Share

Kontrak Pernikahan Boss Gila
Kontrak Pernikahan Boss Gila
Author: Manorra Lee

1. Artikel Vulgar

Author: Manorra Lee
last update Last Updated: 2025-04-09 11:06:29

Dalam wawancara beberapa hari lalu, model majalah dewasa, Joana Ruby, mengatakan bahwa dirinya lebih menyukai pemilik agensi yang menaunginya, HANS Entertainment yaitu Alexander Hans, daripada seorang aktor kenamaan, Lionel Hanafi.

Penggemar Lionel berbondong-bondong menyerang akun sosial media pribadi milik Joana, dan meninggalkan banyak ujaran kebencian di kolom komentar. Tidak sampai di situ, mereka juga mengungkit kembali kandasnya hubungan asmara Joana dan Benjamin Scott yang diduga karena adanya orang ketiga. Tidak sedikit pula yang berspekulasi bahwa Alexander Hans terlibat dalam hubungan asmara mereka.

~News Today

***

Alex merapikan satu persatu kertas yang berserakan di mejanya, sembari membaca kembali judul artikel yang tertera di sana.

Joana Ruby kehilangan pakaiannya di pantai...

Potret Joana sedang berjemur tanpa busana di sebuah pantai di Swiss terlampir di artikel itu. Alex kerap melihat foto nyaris tanpa busana Joana karena memang dia model majalah dewasa, juga ambasador brand pakaian dalam, tapi kali ini berbeda karena ada sosok Benjamin di sebelahnya.

Menghabiskan malam panas di Las Vegas. Inilah sosok Louis Kane...

Lembar berikutnya, foto seorang laki-laki tengah menc*mbu leher Joana yang diketahui berada di sebuah hotel mewah di Las Vegas menjadi thumbnail artikel tersebut.

Perseteruan panas Joana Ruby dengan penggemar Lionel Hanafi berimbas pada saham HANS Entertainment yang terus menurun. Akankah Alexander Hans mendepaknya...

Alex memijat kepalanya yang berdenyut. Ia sudah mempertimbangkan usulan dari beberapa petinggi agensi untuk menindak tegas Joana dengan mengeluarkannya dari agensi. Namun, Alex tidak dapat melakukannya karena Joana salah satu aset berharga yang ia miliki.

Kini pengacau yang membuatnya frustasi dan hampir gila itu ada di hadapannya. Duduk santai sembari memainkan ponsel seolah tidak ada beban menimpa pundaknya, bahkan wanita itu masih sempat menjawab telpon masuk, tidak memedulikan ketegangan di sekitarnya.

"Pagi ini dua brand besar memutus kontrak sepihak secra tiba-tiba. Media dan penggemar juga menuntut klarifikasi atas pernyataan kamu kemarin." Zoya, asisten pribadi Alex, menjelaskan kenapa atasannya itu memanggil.

Joana melepas pandangan dari ponselnya, mendongak menatap Zoya yang berdiri di sebelah Alex.

"Maksudmu kita akan melakukan klarifikasi?" tanyanya yang dijawab anggukan oleh Zoya.

Dengan raut kesal ia mengalihkan pandangan pada Alex. "Itu hanya kata-kata tidak berguna. Semua orang berhak untuk mengatakan bahwa mereka menyukai siapa pun!"

Alex tidak menanggapi. Namun, tangannya terulur untuk mengambil map berisi lembaran-lembaran kertas yang ia baca tadi, lalu menyodorkan pada Joana. Kening wanita itu mengerut dalam melihat lembar demi lembar isi map tersebut.

"Itu kumpulan perbuatan kontroversi merugikan yang kau buat selama berada di HANS Entertainment. Kami tidak akan menuntut ganti rugi selagi kau menurut." Zoya kembali menjelaskan karena Alex tidak mau repot-repot berbicara. Lelah karena beberapa hari ini terus ditodong pertanyaan terkait kedekatannya dengan Joana.

Joana membelalakkan mata tidak percaya, menatap Zoya dan Alex bergantian, lalu melemparkan map itu asal hingga beberapa kertas di dalamnya berhamburan.

