“Perusahaan FJ? Bukankah itu Perusahaan Real Estate bertaraf international? Tidak semua Perusahaan bisa memberikan rekomendasi,” bisik Krisna.
"Bukan hanya itu, bahkan surat rekomendasi saja tak cukup. Mereka akan tetap menyeleksi sesuai aturan," Ezhar balik berbisik. "Apa ayah ingin menunjukkan pada Tristan seberapa besar kekuasaannya?" ujar Zaskia pelan. "Bisa jadi. Bukankah selama ini Tristan sering membangkang?" ujar Ezhar menyetujui pendapat sang istri. Tak mau memendam kekecewaan lebih dalam, Gavin dan Mikha memilih mengikuti Tristan pindah hari itu juga. Langkah kaki Tristan terhenti dan menatap Kazia, “Apa kau mau tinggal dan menikah dengan kakekku?” Kezia menggelengkan kepalanya dan langsung saja mengekor dibelakang Tristan. Mobil Tristan meninggalkan rumah keluarga Ludwig, menuju rumah yang diberikan sang kakek padanya. Begitu tiba ditempat tujuan, Tristan menatap rumah mewah itu. Apa ini yang disebut rumah tua? Yang benar saja! Meskipun sudah lama tak ditempati, tapi Arthur menugaskan lima orang untuk mengurus dan membersihkan rumah itu secara rutin. Jadi sama sekali tak pantas disebut rumah tua. Mata Kezia menyipit, dia kemudian membetulkan posisi kacamata hingga membuatnya dapat melihat jelas penampakan rumah itu. Kedatangan Tristan dan Kezia yang mendadak, sontak saja membuat para pelayan terkejut. Keterkejutan Kepala Pelayan langsung hilang, ketika Arthur menelepon dan memberitahu semuanya. Kepala pelayan yang bahkan lebih tua dari Arthur Ludwig langsung menyambut kedatangan pemilik barunya. Sesuai perintah Arthur Ludwig, Kepala pelayan mengatur kamar Tristan dan Kezia berdampingan di lantai dua. Sedangkan Gavin dan Mikha menempati kamar utama dilantai satu. Kezia Devira membaringkan tubuhnya di atas kasur, matanya menatap langit-langit kamar yang kini ditempatinya. Cukup lama merenung, akhirnya Kezia meraih ponsel dari saku kemejanya dan menelepon. “Bagaimana? Apa kau berhasil memasuki rumah keluarga Ludwig?” terdengar suara wanita dari seberang. “Iya.” “Apa kau tidak takut ketahuan? Itu sangat berbahaya, Kezia." “Ini satu-satunya cara untuk masuk ke keluarga Ludwig. Apapun yang terjadi, Aku harus bisa mengungkap kebenaran dibalik kecelakaan ibuku, hingga membuatnya koma. Hanya saja aku tak pernah menyangka justru masuk sebagai calon tunangan Tristan.” “Apa? Calon tunangan?” “Iya, calon tunangan. Tapi baguslah, karena tersangka utama dalam kecelakaan yang menimpah ibuku adalah dia!” “Apa kau yakin itu Tristan?” wanita dari seberang hanya dapat menarik nafas. “Setengah yakin. Tolong kau rawat ibuku, aku akan mentrasfer semua biaya pengobatannya. Aku tak bisa menemui ibuku. Aku tidak mau menimbulkan kecurigaan bagi keluarga Ludwig.” Ya! Tersesatnya Arthur bukan tanpa disengaja, tapi semua permainan Kezia. Dia mencuri dompet dan ponsel di lokasi yang ditentukan. Lokasi di mana orang baik tak ingin menolong sesama, karena banyaknya kecurangan yang pada akhirnya merugikan pihak penolong. Itulah kenapa saat kejadian tak ada seorangpun yang mau menolong Arthur. Meskipun direndahkan olen manager restoran. *** Keesokan paginya, Tristan tak menemukan satu orangpun. Dia hanya menemukan secarik kertas yang ditinggalkan oleh kepala pelayan. ~Sekarang rumah ini telah memilih pemiliknya, jadi sudah waktunya kami pergi. Tuan Muda Tristan merupakan orang yang paling beruntung. Dibalik kesederhanaan, tersembunyi harta karun berharga.