Share

Mira Hamil

"Selamat, ya, Nak. Semoga Allah berkahi." Paman Lian memeluk Arini--menangis. Ia merindukan Reno--setiap melihat Arini. Ikatan darah yang begitu kental.

Disusul Lela, Vini dan Asti. berpelukan sesenggukan. Padahal nikah adalah hari bahagia, tetap saja meninggalkan momen air mata.

"Kamu hebat, Arini. Kakak bangga dengan sarat yang kamu ajukan. Wanita harus begitu, boleh bucin tapi realitas tetap dipikirkan."

"Terimakasih, Kak Asti. Kakak juga hebat. Dalam keadaan hamil jauh dari suami, sungguh beruntung bisa dapat suami hapal Qur'an, punya usaha banyak tapi tetap juga kerja jadi karyawan. Hebat," ucap Arini tulus.

Mereka melanjutkan perbincangan di luar setelah semua prosesi selesai.

"Kamu lebih hebat sayang, tidak semua wanita yang dengan mudah menerima kembali suaminya setelah dengan bukti di depan mata."

"Ilham sudah menceritakan kronologi kejadian di Kafe Jaya, Kak. Murni kejadian itu Mira mengatur skenario. Arini juga menyimpulkan begitu."

"Benar, tapi sudah berbulan-bulan lamany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status