Share

Ambisi dan Obsesi

🏵️🏵️🏵️

“Nggak nyangka, ya, Mas ….” Ratu menjeda kalimat yang ia ucapkan.

“Nggak nyangka apa, Sayang?” Revan mengusap-usap perut sang istri sambil berbaring di tempat tidur.

“Awal dari kehamilanku karena ketidaksengajaan.”

“Kok, kamu ngomongnya gitu.”

“Kenyataannya malam itu terjadi karena kamu nggak sadar.”

“Itu jalan untuk mempersatukan kita.”

“Saat pertama kali aku mengetahui kehamilan ini, aku takut jika kamu tidak terima, Mas. Aku sudah berpikir untuk membesarkan anak kita seorang diri.”

“Kamu salah, Sayang. Aku justru sangat mengharapkan buah hati kita.”

“Aku berpikir seperti itu karena ada alasan, Mas. Kamu dulu tidak menginginkan punya anak dariku.”

“Udah, dong, Sayang. Kita nggak perlu mengingat itu lagi. Sekarang kita fokus melihat ke depan, membesarkan buah hati kita bersama. Dia anugerah terindah.”

“Iya, Mas. Sekarang aku semakin bangga dan bersyukur menjadi istrimu.”

“Aku juga beruntung memilikimu. Mampu memberiku kebahagiaan seperti tadi malam.”

“Kebahagiaan apa, Mas?”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status