Share

3.

Author: Yully Kawasa
last update Last Updated: 2025-06-01 11:18:21

“Perusahaan FJ? Bukankah itu Perusahaan Real Estate bertaraf international? Tidak semua Perusahaan bisa memberikan rekomendasi,” bisik Krisna.

"Bukan hanya itu, bahkan surat rekomendasi saja tak cukup. Mereka akan tetap menyeleksi sesuai aturan," Ezhar balik berbisik.

"Apa ayah ingin menunjukkan pada Tristan seberapa besar kekuasaannya?" ujar Zaskia pelan.

"Bisa jadi. Bukankah selama ini Tristan sering membangkang?" ujar Ezhar menyetujui pendapat sang istri.

Tak mau memendam kekecewaan lebih dalam, Gavin dan Mikha memilih mengikuti Tristan pindah hari itu juga.

Langkah kaki Tristan terhenti dan menatap Kazia, “Apa kau mau tinggal dan menikah dengan kakekku?”

Kezia menggelengkan kepalanya dan langsung saja mengekor dibelakang Tristan.

Mobil Tristan meninggalkan rumah keluarga Ludwig, menuju rumah yang diberikan sang kakek padanya.

Begitu tiba ditempat tujuan, Tristan menatap rumah mewah itu.

Apa ini yang disebut rumah tua? Yang benar saja!

Meskipun sudah lama tak ditempati, tapi Arthur menugaskan lima orang untuk mengurus dan membersihkan rumah itu secara rutin.

Jadi sama sekali tak pantas disebut rumah tua.

Mata Kezia menyipit, dia kemudian membetulkan posisi kacamata hingga membuatnya dapat melihat jelas penampakan rumah itu.

Kedatangan Tristan dan Kezia yang mendadak, sontak saja membuat para pelayan terkejut.

Keterkejutan Kepala Pelayan langsung hilang, ketika Arthur menelepon dan memberitahu semuanya.

Kepala pelayan yang bahkan lebih tua dari Arthur Ludwig langsung menyambut kedatangan pemilik barunya.

Sesuai perintah Arthur Ludwig, Kepala pelayan mengatur kamar Tristan dan Kezia berdampingan di lantai dua.

Sedangkan Gavin dan Mikha menempati kamar utama dilantai satu.

Kezia Devira membaringkan tubuhnya di atas kasur, matanya menatap langit-langit kamar yang kini ditempatinya.

Cukup lama merenung, akhirnya Kezia meraih ponsel dari saku kemejanya dan menelepon.

“Bagaimana? Apa kau berhasil memasuki rumah keluarga Ludwig?” terdengar suara wanita dari seberang.

“Iya.”

“Apa kau tidak takut ketahuan? Itu sangat berbahaya, Kezia."

“Ini satu-satunya cara untuk masuk ke keluarga Ludwig. Apapun yang terjadi, Aku harus bisa mengungkap kebenaran dibalik kecelakaan ibuku, hingga membuatnya koma. Hanya saja aku tak pernah menyangka justru masuk sebagai calon tunangan Tristan.”

“Apa? Calon tunangan?”

“Iya, calon tunangan. Tapi baguslah, karena tersangka utama dalam kecelakaan yang menimpah ibuku adalah dia!”

“Apa kau yakin itu Tristan?” wanita dari seberang hanya dapat menarik nafas.

“Setengah yakin. Tolong kau rawat ibuku, aku akan mentrasfer semua biaya pengobatannya. Aku tak bisa menemui ibuku. Aku tidak mau menimbulkan kecurigaan bagi keluarga Ludwig.”

Ya! Tersesatnya Arthur bukan tanpa disengaja, tapi semua permainan Kezia. Dia mencuri dompet dan ponsel di lokasi yang ditentukan.

Lokasi di mana orang baik tak ingin menolong sesama, karena banyaknya kecurangan yang pada akhirnya merugikan pihak penolong.

Itulah kenapa saat kejadian tak ada seorangpun yang mau menolong Arthur. Meskipun direndahkan olen manager restoran.

***

Keesokan paginya, Tristan tak menemukan satu orangpun. Dia hanya menemukan secarik kertas yang ditinggalkan oleh kepala pelayan.

~Sekarang rumah ini telah memilih pemiliknya, jadi sudah waktunya kami pergi. Tuan Muda Tristan merupakan orang yang paling beruntung. Dibalik kesederhanaan, tersembunyi harta karun berharga.~

Tristan yang sama sekali tidak paham, langsung saja meremas kertas itu kemudian melemparkannya ke tempat sampah.

Dengan uang lima ratus juta, sebenarnya cukup untuk membuka usaha kecil-kecilan, tapi Tristan tahu betul, paman dan bibinya tidak akan tinggal diam.

Mereka pasti akan menggunakan segala cara untuk membuat usaha Tristan bangkrut dalam sekejap.

