Share

2. Rumor

Penulis: Manorra Lee
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-09 11:18:03

["Dia berselingkuh dengan Alexander Hans saat masih bersama dengan Benjamin Scott?! Aku tidak percaya ini benar-benar terjadi."]

["Kurasa Hans terlalu menyayangi Joana hingga tidak mau mendepaknya."]

["Hans takut agensinya bernasib sama dengan hidupnya, mengenaskan."]

Alex mematikan layar ponselnya. Komentar-komentar buruk itu tidak hanya bersarang di sosial media Joana. Ia pun terkena imbasnya.

"Mereka mendesak untuk menonaktifkan seluruh kegiatan Joana dan segera mendepaknya dari agensi. Mereka juga memboikot debut film Joana. Akibatnya, syuting film itu tertunda dan kemungkinan tidak akan tayang."

Alex memijit pangkal hidungnya, kepalanya terus berdenyut hampir meledak melihat berita yang akhir-akhir ini menerpanya. Biasanya ia tidak ambil pusing dengan berita semacam ini. Akan tetapi, kali ini sudah keterlaluan. Kerugian yang ia terima tidak tanggung-tanggung, nilai sahamnya anjlok dan banyak pemutusan kontrak. Joana sudah berjanji akan mengurusnya, tetapi hingga saat ini wanita itu belum melakukan apa pun.

Perempuan sialan!

"Apa yang harus kita lakukan? Apakah harus menggelar jumpa pers?" Zoya kembali bersuara.

"Kita tidak akan melakukan apa pun. Kita hanya akan menunggu pergerakan perempuan sialan itu. Jika dia tetap bergeming, maka aku akan mengabulkan permintaan penggemar. Mendepaknya dari agensi."

Asetnya bukan hanya Joana saja. Masih ada Lily Shai dan Audy Yasminta, walaupun mereka tidak sepopuler Joana, mereka telah memberikan impact cukup besar untuk perusahaan.

"Ta-pi, itu terlalu berisiko." Zoya takut perusahaan akan kembali pada masa sulit sebelum Joana datang. Ia meremas jemarinya sebelum mengatakan, "Bagaimana jika kita menyebarkan rumor baru yang lebih besar sebagai pengalihan isu?"

"Rumor?" Kening Alex mengerut. Rumor seperti ini saja sudah membuatnya pusing, lalu bagaimana dengan rumor yang lebih besar. "Apa kau menginginkan aku mati muda, Zoya?

Wanita itu meringis. Ia pikir, menyebarkan rumor untuk mendapatkan sesuatu itu umum dilakukan di dunia entertainment. "Aku yakin orang-orang akan cepat melupakannya. Itu juga untuk membersihkan namamu, setidaknya. Mereka juga akan melupakan kontroversi yang Joana buat," ucapnya ragu.

Ah ... atau mereka justru akan semakin mengungkitnya? Zoya harap tidak.

"Kau punya ide apa?" tanya Alex kemudian.

"Ya?" Zoya melebarkan matanya terkejut, ia kira Alex akan marah karena ide bodoh itu. Menyebarkan rumor sama saja mempertaruhkan masa depan agensi, penggemar tidak akan percaya lagi dan meninggalkan mereka.

Terlalu malas untuk menjelaskan, Alex hanya menatapnya datar.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, dengan sigap Zoya menarik kursi di seberang Alex, lalu mendudukkan diri di sana. "Kau tidak perlu memberi klarifikasi terkait kedekatanmu dengan Joana karena itu memang tidak benar."

Zoya menatap lekat mata atasannya, menunggu reaksinya. Setelah mendapat anggukan, ia kembali melanjutkan, "Ada banyak orang yang belum mengetahui tentangmu karena kau menyembunyikannya. Karena itu, kita akan menyebarkan foto pernikahanmu untuk membuat mereka terkejut. Portal berita dan media akan berbondong-bondong mencari tahu tentang itu. Dengan begitu-"

"Aku belum menikah, Zoya. Dari mana bisa mendapatkan foto pernikahan," potong Alex dengan nada datar.

Zoya meremas jemarinya lebih kuat, menatap Alex takut-takut. "Kita hanya akan menyebarkan rumor untuk mengalihkan isu kedekatanmu dengan Joana ... dengan cara memvalidasi rumor itu," jelasnya dengan suara memelan pada akhir kalimat.

