Share

Bab 50

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-27 09:08:06

“Jadi, kau tetap tidak berguna?” tanya Bella, suaranya menusuk, penuh kepuasan.

Indra menghela napas berat, tapi tangannya tetap tenang—mengangkat sendok, menyuapkan siomay ke mulutnya. Ia tidak menatap mereka. Tidak bereaksi. Baginya, mereka sudah bukan bagian dari hidupnya. Hanya bayangan yang kebetulan lewat.

“Dasar mokondo! Diceraikan istri, malah makin jadi gembel! Kasihan sekali,” ujar Gio dengan nada sombong. Ia tertawa kecil, lalu melemparkan selembar uang lima puluh ribu ke atas meja kayu di depan Indra.

Penjual siomay itu langsung menoleh, wajahnya bingung. Matanya bolak-balik antara Gio yang berdiri tegak dengan Indra yang duduk santai.

Tapi Indra hanya tersenyum tipis. Tidak marah. Tidak malu. Hanya tenang.

“Mang, uangnya buat Mamang aja. Atau kalau gak mau, buang aja,” kata Indra pelan, tanpa menoleh ke Gio.

“Ih, sok sombong! Sok gak mau! Lima puluh ribu itu lumayan, loh, buat makan beberapa hari,” hardik Bella, suaranya melengking.

“Aku tidak butuh uang kalian,” jawab In
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 249

    "Ada apa ini?" tanya Indra ketika melihat banyak polisi yang berada di depan rumahnya.Indra baru saja kembali dari kebun, memantau kebun-kebun yang ditinggalkan neneknya.Indra segera turun dari mobilnya, dia melihat keadaan sekeliling yang tampak tegang.Salsa sedang menghadapi polisi yang tampaknya sedang investigasi."Sayang," panggil Indra kepada Salsa."Ini suami saya," ucap Salsa sambil menunjuk Indra."Ada apa ini?" tanya Indra."Langsung bawa ke kantor polisi!" ujar salah seorang diantara mereka yang sepertinya adalah komandanya."Apa-apaan ini?" Indra memberontak, menolak untuk dibawa.Dia saja tidak tahu menahu masalahnya apa. Tiba-tiba saja ditangkap. Polisi seolah sangat menyukainya."Stop!" teriak Salsa. "Saya yakin suami saya bukan pelakunya. Kalian salah orang!""Semuanya nanti dijelaskan di kantor saja, Bu."Indra semakin bingung, dia menatap Salsa meminta penjelasan, tapi wajah wanita itu sudah penuh kabut air mata melihat suaminya kembali digelandang polisi."Bisa

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 248

    Indra tersentak mendengar apa yang dikatakan oleh Aliman. Ini sungguh diluar prediksinya. Dan dia tidak pernah berpikir akan mendengar permintaan itu.“Menikah?”“Iya. Izinkan Papa menikah dengan Ibumu.”Pernahkan terbayangkan seseorang meminta izin kepadamu untuk menikahi ibumu? Mungkin, sebagian orang tidak akan pernah membayangkannya.Begitu juga dengan Indra.Dia seorang anak, apa memang ibunya ingin melakukan sesuatu harus izin darinya? Sedangkan ibunya masih mampu untuk memutuskan sendiri. Dan dia bukan anak kecil yang masih bergantung pada orang tua.Dia sudah dewasa, bahkan sudah memiliki anak.“Sudah bahas sama ibu?” tanya Indra kemudian setelah degup jantungnya mulai normal.“Belum.”“Kenapa harus mengatakan kepadaku lebih dulu, harusnya dibahas bersama Ibu. Karena, aku sama sekali tidak pernah tahu apa yang telah kalian rencanakan dulu,” jawab Indra.“Karena, Papa ingin izin darimu terlebih dahulu nanti baru akan Papa bahas dengan Seva.”Indra terdiam, dia kembali menatap l

