Share

5.

Author: Yully Kawasa
last update Last Updated: 2025-06-02 19:25:06

Arthur Ludwig baru menyadari kesalahan fatalnya. Kesibukannya dalam berkarir membuatnya masa bodoh dengan keluarganya sendiri.

Bukan hanya kemampuan dua putranya saja, bahkan kemampuan dua cucunya dia tak tahu.

Ya! Dia hanya mendengar laporan dari Ezhar mengenai prestasi yang dicapai Krisna, sedangkan Gavin sama sekali tidak pernah melaporkan prestasi Tristan.

“Sekarang aku paham, kenapa Tristan sama sekali tidak tertarik memilih salah satu kotak pun. Dengan kemampuan Tristan, sangatlah mudah untuknya membangun Perusahaan dan menjadikannya nomor satu," ujar sang asisten memberi pendapat.

"Kau benar."

"Apa Bos menyesal tidak memilih Tristan sebagai pewaris Perusahaan ini?” tanya sang asisten dengan hati-hati sekaligus penasaran.

“Sudah aku katakan, pembagian harta goni gini itu adil. Tinggal bagaimana Krisna dan Tristan mengelolahnya! Apa kau pikir aku kakek yang egois, yang mau melihat salah satu hidup cucunya menjadi miskin, ha? Tapi ada bagusnya kalau kotak nomor dua jatuh pada Tristan. Karena Krisna belum tentu mampu untuk menangani kotak nomor dua.”

Adil apanya? Kalau di hitung dengan angka, yang satunya menerima warisan 99,98 persen. Sedangkan satunya, hanya menerima warisan 0,02 persen. Apa itu yang namanya adil?

Sang asisten bingung dengan cara berpikir Arthur Ludwig.

“Kumpulkan semua keluarga Ludwig. Jangan lupa undang keluarga Lopes dan Kezia Devira juga.”

“Kapan, Bos?”

“Hari ini tepat pukul tujuh malam.”

Sesuai permintaan Arthur Ludwig, tepat pukul tujuh malam, semuanya telah terkumpul.

Kalau keluarga Krisna senang mendengar pertemuan kali ini untuk membahas kelanjutan pertunangan Krisna dan Almira. Berbeda dengan keluarga Tristan, mereka terkejut ketika Arthur Ludwig menetapkan tanggal pertunangan.

Namun, Krisna harus menelan kekecewaannya, ketika Almira justru ingin bertunangan malam itu juga.

Bukan hanya itu, dia meminta pertunangan itu hanya menjadi rahasia diantara keluarga Ludwig dan Lopes. Dan Arthur menyetujuinya.

Padahal Krisna ingin memamerkan kepada sahabat-sahabatnya, kalau sekarang wanita tercantik di kota itu telah resmi menjadi tunangannya.

Seperti halnya Almira, Kezia ingin bertunangan malam itu juga dan meminta pertunangan itu juga dirahasiakan.

“Apa kau yakin ingin merahasiakan pertunangan ini?” tanya Arthur bingung.

“Saya yakin, Kek,” tegas Kezia Devira.

Arthur mendekati Kezia Devira dan berbisik, “Jika kau tak mampu membuat Tristan menikahimu, maka aku sendiri yang akan menikahimu!”

Glekkk

Tangan Kezia membentuk kepalan, berusaha keras menahan amarahnya.

Kalau tahu akhirnya akan seperti ini, aku akan memikirkan cara lain untuk masuk ke keluarga gila ini!

Akhirnya pertunangan dilangsungkan malam itu juga. Tanpa undangan, pesta, dan hanya menjadi rahasia.

Tidak mau berlama-lama, Tristan langsung meninggalkan rumah itu. “Apa kau tahu memgemudikan mobil?”

“Tahu.”

“Kau yang mengemudikan mobilnya. Oh ya, setelah kau turun sterilkan mobilnya. Aku tidak mau ada bau badanmu di balik kemudi,” ketus Tristan dan melempar kunci mobil pada Kezia.

Kezia hanya menarik nafas panjang dan mengemudian mobil sesuai perintah Tristan.

Tristan memilih duduk dibelakang. Dia tidak ingin duduk disamping Kezia. Meskipun mereka telah resmi bertunangan.

“Apa yang dibisikkan kakek padamu?”

Kezia Devira diam membisu, pura-pura tidak mendengar. Bagaimana mungkin aku mengatakan hal yang sejujurnya? Yang ada kau menurunkan aku di sini. Aku tidak mau berakhir menjadi pengantin kakek tua itu!

***

Keesokan harinya.

“Kenalkan, namanya Tristan Ludwig. Dia adalah Direktur Tim Retail yang baru,” ujar seorang pria memperkenalkan Tristan.

Tristan hanya membungkukkan kepalanya sedikit, sebagai bentuk sapaannya.

Perkenalan singkat itu sontak saja langsung menggegerkan karyawan.

