Bab 45
Dina menelan air ludahnya dengan susah payah saat wajah mas Wahyu semakin mendekat ke arahnya.
“Din, sekarang tolong jawablah, apa Mas boleh bercinta denganmu?”
Dina menatap mas Wahyu kemudian setelah berpikir lama, ia mengangguk secara perlahan. Tapi setelah semua ini terjadi hubungan kita akan bagaimana, Mas …? tanya Dina dalam hati saat mas Wahyu mencium bibirnya dengan lembut.
Semua keraguan dan berbagai pertanyaan langsung menghilang dari benak Dina saat bibir Mas Wahyu menciumnya. Ia membiarkan dirinya terhanyut dan tanpa sadar mengerang. Dina menyadari hal itu dan langsung menutupi bibirnya. “Maaf!”
Wahyu terkekeh dan menenangkan Dina. “Itu adalah reaksi n
Bab 46Sebuah panggilan telepon menghentikan percintaan mereka.“Mas harus mengangkatnya,” kata Dina dengan wajah memerah karena mas Wahyu tidak berhenti memanjakan tubuhnya.“Apakah harus?” erang Wahyu dengan wajah penuh keberatan. "Biarkan saja. Nanti juga berhenti sendiri. Ini sudah larut."“Mungkin saja panggilan itu penting,” sahut Dina mengingatkan sambil menjilati bibirnya yang kering karena menahan perasaan nikmat saat mas Wahyu menyentuhnya di bawah sana.“Kita berada dalam situasi yang lebih penting. Biarkan saja. Mas mohon berkonsentrasilah dan nikmati semua bonusmu ini.”Dina terkekeh dan membiarkan ma
Bab 1Dina menghela napas sesaat sebelum memasuki tempat acara perjodohan diadakan. Mencoba membulatkan tekad dan berusaha menekan egonya. Di usia ke 22 tahun dia harus menjajakan diri seperti ini?! OMG, tolong!"Ingat Dina, kalau kau ingin jadi artis, kau butuh restu dari seorang suami!""Dina hanya butuh ijin dan restu dari Mama dan Papa! Itu saja ...""Kami sudah memberi jawab dan kami tetap tidak akan mengijinkannya, titik!"Dina merasa harus mencari cara lain untuk membujuk kedua orang tuanya. Tanggal keberangkatan semakin dekat, dia harus segera mendapat ijin dari mama dan papa karena itu ia mengganti strateginya dan memainkan aktingnya. Ia mulai terisak dengan wajah penuh kesedihan."Kenapa Dina harus menikah, Ma? Makan Dina nggak banyak-banyak amat. Dina ini masih muda, Ma. Belum mau kawin! Apa Mama dan Papa berniat memadamkan semangat Dina?!" Dina menangis lagi.Kedua orang tua Dina hanya menatap tanpa bergeming sedikitpun dengan isak tangisnya.Dina menambah volume isakannya
Bab 2Di meja Wahyu ..."Berapa jumlah anakmu?" tanya Wati menegaskan apa yang sudah didengarnya."Tiga," jawab Wahyu dengan wajah santai. Dengan begini wanita ini akan mundur dari perjodohan ini dan tidak menyia-nyiakan waktunya lagi!Wati terperangah tidak bisa berkata-kata dan mengumpat mak comblang yang sudah merekomendasikan Wahyu kepadanya! "Ta-tapi ..."Wahyu tertawa di balik topengnya. "Ibuku sengaja tidak memberitahumu tapi aku tidak akan menyembunyikan apapun darimu karena nantinya kau yang akan menjadi ibu sambung bagi anak-anakku."Wati tidak tahan lagi dan mengumpat secara terang-terangan. Ia merasa kesal dengan data yang diberikan mak comblang kepadanya! Dia hanya membaca kalau Wahyu Pratama adalah seorang CEO dan dia belum pernah menikah sebelumnya! Dia adalah calon suami terindah di jaman now! Tapi kenyataannya! Bagaimana mungkin!? ratap Wati menangisi nasip apesnya dalam hati."Jadi ...?" Wahyu menunggu dan sudah bersiap disiram dengan air saat ini!"Tidak ada jadi! S
Bab 3 "Apa maksudmu?" "Kau tidak mau menikahinya, bukan? Kalau begitu biar aku yang akan menikahinya!" sahut Dina sambil tersenyum penuh percaya diri ke arah wanita yang sudah menolak pria dewasa di hadapannya ini. "Apa!?" Semua orang terkejut mendengar ucapan gadis muda yang sangat cantik ini. "Kau ingin menikahiku?" tanya Wahyu mencoba memastikan pendengarannya tapi jantungnya berdebar kencang dan menyembunyikan senyuman di balik topeng anehnya itu. "Tapi Nona, aku juga tidak kaya, mak comblang memberi ...." Dina tersenyum dengan penuh percaya diri. Well dia sudah mendengar informasi itu karena meja mereka bersebelahan! Tentu dia tidak keberatan. Dia kaya, sepertinya, pikir Dina seraya meralat ucapannya sendiri. Lebih dari cukup mungkin lebih tepat. Dia bisa menopang perekonomian keluarga selama pria ini mau memuluskan jalannya untuk menjalani pelatihan aktingnya di luar negeri. Dia hanya butuh ijin dari suami sebagai persyaratan dari kedua orang tuanya! Wati menyela dengan w