Memikirkan dampak kedepannya, membuat Tristan langsung melangkah keluar menuju Perusahaan FJ.

Dia telah menerima pemberitahuan resmi, Perusahaan FJ menerima berkasnya dan hari ini dia akan di interview untuk jabatan Direktur Tim Retail di sana.

Tidak mau terlambat ikut interview, Tristan langsung mengemudikan mobilnya menuju Perusahaan FJ.

Namun, satu hal penting yang dia lupakan. Di sana bukan hanya dia dan orang tuanya saja yang tinggal, tapi ada Kezia Devira.

Kareka orangtuanya telah berangkat kerja duluan.

Alhasil Kezia Devira tak bisa membuka pintu utama.

“Ini rumah apa Perusahaan sih? Kenapa system keamanannya agak lain? Kayak menyembunyikan harta karun saja!” umpat Kezia kesal.

Smart door loock merupakan kunci pintu digital yang menggunakan kartu sebagai alat untuk membuka pengunci pintunya dan Kezia tidak memilikinya.

Tak ada pilihan lain, Kezia memilih jalur jendela.

Dengan bermodal nekat, Kezia meloncat jendela dan naik mobil online untuk pergi ke tempat kerja.

---

Di Perusahaan FJ.

“Tristan Ludwig, kau benar-benar hebat, bisa duduk didepan kami hanya dengan bermodalkan rekomendasi Pak Arthur Ludwig,” ketus salah satu perwakilan HRD.

Kalau di Perusahaan lain, orang yang memegang rekomendasi maka akan di hormati, berbeda dengan Perusahaan FJ.

Di Perusahaan FJ, setiap orang yang ikut seleksi menggunakan jalur rekomendasi akan diremehkan dan dianggap tak layak bergabung.

Meskipun demikian, mereka tetap bekerja professional, menginterview layak tidaknya orang tersebut.

“Mana surat rekomendasinya?”

“Aku tidak membawa surat rekomendasi, tapi aku membawa ini,” ujar Tristan sambil menunjukkan bukti email Perusahaan FJ.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kisah di Balik Waktu   10.

    “Maaf, acara ini disiapkan untuk penyambutan dan syukuran kakekku selamat dari maut. Bukannya ajang pengesahan warisan!” ketus Krisna pura-pura tak senang.Bukannya menjawab, tapi sang notaris menatap pengacara Arthur meminta kejelasan sekaligus kepastian.“Tapi ini murni keinginan kakekmu, Tuan Muda. Maaf,” jawab sang pengacara menunduk hormat.Krisna mendekati Arthur yang duduk di kursi roda, “Apa benar ini keinginan, Kakek?”Arthur berusaha mengeluarkan suara, tapi semua justru bingung dengan apa yang dikatakannya.“Kalau itu murni keinginan Kakek, maka kami tak punya pilihan. Silahkan diteruskan,” ujar Krisna menarik nafas panjang, seolah tak ikhlas.Ezhar mendorong kursi roda sang ayah, mendekati notaris yang berdiri di atas panggung.“Sesuai pilihan masing-masing, maka Krisna Ludwig berhak atas kotak nomor satu. Kami undang Tuan Muda Krisna untuk maju kedepan guna penandatanganan berkas secara resmi.”Krisna naik ke panggung dan menandatangani berkas yang disodorkan kepadanya.N

  • Kisah di Balik Waktu   9.

    Bukannya menjawab, Ezhar justru melangkah maju mendekati sang putra, tiba-tiba .... PLAKKK !!! Darah segar mengalir dari sudut bibir kiri Krisna, akibat tamparan sang ayah. "Ayah tak menyangka selama ini telah membesarkan serigala berbulu domba! Apa salah kakekmu, ha?" bentak Ezhar murka. Krisna tertawa, "Ayah ... Ayah ... aku hanya mengikuti jejak kakek, menggunakan segala cara untuk mempertahankan apa yang harusnya menjadi milikku!" "Kau?" Ezhar terkejut. "Apa ayah ingin melihat aku hidup miskin, karena ulah pria tua brengsek itu, ha? Aku tidak ingin berada dibawah perintah Tristan! Tidak akan pernah!" geram Krisna marah. "Apa yang dikatakan putramu benar, Ezhar. Pria tua itu pasti ingin mengubah wasiatnya didepan semua orang! Kalau tidak? Untuk apa dia membawa kembali keluarga Gavin ke rumah? Bahkan menyiapkan pesta termegah yang belum pernah ada dalam keluarga Ludwig!" ujar Zaskia. "Jadi selama ini, Kau tahu perbuatan putramu?" Ezhar kembali terkejut. "Tidak! Tapi aku juga

  • Kisah di Balik Waktu   8.

