Home / Romansa / Kontrak Sang Pengantin / Bab 71. Tertangkap

Share

Bab 71. Tertangkap

Author: Nyi Ratu
last update Last Updated: 2025-08-31 23:41:01

Di kantor Gara, suasana mendadak dicekam ketegangan. Ponsel Yas bergetar tanpa henti, layarnya terus menyala menampilkan notifikasi yang masuk bertubi-tubi. Kerutan di dahi Yas semakin dalam saat ia melihat sebuah video dengan judul provokatif, "Skandal Sang Penguasa Mannaf Group, Gara: Pesta Liar dengan Wanita di Klub Malam." Video yang menunjukkan sosok pria mabuk dengan tawa lepas itu langsung mendominasi seluruh lini masa.

"Bos, coba lihat video ini," ujar Yas, suaranya tercekat. Ia menyodorkan ponselnya, "Sepertinya ini perbuatan Sasha. Dia pikir laki-laki di video ini adalah Anda."

Namun, alih-alih panik, tawa Gara justru meledak. Ia menatap Yas dengan geli, seolah tak percaya adiknya kembali menjadi sasaran fitnah. Yas yang tadinya tegang, kini ikut terkekeh melihat reaksi santai bosnya.

"Dasar bodoh!" Gara menggelengkan kepala. "Lihatlah, dia bahkan tidak bisa membedakan mana aku, mana Bara. Sejak kapan aku suka ke klub malam?"

"Mungkin dia terlalu terobsesi sampai matanya rab
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 74. Pergi

    Jennie tersipu. "Ish, apaan sih." Ia menepis tangan Gara, tetapi suaminya itu malah semakin gencar menggoda.Gara terkekeh, menciumi puncak kepala Jennie. "Kamu sangat menggemaskan. Aku jadi tidak sabar ingin memiliki anak darimu.""Tapi 'kan kita baru aja melewati masalah besar," kata Jennie, mencoba mengalihkan pembicaraan."Justru itu," sahut Gara, menatap mata Jennie dalam. "Setelah semua badai yang kita lalui, aku ingin membangun keluarga kecil kita. Aku ingin melihat kamu dan anak-anak kita bahagia."Jennie merasakan pipinya semakin memanas. Ia tidak bisa menyangkal bahwa ide itu juga terlintas di benaknya. Terutama setelah semua ketegangan yang mereka alami, kehangatan keluarga terasa semakin dibutuhkan.Gara melihat keraguan di mata Jennie. "Tidak perlu malu begitu," bisiknya, suaranya berubah serak. "Aku tahu kamu juga menginginkannya."Ia menarik Jennie lebih dekat, memeluknya dengan lembut. Angin malam berhembus, membawa aroma bunga melati dari halaman. Bintang-bintang bersi

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 73. Akhir Kejahatan Sasha

    Suasana hening kembali, namun kini dipenuhi ketegangan. Gara mendorong Jennie ke belakangnya, melindungi wanita itu dari tatapan mata Sasha yang penuh kebencian. Jemarinya mencengkeram erat tangan Jennie, isyarat agar Jennie tetap tenang."Bagaimana bisa kamu keluar?" tanya Gara, suaranya pelan tetapi tajam. "Kamu seharusnya sudah di dalam sel."Sasha tertawa sinis, suaranya melengking di antara pepohonan. "Kamu pikir dengan menyingkirkanku, semua akan berakhir? Rencana kamu bodoh, Gara. Kamu merusak segalanya! Aku sudah membayangkan akan menjadi wanita terkaya dan terkuat di kota ini, didukung oleh Mannaf Group, dan kamu menghancurkan semua itu demi wanita tidak berguna ini!"Sasha menunjuk Jennie, jari telunjuknya gemetar. "Kamu menolakku demi wanita yang bahkan tidak pantas untukmu! Padahal aku sudah mempersiapkan segalanya. Aku sudah membayangkan diriku menjadi direktur utama perusahaan raksasa. Gabungan perusahaanku dan Mannaf Group. Tapi, sekarang?" Ia mengangkat pistolnya, meng