"Apa?" Asisten pribadinya ini pasti sudah gila. "Jadi, kau menyuruhku—"

"Y-ya .... Dengan begitu semuanya akan aman. Joana akan tetap berada di agensi, pembuatan film akan tetap berjalan, saham kita pelan-pelan bisa terselamatkan, dan kita akan mendapatkan impact lebih besar karena skenario pernikahan kalian."

Langkah besar memiliki risiko besar. Juga, dampak yang besar. Tentu saja dampak baik. Itu yang selalu tertanam di kepala Zoya setelah berkaca pada sikap Alex yang ia pelajari selama ini. Delapan tahun bekerja bersamanya, ia sudah mempelajari banyak hal.

Alex mendesah, mengusap wajahnya frustasi. Sebenarnya masih banyak cara lain untuk menyelesaikan masalah ini, memberi klarifikasi langsung, memaksa Joana untuk meminta maaf atau langsung mendepaknya. Tidak harus dengan cara seperti ini.

"Tidak bisa, aku tidak mau! Kau tidak tau betapa gilanya perempuan itu!" Alex bergidik mengingat perlakuan Joana kemarin. "Perempuan sialan!"

"Perempuan sialan itu memiliki nama. Namanya Joana Ruby Ethelbert."

"Persetan!"

Alex tidak peduli nama perempuan itu. Mengingat wajahnya saja sudah membuatnya muak. Akan tetapi, apa katanya tadi?

"Ethelbert? Kenapa aku tidak pernah tau dia berasal dari keluarga Ethelbert?" gumamnya.

"Karena dia hanya anak angkat."

"Anak pungut, heh!" Alex menarik sudut bibirnya membentuk seringai. "Pantas saja dia tidak mewarisi darah bangsawan yang anggun dan terhormat. Jangan-jangan dia berasal dari rahim seorang pelacur," hinanya.

"Jangan memandang rendah orang lain seperti itu. Belum tentu ibumu lebih baik dari ibunya." Zoya memutar bola matanya disertai embusan nafas malas.

Siapa yang tidak tahu Mara Leah. Dia menikah dengan Noah Hansen setelah merebutnya dari Alice Kayona.

Beberapa bulan setelah bercerai, Alice ditemukan meninggal karena overdosis obat tidur di halaman belakang rumahnya. Dua tahun setelah kematian Alice, Mara melahirkan putra pertamanya yang dinamai Alexander Hansen atau lebih dikenal dengan Alexander Hans.

"Cih! Kau pikir aku sudi menganggapnya sebagai seorang ibu?"

Andai bisa memilih, ia tidak sudi dilahirkan dari rahim seorang Mara Leah. Perempuan yang sudah membuatnya menderita karena kelakuannya. Gara-gara perempuan itu, ia tidak memiliki teman saat sekolah dasar hingga sekolah menengah. Anak-anak seusianya tidak ada yang mau berteman dengannya. Sejak saat itu, ia mulai membenci hidup dan orang-orang disekitarnya.

Zoya menghela nafas panjang. "Tidak. Aku sudah mendengarnya jutaan kali," jawabnya datar. Setiap kali Alex merasa putus asa, ia akan menyalahkan Mara Leah karena telah melahirkannya, dan itu sering terjadi.

"Patri itu di kepalamu, Zoya. Aku tidak memiliki seorang ibu!"

"Memangnya kau dilahirkan dari kentut ayahmu?" Zoya mendecih sinis. Katakanlah ia terlalu berani, namun sesekali Alex memang harus ditanggapi dengan cara seperti itu.

"Hah ... anggap saja begitu."

Zoya mendengus. Kentut seorang Noah Hansen saja bisa menjadi berlian, tidak menutup kemungkinan ia juga bisa melahirkan seorang putra. Semua bisa dilakukan karena Noah Hansen sangat kaya.

"Lalu bagaimana dengan tawaranku tadi? Kau menerimanya atau tidak?" Zoya memasang ekspresi harap-harap cemas serta memasang telinganya dengan baik.

"Apa?" Kening Alex mengerut.

