Arshima terus ditarik oleh Monica menuju Mobil mereka yang berada di parkiran cafe. Monica melepas tangan Arshima, lalu menatapnya dengan penuh selidik.
"Siapa cowok tadi?" tanya Monica selepas ia melepaskan genggaman tangannya pada Arshima.
"Cowok yang mana?" Arshima berpura-pura tidak paham akan maksud dari pertanyaan Monica.
"Nggak usah ngeles. Cowok yang sedari tadi lo pelototin," ucap Monica seraya mendorong kepala Arshima dengan pelan.
"Em-mh i-itu...gue nggak kenal," Arshima berusaha mengelak, lalu mengalihkan pandangannya.
"Nggak usah bohong begitu. Gue tau, kalau lo pasti menyembunyikan sesuatu dari gue," desak Monica kepada Arshima.
Arshima semakin salah tingkah, bila ditatap seperti itu oleh Monica. Ia memang tidak menceritakan tentang Rendra. Sewaktu dulu baru datang di Amerika, dan baru mengenal Monica. Arshima hanya bilang, dirinya ingin menenangkan diri dari semua drama yang pernah ia alami di Indonesia.
Disaat Arshima merasa bingung, dan harus menjelaskan apa kepada Monica. Tiba-tiba saja Rendra berlari kearah, dimana Arshima berada sekarang. Arshima tidak menyangka, bila Rendra masih mengenali dan menyusul ia keluar dari cafe.
Sekali lagi, Arshima di buat tercengang oleh pesona Rendra. Rendra yang memakai kemeja biru dengan lengan yang di lipat keatas sampai siku. Membuat Rendra terlihat lebih tampan nan gagah. Arshima diam terpaku tidak percaya, Rendra kini berada di hadapan matanya. Jantung Arshima kembali berdetak lebih cepat, dan perasaannya kembali gelisah tidak karuan. Ingin kabur dan menghilang dari sana. Namun Arshima ingat, bahwa ia tidak memiliki jurus Hiraishin no jutsu, yang sering di gunakan oleh Minato di serial anime yang biasa ia tonton.
"Di panggil tuh, sama cowok tampan tadi. Jangan melamun mulu!" ucap Monica seraya menyenggol lengan Arshima. Tindakan Monica barusan menyadarkan Arshima dari rencananya yang ingin menggunakan Jutsu itu. Yang ia tidak tahu, entah berhasil apa tidak.
"Eh! I-iya a-ada apa?" jawab Arshima gugup.
"Noh, cowoknya sudah mendekat. Gue tunggu di mobil, dan lo punya hutang penjelasan sama gue," bisik Monica di dekat telinga Arshima. Dan itu membuat Arshima merasa semakin gugup. Karena ia harus berhadapan dengan Rendra secara langsung.
Kini Rendra benar-benar sudah berada di hadapan Arshima. Mereka saling bertukar pandang dalam diam dan pikiran masing-masing. Kemudian Arshima menundukkan kepala. Karena tidak tahan di tatap oleh Rendra dengan begitu dekat dan lekat.
Rendra tersenyum, saat melihat wajah Arshima tersipu malu seperti itu. Ada rasa yang begitu melegakan di hati, yang selama ini berkabut dalam gelap dan begitu sunyi.
"Hai!" ucap Rendra membuka keheningan di antara mereka.
"Hai," jawab Arshima sedikit kaku. Ia begitu kikuk dengan situasi sekarang.
"Gimana kabarmu?" tanya Rendra basa-basi. Sebenarnya ia sedang menahan dirinya agar tidak menerkam gadis yang selama ini menjungkirbalikkan perasaan dan juga hidupnya.
"Alhamdulillah sehat. Mas sendiri bagaimana?" tanya Arshima balik. Namun ia tidak berani menatap wajah Rendra. Ia masih setia menundukkan kepala.
Jeddeerrrrr!