~ Tristan yang sama sekali tidak paham, langsung saja meremas kertas itu kemudian melemparkannya ke tempat sampah. Dengan uang lima ratus juta, sebenarnya cukup untuk membuka usaha kecil-kecilan, tapi Tristan tahu betul, paman dan bibinya tidak akan tinggal diam. Mereka pasti akan menggunakan segala cara untuk membuat usaha Tristan bangkrut dalam sekejap. Memikirkan dampak kedepannya, membuat Tristan langsung melangkah keluar menuju Perusahaan FJ. Dia telah menerima pemberitahuan resmi, Perusahaan FJ menerima berkasnya dan hari ini dia akan di interview untuk jabatan Direktur Tim Retail di sana. Tidak mau terlambat ikut interview, Tristan langsung mengemudikan mobilnya menuju Perusahaan FJ. Namun, satu hal penting yang dia lupakan. Di sana bukan hanya dia dan orang tuanya saja yang tinggal, tapi ada Kezia Devira. Kareka orangtuanya telah berangkat kerja duluan. Alhasil Kezia Devira tak bisa membuka pintu utama. “Ini rumah apa Perusahaan sih? Kenapa system keamanannya agak lain? Kayak menyembunyikan harta karun saja!” umpat Kezia kesal. Smart door loock merupakan kunci pintu digital yang menggunakan kartu sebagai alat untuk membuka pengunci pintunya dan Kezia tidak memilikinya. Tak ada pilihan lain, Kezia memilih jalur jendela. Dengan bermodal nekat, Kezia meloncat jendela dan naik mobil online untuk pergi ke tempat kerja. --- Di Perusahaan FJ. “Tristan Ludwig, kau benar-benar hebat, bisa duduk didepan kami hanya dengan bermodalkan rekomendasi Pak Arthur Ludwig,” ketus salah satu perwakilan HRD. Kalau di Perusahaan lain, orang yang memegang rekomendasi maka akan di hormati, berbeda dengan Perusahaan FJ. Di Perusahaan FJ, setiap orang yang ikut seleksi menggunakan jalur rekomendasi akan diremehkan dan dianggap tak layak bergabung. Meskipun demikian, mereka tetap bekerja professional, menginterview layak tidaknya orang tersebut. “Mana surat rekomendasinya?” “Aku tidak membawa surat rekomendasi, tapi aku membawa ini,” ujar Tristan sambil menunjukkan bukti email Perusahaan FJ.Pria yang semula berdebat dengan Tristan melangkah mendekati orangtua tunangan wanita dan berkata tegas, "Apa kalian yakin mereka dijebak? Dengan kekuasaan yang dimiliki Nona Muda keluarga Dawson, bukankah mudah untuknya membalikkan keadaan? Orang yang membayar dua wanita itu sudah pasti mereka.""Kalian jangan menuduh tanpa bukti akurat, karena dalam hal ini kami juga korban. Kenapa kalian menghakimi kami, semua yang terjadi hasil rekayasa?" protes Kezia kesal.Tiba-tiba pria itu mengambil sesuatu dari saku jas bagian dalam. "Mau bukti, kan? Ok! Aku kasih!" ujar pria itu sambil melemparkan foto-foto Tristan dan Kezia lagi bermesraan."Tidak! Ini bukan kami! Ini hanya hasil editan semata," ujar Kezia ketakutan sekalian bingung.Tangan Tristan terkepal erat, berusaha keras menahan amarahnya. Meskipun bukan foto syur, tapi melihat wajah Kezia yang ketakutan membuat Tristan marah."Silahkan lihat dan putuskan sendiri. Apa foto itu asli ataukah editan," ujar pria itu, Nandito.Tristan mem
Tiba-tiba Tristan berdiri dan mengebrak meja dengan keras.BRAKKK !!!"Tristan ... Tristan ... apa kau pikir dengan mengebrak meja terus bisa mengubah kenyataan? Tidak! Kau tak lebih dari gigolo! Sedangkan si jelek itu? Tidak lebih dari wanita yang haus laki-laki," ujar pria itu tersenyum mengejek. Detik berikutnya dia menatap Kezia, "Sudah berapa pria yang kau tiduri? Oh ya ... berapa kau membayar mereka sekali melayani mu?" pria itu tersenyum mengejek, dia sama sekali tak merespon gebrakan meja Tristan.Melihat wajah Tristan yang tak biasa, Kezia memilih mengikuti sang suami turun dari podium. Dia tak ingin Tristan bertindak gegabah dalam bertindak."Aku mohon, Tristan. Kendalikan amarahmu. Pria itu sengaja memancing emosi mu," bisik Kezia khawatir.Diamnya Tristan justru membuat Kezia semakin khawatir."Menghinaku dalam bentuk apapun, silahkan! Aku sama sekali tak keberatan. Namun, satu hal yang tak bisa aku kompromi, karena kau telah menghina wanita ku, Brengsek! Minta maaf pada K