Zoya mengendurkan bahunya, menatap Alex malas. Perlahan ia memundurkan badannya, lalu menyandarkan punggungnya dengan tangan terlipat di depan dada. "Menikahi Joana," jawabnya, tetapi Alex hanya menaikkan sebelah alisnya. "Menyebar rumor bahwa kau menikah dengannya. Tidak. Mungkin lebih tepatnya, pura-pura menikah dengannya," sambungnya.

"Kau yakin orang-orang akan melupakan scandal, rumor, dan kontroversi itu dengan cepat? Hanya dengan pura-pura menikah dengan perempuan sialan itu?"

"Y-ya, kurasa begitu. Itu juga kalau dia mau."

Alex tertawa sinis. "Mustahil dia tidak mau. Belum apa-apa saja dia sudah berani menggodaku!"

"Jadi, bagaimana?" tuntut Zoya tidak sabar.

Sudut bibir Alex terangkat, pandangannya lurus menatap Zoya. Perempuan itu yakin sekali Alex akan menerima usulannya. Namun, ekspresi Alex seketika berubah datar. Dan ucapannya selanjutnya benar-benar membuang harapan Zoya.

"Menurutmu bagaimana?" tanyanya mengembalikan pertanyaan itu pada Zoya.

"Jawab saja, brengsek!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   13. Kebohongan

    Di atas sofa, meringkuk seperti bayi, Joana menggeliat merasakan tubuhnya kaku. Nyeri di punggungnya semakin terasa ketika ia berusaha menegakkan badan. Ia melenguh seraya mengamati sekelilingnya. Decakan terdengar begitu menyadari dirinya masih berada di ruang tamu.“Auh, sial!” Lalu ia membawa tubuhnya untuk duduk. Ia terpaku beberapa saat melihat makanan yang tersaji di atas meja. “Jam berapa ini?” paniknya, dan dengan tergesa mencari ponsel di dalam tas yang tergeletak di meja.“Demi tuhan!” pekiknya mendapati ponselnya dalam keadaan mati. Begitu layar ponsel itu menyala, sontak matanya melotot. “Jam sebelas!” “Bagaimana bisa aku tidur selama dua jam setelah bangun tidur?” Tubuhnya mendadak lemas. Dua puluh satu panggilan tak terjawab dari San Jefri serta pesan panjang berisi untaian kemarahan. Ia mendesah Frustasi begitu menyadari mulai jatuh dalam pesona Alexander Hans seperti yang selama ini ia teriakan di depan publik. “Tidak, Joana, kau harus ingat tujuanmu.” Ia menggel

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   12. Hari Pertama, Tidak Buruk

    Joana mengerang kesakitan karena bersikeras melepas korset yang melingkar di perutnya. Semalam ia tidak bisa tidur karena terlalu memikirkan Alex yang mungkin saja menganggapnya murahan seperti para pembencinya. Sekarang tubuhnya tidak nyaman dan membutuhkan air hangat untuk menetralkan gejolak di dadanya. Setelah lebih dari satu jam berendam ia keluar dengan mengenakan baju yang ada di lemari—dress rumahan bertali spaghetti panjang diatas lutut serta hot pants. Penampilannya jauh lebih segar dari sebelumnya, ia juga sudah melepaskan perban yang melingkar di kepala karena luka di belakang kepalanya sudah kering. Sebelum mandi tadi ia sudah menyiapkan mini bag dan kacamata hitam. Rencananya ia akan pergi ke suatu tempat, menjalankan rencana yang sempat tertunda. "Berikan aku kunci tempat ini," pintanya pada Alex yang sedang berkutat di dapur. Alex menghentikan kegiatannya mengiris dada ayam. Memindai penampilan wanita itu. "Mau ke mana dengan pakaian seperti itu?" tanyanya d

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   11. Kontrak dan Perjanjian

    Joana mendongak menatap gedung di hadapannya, bibirnya sedikit terbuka sedangkan matanya berkedip-kedip memastikan penglihatannya tidak salah. Semilir angin menerpa wajahnya, membuat rambutnya menari liar di udara. Ia terkekeh disertai geraman kesal ketika angin itu menerbangkan kertas selebaran dan tersangkut di kakinya. “Apa kau bercanda?” tanyanya pada Alex yang berdiri di sampingnya, tetapi yang terdengar hanya embusan napas panjang. “Lebih baik aku tinggal di rumahku. Lebih nyaman dan layak ditempati!” kesalnya seraya menyingkirkan kertas itu dari kakinya. Ia tidak menyangka Alex akan membawanya ke apartemen tidak berbintang yang menurutnya tidak layak ditempati. Tembok berjamur, retakan di mana-mana dan tetesan air AC yang mengalir tenang di tembok hingga membasahi tanah. “Tempat ini tidak bisa disebut sebagai apartemen, tapi rumah susun!” ocehnya lagi. Tanpa Joana tahu, itu tempat persembunyian yang sempurna. Tidak seorang pun akan menduga bahwa Alexander Hans berdiam d