Mereka tak percaya, sosok misterius yang diterima melalui jalur seleksi buta justru seorang pria muda tanpa pengalaman.

Untuk pertama kalinya dalam Sejarah Perusahaan, seorang pria muda menduduki posisi yang tak biasa. Direktur Tim Retail.

Bukan hanya itu saja, untuk pertama kalinya juga dalam Sejarah ada orang yang berani mengikuti seleksi buta sebagai posisi Direktur Tim Retail.

Bukannya bangga dengan prestasi yang diraih Tristan, tapi para karyawan senior justru meremehkannya. Bagi mereka Tristan Ludwig hanya beruntung saja.

Setelah pengenalan singkat itu, sosok yang memperkenalkan Tristan langsung meninggalkan ruangan itu.

“Taruhan yuk. Dalam waktu kurang dari dua bulan, Direktur baru kita pasti akan langsung di pecat,” bisik salah satu karyawan senior, paruh baya.

“Kalau Aku pasti kurang dari satu bulan,” bisik senior yang satunya lagi.

“Buat kalian pasti menyesakkan, tapi tidak dengan kami. Kami suka dengan Direktur baru. Selain ganteng, dia juga lolos seleksi yang tak biasa. Aku yakin dia pasti bisa membawa tim kita sukses kedapannya,” celetuk seorang wanita, yang langsung disetujui wanita lainnya.

Bagi karyawan wanita, kedatangan Tristan Ludwig merupakan berkah. Selama ini mereka hanya berhadapan dengan atasan yang usianya empat puluh tahun ke atas.

Kalau karyawan pria ikut taruhan, di mana Tristan akan dipecat dalam kurun waktu kurang dari dua bulan. Berbeda dengan karyawan wanita, mereka justru yakin Tristan mampu membawa tim itu sukses, setelah mengalami beberapa kegagalan.

“Bawakan aku semua proyek dua tahun terakhir. Mau proyek yang di terima maupun di tolak,” ujar Tristan sebelum memasuki ruangannya.

Meskipun mendengar taruhan dari para karyawan, tapi dia tidak peduli.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kisah di Balik Waktu   10.

    “Maaf, acara ini disiapkan untuk penyambutan dan syukuran kakekku selamat dari maut. Bukannya ajang pengesahan warisan!” ketus Krisna pura-pura tak senang.Bukannya menjawab, tapi sang notaris menatap pengacara Arthur meminta kejelasan sekaligus kepastian.“Tapi ini murni keinginan kakekmu, Tuan Muda. Maaf,” jawab sang pengacara menunduk hormat.Krisna mendekati Arthur yang duduk di kursi roda, “Apa benar ini keinginan, Kakek?”Arthur berusaha mengeluarkan suara, tapi semua justru bingung dengan apa yang dikatakannya.“Kalau itu murni keinginan Kakek, maka kami tak punya pilihan. Silahkan diteruskan,” ujar Krisna menarik nafas panjang, seolah tak ikhlas.Ezhar mendorong kursi roda sang ayah, mendekati notaris yang berdiri di atas panggung.“Sesuai pilihan masing-masing, maka Krisna Ludwig berhak atas kotak nomor satu. Kami undang Tuan Muda Krisna untuk maju kedepan guna penandatanganan berkas secara resmi.”Krisna naik ke panggung dan menandatangani berkas yang disodorkan kepadanya.N

  • Kisah di Balik Waktu   9.

    Bukannya menjawab, Ezhar justru melangkah maju mendekati sang putra, tiba-tiba .... PLAKKK !!! Darah segar mengalir dari sudut bibir kiri Krisna, akibat tamparan sang ayah. "Ayah tak menyangka selama ini telah membesarkan serigala berbulu domba! Apa salah kakekmu, ha?" bentak Ezhar murka. Krisna tertawa, "Ayah ... Ayah ... aku hanya mengikuti jejak kakek, menggunakan segala cara untuk mempertahankan apa yang harusnya menjadi milikku!" "Kau?" Ezhar terkejut. "Apa ayah ingin melihat aku hidup miskin, karena ulah pria tua brengsek itu, ha? Aku tidak ingin berada dibawah perintah Tristan! Tidak akan pernah!" geram Krisna marah. "Apa yang dikatakan putramu benar, Ezhar. Pria tua itu pasti ingin mengubah wasiatnya didepan semua orang! Kalau tidak? Untuk apa dia membawa kembali keluarga Gavin ke rumah? Bahkan menyiapkan pesta termegah yang belum pernah ada dalam keluarga Ludwig!" ujar Zaskia. "Jadi selama ini, Kau tahu perbuatan putramu?" Ezhar kembali terkejut. "Tidak! Tapi aku juga

  • Kisah di Balik Waktu   8.

