Beranda / Fantasi / Kristal Jiwa Raja Naga / 01. Sosok-sosok Misterius di Hujan Senja

Share

Kristal Jiwa Raja Naga
Kristal Jiwa Raja Naga
Penulis: Serpihan Salju

01. Sosok-sosok Misterius di Hujan Senja

Penulis: Serpihan Salju
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-25 23:34:04

Cahaya lembayung senja merambat pelan, menembus masuk ke dalam gua batu, mewarnai dindingnya yang kasar dan sedikit basah dengan semburat jingga nan samar.

Di tengah keheningan, seorang pria berambut lurus dan panjang keperakan tengah duduk bersila dengan mata terpejam.

"Dia datang!" Seruan samar namun tegas terlepas dari bibirnya. "Akhirnya aku menemukan jejak keberadaan jiwanya!"

Kelopak matanya terbuka perlahan, menampilkan sepasang iris abu-abu kebiruan berkilau dalam temaram, seperti pecahan es yang memantulkan cahaya bulan. Ia memiliki bentuk wajah bulat telur, berkulit halus seputih porselen, memancarkan pesona yang begitu menawan.

Orang ini adalah Yin Long, seorang jenderal perang yang juga memiliki keahlian di bidang medis dari Alam Naga Langit yang sengaja turun ke bumi untuk mencari keberadaan pecahan jiwa junjungannya.

"Ini benar-benar orang itu!"

Sosok itu melesat terbang keluar gua, lalu hinggap dan berdiri di atas tempat tertinggi dengan sikap anggun berwibawa. Penampilan itu kian sempurna ketika jubah putih serta rambut peraknya melambai, berkibar diembus angin.

"Setelah tiga ratus tahun menunggu, akhirnya aku menemukan jejak kekuatan jiwa Yang Mulia Raja!" gumam Yin Long dengan mata berbinar.

"Fluktuasi energi spiritual ini sepertinya berasal dari hutan di sebelah barat daya itu." Yin Long memejamkan mata untuk berkonsentrasi, merasakan gelombang-gelombang energi yang membuatnya bergembira.

Yin Long berdiri tegak bak tombak tertancap di tanah. Kedua tangannya terangkat di depan dada, jemarinya dengan cekatan melakukan serangkaian gerakan-gerakan segel tangan guna menyalurkan energi spiritual.

Energi spiritualnya bergetar, merambat ke udara, menelusuri setiap denyut kekuatan yang mendekat, mencari sumber gelombang yang telah ia rasakan sejak tadi.

Dalam masa ini, ia terlihat sangat gagah seperti seorang penguasa medan perang yang baru saja memenangkan peperangan. Keindahan sosoknya hampir tak berbanding, tetapi aura kekuatan di sekelilingnya justru membawa ketakutan yang luar biasa.

Ruang di sekitarnya bergetar, udara seakan tertahan di bawah tekanan tak kasat mata yang terpancar dari tubuh Yin Long, seakan membekukan gerakan semua benda.

BLAR!

Tiba-tiba, gelombang energi yang familiar kembali meledak di udara, menembus batas penghalang yang melindungi tempat ini. Getarannya begitu kuat, meresap hingga ke tulang, beresonansi dengan keberadaan pria itu.

Yin Long membuka mata dan tersenyum, untuk kemudian melesat cepat ke arah Hutan Sawo Alas di sebelah barat daya Gunung Dawu, tempat yang diyakini sebagai sumber datangnya sesuatu yang sedang ia cari selama tiga ratus tahun ini.

"Yang Mulia, hamba datang!"

*****

Di sisi lain, tepatnya pada wilayah barat Kerajaan Pangkuran, sebuah kerajaan besar di tanah Jawa Dwipa yang terkenal subur, makmur, tentram dan damai sentausa tanpa adanya peperangan antar kerajaan.

"Ah, sakit!"

Seorang pria muda berpakaian hanfu biru muda tiba-tiba saja menjerit keras sambil memegangi perut bagian bawahnya, di mana titik pusat dantiannya terasa meledak.

Gerak kaki pemuda itu terseok-seok, terhuyung dan terlatih. Wajahnya sudah sepucat bunga kapas, tampak begitu menyedihkan. Ia masih berusaha terus berjalan menembus keremangan senja sambil meringis menahan sakit.

"Aku tak sanggup lagi! Perutku rasanya ingin meledak!" rintihnya, dalam keputusasaan.

Pemuda itu berhenti berjalan dan memilih untuk duduk di bawah sebatang pohon besar, lalu bersandar dengan mata terpejam. Tangannya bahkan sampai gemetar ketika ia berusaha mencari pegangan.

"Sejak aku memasuki hutan ini, aku merasa ada mata-mata yang terus mengikuti pergerakanku," bisik pria muda itu, suaranya berbaur dengan irama hujan. "Dari auranya, aku merasa mereka bukan orang-orang yang bermaksud baik."

"Jika demikian, sebaiknya aku segera mencari tempat persembunyian yang aman."

Pemuda itu merasa tubuhnya kian melemah hingga rasanya tak sanggup untuk bangkit lagi. Jadi dia hanya mengandalkan sisa-sisa tenaganya untuk merangkak ke arah semak-semak di samping pohon besar.

"Apakah aku akan tertangkap oleh mereka, atau mati di hutan ini?" tanyanya pelan, disertai keputusasaan.

Dawai irama gerimis begitu deras menyirami bumi pertiwi. Langit kelam dengan gumpalan awan hitam, sesekali dicambuk gelegar lidah petir. Suasana sungguh sangat menyeramkan bagi makhluk penghuni bumi yang saat ini terjebak dalam lebatnya curah hujan.