"Bukankah pasangan itu Tristan Ludwig dan Kezia Devira dari Perusahaan FJ? Perusahaan yang berhasil meraih perhatian Perusahaan Drust?" ujar salah satu tamu undangan."Astaga benar. Aku ingat sekarang. Dasar tak tahu bersyukur, mentang-mentang mendapatkan perhatian khusus dari Perusahaan Drust, terus mereka seenaknya mau merusak hubungan orang lain?" sambung salah satu tamu undangan.Tiba-tiba seorang pria berjas hitam berlari kearah tunangan pria, Irwan. "Bos, gawat.""Gawat kenapa!""Diluar banyak wartawan.""Mereka berani berbuat maksiat, kan? Berarti sudah tahu konsekuensinya! Tarik selimut mereka, biarkan tubuh mereka terpampang jelas. Silahkan foto dan bagikan, biar malu sekalian!" "Jangan ada yang berani menyentuh selimut mereka!" tegas Irwan yang disetujui tunangannya Irene."Kenapa, Nak? Bukankah mereka sudah merusak momen sakral kalian berdua?" "Maaf, Bu. Aku masih punya hati nurani. Jadi biarkan perbuatan maksiat mereka itu menjadi urusan mereka dengan sang pencipta. Baga
"Maaf, Tuan. Dengan kekuasaan yang Tuan miliki, tak mungkin mereka berbuat sesuatu yang nantinya membuat Tuan murka. Jadi menurutku, alangkah baiknya jika mengecek langsung. Siapa tahu hanya terjadi kesalahpahaman di sini," ujar Krisna memberi pendapat."Saya setuju dengan pendapat Pak Ardy. Bagaimana kalau Tuan mengecek langsung kebenarannya," ujar Ardy menyetujui ide Krisna.Tiba-tiba Helena ikut berbicara, "Menurutku sebaliknya, Tuan. Ini suatu kesengajaan.""Apa? Kesengajaan? Maksudmu apa, Brengsek?" geram pria paruh baya itu murka."Dengan penyatuan dua keluarga yang sangat berpengaruh di Indonesia, tentu saja akan berdampak besar dalam dunia bisnis. Bagaimana jika ada sekelompok orang yang sengaja ingin menghancurkan rencana pernikahan Tuan Muda dan Nona Muda. Bukankah sekarang masih tahap tunangan? Jadi mereka berpikir masih memiliki kesempatan untuk menggagalkan rencana pernikahan kedepannya atau justru sebaliknya, ingin melihat kehancuran kedua keluarga besar melalui pernikah
***"Bagaimana hasil penyelidikannya, Ethan?" tanya Tristan begitu tiba di rumah tua pinggiran kota.Ethan menggelengkan kepalanya. "Kalian tidak pernah bertemu sebelumnya.""Terus kenapa nyonya Safira syock ketika melihat ku?" tanya Tristan hampir tak terdengar."Itu kondisi yang wajar bagi seseorang yang baru saja sadar, setelah koma dalam jangka waktu lama," jawab Ethan memberi pendapatan."Sepertinya tak semuda itu, Ethan. Tatapan nyonya Safira seperti menyiratkan sesuatu, tapi aku tak memahami apakah tatapan itu merupakan kebencian atau sebaliknya," jawab Tristan yakin."Apa mungkin itu ada hubungannya dengan mobil mu yang berada di lokasi kecelakaan?" tanya Ethan ikutan bingung."Perasan aku tidak pernah melihat kecelakaan secara langsung, apalagi sampai terlibat ke dalamnya. Kenapa mobilku bisa berada di sana?" tanya Tristan bingung sendiri.Tristan mencoba mengingat-ingat kembali, apakah dia pernah terlibat kecelakaan sebelumnya, tapi dia justru melupakan hal penting itu.Namu
"Terus apa rencanamu selanjutnya, Krisna?" tanya Ardy penasaran."Aku sendiri masih bingung, tapi satu hal yang pasti, setiap rencana ku pasti membutuhkan sosok dibalik layar dan itu kamu," jawab Krisna tersenyum."Selama itu bisa membuat wanita jelek itu terpuruk dan hancur, aku bersedia," tegas Ardy."Ok."___Sementara itu di seberang, Kezia diam terpaku ketika menerima telepon dari seseorang."Siapa yang menelepon? Kenapa kau terdiam?" tanya Tristan menatap sang istri.Apa aku harus mengatakannya pada Tristan?Setelah berpikir panjang, akhirnya Kezia memutuskan membawa serta Tristan menemui seseorang. Dia ingin melihat reaksi sang suami."Kita mau ke mana?" tanya Tristan ketika mobil Kezia melaju dengan cepat."Nanti juga kau akan tahu," jawab Kezia tetap fokus mengemudi."Apa mau mengambil hasil lap? Atau kau mendapat kabar tentang ibumu?" tanya Tristan ketika mobil Kezia parkir di rumah sakit."Ikut saja, nanti juga kau tahu," jawab Kezia dan langsung mengajak sang suami memasuk