Share

Bab 281

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-12-02 19:46:18

"Indra, kami ini adiknya!" teriak Tri akhirnya.

Dia mulai emosi mendengar apa yang Indra katakan. Kata-kata itu seolah menyentuh emosionalnya.

"Aku tahu," jawab Indra dengan santai.

"Waktu Kak Seva meninggal, kami memang sedang sibuk. Dan haruskah kamu melarang kami untuk mendatangi makamnya?" tanya Tri dengan nafas terengah-engah, jelas kalau dia sedang emosi.

Indra menghela nafas berat. "Ibu dikuburkan di Jasmine Hills, blok AG 28. Silakan datang kesana. Maaf, aku matikan telepon ini, sudah malam dan kami mau istirahat."

Indra sengaja hanya menyebutkan tempat pemakaman sang ibu.

"Indra tunggu!" teriak Tri.

"Ada apa lagi, Tan? Aku sibuk."

"Mana alamat tinggal kalian?"

"Bukankah Tante ingin mendatangi makam ibu? Kami tidak memakamkan ibu di rumah, Tan. Silakan datang saja ke alamat yang aku sebutkan tadi," jawab Indra.

"Untuk apa kami ke makam? Kak Seva juga tidak akan bisa bangkit lagi untuk menandatangani suratnya!" bentaknya.

"Tadi, tante bilang datang kesini untuk menemui Ibu."

"K
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 345

    “Bagaimana orangnya, Bu?” tanya Indra.Hatinya mulai merasa tidak tenang.“Dia tinggi seperti kamu, juga mungkin seumuran dengan kamu. Dia datang dengan sepeda motor, hanya mampir sebentar saja nanya kamu sekarang dimana setelah itu pergi,” jawab Bu Nisa.“Tidak ada ciri-ciri lain?”“Ibu gak terlalu memperhatikan, Nak. Masa tamu datang malah ibu pelototi,” kekeh Bu Nisa.Wanita itu tampak begitu tenang dan santai. Bahkan tidak ada emosi ketika menceritakan bagaimana Tomy mengambil semua yang mereka miliki. Beruntungnya hanya tinggal satu rumah ini yang menjadi tempat berlindung mereka.Bu Nisa tidak pernah curiga dengan orang lain, dia juga tidak menaruh curiga apapun kepada lelaki yang datang mengaku sebagai teman Indra.“Memangnya ada apa? Kenapa kamu bertanya?” tanya Bu Nisa akhirnya.Mungkin beliau baru teringat kalau Indra adalah manusia yang penuh dengan masalah.“Gapapa, Bu. Hanya nanya.”“Sepertinya kamu datang kesini bukan karena merindukan Ibu dan bapak seperti yang kamu kat

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 344

    “Maaf, tangan kamu jadi basah,” ujar Andira yang merasa malu.Hasan hanya mengangguk, dia kembali membungkam mulut Dira dengan ciuman yang hangat dan penuh gairah. Ciuman yang lebih menuntut, hingga akhirnya Hasan mengarahkan miliknya ke dalam milik Dira.“Aku akan pelan-pelan. Bilang padaku kalau kamu tidak nyaman,” ucap Hasan.Dira hanya mengangguk.Ketika milik Hasan merangsek masuk ke dalam miliknya, Dira memejamkan matanya. Rasanya begitu nikmat dan dia merasa seluruh tubuhnya bergetar hebat.“Sakit?” tanya Hasan.Hasan begitu takut kalau dia akan mengganggu anak yang ada dalam kandungan Dira.Dira menggeleng. “Gak, tapi enak.”Hasan mulai menggerakkan pinggulnya, dari ritme yang rendah hingga kecepatannya bertambah, tapi masih stabil. Hasan sangat menjaga perut Dira, dia sangat berhati-hati tidak mau menyakiti kandungan Dira.“Ahhhh.” Akhirnya Hasan dan Dira melenguh bersamaan, keduanya mencapai puncaknya secara bersamaan.Hasan memeluk Dira dengan erat sebelum menarik dirinya d

