Share

50. Dilabrak

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-07 12:28:52

Matahari bersinar terik ketika Arina baru saja selesai mengajar. Ia berjalan pelan menuju parkiran kampus sambil menenteng map berisi berkas-berkas tugas mahasiswa. Sejujurnya, kepalanya masih sangat pening memikirkan insiden tadi pagi. Saat tiba-tiba dia terbangun di sofa yang sama dengan seorang Askara Danendra.

Omong-omong tentang tadi pagi, setelah Dinara pergi dari rumahnya, gadis itu hanya mengirimkan pesan dengan emoticon kedip pada Arina. Jelas meledek Arina yang menurut Dinara tumben sekali membawa laki-laki ke rumahnya apalagi sampai menginap. Jefan saja dulu tidak pernah.

Setelah Dinara pergi, Arina dan Askara benar-benar canggung. Askara langsung pamit pulang sementara Arina tentu saja harus bersiap untuk ke kampus. Mereka benar-benar tidak ada adegan sarapan bersama atau semacamnya.

Hari ini mestinya sudah cukup drama, tapi sepertinya Arina harus siap menghadapi drama lagi ketika dari kejauhan ia melihat seseorang berlari cepat ke arahnya.

Nindy. Wajah perempuan itu mer
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   55. Late Night Convo

    Arina membalikkan badan untuk entah ke berapa kalinya malam itu. Tubuhnya terbaring di atas kasur king dengan lapisan pillow top super tebal yang terkenal bisa menopang tubuh sempurna dan memanjakan tulang punggung. Bahkan jika orang lain yang berbaring di sana, mungkin sudah terlelap dalam hitungan menit, tenggelam dalam empuknya busa premium yang berlapis lateks alami. Namun tidak dengan Arina.Bukannya merasa nyaman, ia justru gelisah. Bau sprei baru dan aroma ruangan yang masih asing menusuk hidungnya, membuatnya sadar bahwa ini bukan kamarnya sendiri. Rumah Askara terlalu besar, terlalu sunyi, terlalu mewah—semua terasa tidak akrab.Namun mungkin ini semua bukan hanya soal tempat. Ada yang mengganjal di dadanya, pikiran yang terus berputar hingga membuat jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Ia tidak mau mengakuinya, tapi kehadiran Askara—dan semua kemungkinan yang mungkin terjadi di antara mereka—membuat hatinya kacau.Rasanya seperti ada yang kurang.Hingga akhirnya, A

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   54. Sleep Over

    Menginjakkan kaki lagi di rumah yang kemarin baru saja dia jajaki. Arina terdiam sebelum memasuki pintu rumah. Kenapa dia hanya diam saja saat Askara memboyongnya kesini dengan alasan yang tidak sepenuhnya jelas?Pria itu sedang membuka kunci rumah saat Arina pada akhirnya tersadar dari lamunannya. Menatap punggung lelaki yang berdalih ingin menjaganya tapi justru menciptakan ruang bagi mereka untuk kikuk lagi. Berdiri disini, sama dengan pertanyaan kepalanya kemarin, mengapa dia menurut dengan begitu mudahnya. “Ayo masuk.”Askara memberi komando. Pria itu menoleh kearah Arina sebentar guna memastikan wanita itu benar-benar mengikuti arahannya. Anehnya, memang benar Arina menurut. Seperti dicucuk hidung dan kepalanya. Entah apa yang sebelumnya telah Askara perbuat padanya. Aroma ini lagi. Semakin terasa familar makin harinya. Sekarang Arina sudah tahu ini wangi siapa, Askara tentu saja. Pria itu meletakkan tas Arina yang dia tadi bantu bawa di meja ruang tamu. “Duduk sebentar! Ak

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   53. Siapa Yang Akan Menerimamu Kembali?

