di Balik Waktu   66.

    "Berani-beraninya kau memperlakukan ku seperti sampah?" Pria itu menunjuk dirinya sendiri, matanya membulat sempurna, "Apa kau tahu konsekuensi dari semua ini? Ini sama saja kau mempermalukan Perusahaan Drust, Brengsek!""Kami mohon, Pak. Kasihanilah Perusahaan kecil kami," ujar Kezia memohon. Detik berikutnya dia menatap Tristan, "Cepat minta maaf!""Yang tak beretika itu dia, kenapa aku harus meminta maaf padanya? Harusnya kami yang mendengar permintaan maaf darinya!" ujar Tristan."Maafkan kami, Pak," pinta Ronald Jansen lemas."Selama masih ada waktu, sebaiknya selesaikan pembayaran gaji karyawan, jika tidak ingin di demo! Perbuatan pria itu," menunjuk Tristan, "Benar-benar mempermalukan Perusahaan Drust! Bukan hanya mempermalukan. Tapi dengan merobek berkas itu, dia telah mengajak perang! Aku yakin dalam waktu sehari, Perusahaan FJ tinggal kenangan!"Kalau Kezia Devira dan Ronald Jansen berusaha mengejar dan meminta maaf pada utusan Perusahaan Drust, berbeda dengan Tristan. Dia j

  • Kisah di Balik Waktu   65.

    Ardy menjepit tubuh wanita itu erat-erat dan mengancam, "Apa kau mencoba menipu ku? Kau mau tetap pada jabatanmu atau ku gantikan dengan yang baru!""Aku tak mau kehilangan pekerjaan, Pak," jawab wanita itu gemetar."Kalau begitu dengarkan aku baik-baik, adik kecilku belum sarapan, sekarang dia sedang meronta-ronta meminta makan. Apa kau lihat ini," ujar Ardy sambil menunjuk ke arah bawah. Sesuatu telah berdiri tegak disana."Tapi, Pak."Ardy tak peduli lagi, dia langsung menjelajahi lebih dalam, mencari sumur kecil diantara hutan milik wanita cantik itu.Ketika menemukan yang dicari, jemarinya langsung bermain lincah di sana.Tubuh wanita itu seperti cacing kepanasan.Akhh ... Akhh ... Akhh ...."Keras pun tak apa-apa, Sayang," bisik Ardy."Ba-ba-bagaimana kalau ketahuan sekretaris, Pak?" bisik wanita itu dengan mata terpejam. Dia sedang menikmati permainan panas sang atasan."Ntar ada bagiannya."Wanita itu terkejut mendengar kalimat sang bos, tapi kenikmatan yang dirasakannya menga

  • Kisah di Balik Waktu   64.

    Ardy menarik nafas panjang, "Kau tahu kenapa dia memisahkan dua perusahaan FJ dari perusahaan Dawson?" Krisna tertawa, "Kenapa masih bertanya? Jangan katakan kalau kau juga tak tahu kenapa hal itu dilakukan Kezia!"Ardy mengepalkan tangannya kesal. "Ok! Katakan apa yang akan aku lakukan agar saham milik si jelek itu jatuh ke tanganmu. Tapi jangan sebarkan foto itu, aku tidak mau berakhir di penjara.""Aku akan memberitahumu nanti," jawab Krisna tersenyum dan langsung melangkah bermaksud meninggalkan perusahaan. Namun, belum juga mencapai pintu dia berbalik menatap Ardy, "Jangan pernah menolak telepon dariku, apalagi tidak mau menemuiku. Paham?""Apa aku punya pilihan untuk menolaknya? Bukankah tidak?""Bagus. Tahu diri itu penting."Ardy hanya dapat menatap punggung Krisna sampai menghilang dari pandangan matanya. Sial! Siapa dia? Kenapa dia tahu kalau aku yang meracuni pria tua itu? Bagaimana kalau sampai bos tahu?Tak mau salah mengambil keputusan, pria itu langsung buru-buru kelua

  • Kisah di Balik Waktu   63.