Jantung Rendra bagaikan terkena serangan jurus Chidori milik Kakashi saat mendengar panggilan 'Mas' dari Arshima. Sebuah panggilan yang sudah lama tidak ia dengar dari mulut gadis polos itu. Namun, di hatinya tiba-tiba saja penuh dengan bunga yang bermekaran.Bibir Rendra mengulum senyum yang tidak pernah pudar sedari tadi. Sampai ia lupa belum menjawab pertanyaan dari Arshima. Karena terlalu terlena mendengar panggilan 'Mas' dari Arshima.
"Aku buruk," jawab Rendra dengan suara yang sendu. Berbeda dengan apa yang dirasakan sebenarnya.
Arshima mendongak, mendengar jawaban dari Rendra. Ia menatap wajah Rendra, dan memang ada guratan rasa sedih di wajahnya bila di perhatikan lebih jeli. Yes! Berhasil. Akhirnya kamu melihat kearah ku juga. Batin Rendra.
"Gimana bisa buruk? Bukanya Mas baik-baik saja?" tanya Arshima dengan hati-hati. Ia menatap Rendra sebentar, kemudian memalingkan wajahnya melihat Monica yang berada di dalam mobil sedang menunjuk jam di tangannya.
"Karena terlalu lama merindukan seseorang yang telah mencuri hatiku," jawab Rendra dengan sedikit menekankan sebagian kata-katanya.
Deg!
Arshima merasa jantungnya tiba-tiba berhenti, mendengar jawaban dari Rendra. Ia mengira bahwa Rendra masih menunggunya, seperti ucapan Rendra dulu. Namun, ia salah besar. Rendra sudah punya orang lain di hatinya, dan bukan dirinya. Ternyata, selama ini aku salah. Ku kira, kamu tetap mencintaiku seperti apa yang kamu ucapkan dulu. Baiklah, semoga bahagia dengan orang yang ada di hati mu sekarang. Aku juga akan berusaha mengusir namamu di hatiku. Batin Arshima. Ia menatap Rendra dengan tatapan yang sendu. Air matanya hampir tidak bisa ia bendung lagi."Aku duluan!" pamit Arshima, kemudian ia masuk ke dalam mobil tanpa mendengar suara cegahan dari Rendra.
Hatinya sudah begitu sesak, dan sakit. Arshima menyuruh Monica agar segera melajukan mobilnya dan pergi dari sana. Ia sudah tidak kuasa menahan air mata, yang sedari tadi ingin terjun bebas.
Monica menuruti apa yang di minta Arshima. Ia mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Arshima, saat melihat Arshima menangis dalam diam. Kemudian ia melajukan mobil, dan melenggang pergi menjauh dari cafe tersebut.
Rendra begitu bingung, dengan tingkah Arshima yang tiba-tiba saja menjauh darinya. Padahal, tadi dia terlihat biasa saja.
"Apa aku salah dalam berkata? Kemudian dia salah paham begitu. Aaaarrggg...kamu bodoh, Rend! Harusnya bicara secara langsung, jangan di samarkan begitu," Rendra merutuki kebodohannya sendiri.
Kemudian Rendra masuk kedalam, mengambil kunci mobilnya. Ia ingin pergi untuk menemui Hana, dan bertanya padanya. Rendra melenggangkan mobilnya, menjauh pergi dari cafe dan menuju rumah Rayzell dan juga Hana, yang tidak jauh dari cafe miliknya.
Monica mengemudikan mobil menuju rumah Arshima. Selang dua puluh menit, mobil yang mereka tumpangi sampai di halaman rumah Arshima. Awalnya, Monica mau meminta penjelasan kepada Arshima. Tentang siapa cowok tampan yang menghampiri Arshima di cafe Benning tadi. Namun, Lagi-lagi niatnya ia urungkan dikala mendapat pesan dari sang Kakak, untuk segera pulang. Karena besok, Monica harus sudah siap membantu di perusahaan orang tuanya.
