Share

Bab 26. Kecewa

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-01 22:45:45

Dunia Jennie seolah runtuh setelah mendengar ucapan Gara yang menusuk telinga. Jadi, Gara membawanya ke sini bukan untuk bulan madu, melainkan untuk menyembunyikan rencananya. Kecurigaan yang samar-samar tadi kini berubah menjadi kepastian yang menyakitkan. Gara berbohong, bahkan bukan tentang hari ini saja, Jennie yakin Gara sudah membohonginya sejak awal pernikahan.

Gara mengakhiri panggilannya dan kembali dengan senyum yang dipaksakan. "Maaf, Biggie. Ada sedikit masalah di kantor yang harus segera diselesaikan."

Jennie berusaha keras menyembunyikan keterkejutannya. Ia memaksakan senyum tipis. "Oh, begitu."

Sepanjang malam, Jennie merasa gelisah. Ia mencoba mengorek informasi dari Gara, tapi suaminya hanya memberikan jawaban yang mengambang dan menghindari tatapan matanya. Kecurigaan Jennie semakin memuncak. Ia tidak bisa menikmati indahnya vila atau pemandangan lagi. Pikirannya dipenuhi pertanyaan dan prasangka.

Pagi harinya, setelah sarapan yang sunyi, Jennie tidak bisa menahan di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 31. Kebenaran

    Gara membeku. Ia menatap mata Jennie, dan melihat genangan luka di sana. Bukan luka fisik, melainkan luka batin yang dalam, yang selama ini Jennie sembunyikan darinya. Ia tahu, kata-kata Jennie adalah tamparan telak. Ada sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar pertengkaran sepele.Suasana di ruang tamu hening seketika. Haidar dan Andin berhenti berdebat, Bara menatap kakaknya dan kakak iparnya dengan cemas. Mereka semua bisa merasakan ketegangan yang pekat, sebuah gejolak emosi yang siap meledak.Gara meraih tangan Jennie, menggenggamnya erat. "Apa yang sakit, Biggie? Katakan padaku," bisiknya, suaranya melembut, penuh permohonan. Ia tahu ia harus mendengarkan Jennie kali ini, tidak peduli seberapa menyakitkan kebenaran itu.Jennie menarik napas dalam-dalam, menatap mata Gara yang penuh penyesalan. "Kamu pura-pura mencintaiku, Gara. Kamu bohong sama aku. Itu yang sakit."Kata-kata itu bagaikan anak panah yang menusuk jantung Gara. Ia merasa sesak. Kebohongan yang mana? Pura-pura me

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 30. Panggung Hiburan

    Gara yang tadinya melamun, langsung memerhatikan dua motor yang menyalip mobilnya. Ada sesuatu yang familiar dari siluet pengendara di salah satu motor. Jantungnya berdebar kencang. "Jangan bicara sembarangan!" tegur Gara, nada suaranya tajam. Ia memiliki firasat yang tidak menyenangkan."Maaf, Bang," jawab Bara, sedikit terkejut dengan reaksi kakaknya. Ia kemudian memerhatikan kakaknya yang sedang memijat pelipisnya. Gara tampak sangat tertekan. "Bang, kamu sama Kak Jen ada masalah apa?" tanyanya hati-hati. Bara sudah lama mengamati ketegangan di antara mereka, tapi ia belum berani bertanya.Gara menghela napas panjang, membiarkan kepalanya bersandar pada sandaran kursi. "Aku pikir dia marah karena aku kurang perhatian, tapi sepertinya ada masalah lain. Semalam dia bicara kalau aku pura-pura mencintainya. Entah apa maksudnya, aku tidak mengerti. Kenapa dia berbicara seperti itu?" Suaranya penuh keputusasaan."Kenapa nggak kamu tanya aja, Bang?" kata Bara, mencoba memberikan solusi se

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 29. Demi Menantu Kesayangan

