Share

Bab 3

Author: NataJungie
last update Last Updated: 2023-01-17 21:26:29

"Kau belum memiliki manajer bukan?" tanya Bryan seraya menatap Aleena dengan tatapan yang terlihat menjengkelkan. Pria itu menatapnya seolah-olah dia tahu apa yang terjadi antara dirinya dan Juan. namun Aleena menduga jika Ceo nya itu benar-benar sudah tahu.

"Belum, Sir." Jawab Aleena kalem.

Pagi tadi ia dihubungi oleh pihak agensi untuk datang ke kantor. Aleena yang mendapat kabar itu tentu saja terkejut, ia tidak tahu apa yang akan dibahas atasannya kali ini. karena seingatnya, Aleena juga sedang tidak membuat kesalahan apapun.

Bryan tersenyum tipis dan menatap Aleena penuh arti, "Baiklah, besok sore paling lambat kau akan segera mendapatkan nya." Ucap pria itu.

Aleena diam saja, ia selama ini belum memiliki manajer tetap karena jadwalnya masih sangat lenggang. Tapi kali ini kenapa agensi menyarankannya seperti itu?

"Jadwalmu ke depannya cukup banyak, Bekerja lah dengan baik, jangan mengecewakan beliau." ucap Bryan lagi seolah menjawab kebingungan Aleena.

Wanita itu tersenyum tipis, rupanya memang Bryan sudah tahu kontrak yang terjalin antara dirinya dan Juan.

"Saya mengerti, Sir." balas Aleena sopan.

Pria itu mengangguk tipis, "Kau boleh keluar sekarang," titah Bryan.

Aleena mengangguk patuh, ia kemudian keluar dari ruangan milik sang Ceo dengan senyum cerah di wajahnya. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan gemas, ingin rasanya Aleena berteriak saking senangnya.

"Tenang Aleena, ini masih terlalu awal untuk kau berbahagia." ucapnya bermonolog.

Setelah memastikan ekspresinya kembali normal, ia pun memutuskan untuk pulang ke apartemen dan meninggalkan kantor.

Baru saja dirinya akan melangkah pergi, tiba-tiba pintu ruangan milik Bryan terbuka dan menampilkan sosok pria itu.

"Aleena, Mr. Juan sudah menunggumu di basement. Segera temui dia!" ucap pria itu dengan pelan dan setengah berbisik. Aleena awalnya terkejut, namun tak lama ia pun mengangguk kaku dan langsung berjalan dengan cepat untuk mencapai elevator.

Mendengar Juan tengah menunggu dirinya, membuat Jantung Aleena berdetak dengan cepat dan tiba-tiba ia kembali merasa gugup luar biasa.

Saat ini Aleena telah berada di basement, kedua matanya mencari keberadaan mobil milik Juan. Dan saat menemukannya ia pun bergegas untuk mendekat.

Aleena memasuki mobil dan duduk di kursi penumpang, ia melihat ada seorang pria yang bertugas untuk menyetir.

Aleena terdiam, suasana di dalam benar-benar canggung. Ia melirik pria di sampingnya, dan Juan hanya fokus pada layar ponselnya tanpa menyapa dirinya sama sekali.

Aleena menggigit bagian dalam pipi kirinya, benar-benar menjengkelkan!

"Kau sudah sarapan?" Juan akhirnya bersuara, Aleena langsung menoleh pada pria itu. "Sudah," jawabnya pelan.

Juan mengakhiri fokusnya pada layar ponsel dan mulai memusatkan perhatiannya pada Aleena.

"Mark, pulanglah dan bawa mobil Ms.Natasha." titah Juan pada sopirnya. Mark menatap pria itu sekilas dan ia pun mengangguk paham.

"Baik, Pak." ucapnya pelan lalu keluar dari mobil begitu saja.

Aleena terdiam bingung, ia hendak bertanya tentang bagaimana dirinya akan pulang jika mobil miliknya dibawa oleh sopir Juan?

Mark kemudian mengetuk kaca mobil di samping Aleena, dan wanita itu langsung membukanya, "Mana kunci mobilnya?" Pintanya, Aleena dengan gerakan cepat segera mengobrak-abrik isi tasnya untuk mencari kunci mobil. Dan setelah didapat, dirinya pun langsung menyerahkan itu pada Mark.

"Kita pindah ke depan." ucap Juan menyadarkan lamunan Aleena, lagi-lagi wanita itu menurut tanpa mengucapkan sepatah kata pun untuk meresponnya.