Bab 4Wahyu mengaduh dalam hati! Mamanya telah salah paham rupanya. "Ma, begini ..."Maria mengacuhkan Wahyu dan langsung berfokus untuk menenangkan Dina yang tampak syok saat mendengar ucapannya."Saya menikah dengan siapa, Tante?" tanya Dina dengan hati-hati seraya menelan air ludahnya dengan susah payah."Aku," sahut Wahyu dengan wajah memerah. Dina pasti akan menolaknya! Dia pasti akan menolaknya! teriak Wahyu merasa tingkat percaya dirinya turun ke tingkat nol!"Tentu saja dengan Wahyu, Sayangku. Lihat, saat itu dia mengenakan topeng yang sangat jelek. Inilah wajah aslinya dan dia pria yang sangat tampan untuk menjadi suamimu bukan?""Tunggu, tunggu, maaf semuanya. Apa bisa beri saya waktu untuk mencerna semua ini.Tante?" tanya Dina sambil mendehem. "Ini hanya salah paham!" ucapnya setengah mencicit.Tubuh Wahyu menegang mendengar dan melihat ekspresi ngeri dari wajah Dina. Apa ini berarti Dina benar-benar telah menolakku? tanya Wahyu merasa sangat gugup menanti apa yang akan te
Bab 5 "Apa maksud, Om?" tanya Dina dengan jantung berdebar kencang. Apa itu berarti om ganteng ini bersedia menikah denganku? tanya Dina dengan tidak sabaran dalam hati. Wahyu tersenyum. "Ayo, kita menikah." "Apa, OM!?" seru Dina langsung menatap ke arah Wahyu dengan ekspresi kaget. "Maksud Om, Om bersedia menikah dengan saya?" tanya Dina menegaskan. Wahyu mengangguk. "Iya, kalau kamu tidak keberatan. Ayo kita menikah." Dina tidak percaya dengan ucapan Wahyu. "Kenapa Om mau menikah dengan saya?" tanya Dina dengan perasaan bingung. Ini mimpi bukan yah? tanya Dina reflek mencubit pahanya sendiri diam-diam. Atittt! berarti ini bukan mimpi! Wahyu menatap Dina dengan bingung. "Kenapa kau mencubit dirimu sendiri?" Dina hanya bisa menggigit bibirnya dan fokus meneruskan ucapannya lagi. "Begini Om, setelah kita menikah, saya harus pergi ke luar negeri untuk belajar akting ..." "Kapan dan berapa lama?" Dina menatap Wahyu dengan perasaan ragu. "Tanggal 20 ini saya harus berangkat ke N
Bab 6 "Mas," ralat Dina dengan cepat. "Tapi pernikahan kita bukan dilandasi saling cinta jadi ..." Wahyu berpikir cepat. "Kita berdua sama-sama sudah dewasa, Din. Meski kau jauh lebih muda dibanding Mas tapi Mas tidak mau berzinah. Kalau kau keberatan apa sebaiknya perjanjian ini kita batalkan saja?" Dina tertegun lama seraya menatap ke arah Wahyu dengan hati yang gundah gulana. Aduh bagaimana ini!? "Loh, kok begitu Mas?!" sahut Dina dengan panik. "Kau tidak mau publikasi baiklah aku terima tapi syaratnya itu, kita harus menikah secara hukum dan juga secara agama." "Tapi Mas ..." "Kalau kau ragu, kita tidak perlu meneruskan hal ini. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya dan aku tidak mau hidup di dalam dosa. Aku ingin mengawali semua ini dengan benar!" sahut Wahyu dengan penuh percaya diri kalau Dina tidak akan menolak keinginannya setelah melihat ekspresi Dina saat ini. Dina menahan kertas yang ingin diambil darinya. "Baik, baiklah," balas Dina dengan wajah panik. "Ay
Bab 7 Dina mendehem. "Aku tidak tahu siapa papanya Miracle, Mas." Wahyu mencengkram buku tangannya erat-erat dan mencoba menahan emosinya. Masa lalu Dina ternyata begitu kelam hingga ia tidak tahu siapa ayah dari bayinya. Wahyu sangat kecewa saat Dina membawanya untuk bertemu dengan Miracle di sebuah panti asuhan! Wahyu benar-benar tidak habis pikir. Katanya Dina sangat menyayangi Miracle tapi kenapa dia tega membiarkan Miracle tinggal di sebuah panti asuhan! Walau bagaimana Miracle adalah putrinya! Seharusnya ia membawanya pulang dan merawatnya dengan penuh kasih sayang tapi sampai detik ini setiap kali ia menyarankan hal itu Dina selalu menolaknya dan tidak pernah meminta hal itu. Mungkin karena fokus Dina saat ini untuk meraih cita-citanya hingga ia rela menitipkan anaknya di panti asuhan, pikir Wahyu merasa sangat kecewa dengan kenyataan yang ada. "Mas?" tegur Dina karena melihat mas Wahyu melamun. "Kadang aku kasihan memikirkan masa depan Miracle, Mas tapi jangan khawatir a