    Matahari pagi yang hangat menyusup masuk melalui celah gorden, membelai wajah Gara yang masih terlelap pulas di sofa. Cahayanya yang keemasan menari-nari di atas rambutnya yang sedikit berantakan. Di tempat tidur, Jennie perlahan membuka matanya. Pandangannya kosong, menatap langit-langit kamar yang sunyi. Setelah beberapa detik, ia memiringkan kepalanya, menoleh pada laki-laki yang sudah beberapa hari terakhir ia 'diamkan'.Gara tampak begitu damai dalam tidurnya, dengan napas teratur yang naik turun perlahan. Jennie merasakan desiran aneh di hatinya. Ada rasa rindu, marah, kecewa, dan setitik harapan yang bercampur aduk. Ia tahu, pertengkaran mereka kali ini terasa berbeda. Lebih dalam, lebih menyakitkan. Bukan hanya sekadar salah paham kecil, melainkan sesuatu yang mengikis fondasi kepercayaan mereka."Seandainya, Mommy kamu nggak sebaik ini sama aku, mungkin aku udah pergi ninggalin kamu, Gara," gumam Jennie pelan, suaranya nyaris tak terdengar, hanya sebatas bisikan untuk dirinya

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 28. Cinta Palsu

    Malam itu, ketegangan melingkupi kamar Jennie dan Gara. Jennie berdiri di tepi ranjang, tangannya bersedekap, matanya menatap tajam ke arah suaminya. “Gara, aku udah bilang, kamu tidur di sofa malam ini,” ucapnya dingin, suaranya nyaris berbisilk namun penuh perintah.Gara, yang sudah terlanjur merebahkan diri di sisi ranjang, mengangkat kepalanya perlahan. “Biggie, jangan konyol. Ini ranjang kita.”“Bukan ranjangku lagi kalau kamu keras kepala!” balas Jennie, suaranya sedikit meninggi.Namun, Gara tetap pada posisinya, menolak beranjak. Jennie menghela napas kasar, kekalahan terpancar di wajahnya. Ia akhirnya menyerah. Jennie menghentakkan kaki. Ia berjalan menuju sofa, merebahkan diri di sana, membelakangi Gara.Gara bangkit dari ranjang, langkahnya berat mendekati sofa. “Biggie,” panggilnya lembut, “biar aku yang tidur di sini.”Tidak ada jawaban. Jennie tetap diam, punggungnya menghadap Gara, seolah membangun tembok tak terlihat di antara mereka.Gara mengembuskan napasnya dengan

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 27. Mengejar Maaf Istri

    Hening lagi. Kali ini, keheningan yang berbeda. Keheningan lega, bercampur dengan sedikit kejutan. "Baiklah. Setidaknya kamu tidak lupa siapa yang memberimu upah." Nada bicara Gara sedikit melunak. "Terima kasih, Yas." Ia segera menutup teleponnya.Gara mendongak, menatap langit-langit villa dengan tatapan kosong. Jadi, Jennie benar-benar pergi. ‘Sial! Rencanaku berantakan!’ Ia membanting ponselnya ke atas meja, lalu bangkit dan mulai mengemas pakaiannya dengan tergesa-gesa. Pikirannya kalut. Ia tidak menyangka Jennie akan bereaksi secepat dan seserius ini."Kenapa aku sangat ceroboh?" oceh Gara sambil memasukkan beberapa helai pakaian ke dalam tas. "Kalau seperti ini bukan mertuaku yang hancur, tapi hubungan kami yang hancur." Wajahnya mengeras, penuh penyesalan. Rencana awalnya adalah untuk memberi pelajaran pada mertuanya, namun ia tidak pernah memperkirakan bahwa harga yang harus ia bayar akan semahal ini. Hubungannya dengan Jennie, harta paling berharga yang ia miliki, kini berad

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 26. Kecewa

    Dunia Jennie seolah runtuh setelah mendengar ucapan Gara yang menusuk telinga. Jadi, Gara membawanya ke sini bukan untuk bulan madu, melainkan untuk menyembunyikan rencananya. Kecurigaan yang samar-samar tadi kini berubah menjadi kepastian yang menyakitkan. Gara berbohong, bahkan bukan tentang hari ini saja, Jennie yakin Gara sudah membohonginya sejak awal pernikahan.Gara mengakhiri panggilannya dan kembali dengan senyum yang dipaksakan. "Maaf, Biggie. Ada sedikit masalah di kantor yang harus segera diselesaikan."Jennie berusaha keras menyembunyikan keterkejutannya. Ia memaksakan senyum tipis. "Oh, begitu."Sepanjang malam, Jennie merasa gelisah. Ia mencoba mengorek informasi dari Gara, tapi suaminya hanya memberikan jawaban yang mengambang dan menghindari tatapan matanya. Kecurigaan Jennie semakin memuncak. Ia tidak bisa menikmati indahnya vila atau pemandangan lagi. Pikirannya dipenuhi pertanyaan dan prasangka.Pagi harinya, setelah sarapan yang sunyi, Jennie tidak bisa menahan di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status