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   10. Mara Leah

    Joana tidak bisa menahan mulutnya yang berkali-kali terbuka lebar karena menguap. Ia muak, telinganya berdenging, bosan mendengar ocehan Bibi Oda tentang Alex yang tidak ada hentinya. Tidak ada informasi yang benar-benar penting, tetapi ia harus pura-pura memasang telinga dengan baik.Menyebalkan!Mereka masih berada di taman belakang, Bibi Oda duduk di kursi santai, Joana masih setia dengan kursi rodanya, sedangkan Alex entah pergi ke mana. Sebelum pergi, ia menyuruh dua perempuan berbeda usia itu untuk mengobrol hal penting yang perlu Joana ketahui. Dengan harapan istri barunya itu tidak akan merepotkan ke depannya.“Dia tidak bisa makan makanan laut, tapi suka salad tuna salmon.”Joana hanya mengangguk.“Pengelolaan emosinya sangat buruk dan dia sangat menyebalkan. Jadi, jangan sekali-kali membuatnya marah. Kita tidak tahu apa yang bisa dia lakukan, kelakuannya sering di luar nalar.”“Ya, ya, aku tahu itu. Dia memang sangat menyebalkan, suka marah-marah dan brengsek!” Sangat breng

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   9. Alice Kayona

    Perban masih melingkar di kepala Joana, begitu pula dengan korset khusus yang terpasang di pinggangnya. Dokter memasang benda itu sebelum ia benar-benar diperbolehkan untuk pulang. Walau kesulitan bernapas, korset itu membantunya bergerak tanpa harus menekuk tubuh dengan berlebihan. Wanita dengan setelan baju tidur panjang itu meringkuk di dalam mobil, memeluk lutut memunggungi Alex yang sedang menyetir. Ia tidak tahu ke mana pria itu akan membawanya, tidak mau bertanya, dan tidak mau berbicara. “Sebelum kita ke rumahku, aku akan mengenalkanmu pada Bibi Oda. Dia akan membantumu banyak hal.” Mendengar nama itu, Joana membuka mata. “Dia siapa?” tanyanya tanpa mengubah posisi. Alex tidak langsung menjawab. Cukup lama Joana menunggu pria itu membuka mulut, hingga akhirnya embusan napas panjang terdengar dan ia menjawab, “Pengasuhku.” Singkat, padat, dan cukup membuat Joana kesal. Untuk apa ia harus berkenalan dengan seorang pengasuh? Alex tidak berniat menjadikannya pelayan,

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   8. Berlenggok di Atas Ranjang

    Berawal dari kalimat "kita menikah besok", di sinilah Joana sekarang. Sebenarnya masih tergeletak di ranjang rumah sakit, tetapi dikelilingi orang-orang yang sangat ia kenal. Kata Alex, "Mereka akan menjadi saksi pernikahan kita."Joana masih membeku di tempatnya ketika kakak angkatnya—Brian—mengantarkan seorang pendeta keluar dari ruang inap. Di sampingnya, Alex tidak berhenti tersenyum jumawa ketika semua orang—sebenarnya hanya ada Brian, Zoya dan Bams—mengucapkan selamat atas janji pernikahan yang baru saja digelar.Pernikahan yang sangat sederhana. Hanya ada wali, tanpa orang tua Joana dan tanpa orang tua Alex. Acara hanya mengucapkan janji suci, menyematkan cincin, memberi selamat dan selesai. Tidak ada acara makan-makan atau apa pun itu, tetapi kalau mau, para tamu bisa makan buah-buahan yang mereka bawa sendiri karena Joana tidak terlalu menyukainya."My Ruby, aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja, tapi setidaknya tersenyumlah untuk satu hari saja." Bams berbisik di telinga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status