"Kalian melakukan ini untuk mengancam?" Joana menunjuk-nunjuk map itu. "Atau—" Ia memicingkan mata, menatap Alex yang juga tengah menatapnya dengan satu alis terangkat.

Ia tidak bisa berhenti berburuk sangka pada Alex. Atasannya itu selalu mengulik kesalahannya, berulang kali memberinya penalti, dan mungkin memang sengaja ingin mendepaknya perlahan dari agensi

Ia juga sering mendapatkan teguran tertulis hingga managernya dibuat pusing karena surat itu bagai panggilan menuju neraka. Dia yang akan menerima amukan Alex, bukan Joana. Alasannya, untuk menjaga mental sang model. Tidak adil sekali. Ini pertama kalinya Joana dipanggil berhadapan langsung dengan Alexander Hans.

"Sebenarnya kau tertarik padaku, ya?" lanjutnya yang membuat pria itu memutar bola matanya, sedangkan Zoya menghela nafas lega. Setidaknya Joana tidak mengatakan sesuatu yang akan membuat Alex marah.

"Kau selalu mengomentari ini itu, mempermasalahkan hal sepele, marah tanpa alasan yang jelas. Katakan saja kalau sebenarnya memang menyukaiku!"

Ia sering melihat cerita atasan dan pegawai seperti ini di film-film, di mana tokoh pemeran wanita akan bertekuk lutut setelah mendengar pernyataan cinta dari si pria. Mungkin saja ini akan terjadi padanya.

"Tolong lebih kooperatif lagi, Joana. Perusahaan akan dalam masalah besar kalau banyak brand memutus kontrak."

Akhir-akhir ini beberapa brand menolak Joana sebagai ambasador dan model mereka. Tentu saja, itu buntut perseteruannya dengan penggemar Lionel Hanafi yang memang sudah lama terjadi—semenjak Joana mengunggah foto Lionel yang tengah memeluknya. Dalam foto itu Lionel hanya memakai celana boxer dan Joana hanya memakai dress kemben yang tidak bisa menutup paha dan dadanya dengan sempurna.

Joana melipat tangannya di depan dada, menatap kesal dua orang di hadapannya. "Akan kuselesaikan nanti. Kalian tenang saja! Tidak perlu melakukan hal-hal konyol semacam ini!"

Senyum lega terbit di bibir Zoya. "Terima kasih atas kerjasamanya."

"Aku melakukan ini bukan—"

Kalimat Joana terpotong ketika Zoya mengangkat tangan, menginterupsi untuk diam karena ponselnya berdering. Ia menunjukan layar ponselnya pada Alex. "Angkat," kata pria itu, lantas ia keluar dari ruangan.

"Kalau tidak ada yang ingin disampaikan lagi, silakan keluar." Pria itu menunjuk pintu yang baru saja Zoya lewati, mempersilahkan Joana untuk keluar. "Keluar!" ucapnya lagi dengan nada lebih tegas.

Joana bergeming, malah memberikan senyum yang terlihat aneh bagi Alex. Terlihat seperti perempuan cabul, mengerikan.

"Jujur saja kalau tertarik padaku. Aku tidak akan keberatan kau terus mengungkit kesalahanku hanya untuk mendekatiku. Aku akan menerimamu dengan senang hati seandainya kau mau menghentikannya," kata Joana yang sepertinya tidak sadar siapa yang sedang ia ajak berbicara.

Tatapan horor Alex mengarah pada Joana seolah wanita itu jelmaan iblis cabul yang siap menelannya. Ia sudah beberapa kali bertemu Joana, saat menghadiri meeting atau pada suatu acara. Hanya sekedar melihat saja, dan ia baru menyadari hari ini kalau Joana terlihat lebih menyeramkan dari sebelumnya.

"Apa kau tidak tau arah pintu keluar?!"

"Oh, c'mon, Mr. Hans. Aku tidak berbohong saat mengatakan bahwa aku lebih menyukaimu daripada Lionel Hanafi bajingan itu. Kau berkali-kali lipat lebih tampan darinya," ucap Joana sedikit berbisik menggoda.