    Suara derap kaki Jefan terdengar tergesa memasuki kamar, disusul dengan genggaman kuat pada lengan Nindy yang membuat perempuan itu terpaksa mengikutinya. Tanpa sepatah kata, Jefan menyeret istrinya melewati lorong rumah hingga tiba di kamar mereka. Pintu ditutup keras hingga menimbulkan suara dentuman."Apa kamu gila, Nindy?" desis Jefan dengan rahang mengeras, menatap Nindy penuh amarah. "Melabrak Arina di kampusnya? Kamu tahu berapa banyak orang yang melihat? Apa kamu sengaja mau mempermalukan aku di depan semua orang?"Nindy menepis tangannya, menatap Jefan dengan mata memerah. "Aku melakukan itu karena aku sakit hati! Kamu pikir aku bodoh? Aku tahu kamu masih menemui dia, masih memikirkan dia! Kamu suamiku, Jefan, bukan laki-laki Arina!"Wanita itu memegang perutnya, "Kamu bahkan nggak peduli lagi pada anak kita?"Jefan menyisir rambutnya dengan cepat dan kasar."Tutup mulutmu!" bentak Jefan, menunjuk wajah istrinya. "Kamu memalukan! Kamu kira dengan bertindak sembrono seperti it

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   52. Tamparan Mertua

    Geram masih memenuhi jiwanya. Nindy mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Selain karena upayanya untuk menghancurkan reputasi Arina dihalang-halangi, dia juga salah fokus dengan lelaki yang mengaku sebagai tunangan Arina. Siapa pria yang dengan gamblang membela Arina di depan umum seperti tadi? Di tengah kericuhan, Nindy masih sempat melirik kemeja slim fit dari Tom Ford dan Patek Philippe Nautilus berbalut rose gold yang melingkar di tangannya. Tak ketinggalan sepatu kulit oxford hitam dari John Lobb yang mengilap. Pria itu jelas bukan dari kalangan biasa. Seolah mencerminkan gaya seorang pria kaya yang tak perlu banyak bicara untuk menunjukkan posisinya.Apa sekarang? Setelah menikahi kekasih Arina yang dia pikir sudah paling kaya raya dan tampan itu, sekarang justru wanita itu dekat lagi dengan pria kaya lainnya? Bukankah hidup Arina benar-benar sangat beruntung?Apa yang dimiliki seorang Arina sampai hidupnya selalu dikelilingi pria-pria kaya yang memujanya seperti itu? Apa sp

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   51. Tak Ada Penolakan

    Askara meraih tangan Arina dengan gerakan tegas, menuntunnya masuk ke dalam mobilnya tanpa banyak kata. Tidak peduli dengan bagaimana keramaian kampus menatap dan berbisik kearah mereka. Tangannya sedikit gemetar menahan emosi yang memuncak usai melihat Nindy melabrak Arina-nya di depan umum, menumpahkan hinaan yang bahkan tak layak diulang.Begitu pintu mobil tertutup, suasana hening hanya terisi desah napas keduanya yang masih berkejaran. Askara menatap Arina dengan sorot protektif yang sulit diterjemahkan. Sementara Arina, masih terkejut dan malu dengan insiden barusan, mencoba menarik tangannya yang masih digenggam erat.Hening tak bertahan lama. Arina kembali menatap Askara dan menyuarakan keheranannya."Apa maksudmu tadi, bilang aku ini tunanganmu?" tanya Arina dengan nada tertahan, campuran bingung dan tersinggung. Matanya menatap tajam, menuntut jawaban.Askara menunduk sejenak, meremas jari Arina. "Supaya dia berhenti merendahkanmu. Supaya semua orang tahu kamu bukan siapa-si

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   50. Dilabrak

    Matahari bersinar terik ketika Arina baru saja selesai mengajar. Ia berjalan pelan menuju parkiran kampus sambil menenteng map berisi berkas-berkas tugas mahasiswa. Sejujurnya, kepalanya masih sangat pening memikirkan insiden tadi pagi. Saat tiba-tiba dia terbangun di sofa yang sama dengan seorang Askara Danendra. Omong-omong tentang tadi pagi, setelah Dinara pergi dari rumahnya, gadis itu hanya mengirimkan pesan dengan emoticon kedip pada Arina. Jelas meledek Arina yang menurut Dinara tumben sekali membawa laki-laki ke rumahnya apalagi sampai menginap. Jefan saja dulu tidak pernah.Setelah Dinara pergi, Arina dan Askara benar-benar canggung. Askara langsung pamit pulang sementara Arina tentu saja harus bersiap untuk ke kampus. Mereka benar-benar tidak ada adegan sarapan bersama atau semacamnya.Hari ini mestinya sudah cukup drama, tapi sepertinya Arina harus siap menghadapi drama lagi ketika dari kejauhan ia melihat seseorang berlari cepat ke arahnya.Nindy. Wajah perempuan itu mer

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status