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 343

    “Kamu gak punya pacar?” tanya Dira kepada Hasan.Sepertinya beberapa hari menikah masih belum membuat Dira yakin dan mengenal Hasan. Dia takut jatuh cinta begitu cepat kepada Hasan.“Gak. Tapi, punya istri,” jawab Hasan.“Terus kenapa menikah denganku kalau punya istri?”“Sebelum menikah, aku gak punya. Sekarang aku punya istri, dan itu kamu.”Wajah Dira bersemu merah, dia malu tapi sekaligus senang mendengarnya. Inilah yang membuatnya tidak yakin kalau tidak jatuh cinta kepada Hasan. Lelaki itu selalu bisa membuatnya tertawa dan senang.“Juna,” panggil Salsa.“Disini, Kak.”Salsa masuk ke kamar Dira, melihat Juna sedang bermain dengan Hasan.“Juna, makanannya sudah siap. Makan dulu ya,” ajak Salsa.Juna mengangguk dan langsung minta sang ibu untuk menggendongnya. Juna juga langsung melambaikan tangan kepada Dira dan Hasan.“Terima kasih ya sudah bantu jagain,” ujar Salsa kepada adik iparnya itu.“Iya kak. Juna paling suka bermain sama Hasan, kalau kakak sibuk titip sini aja.”Salsa m

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 342

    Aliman memalingkan wajahnya. Mayra benar-benar ceplas ceplos, atau mungkin dia pikir Indra sendirian yang ada disana.“Kerjasama kita sudah berakhir, seharusnya kita tidak ada hubungan apapun lagi,” ujar Indra sambil memijat pelipisnya.Rasanya ini bukan kebetulan belaka. Indra merasa ini memang ada yang merencanakan, pesan gelap, jaringan kantor yang coba diretas dan sekarang kehadiran Mayra dengan ancamannya.“Itu bagi Pak Indra, bagi saya beda. Bagaimana saya bisa melupakan saya yang masih berdenyut-denyut ini?” tanya Mayra.“Bu Mayra, saya punya istri.”“Saya tahu, saya tidak akan mengganggu istri Pak Indra. Dulunya, pak Indra kan sama seperti gigolo, masa sekarang langsung setia,” kekeh Mayra.“Siapa kamu sebenarnya?” tanya Indra akhirnya.Sebab, tidak banyak orang yang mengetahui masa lalunya yang bekerja menjadi terapis lelaki yang melayani pelanggan wanita kesepian. Dan sepanjang yang Indra ingat, pelanggannya hanya dua orang saja, yaitu Marisa dan Gresa.Apakah sebenarnya May

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 341

    "Beneran di tembak?" tanya Indra seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat.Rudi mengangguk. "Iya. Kan disana berhenti artinya mati.""Gak mau dituntut?" tanya Indra."Tidak perlu. Aku hanya ingin hidup normal saja. Bisa keluar dari sana sudah cukup."Indra paham, pastinya setiap manusia memiliki rasa lelahnya."Baiklah, jangan pikirkan biaya. Yang penting Rudi kembali sehat," ujar Indra.Lita mengucapkan terima kasih. Lagi-lagi, disaat seperti ini Indra lah yang menjadi penolong."Setelah Rudi sembuh, kalian mau kemana?" tanya Indra."Aku tidak tahu. Aku hanya akan mengikuti kemana Rudi pergi.""Oke.""Apa kabar dokter Salsa?" tanya Lita pelan."Baik. Dia ada di rumah, kalau dia tahu kamu disini, dia pasti akan datang," jawab Indra."Gak ada niat buka klinik lagi?" tanya Lita."Sepertinya tidak. Dia sedang menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga.""Semoga kalian selalu bahagia."Indra meninggalkan Rudi dan Lita yang sedang bersiap untuk menuju ke ruangan perawatan.Tembakan

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 340

    "Indra..." panggil Aliman setelah semua sudah selesai sarapan.Indra sudah bersiap untuk berangkat kerja, sedangkan Hasan hari ini masih libur. Dia masih menghabiskan sisa cuti menikahnya."Iya, Pa.""Mulai besok, kamu latiu Hasan untuk jadi pemimpin sebuah perusahaan ya. Kalian gak cocok kalau jadi atasan dan bawahan," sambung Aliman."Siap, Pa. Tapi, aku harus cari penggantinya dulu, Pa. Gak bisa ujug-ujug langsung ganti," jawab Indra."Iya, Papa tahu."Andira menatap sang ayah. Padahal baru beberapa hari Hasan menjadi suaminya, ayahnya sudah memiliki rencana sendiri."Dira gimana, Pa?" tanya Dira."Kamu kenapa? Mau kerja? Kamu kan masih harus menyelesaikan kuliahmu.""Maksudku, kalau Hasan terlalu sibuk siapa yang akan temani aku ke kampus? Boleh gak minta waktu sampai aku lulus, Hasan baru pindah kerjanya?" tanya Dira.Aliman mengangguk. Di tahu, anaknya ini sudah merasa cocok kepada Hasan."Bagaimana dengan Hasan?" tanya Aliman."Kalau aku boleh minta, aku akan menemani Dira samp

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status