Aleena mengikuti arahan dari pria itu dan kini ia telah berada di kursi penumpang di samping Juan yang telah memegang kendali setir. Pria itu mengambil paper bag yang ada di atas dashboard dan menyerahkannya pada Aleena.

"Pakai itu." ucap nya lagi, Aleena mengerutkan keningnya bingung namun tak juga ia menolak dan memilih membukanya. Ada topi dan kacamata hitam di dalamnya, dan ia tersenyum tipis kemudian. Juan benar-benar tahu cara untuk menyamarkan penampilan seorang publik figur agar tidak mudah dikenali.

Yang membuat Aleena lebih terkejut lagi adalah harga dari kedua barang itu yang bisa membuat mulut siapapun menganga. Mungkin ia memilih untuk tidak membelinya karena uangnya belum cukup banyak untuk membeli barang-barang branded.

.

Sejujurnya Aleena terkejut saat Juan membawanya ke gedung apartemen dimana dirinya tinggal.

Darimana pria itu tahu dirinya tinggal di sini? sementara Aleena bahkan belum mencantumkan alamat resmi tempat tinggalnya di data-data miliknya pada perusahaan.

"Dengar,"

Juan membalikan tubuhnya dan menghadap Aleena, keduanya masih berada di dalam mobil.

"Kau harus pindah dari sini dan tinggal di tempatku selama kontrak kita terjalin."

ucap pria itu dengan suaranya yang berat dan dalam.

Aleena kembali dibuat terkejut, ia tidak mungkin meninggalkan apartemen yang baru ia sewa selama satu tahun ke depan.

"Tapi bagaimana dengan apartemenku? A-aku tidak bisa membiarkannya kosong begitu saja." jawab Aleena dengan ragu.

Aleena mengumpulkan uang cukup lama demi mendapatkan sebuah apartemen di daerah sini, tapi sekarang Juan malah menyuruh wanita itu untuk pindah. Dan hal itu membuat Aleena kesal.

"Tsk!" Juan berdecak kesal, "Apa kau punya hak untuk menentang perintahku?" tanyanya dengan tajam. Aleena langsung bungkam dan kembali tersadar, ia menundukkan wajahnya sedih, Aleena lupa jika kini hidupnya adalah milik pria di depannya.

Juan meraih dagu Aleena, ia mengangkatnya dengan kasar seraya menatap wanita itu tajam. "Pergi dan bereskan barang-barang mu. Ingat! Kau hanya boleh membawa baju dan peralatan make up, selebihnya tinggalkan disana." Ucap Juan dengan tegas, Aleena mengangguk takut-takut. Juan tersenyum sinis melihatnya, lalu melepaskan dagu Aleena begitu saja.

Aleena merapikan rambut, topi dan kacamatanya terlebih dahulu, setelah itu dirinya bergegas menuju ke lantai 12 di mana unit miliknya berada.

Juan menatap kepergian wanita itu dengan sorot mata yang dalam, ia kemudian menyandarkan kepalanya pada sandaran jok sambil memejamkan mata.

Lagi dan lagi segala emosi yang bercokol dalam dirinya kembali berperang, saling menekan dan sama-sama ingin menonjolkan diri.

Juan menekan dada sebelah kirinya yang berdenyut nyeri, tanpa sadar setetes air mata jatuh tanpa bisa ia cegah.

**

Aleena menatap takjub saat kedua kakinya melangkah memasuki Apartemen mewah milik Juan. Jika dirinya tahu akan tinggal di tempat semewah ini, mungkin Aleena tidak akan menolak di awal pembicaraan mereka.

Juan mendekati Aleena, ia berdiri tepat di belakang wanita itu. Sedangkan Aleena masih belum menyadari keberadaan Juan, tangan pria itu terangkat dan hendak menyentuh pundak Aleena, namun Juan urungkan sehingga tangan itu hanya mengudara di atas.

Pada akhirnya Juan memilih berbalik dan duduk di atas sofa sambil menatap punggung Aleena.

"Aleena," Suara berat milik Juan membuyarkan keterpanahan wanita itu dalam mengagumi tiap kemewahan yang ada di dalam ruangan tersebut. Aleena berbalik dan tersenyum tipis, hingga kemudian berjalan mendekati Juan.

"Kau bisa tinggal disini," ucapnya seraya mempermainkan helaian rambut milik Aleena, Juan membuka topi wanita itu beserta kaca mata hitamnya.

"Denganmu?" tanya Aleena balik.