"Gue langsung pamit ya!" ucap Monica di balik jendela mobilnya. Ia tidak turun dari dalam mobil, dan hanya membuka kaca jendela mobilnya.
"Iya nggak papa. Hati-hati jangan ngebut, ntar mati penasaran sebelum lo menyicipi surga dunia," pesan yang keluar dari sahabat somplaknya. Arshima berdiri di samping mobil Monica.
"Lo nyumpahin apa do'ain gue?" Monica begitu kesal dengan perkataan Arshima.
"Hehe dua-duanya," jawab Arshima menyengir.
"Ya udah, gue pulang. Jangan lupa, besok datang ke kantor. Nanti gue bilang ke Kak Alex, biar kita bisa kerja bareng," ucap Monica lalu melajukan mobilnya melenggang pergi jauh dari rumah Arshima.
*****Perjelas lah dalam berkata, jangan di buat rumit bahasanya. Karena tidak semua orang, mengerti akan apa yang kita maksud. Sehingga tidak membuat kesalahpahaman di antara kalian.Assalamu'alaikum," Rendra mengucapkan salam seraha menunduk sopan. Rendra meraih pergelangan tangan orang tersebut, lalu mencium punggung tangan orang itu.Arshima sedikit cemas, takut akan ada penolakan dari mama nya. Tapi apa yang di takutkan olehnya, kini pudar sudah. Mama Indah menyapa Rendra dengan senyuman, bahkan menanyakan kabar Rendra.Dulu memang Rendra pernah beberapa kali menjemput Arshima dari rumah. Dan tidak jarang pula Rendra singgah sebentar, hanya untuk meminum teh dan mengobrol dengan Eko, papa nya Arshima.Karena Rendra dulu suka membuat Arshima bekerja lembur dan akhirnya mau tidak mau Arshima pulang malam. Dan memang itulah tujuan terselubung yang Rendra rencanakan. Ia akan selalu memaksa untuk mengantar Arshima pulang, meskipun Arshima sering kali menolaknya."Bagaimana kabarmu, Nak Rendra?" sapa Indah dengan ramah."Alhamdulillah baik, Tante," ada rasa
Setelah beristirahat dan sholat di rumah itu masa depan mereka, Rendra mengajak Arshima pulang ke rumah papa Eko. Sebenarnya Arshima masih takut, kalau Rendra akan di usir dan parahnya mereka tidak di restui.Mobil yang mereka tumpangi telah sampai. Rendra segera mematikan mesin mobil dan akan bersiap untuk kamu turun dari mobil. Namun kegiatannya di cegah eh Arshima."Mas....," Panggil Arshima.Rendra menoleh ke arah Arshima berada lalu bertanya dengan lembut. "Iya, Sayang. Ada apa?""Aku takut, kalau Papa nggak merestui hubungan kita, Mas." ucap Arshima lirih.Ia tidak bisa membayangkan, bagaimana jika papanya nanti malah menentang hubungan mereka. Arshima tidak sanggup bila harus terpisah lagi dengan Rendra. Ia merasa tak mampu untuk itu, dan tidak siap bila harus di paksa melupakan Rendra. Lelaki pertama yang ada di dalam hatinya sampai saat ini."Sshhtt... Kamu jangan pesimis dulu, Sayang. Kita belum mencobanya.