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 247

    “Baby, aku sangat mengantuk,” ucap Budi.Bukan dia tidak menginginkan tubuh Yumna, karena tubuh itu sudah menjadi candu baginya. Tapi, Budi baru saja menyelesaikan proyek bukunya, begadang beberapa malam demi selesai tepat waktu.Buku akan segera masuk cetak.“Kamu diam saja, biar aku yang bekerja,” jawab Yumna.“Ah, terserah padamu saja, Sayang.”Budi mulai merasakan Yumna memasukkan miliknya dan kemudian gadis itu menggoyang goyangkan pinggulnya. Yumna seperti orang yang berbeda.Hari ini, dia begitu beringas dan cepat.“Ada apa denganmu, Yumna?” tanya Budi di sela-sela desahannya.“Aku hanya ingin memuaskanmu,” jawab Yumna.Budi hanya mengangguk, kantuk yang tadi hinggap, kini benar-benar hilang. Dia melihat kedua dada Yumna bergerak turun naik seperti Ritme yang seirama.**“Suasana disini dingin ya. Lebih sejuk.”Suara seseorang mendekati Indra yang sedang duduk di samping rumah neneknya seorang diri, rokok di tangan tapi tidak menyala.Indra duduk di halaman samping menghadap p

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 246

    Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi Yumna yang baru saja kembali ke rumah setelah beberapa hari di luar.Tentu saja, sekarang Yumna lebih banyak memilih hidup bersama dengan Budi. Baginya, Budi lebih menghargainya daripada di rumahnya sendiri.“Untuk apa kau ke desa Indra?” tanya Karisa.Kali ini yang menyambutnya bukan Yulia ataupun Tomy, melainkan Karisa. Orang yang selama ini dia tahu adalah kakaknya, tapi pada kenyataannya sepertinya dia salah, Karisa bukanlah kakak kandungnya.Yumna tersenyum miring. Sekarang dia juga baru sadar mengapa semua perusahaan dibawah nama Karisa. Sedangkan dia hanya diberikan kesempatan memimpin perusahaan.Bukan karena dia liar, tapi lebih karena dia bukanlah anak kandung Tomy. Selama ini, Tomy memberikan alasan karena Yumna masih terlalu muda, mudah terbawa suasana dan mudah dimanfaatkan orang lain.“Aku hanya main, Kak.”“Tidak ada tempat lain kah untuk tempat kau bermain?”“Aku suka tempatnya,” jawab Yumna.“Jangan gila! Kau tahu siapa Indra, ka

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 245

    "Dokter Aliman?" tanya Indra tidak percaya menatap seorang lelaki paruh baya di depan pagar rumahnya."Hai, Indra."Indra masih membeku, seolah dia tidak yakin kalau lelaki di depannya adalah dokter Aliman, ayah kandungnya.Waktu mereka bertemu, dokter Aliman tampak tidak peduli dengan semua ceritanya.Dia bahkan sudah berhenti berharap. Tapi, hari ini lelaki itu tiba-tiba datang."Sayang, siapa yang datang?" tanya Salsa yang sedang menggendong Juna."Dokter Aliman," jawab Indra lirih."Kenapa gak dibuka pintunya?"Indra tersentak, dia baru sadar kalau sedari tadi dia belum mempersilakan dokter Aliman masuk."Ah, maaf."Indra mempersilakan Aliman masuk, berkali-kali Indra mencubit lengannya sendiri untuk memastikan kalau ini bukanlah mimpi.Aliman menatap ke sekeliling, dia belum menemukan keberadaan Seva disana."Aku akan panggilkan ibu," ujar Indra akhirnya setelah Aliman duduk di ruang tamu."Terima kasih."Salsa menemani Aliman di ruang tamu. Juna diletakkan di dalam stroller."Si

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 244

    “Selamat ya,” ucap Aliman kepada putri bungsunya itu yang baru saja selesai tampil di acara pentas seni sekolahnya.Hari ini adalah ulang tahun sekolahnya, orang tua diundang. Dan Amara tentu saja memaksa sang ayah untuk hadir, kalau tidak dia akan ngambek, namanya anak bontot.“Terima kasih, Papa.”Setelah dari sekolah Amara, Aliman akan langsung ke rumah sakit. Dia akan menyerahkan sampel untuk tes kecocokan antara dia dan Indra.Dia tidak akan bisa mengakui sembarangan orang sebagai anaknya.“Pa, aku tidak setuju Papa jadi menteri,” ujar Amara saat dalam perjalanan pulang.Bukan sekali atau dua kali, bahkan hampir setiap hari Amara mengatakan itu. Dia tidak setuju kalau sang ayah jadi menteri, karena dia yakin ayahnya akan sangat sibuk.“Hmm.”“Aku serius, Pa.”“Kalau misalnya tiba-tiba kamu dan Dira memiliki seorang kakak lelaki gimana? Kamu mau menerimanya gak?” tanya Aliman.“Papa mau nikah lagi?” suara Amara mulai meninggi.“Papa bilang bukan Mama baru, tapi kakak laki-laki.”“

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status