Bab 10Bab 10“Wahyu, apa kau tidak mengenali Dina? Dia ini istrimu, Nak.”Kepala Wahyu langsung merasa sakit saat mencoba mencerna kata-kata mamanya. “Ma, kepala Wahyu sakit!”Pratama langsung memanggil suster jaga.Dina merasa bingung melihat dan mendengar ucapan mas Wahyu. “Apa kau melupakan aku, Mas?”Wahyu menatap Dina dan tertegun lama. Ia merasa baru pertama kali ini mereka bertemu! “Maaf, aku tidak mengenalmu dan tolong jangan panggil saya dengan panggilan Mas. Panggilan itu kurang cocok …”“Wahyu! Dia itu Dina istrimu! Sudah seharusnya dia memanggilmu dengan panggilan Mas! Apa kau berharap istrimu memanggilmu dengan panggilan Om!” seru Maria memarahi Wahyu. Ia merasa kasihan melihat besan dan juga Dina yang tampak terpukul dengan hal ini.Setelah dilakukan pemeriksaan, Wahyu memang mengalami amnesia.Beberapa hari kemudian, mereka pulang dan menginap di kondo.“Aku mencintai Lira!”“Aku tahu!”“Kau tidak bisa memisahkan aku dari Lira!”“Sudah kukatakan aku tahu!” seru Dina de
Bab 11Dina berpikir cepat dan berucap. “Tentu karena Om yang mengejar cintaku!"Wahyu menatap Dina dengan penuh curiga."Kenapa? Apa nggak percaya?!” tantang Dina dengan berani. Aduh! keluh Dina dalam hati. Mulutmu itu Din! Kenapa tidak berpikir panjang sebelum menjawabnya, tambahnya lagi dalam hati.Kening Wahyu mengerut mendengar nama panggilannya berubah menjadi Om!? Dina pasti sedang marah besar padanya saat ini. Wahyu tidak tahu kebenarannya tapi itu mungkin saja itu yang terjadi karena secara logika tidak ada satu pun orang yang bisa memaksanya untuk menikah meski demi ibunya sendiri dan tega menghianati Lira.Dina terdiam saat melihat mas Wahyu tampak meragukan dirinya sendiri tapi di satu sisi, ia merasa lega karena mas Wahyu mempercayai omong kosongnya tapi di sisi lain merasa mual mendengar ucapannya sendiri. Jelas-jelas mas Wahyu hanya mencintai Liranya itu! Dina menggeleng mencoba untuk menenangkan dirinya lagi. Yang penting saat ini mereka bisa mempertahankan pernikah
Bab 12“Kita belum melakukannya.”“Kenapa?”Dina berpikir cepat merasa perlu memutar otak dan memberi jawaban yang bisa memuaskan mas Wahyu.“Aku masih trauma dan Mas Wahyu sudah berjanji tidak akan memaksaku!”“Trauma? Trauma tentang apa?”Dina cepat-cepat mengambil dompetnya dan menunjukkan foto Miracle kemudian memperlihatkannya kepada mas Wahyu. Semoga mas Wahyu percaya, semoga dia percaya! harap Dina dalam hati sambil komat kamit dalam hati. Toh dia hanya harus menahan diri selama beberapa hari saja, setelah itu mereka semua termasuk mas Wahyu akan pulang ke Indonesia, bukan? Dina, kau harus bertahan selama beberapa hari lagi! pekiknya mencoba untuk menampilkan wajah setenang mungkin. “Ini bayi siapa?” tanya Wahyu dengan kalut. “Dia adikmu?” Tidak mungkin bayinya, bukan? tapi tadi dia katakan …Dina menarik napas dalam-dalam kemudian menggeleng. “Dia bayiku, Mas,” jawab Dina dengan perasaan ketar ketir.“Ba-bayimu …!” seru Wahyu merasa gugup dan mulai mengecilkan suaranya. “Tap