"Joana Ruby, haruskah aku menyuruh anak buahku untuk menyeretmu keluar dari ruangan ini?" desis Alex menatap Joana tajam. Untuk mengusir wanita murahan sepertinya memang memerlukan cara yang cukup berani.

"Fine!" Joana berdiri, namun sebelum pergi ia memutari meja, lalu berhenti di samping pria itu. Ia menundukkan badan sejajar dengan wajah Alex. "Kau sangat tampan jika sedang marah," godanya di telinga Alex.

"Kau!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   13. Kebohongan

    Di atas sofa, meringkuk seperti bayi, Joana menggeliat merasakan tubuhnya kaku. Nyeri di punggungnya semakin terasa ketika ia berusaha menegakkan badan. Ia melenguh seraya mengamati sekelilingnya. Decakan terdengar begitu menyadari dirinya masih berada di ruang tamu.“Auh, sial!” Lalu ia membawa tubuhnya untuk duduk. Ia terpaku beberapa saat melihat makanan yang tersaji di atas meja. “Jam berapa ini?” paniknya, dan dengan tergesa mencari ponsel di dalam tas yang tergeletak di meja.“Demi tuhan!” pekiknya mendapati ponselnya dalam keadaan mati. Begitu layar ponsel itu menyala, sontak matanya melotot. “Jam sebelas!” “Bagaimana bisa aku tidur selama dua jam setelah bangun tidur?” Tubuhnya mendadak lemas. Dua puluh satu panggilan tak terjawab dari San Jefri serta pesan panjang berisi untaian kemarahan. Ia mendesah Frustasi begitu menyadari mulai jatuh dalam pesona Alexander Hans seperti yang selama ini ia teriakan di depan publik. “Tidak, Joana, kau harus ingat tujuanmu.” Ia menggel

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   12. Hari Pertama, Tidak Buruk

    Joana mengerang kesakitan karena bersikeras melepas korset yang melingkar di perutnya. Semalam ia tidak bisa tidur karena terlalu memikirkan Alex yang mungkin saja menganggapnya murahan seperti para pembencinya. Sekarang tubuhnya tidak nyaman dan membutuhkan air hangat untuk menetralkan gejolak di dadanya. Setelah lebih dari satu jam berendam ia keluar dengan mengenakan baju yang ada di lemari—dress rumahan bertali spaghetti panjang diatas lutut serta hot pants. Penampilannya jauh lebih segar dari sebelumnya, ia juga sudah melepaskan perban yang melingkar di kepala karena luka di belakang kepalanya sudah kering. Sebelum mandi tadi ia sudah menyiapkan mini bag dan kacamata hitam. Rencananya ia akan pergi ke suatu tempat, menjalankan rencana yang sempat tertunda. "Berikan aku kunci tempat ini," pintanya pada Alex yang sedang berkutat di dapur. Alex menghentikan kegiatannya mengiris dada ayam. Memindai penampilan wanita itu. "Mau ke mana dengan pakaian seperti itu?" tanyanya d

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   11. Kontrak dan Perjanjian

    Joana mendongak menatap gedung di hadapannya, bibirnya sedikit terbuka sedangkan matanya berkedip-kedip memastikan penglihatannya tidak salah. Semilir angin menerpa wajahnya, membuat rambutnya menari liar di udara. Ia terkekeh disertai geraman kesal ketika angin itu menerbangkan kertas selebaran dan tersangkut di kakinya. “Apa kau bercanda?” tanyanya pada Alex yang berdiri di sampingnya, tetapi yang terdengar hanya embusan napas panjang. “Lebih baik aku tinggal di rumahku. Lebih nyaman dan layak ditempati!” kesalnya seraya menyingkirkan kertas itu dari kakinya. Ia tidak menyangka Alex akan membawanya ke apartemen tidak berbintang yang menurutnya tidak layak ditempati. Tembok berjamur, retakan di mana-mana dan tetesan air AC yang mengalir tenang di tembok hingga membasahi tanah. “Tempat ini tidak bisa disebut sebagai apartemen, tapi rumah susun!” ocehnya lagi. Tanpa Joana tahu, itu tempat persembunyian yang sempurna. Tidak seorang pun akan menduga bahwa Alexander Hans berdiam d