Juan menggeleng pelan, "Aku tidak tinggal disini. Penthouse ini kosong sejak lama, makanya aku memutuskan untuk kau tempati."

Pria itu mendekatkan wajahnya, Aleena terpaku melihat wajah tampan lelaki itu dari jarak dekat, meski ekspresinya masih saja stoic seperti biasa.

"Bagaimana pun kita butuh privasi, dan tempat ini adalah yang paling aman. Aku pastikan tidak akan ada paparazzi atau pun fans fanatik yang bisa menerobos tempat ini." jelas Juan. Aleena kembali terdiam, ia merasa jika Juan adalah pria dewasa yang benar-benar keren. Buktinya pria itu sampai memikirkannya hingga sejauh ini, semua demi keselamatan Aleena dan juga karirnya.

Aleena memberanikan diri menyentuh sisi wajah pria itu, meski cukup gugup dan mendebarkan jantungnya, namun ia tetap menyentuhnya.

Juan menatapnya tajam dan kemudian balik memegang punggung tangan Aleena, ia menariknya perlahan hingga tangan itu terlepas dari wajahnya.

"Kau boleh menyentuh yang lainnya, tapi tidak dengan wajahku." bisik Juan penuh penekanan.

"Kenapa?" Tanya Aleena bingung namun Juan tidak menjawabnya, pria itu malah memberi Aleena sebuah kecupan manis di bibir.

.

Juan telah pergi beberapa menit yang lalu, dan kini hanya menyisakan Aleena seorang diri di dalam Penthouse mewah tersebut. Wanita itu berguling ke samping dengan senyum yang merekah. Ia tidak menyangka akan mendapatkan kehidupan seperti ini, atau mungkin ini adalah hadiah dari Tuhan karena Aleena telah melewati berbagai penderitaan di masa lalu.

Ia bangun dari kasurnya yang nyaman, tidak memperdulikan sama sekali dengan kondisi tubuhnya yang berantakan. sambil menggulung tubuh telanjangnya dengan selimut, ia menyeret kedua kakinya dengan susah payah menuju sebuah meja yang tidak jauh dari sana.

Kedua matanya berbinar cerah melihat beberapa barang yang ada di atas meja.

Kunci mobil, platinum card, dan tak lupa kartu akses Penthouse ini. Semua itu diberikan Juan dengan mudah pada Aleena.

Aleena menjerit tertahan, peduli setan dengan statusnya yang tidak ada bedanya dengan jalang di luaran sana. Ia hanya perlu menikmati kehidupan nyamannya saat ini tanpa memikirkan ini dan itu, ataupun harus memutar otak guna menghitung pendapatan dan pengeluaran yang terasa mencekiknya.

Aleena meraih kartu kredit itu dan tersenyum penuh arti, "Ucapkan selamat tinggal pada kemiskinanmu, Aleena Natasha."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 45 [End]

    Film The Cursed yang dibintangi Aleena bersama Jake menerima sambutan hangat dari publik. Film tersebut merupakan comeback perdana bagi Aleena setelah dirinya hiatus lebih dari satu tahun, dan itu juga merupakan film pertama bagi Aleena mencoba peran sebagai wanita tangguh.Setelah satu tahun terlewati dari waktu syuting, film tersebut akhirnya rilis dan ditayangkan di beberapa negara.Aleena sendiri tidak lagi mengambil proyek setelah film itu. Entah apa yang membuat wanita itu banyak menolak tawaran bermain dalam sebuah series maupun film. Namun banyak media yang memberitakan jika semua itu ada sangkut pautnya dengan suami Aleena yang terkenal cemburuan dan posesif itu.Tidak sedikit yang menuduh Juan sebagai dalang dari tidak berkembangnya potensi yang dimiliki Aleena.“Lama-lama aku muak dengan semua pemberitaan tentangku di media.” Juan menggerutu kesal ketika kembali menemukan artikel yang menyudutkan dirinya gara-gara Aleena

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 44

    Seorang wanita paruh baya dengan penampilan lusuh berdiri di depan gerbang besar mansion milik Juan. Wanita itu menatap sedih pada bangun besar nan megah tersebut. Membayangkan jika putrinya tinggal dengan nyaman di dalam sana membuat dirinya ikut senang.Hubungannya dengan putrinya memang tidak baik. Atau lebih tepatnya perlakuan dirinya di masa lalu lah yang membuat hubungan keduanya tidak pernah harmonis.Lidya merasakan apa itu penyesalan saat dirinya tidak lagi memiliki apa-apa. Harta tidak ada, anak pun pergi dan enggan menjalin hubungan dengannya lagi. Sikap buruknya pada Aleena membuat Lidya merasa pantas dibenci oleh putrinya sendiri.“Aleena, Ibu hanya ingin meminta maaf.” gumam Lidya.Ia tidak berani meminta pada penjaga gerbang untuk mempertemukannya dengan Aleena. Dirinya merasa malu dan tidak punya muka untuk kembali menemui Aleena.Sementara itu Juan yang baru pulang dari kantor terkejut melihat keberadaan Ib