"Kita mau ke mana, Mas?" tanya Arshima saat Rendra membawanya pergi dan sekarang tengah melewati jalan yang tidak pernah ia lewati sebelumnya.Ya, setelah kejadian tadi di cafe. Rendra kemudian mengajak Arshima pergi menuju tempat dimana ia mempunyai sesuatu yang akan di tunjukkan pada Arshima.Rendra membelokkan mobilnya di perumahan yang cukup mewah. Hal itu membuat Arshima heran, pasalnya ia tahu kalau rumah Renda bukan di daerah ini. Apalagi Rendra selama ini hanya tinggal di apartemen. Bukan di rumah utama. Lalu sekarang mereka mau bertandang ke rumah siapa?"Kita mampir sholat maghrib dulu di sini. Setelah itu baru aku antar pulang, sekalian meminta restu pada orang tuamu, Sayang," ucap Rendra dengan nada lembut.Kemudian Rendra membuka pintu mobil dan keluar terlebih dulu. Setelah itu ia berjalan memutari depan mobil, lalu membukakan pintu mobil untuk Arshima. Arshima tertegun sekaligus senang dengan apa yang di lakukan oleh
"Kamu risegn saja, Sayang. Nggak usah kerja. Aku yang akan menghidupi semua kebutuhan kamu mulai dari sekarang," Rendra masih betah bermanja ria pada Arshima."Aku akan risegn, kalo aku sudah hamil."Kali ini, jawaban yang di pilih Arshima sangat tidak menguntungkannya dan hampir membawanya ke ujung bahaya. Bagaimana tidak, dengan gerakan cepat Rendra mendorong tubuh Arshima hingga terjatuh ke sofa. Dengan posisi Rendra menindih tubuh Arshima.Beberapa detik, Arshima di buat terpana dengan ketampanan Rendra yang berada tepat di atas tubuhnya. Namun, ia segera menggeleng dan mengembalikan kesadarannya. Lalu mendorong tubuh Rendra meskipun itu sia-sia. Karena perbedaan kekuatan mereka terlalu jauh. Walaupun Arshima seorang yang bisa bela diri."Kalo begitu, kita buat dedeknya sekarang. Biar kamu cepat hamil dan tidak bekerja lagi dengan lelaki itu," sifat posesif Rendra mulai tumbuh.Awalnya, Arshima bersikap tenang dengan perlakua
Setelah lama berpikir sambil menatap buku daftar menu, akhirnya Alex memutuskan untuk makan makanan yang belum pernah ia makan sebelumnya. Alex memilih Bakso Genderuwo. Karena makanan ini tidak dapat di temukan di negara nya.Saat mereka tengah menikmati makan siangnya, datanglah seorang lelaki tampan yang menghampiri meja mereka. Lelaki itu tanpa sungkan duduk menarik kursi dan langsung duduk di samping Arshima."Hai, cantik! Gimana kabarnya?" tanya lelaki itu tersenyum tampan ke arah Arshima.Monica yang berada di samping Arshima pun terpana seketika, saat melihat senyuman maut milik lelaki itu yang mampu membius wanita manapun yang melihatnya."Iisshh apa-apa sih, Kak! Ngapain di sini? Kencan?" Arshima menatap kesal pada lelaki yang baru saja duduk di sebelah nya itu."Enggak. Baru meeting sama klien, terus lihat ada kamu di sini. Ya sudah deh, aku belok!" ujar lelaki itu sembari menyeng
Tok ... Tok ... Tok ..."Masuk!"Setelah mendapat sahutan dari dalam, Arshima memutar engsel pinta lalu masuk ke dalam ruangan pimpinan perusahaan AW group tersebut. Ia melihat Alex yang tengah duduk di kursi kebesarannya sambil menatapnya melangkah mendekat."Bapak mencari saya?" tanya Arshima kemudian ia duduk karena Alex mengisyaratkan agar Arahima duduk terlebih dulu."Kamu sudah makan siang?" tanya Alex menatap lembut wajah Arshima."Ini kan belum waktu nya makan siang, Pak?" Arshima heran dengan atasannya itu. Mengapa menanyakan perihal makan siang yang belum waktunya."Nggak apa-apa, kan kurang sepuluh menit lagi. Kalo gitu temani saya makan siang di cafe Benning, ya? Katanya di sana selain tempatnya yang nyaman, makanannya juga enak."Ajakan Alex membuat Arshima terdiam. Pasalnya cafe yang di sebutkan barusan adalah milik kekasihnya, Rendra. Ia tahu Rendr