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   10. Mara Leah

    Joana tidak bisa menahan mulutnya yang berkali-kali terbuka lebar karena menguap. Ia muak, telinganya berdenging, bosan mendengar ocehan Bibi Oda tentang Alex yang tidak ada hentinya. Tidak ada informasi yang benar-benar penting, tetapi ia harus pura-pura memasang telinga dengan baik.Menyebalkan!Mereka masih berada di taman belakang, Bibi Oda duduk di kursi santai, Joana masih setia dengan kursi rodanya, sedangkan Alex entah pergi ke mana. Sebelum pergi, ia menyuruh dua perempuan berbeda usia itu untuk mengobrol hal penting yang perlu Joana ketahui. Dengan harapan istri barunya itu tidak akan merepotkan ke depannya.“Dia tidak bisa makan makanan laut, tapi suka salad tuna salmon.”Joana hanya mengangguk.“Pengelolaan emosinya sangat buruk dan dia sangat menyebalkan. Jadi, jangan sekali-kali membuatnya marah. Kita tidak tahu apa yang bisa dia lakukan, kelakuannya sering di luar nalar.”“Ya, ya, aku tahu itu. Dia memang sangat menyebalkan, suka marah-marah dan brengsek!” Sangat breng

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   9. Alice Kayona

    Perban masih melingkar di kepala Joana, begitu pula dengan korset khusus yang terpasang di pinggangnya. Dokter memasang benda itu sebelum ia benar-benar diperbolehkan untuk pulang. Walau kesulitan bernapas, korset itu membantunya bergerak tanpa harus menekuk tubuh dengan berlebihan. Wanita dengan setelan baju tidur panjang itu meringkuk di dalam mobil, memeluk lutut memunggungi Alex yang sedang menyetir. Ia tidak tahu ke mana pria itu akan membawanya, tidak mau bertanya, dan tidak mau berbicara. “Sebelum kita ke rumahku, aku akan mengenalkanmu pada Bibi Oda. Dia akan membantumu banyak hal.” Mendengar nama itu, Joana membuka mata. “Dia siapa?” tanyanya tanpa mengubah posisi. Alex tidak langsung menjawab. Cukup lama Joana menunggu pria itu membuka mulut, hingga akhirnya embusan napas panjang terdengar dan ia menjawab, “Pengasuhku.” Singkat, padat, dan cukup membuat Joana kesal. Untuk apa ia harus berkenalan dengan seorang pengasuh? Alex tidak berniat menjadikannya pelayan,

  • Kontrak Pernikahan Boss Gila   8. Berlenggok di Atas Ranjang

    Berawal dari kalimat "kita menikah besok", di sinilah Joana sekarang. Sebenarnya masih tergeletak di ranjang rumah sakit, tetapi dikelilingi orang-orang yang sangat ia kenal. Kata Alex, "Mereka akan menjadi saksi pernikahan kita."Joana masih membeku di tempatnya ketika kakak angkatnya—Brian—mengantarkan seorang pendeta keluar dari ruang inap. Di sampingnya, Alex tidak berhenti tersenyum jumawa ketika semua orang—sebenarnya hanya ada Brian, Zoya dan Bams—mengucapkan selamat atas janji pernikahan yang baru saja digelar.Pernikahan yang sangat sederhana. Hanya ada wali, tanpa orang tua Joana dan tanpa orang tua Alex. Acara hanya mengucapkan janji suci, menyematkan cincin, memberi selamat dan selesai. Tidak ada acara makan-makan atau apa pun itu, tetapi kalau mau, para tamu bisa makan buah-buahan yang mereka bawa sendiri karena Joana tidak terlalu menyukainya."My Ruby, aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja, tapi setidaknya tersenyumlah untuk satu hari saja." Bams berbisik di telinga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status