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 43

    Juan berjalan dengan angkuh di sepanjang koridor lift. Ia hendak pergi untuk menemui Diana setelah wanita itu mengirimnya beberapa foto Aleena bersama Jake.Pria itu merasakan gemuruh di dadanya karena marah dan cemburu. Ia cemburu sebab Aleena yang berciuman dengan Jake, dan Marah pada Diana karena wanita itu bertindak seperti seorang provokator. Juan menunggu pintu lift terbuka, dan ketika hal itu terjadi dirinya dikejutkan dengan kemunculan Aleena bersama Leo.Wanita itu tersenyum cerah pada Juan, namun Juan yang tidak membalasnya membuat Aleena kebingungan.Juan mengurungkan niatnya untuk pergi menemui Diana. Karena Aleena sudah berada di depan matanya, maka Juan harus menyelesaikan masalahnya dengan sang istri terlebih dahulu. “Kenapa? Apa kau ada masalah?” tanya Aleena.Juan menarik napasnya untuk beberapa detik, ia butuh meredamkan rasa cemburunya agar dirinya tidak bertindak kasar pada Aleena terutama saa

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 42

    Hari ini adalah syuting terakhir Aleena bersama Jake. Dan mereka berdua harus melakukan reka adegan lebih dekat demi membangun feel untuk kedua karakter.Aleena mendengarkan dengan bingung saat sutradara menjelaskan dirinya harus berciuman dengan Jake sementara di naskahnya sendiri tidak ada hal tersebut.“Bukankah seharusnya hanya sekedar pelukan sebelum Yuè Liáng mengorbankan nyawanya demi Christ?” Aleena menanyakan kejelasan adegan tersebut pada David.Pria itu tersenyum tipis, “Di naskahnya memang seperti itu. Tapi kami memutuskan untuk merubahnya sedikit agar lebih berkesan.” jelas pria itu. “Love line antara Yuè Liáng dan Christ begitu sedikit, sehingga kami ingin memperlihatkan sesuatu yang bisa menggambarkan besarnya cinta mereka.” ungkap David lagi.Aleena terdiam merenung, ia merasa tidak yakin harus melakukan adegan tersebut. Adegan ciuman mungkin bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Tapi masalahnya suaminya sudah memberi peringatan pada dirinya untuk tidak mengambil s

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 41

    Seperti yang dijanjikan Aleena semalam, hari ini dirinya akan berada di rumah seharian. Dan karena itu pula Juan juga memutuskan untuk tidak pergi ke kantor demi bisa menikmati waktu bersama dengan istri dan anaknya.Mereka bertiga berencana untuk piknik kecil-kecilan di taman belakang mansion. Aleena sudah menyiapkan bekal makanan yang akan ia dan suaminya santap.“Perlu bantuan sayang?” tanya Juan pada Aleena yang masih berdiri di depan meja counter.Aleena tersenyum tipis lalu mengecup pipi Juan, “Aku sudah selesai.” jawabnya.Juan mendesah kecewa, “Apa itu artinya aku datang terlambat?” tanya pria itu yang merasa tidak enak hati karena tidak sempat membantu istrinya.Aleena tersenyum tipis mendengar itu, ia lantas mengatakan pada suaminya bahwa tadi dirinya dibantu maid. Jadi semua pekerjaannya bisa cepat selesai.Dirinya tidak ingin Juan diliputi rasa bersalah karena tidak bisa membantu pekerjaannya.“Bagaimana Leo? Dia sudah mandi?” tanya Aleena mengalihkan topik pembicaraan.“S