    Didepan mereka bukanlah sosok yang tegap, tegas, dan arogan. Tapi sebaliknya, hanyalah sesosok pria lemah yang terbaring tanpa daya dengan perban yang menutupi bagian-bagian tertentu tubuhnya. "Kakek." "Kalian jangan khawatir, masa kritis Tuan Arthur sudah lewat," ujar sang dokter ketika melihat kecemasan dari wajah keluarga Ludwig. "Tapi kenapa kakek belum sadar juga, dokter?" tanya Krisna. "Itu karena pengaruh obat bius. Kakekmu akan sadar sekitar delapan jam," jawab sang dokter. Dengan setia keluarga Ludwig menunggu Arthur sadar. Benar saja setelah delapan jam menunggu, akhirnya Arthur menunjukkan tanda-tanda kesadaran. “Kakek, akhirnya kau sadar juga.” Samar-samar Arthur mendengar suara cucunya, dia membuka mata. Di sana anak dan cucunya lengkap beserta calon menantunya. Dimana aku? Apa ini artinya aku tidak meninggal pada saat kecelakaan terjadi? Arthur ingat jelas, ketika sebuah truk yang tiba-tiba muncul dari arah berlawanan dan menabrak mobilnya, hingga

  • Kisah di Balik Waktu   7.

    *** Pukul 19.00 Wita, keluarga besar Ludwig sudah berkumpul sesuai permintaan Arthur. Bukan itu saja, tamu undangan juga telah berada di rumah keluarga Ludwig. Begitupun dengan notaris yang dipercayakan Arthur untuk menangani masalah warisan. "Kenapa kakekmu belum sampai? Apa terjadi sesuatu?" ujar Gavin cemas. "Kau benar. Bukankah ayah selalu tepat waktu? Mudah-mudahan saja karena jalanan macet," sambung Mikha ikut khawatir. "Kenapa ayah dan ibu mau diajak kembali ke neraka ini?" protes Tristan. "Sudahlah, Tristan. Berilah satu kesempatan kakekmu untuk berubah. Beliau ingin menebus kebersamaan yang hilang selama bertahun-tahun," Gavin memberi nasehat pada sang putra. "Terus apa ayah juga memikirkan perasaan ibu, ketika paman dan bibi merendahkannya? Bukankah tidak? Ayah justru diam, kan? Dan aku muak dengan sikap ayah!" ketus Tristan kesal. Gavin menundukkan kepalanya. Mikha mengelus pundak putranya dengan penuh kasih sayang, "Jangan bahas masa lalu. Ayahmu juga b

  • Kisah di Balik Waktu   6.

    Tidak sampai satu jam, seorang wanita memasuki ruangan Tristan. “Maaf, Pak. Ini berkas yang diminta …” wanita itu tak meneruskan kalimatnya, dia terkejut melihat Tristan yang duduk di kursi dibalik meja kerja Direktur tim retail. Kezia Devira sama sekali tidak tahu, kalau Direktur baru Tim Retail adalah tunangannya sendiri, Tristan. Karena saat pengenalan, dia tidak berada di tempat. “Kenapa di mana-mana ada kamu, ha? Mau di rumah, mau di kantor? Apa kau menguntitku?” ketus Tristan kesal. “Aku di sini. Itu karena aku bekerja di sini. Aku sekretaris Direktur Tim Retail. Yang harusnya bertanya itu aku. Sedang apa kau di ruangan Direktur? Duduk di situ lagi? Kalau Direktur melihatmu, tamat riwayatmu,” ketus Kezia Devira, tanpa menunggu jawaban dia langsung saja menarik dan mendorong Tristan keluar ruangan. Adegan itu sontak saja langsung menjadi perhatian semua karyawan. “Kau sedang apa, Jelek? Apa begini caramu menyambut Direktur baru kita, ha?” ketus seorang wanita menatap K

  • Kisah di Balik Waktu   5.

    Arthur Ludwig baru menyadari kesalahan fatalnya. Kesibukannya dalam berkarir membuatnya masa bodoh dengan keluarganya sendiri. Bukan hanya kemampuan dua putranya saja, bahkan kemampuan dua cucunya dia tak tahu. Ya! Dia hanya mendengar laporan dari Ezhar mengenai prestasi yang dicapai Krisna, sedangkan Gavin sama sekali tidak pernah melaporkan prestasi Tristan. “Sekarang aku paham, kenapa Tristan sama sekali tidak tertarik memilih salah satu kotak pun. Dengan kemampuan Tristan, sangatlah mudah untuknya membangun Perusahaan dan menjadikannya nomor satu," ujar sang asisten memberi pendapat. "Kau benar." "Apa Bos menyesal tidak memilih Tristan sebagai pewaris Perusahaan ini?” tanya sang asisten dengan hati-hati sekaligus penasaran. “Sudah aku katakan, pembagian harta goni gini itu adil. Tinggal bagaimana Krisna dan Tristan mengelolahnya! Apa kau pikir aku kakek yang egois, yang mau melihat salah satu hidup cucunya menjadi miskin, ha? Tapi ada bagusnya kalau kotak nomor dua jatuh pad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status