Bab 13Dina merasa gugup menjawab pertanyaan mas Wahyu. “Mas yang menyuruhku.”“Apa maksudmu? Aku yang menyuruhmu?!”Dina mendehem berusaha untuk bersikap setenang mungkin. “Begini, saat awal kita hendak menikah, Mas bilang kalau Mas tidak mau ada banyak orang tahu kalau kita telah menikah jadi mengingat statusku mungkin …?”Wahyu mengumpat dirinya sendiri. Kenapa kau jadi seorang bajingan, Wahyu! “Tapi kenapa kau sama sekali tidak memprotes Mas?” Apa dia benar-benar mencintaiku hingga bersedia dan tidak protes dengan permintaan konyolku? Apa aku takut Lira mengetahui pernikahan kami? Alasan ini cukup masuk akal.Dina merasa gugup saat mas
Bab 14 Deg, Dina menatap ke arah mas Wahyu dengan tatapan panik! Gawat! Karena terlalu fokus merawat mas Wahyu, dia sampai lupa memindahkan barang-barangnya ke kamar utama! Bagaimana ini?! erangnya sambil menatap ke arah mas Wahyu. Jadi mereka tidak tidur di kamar yang sama, imbuhnya dalam hati. Wahyu berpikir cepat dan berusaha menenangkan Dina dengan tatapan matanya. “Maaf sebelumnya Ma, tapi ini semua karena kesalahan Wahyu.” Joselin mengerutkan kening sambil menatap heran ke arah pasangan pengantin baru ini. Jangan bilang sebelumnya mereka bertengkar?! pikirnya sambil menatap tajam ke arah Dina. Dina panik dan otomatis langsung menatap balik ke arah mas Wahyu, ia masih tidak mengerti dengan alasan yang akan diberikan mas Wahyu kepada mama. Dia saja
Bab 15 “Kalau begitu kau sendiri yang harus membantuku mandi, Din!” “Hah! Ap-apa, Mas?!” “Kenapa apa kau keberatan melakukannya?” “Bukan begitu, Mas …!” “Jadi kenapa? Apapun alasannya kau adalah istriku jadi sudah sewajarnya kau mengurusku, bukan?!” “Jangan ngadi-ngadi kenapa Mas!?” sahut Dina dengan wajah memerah. Wahyu bingung mendengar ucapan Dina. “Apa maksudmu, Din?!” Apa Dina benar-benar merasa jijik padanya? “Mas, coba sekarang berdirilah!” sahut Dina merasa lucu menanggapi permintaan mas Wahyu.
Bab 16Setelah mas Wahyu pulih, semua keluarga pulang ke Indonesia. Dina menghela napas lega saat mengantar kepulangan mereka di bandara.“Kenapa kau terlihat lega sekali?”“Tentu sekarang aku lega. Sekarang aku bisa mengunjungi pusat pendidikan aktingku!”“Oh …” Hanya itu yang keluar dari mulut Wahyu dan merasa geram dengan sikap Dina yang tidak memikirkan bayinya sama sekali. “Bagaimana dengan Miracle? Tiga tahun adalah waktu yang lama …”Kening Dina mengerut bingung. “Memangnya kenapa? Miracle dirawat dengan baik di panti.”“Kehidupan anak-anak yang sesungguhnya adalah bersama kedua or
Bab 17“Tung-tunggu, Din sepertinya kau salah paham …”“Salah paham apa coba!?”“Aku sama sekali belum pernah menikah dan punya anak!” seru Wahyu dengan penuh emosi.Dina berbalik dengan mata terbelalak kaget mendengar pengakuan mas Wahyu kepadanya.“Wah, wah, wah Mas! Sungguh terlalu!”“Ap-apa?! Mas benar-benar …!”“Kau amnesia sampai melupakan anak-anakmu?! Ini tiga loh Mas, bukan hanya satu!” cerocos Dina dengan kesal. “Apa jangan-jangan kau juga telah melupakan mantan istrimu juga, ibu dari anak-anakmu?!”