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 40

    Juan memperhatikan putranya yang sedang diajak bermain oleh Diana, sahabat istrinya.Semenjak Aleena menandatangani kontrak untuk sebuah film barunya, wanita itu mulai disibukkan dengan kegiatan syuting. Aleena jarang berada di rumah dan bermain dengan Leo.Karena itulah Juan yang harus mengalah membawa pekerjaannya ke rumah guna bisa menemani Leo.Tapi akhir-akhir ini Diana sering berkunjung dengan alasan rindu pada Leo. Juan tidak bisa melarangnya karena wanita itu merupakan teman baik Aleena.“Leo sangat pintar, dia benar-benar cepat belajar.” ujar Diana setelah wanita itu menempatkan dirinya duduk bersebelahan dengan Juan.Juan tersenyum tipis menanggapinya, “Bagiku semua anak-anak pintar.” ujar Juan. “Mereka masih muda dan murni.” lanjutnya lagi. “Kau benar.” Diana merespon dengan cepat tanpa mengurai senyum manisnya.Juan terdiam sambil memperhatikan wanita itu. Ia cukup risih dengan keberadaan Diana, jika dirinya boleh jujur. Namun Juan tidak sampai hati kalau harus melarangny

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 39

    Aleena membaca penggalan naskah film yang akan ia bintangi dan juga merupakan proyek pertama dirinya setelah kembali dari hiatus.“Kali ini aku menerimanya, menurutmu bagaimana?” tanya Juan pada istrinya itu.Aleena mendongak dan menatap Juan dalam diam, hingga kemudian wanita itu berdiri lalu berlari menerjang tubuh suaminya. Aleena tersenyum senang, saking bahagianya ia mencium seluruh permukaan wajah Juan dengan bertubi-tubi.“Juan, terima kasih banyak!” Juan tersenyum lega, ia tadinya berpikir jika Aleena akan menolak dengan alasan genrenya yang tidak cocok.“Ini juga merupakan tantangan besar untukku sebagai seorang aktris yang ingin mencoba memerankan berbagai macam karakter.” ungkap Aleena tanpa menyembunyikan rasa senangnya.Juan membalas pelukan istrinya, kedua tangannya merambat menyentuh punggung wanita itu dan menekannya dengan lembut.“Apakah kau akan memberiku hadiah?” tanya Juan seraya menyeringai. Aleena balas tersenyum nakal, ia lantas mengalungkan kedua lengannya de

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 38

    Sesuai kesepakatan, Juan mengizinkan Aleena kembali ke industri hiburan sebagai aktris. Wanita itu hanya boleh mengambil pekerjaan untuk berakting, sisanya Juan tidak mengizinkannya.Aleena tidak masalah karena tujuannya memang untuk akting, ia tidak terlalu peduli dengan kegiatan lain seperti menjadi model majalah atau mengadiri acara tertentu. Jika dulu Juan mencoba menahan diri agar tidak nampak posesif di depan Aleena. Maka sekarang beda lagi, pria itu benar-benar memperlihatkan sisi posesifnya untuk wanita itu.Juan akan membatasi segala kegiatan Aleena termasuk memilah beberapa proyek akting yang datang pada wanita itu.“Sudah kesekian kali kamu menolak tawaran akting dari beberapa produser film.” ujar Aleena terdengar jengkel.Wanita itu mendatangi suaminya ke kantor, dan tentu saja dengan si kecil Leo yang saat ini berada di pangkuannya.Juan tersenyum tipis, “Kamu tidak berhak berkomentar soal itu, sayang.” balasnya.Aleena menekuk wajahnya karena kesal dengan sikap Juan. Jik

  • Kontrak Eksklusif Dari Pewaris Posesif   Bab 37

    Juan memijit pelipisnya dengan pelan, sakit yang dirasakan kepalanya tidak kunjung mereda. Semua gara-gara perkataan Aleena semalam, di mana wanita itu mengatakan keinginannya untuk kembali ke industri hiburan.Dan sekarang Juan tidak tahu langkah apa yang akan ia ambil. Apakah dirinya perlu memberi izin atau tidak.Dirinya harus mempertimbangkan sebaik mungkin, dengan memikirkan dampak baik dan buruknya pekerjaan Aleena demi kelangsungan rumah tangga mereka.Apalagi anak mereka saat ini masih sangatlah kecil, Juan takut jika pekerjaan Aleena membuat putranya kekurangan kasih sayang dari Aleena sendiri.Juan sudah sangat sibuk dan hanya memiliki waktu sedikit untuk Leo. Ia takut jika Aleena kembali ke industri hiburan dan membuat wanita itu sama sibuknya dengan Juan.“Aku harus bagaimana?” tanya Juan pada dirinya sendiri. Sementara itu di lain tempat, Aleena sedang mengajak putranya jalan-jalan di sekitaran taman kota. Wanita itu ditemani oleh Damian yang merupakan pengawal pribadi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status