    ***"Maaf, adakah yang bisa kami bantu, Pak?" tanya sang resepsionis."Dapatkah aku bertemu dengan Pak Ardy Tanoto?""Maaf, atas nama siapa, ya?""Krisna Ludwig."Dengan menggunakan PABX (private automatic branch exchange) atau biasa disebut sentral telepon internal. "Maaf, Bu Tasya. Apakah hari ini Pak Ardy Tanoto mempunyai janji dengan pria yang bernama Krisna Ludwig?""Tidak ada.""Baik, Bu," ujar sang resepsionis kemudian memutuskan sambungan telepon. Detik berikutnya wanita yang duduk dibelakang meja resepsionis menatap Krisna, "Maaf, Pak. Sebelum bertemu sebaiknya buatlah janji terlebih dahulu. Namun begitu, aku hanya ingin mengingatkan satu hal, tak muda untuk bertemu dengan Pak Ardy."Krisna tak menjawab, "Aku punya cara untuk membuatnya bertemu denganku hari ini juga."Mendengar kalimat Krisna membuat empat orang wanita yang duduk dibelakang meja resepsionis, saling berpandangan. Jelas sekali mereka sedang menahan tawa.Krisna mencoba menelepon nomor Ardy Tanoto. Nomor yang d

  • Kisah di Balik Waktu   62.

    "Bagaimana dengan keluarga Gavin?" tanya Ezhar menarik nafas panjang.Krisna tak menjawab, dia langsung membuka lembaran yang menjelaskan tentang keluarga Gavin.Membaca informasi mengenai keluarga Gavin, membuat Krisna tersenyum, "Ayah jangan khawatir, mereka tidak ada apa-apanya dengan kita. Intinya mereka hanya menjadi parasit dalam kehidupan Kezia Devira.""Siapa ibu Gavin? Helena ataukah Salma? Ayah tak ingin Gavin menjadi boomerang bagi masa depan kita, Nak," ujar Ezhar."Mau Gavin anak Salma atau bukan, itu tak akan membawa dampak apapun bagi kita. Jangankan membantu Tristan, membantu dirinya sendiri kakek tak bisa. Karena satu-satunya yang bisa membantu Gavin, hanyalah Arthur," tegas Tristan."Benar juga, bukankah satu-satu orang yang bisa menolong keluarga Gavin, itu hanyalah Arthur? Sayanganya, dia bahkan tak bisa makan dan mandi sendiri," ujar Ezhar disambut tawa lepas istri dan anaknya.___"Bagaimana? Apa mereka telah menemukan informasi yang ku inginkan? Ini sudah dua Mi

  • Kisah di Balik Waktu   61.

    Begitu sampai di kamar Krisna, Zaskia langsung meraih ponsel dari saku kemejanya dan menelepon."Ada apa, Sayang," terdengar suara lembut dari seberang."Pulanglah sekarang dan jelaskan pada Krisna, bagaimana sampai dia bisa dilahirkan. Krisna tahu dia bukan anak kandungmu," ujar Zaskia.Tut ... Tut ... Tut ....Zaskia langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak."Apa? Jadi ayah tahu?" Krisna terkejut."Ayahmu yang lebih berhak menjelaskan padamu, Krisna," jawab Zaskia.Setelah menunggu lama, akhirnya Ezhar Ludwig sampai di kamar Krisna."Apa kau menyelidiki keluarga mu sendiri, Krisna?" tanya Ezhar tak suka."Aku tak ingin bertindak gegabah dalam menghadapi Kezia dan Tristan, jadi aku meminta menyelidiki semuanya, termasuk Atlas Bahera. Namun, aku justru menemukan sesuatu yang tak terduga," jawab Krisna menatap sang ayah.Ezhar menarik nafas panjang, "Ayah tak pernah menyangka, kau akan tahu tentang ini.""Secinta itukah ayah pada ibu? Sampai-sampai ayah menerima ketika ibu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status