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 72. Konferensi Pers

    Sasha terdiam lesu di ruang interogasi. Tatapannya kosong, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Rencana yang ia susun dengan begitu matang, yang ia yakini sempurna tanpa cacat, hancur lebur dalam sekejap. Ia tidak menyadari bahwa setiap langkah yang ia ambil ternyata adalah bidak dalam permainan Gara. Semua gerakannya dipantau: panggilan telepon, percakapan dengan orang suruhan, bahkan jejak digital di media sosial—semuanya kini menjadi bukti tak terbantahkan.Ketika Gara, Bara, dan Jennie keluar dari kantor polisi, kilatan cahaya kamera langsung menyambut mereka. Gara melangkah tegap di depan, Bara mengekor di belakangnya, sementara Jennie berjalan dengan kepala terangkat. Malam itu, berita tentang skandal Mannaf Group berganti menjadi kabar penangkapan Sasha. Keesokan harinya, suasana di kantor Mannaf Group terasa mencekam. Puluhan kamera dan wartawan memadati ruangan, tak sabar menanti penjelasan Gara terkait video yang viral. Gara, yang biasanya memancarkan aura dom

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 71. Tertangkap

    Di kantor Gara, suasana mendadak dicekam ketegangan. Ponsel Yas bergetar tanpa henti, layarnya terus menyala menampilkan notifikasi yang masuk bertubi-tubi. Kerutan di dahi Yas semakin dalam saat ia melihat sebuah video dengan judul provokatif, "Skandal Sang Penguasa Mannaf Group, Gara: Pesta Liar dengan Wanita di Klub Malam." Video yang menunjukkan sosok pria mabuk dengan tawa lepas itu langsung mendominasi seluruh lini masa."Bos, coba lihat video ini," ujar Yas, suaranya tercekat. Ia menyodorkan ponselnya, "Sepertinya ini perbuatan Sasha. Dia pikir laki-laki di video ini adalah Anda."Namun, alih-alih panik, tawa Gara justru meledak. Ia menatap Yas dengan geli, seolah tak percaya adiknya kembali menjadi sasaran fitnah. Yas yang tadinya tegang, kini ikut terkekeh melihat reaksi santai bosnya."Dasar bodoh!" Gara menggelengkan kepala. "Lihatlah, dia bahkan tidak bisa membedakan mana aku, mana Bara. Sejak kapan aku suka ke klub malam?""Mungkin dia terlalu terobsesi sampai matanya rab

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 70. Bukti

    Pagi itu, sinar mentari yang hangat menembus celah gorden, membangunkan Gara dan Jennie dari tidur mereka yang nyenyak. Keduanya masih berbaring, berpelukan erat seolah tak rela melepaskan kehangatan satu sama lain. Setelah mandi dan bersiap, mereka keluar dari kamar rahasia. Jennie berjalan gontai menuju sofa, wajahnya masih terlihat mengantuk, sementara Gara sudah terlihat segar dan siap untuk memulai hari."Sini, duduk di sini," pinta Gara sambil menepuk pahanya."Aku masih lemas, badanku rasanya remuk," jawab Jennie, merebahkan tubuhnya di sofa.Gara merengek manja, "Ayolah, sini dulu. Aku mau peluk-peluk sebelum kerja. Nanti aku pijit, deh."Jennie terkekeh. "Sejak kapan bos besar ini jadi manja?" Meski begitu, ia akhirnya bangkit dan duduk di pangkuan Gara. Gara tersenyum puas dan memeluknya erat. Tiba-tiba, pintu terbuka."Bang! Kamu sama Kakak ipar nggak apa-apa, 'kan?" Suara Bara yang panik memecah keheningan. Ia melangkah masuk, napasnya terengah-engah, dengan wajah cemas ya

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 69. Ruang Rahasia

    "Gini." Bara memulai dengan nada serius. "Ayah kandung Anisa, Pak Indra Gunawan, nikah lagi dan punya anak namanya Sasha.""Langsung ke intinya saja. Kakak iparmu ini kapasitas otaknya terbatas," sindir Gara."Enak aja!" seru Jennie memelototi suaminya. "Lanjut, Bar."Bara mengangguk. "Waktu itu, aku dengar Pak Indra mau jodohin Abang sama Sasha. Aku langsung lapor ke Abang, dan dia bilang udah punya calon. Nggak pakai lama, besoknya dia langsung nikah dan bawa istrinya ke rumah Anisa buat ketemu Daddy dan Pak Indra.""Istrinya? Siapa?" tanya Jennie penasaran.Bara dan Gara saling pandang, lalu tawa mereka meledak."Ya kamu lah!" Gara terbahak. "Tadi tidak mau dibilang lemot, tapi malah lebih parah.""Garangan!" Jennie memukul Gara dengan kesal. "Kakak ipar tuh satu-satunya istri Abang. Masih aja nanya." Bara terkekeh."Maksudku, siapa tahu ada istri lain sebelum aku," jawab Jennie, lalu membekap mulut Gara yang masih terus tersenyum geli."Dia itu nggak punya bakat godain cewek. Bis

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status