    Didepan mereka bukanlah sosok yang tegap, tegas, dan arogan. Tapi sebaliknya, hanyalah sesosok pria lemah yang terbaring tanpa daya dengan perban yang menutupi bagian-bagian tertentu tubuhnya. "Kakek." "Kalian jangan khawatir, masa kritis Tuan Arthur sudah lewat," ujar sang dokter ketika melihat kecemasan dari wajah keluarga Ludwig. "Tapi kenapa kakek belum sadar juga, dokter?" tanya Krisna. "Itu karena pengaruh obat bius. Kakekmu akan sadar sekitar delapan jam," jawab sang dokter. Dengan setia keluarga Ludwig menunggu Arthur sadar. Benar saja setelah delapan jam menunggu, akhirnya Arthur menunjukkan tanda-tanda kesadaran. “Kakek, akhirnya kau sadar juga.” Samar-samar Arthur mendengar suara cucunya, dia membuka mata. Di sana anak dan cucunya lengkap beserta calon menantunya. Dimana aku? Apa ini artinya aku tidak meninggal pada saat kecelakaan terjadi? Arthur ingat jelas, ketika sebuah truk yang tiba-tiba muncul dari arah berlawanan dan menabrak mobilnya, hingga

  • Kisah di Balik Waktu   7.

    *** Pukul 19.00 Wita, keluarga besar Ludwig sudah berkumpul sesuai permintaan Arthur. Bukan itu saja, tamu undangan juga telah berada di rumah keluarga Ludwig. Begitupun dengan notaris yang dipercayakan Arthur untuk menangani masalah warisan. "Kenapa kakekmu belum sampai? Apa terjadi sesuatu?" ujar Gavin cemas. "Kau benar. Bukankah ayah selalu tepat waktu? Mudah-mudahan saja karena jalanan macet," sambung Mikha ikut khawatir. "Kenapa ayah dan ibu mau diajak kembali ke neraka ini?" protes Tristan. "Sudahlah, Tristan. Berilah satu kesempatan kakekmu untuk berubah. Beliau ingin menebus kebersamaan yang hilang selama bertahun-tahun," Gavin memberi nasehat pada sang putra. "Terus apa ayah juga memikirkan perasaan ibu, ketika paman dan bibi merendahkannya? Bukankah tidak? Ayah justru diam, kan? Dan aku muak dengan sikap ayah!" ketus Tristan kesal. Gavin menundukkan kepalanya. Mikha mengelus pundak putranya dengan penuh kasih sayang, "Jangan bahas masa lalu. Ayahmu juga b

  • Kisah di Balik Waktu   6.

    Tidak sampai satu jam, seorang wanita memasuki ruangan Tristan. “Maaf, Pak. Ini berkas yang diminta …” wanita itu tak meneruskan kalimatnya, dia terkejut melihat Tristan yang duduk di kursi dibalik meja kerja Direktur tim retail. Kezia Devira sama sekali tidak tahu, kalau Direktur baru Tim Retail adalah tunangannya sendiri, Tristan. Karena saat pengenalan, dia tidak berada di tempat. “Kenapa di mana-mana ada kamu, ha? Mau di rumah, mau di kantor? Apa kau menguntitku?” ketus Tristan kesal. “Aku di sini. Itu karena aku bekerja di sini. Aku sekretaris Direktur Tim Retail. Yang harusnya bertanya itu aku. Sedang apa kau di ruangan Direktur? Duduk di situ lagi? Kalau Direktur melihatmu, tamat riwayatmu,” ketus Kezia Devira, tanpa menunggu jawaban dia langsung saja menarik dan mendorong Tristan keluar ruangan. Adegan itu sontak saja langsung menjadi perhatian semua karyawan. “Kau sedang apa, Jelek? Apa begini caramu menyambut Direktur baru kita, ha?” ketus seorang wanita menatap K

  • Kisah di Balik Waktu   5.

    Arthur Ludwig baru menyadari kesalahan fatalnya. Kesibukannya dalam berkarir membuatnya masa bodoh dengan keluarganya sendiri. Bukan hanya kemampuan dua putranya saja, bahkan kemampuan dua cucunya dia tak tahu. Ya! Dia hanya mendengar laporan dari Ezhar mengenai prestasi yang dicapai Krisna, sedangkan Gavin sama sekali tidak pernah melaporkan prestasi Tristan. “Sekarang aku paham, kenapa Tristan sama sekali tidak tertarik memilih salah satu kotak pun. Dengan kemampuan Tristan, sangatlah mudah untuknya membangun Perusahaan dan menjadikannya nomor satu," ujar sang asisten memberi pendapat. "Kau benar." "Apa Bos menyesal tidak memilih Tristan sebagai pewaris Perusahaan ini?” tanya sang asisten dengan hati-hati sekaligus penasaran. “Sudah aku katakan, pembagian harta goni gini itu adil. Tinggal bagaimana Krisna dan Tristan mengelolahnya! Apa kau pikir aku kakek yang egois, yang mau melihat salah satu hidup cucunya menjadi miskin, ha? Tapi ada bagusnya kalau kotak nomor dua jatuh pad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status