Kilat saling berkejaran dan bertarung di angkasa senja yang mulai temaram. Surya kian menenggelamkan diri di balik mega petang dan bagai tak ingin menyisakan lagi jingga terang warna lembayung sebagai penerang. Semua pemandangan yang terpampang, hanya saksi bisu suatu peristiwa menegangkan di bawah siraman air hujan.

"Tangkap pemuda itu dan segera bawa dia ke hadapanku, hidup atau mati!" perintah tegas seorang pria berhasil mengagetkan pemuda yang baru saja masuk ke dalam rimbun semak-semak.

Pemuda itu menjadi ketakutan dan mencoba memberanikan diri untuk mengintip ke arah sumber suara. Matanya melihat adanya sosok manusia bertubuh tinggi semampai dengan jubah hitam yang telah basah sebagian oleh curah hujan.

"Siap, Yang Mulia Penasihat Agung!" sahut para pria berjubah hitam lainnya yang segera melesat menerobos hutan dengan lebatnya rimbun semak liar.

Desahan panjang hanya terdengar oleh si pemilik napas yang menengadahkan wajah bercadar hitamnya ke langit, bagai sengaja menentang hujan sambil berseru, "Akhirnya! Setelah penantian panjang, aku menemukanmu kembali!"

"Kebangkitannya tidak boleh ditunda lagi. Menunggu hanya ratusan tahun bukanlah waktu yang terlalu lama. Segerakan apa yang sudah menjadi seharusnya!"

"Siap, Yang Mulia Penasihat Agung!" seru para pengikut pria berjubah hitam dengan topeng naga hitam yang melekat di wajahnya.

"Hahahaha!"

"Hahahaha!"

Derai tawa berkepanjangan terdengar bergema di sekitar tempat tersebut, bagai membelah kegelapan, mengiringi kepergian sosok berjubah hitam yang sekarang berjalan dengan diikuti oleh para pengikutnya.

Bayangan-bayangan sosok-sosok menyeramkan itu kemudian menghilang di balik kegelapan, hanya menyisakan sayup- suara orang bersyair disertai irama musik aneh yang terdengar mistis di antara rinai hujan senja.

"Terus bersembunyi di balik gelap namun hati menginginkan terang."

"Selama hidup berdiam sebagai bayangan, tetapi tak ingin kesuraman terus datang"

"Langit terang memaksa diri untuk menjadi sekelompok pengecut yang takut akan teriknya sinar matahari."

"Namun, kali ini aku datang menentang kehendak langit, hanya untuk sesuatu yang harus kumiliki!"

"Tak peduli gelap malam datang atau terik mentari membakar. Aku hanya menginginkan satu hal ...."

"Yaitu, kematian yang akan menjadi sebuah awal kehidupan lainnya!"

Untaian kalimat yang cukup membingungkan dan bernada ancaman dari pria berjubah hitam itu lalu disusul oleh seruan dari para pengikutnya.

"Hidup, Yang Mulia Penasihat Agung!"

"Hidup!"

"Hidup, Raja Naga Kegelapan!"

"Hidup!"

"Bangkitkan Yang Mulia Raja Naga!"

"Bangkitkan!"

"Tegakkan kembali bendera kejayaan Klan Naga Hitam kita!

"Tegakkan!"

Suara tawa panjang mengerikan membelah derasnya hujan, bersaing dengan kilat petir yang saling bersahutan, kian menambah ketegangan dalam dada seseorang yang tengah mengintai aktifitas di sana dengan jantung berdebar kencang.

Seseorang berseru lantang, "Cepat tangkap dia!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Xiao San
akhirnya nemu cerita yg seru
goodnovel comment avatar
Shen Sha
penulis ini masih menampilkan ciri khasnya
goodnovel comment avatar
Victoya Vioya
klasik nian, suka sekali dengan cerita begini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kristal Jiwa Raja Naga   145. Hampir Saja!

    "Apakah ukiran-ukiran huruf-huruf aneh dan berbagai pola itu merupakan suatu susunan formasi?' pikir An Zi yang teringat saat berada di dalam tungku, ia melihat adanya guratan-guratan gambar aneh yang terasa timbul jika diraba."Ya. Pola formasi juga termasuk sangat penting bagi para alkemis," sahut Yin Long seraya melihat ke arah Pangeran Hei Xian dan An Zi. "Jadi, apakah seorang alkemis memng harus bisa menguasai ilmu formasi itu, Paman?" tanya Pangeran Hei Xian."Jika itu adalah seorang alkemis biasa, sepertinya tidak harus. Tetapi bagi alkemis yang khusus membuat pil-pil peningkat energi spiritual, maks dia wajib menguasainya," jawab Yin Long."Jadi golongan para alkemis ini dibagi menjadi dua atau beberapa bagian?" tanya Pangeran Hei Xian."Betul sekali," sahut Yin Long. "Sebagian ahli alkimia biasa tidak perlu repot-repot mempelajari ilmu formasi atau tentang pengendalian api spiritual." "Tapi bagi alkemis khusus, ilmu alkimia bukan hanya soal meracik obat, tetapi juga tentang

  • Kristal Jiwa Raja Naga   144. Reaksi Jepit Rambut

    An Zi dan Pangeran Hei Xian lantas melihat ke arah Yin Long yang sekarang sudah seperti seorang guru pengajar. Dengan kertas di tangan berisikan sketsa tungku alkimia, dia seperti bukan lagi seperti sosok jenderal naga perak yang ditakuti lawan saat di medan perang.An Zi kemudian duduk di balik meja sambil bertopang dagu, sedangkan Pangeran Hei Xian menempatkan kursi rodanya di samping An Zi.Keduanya sekarang tampak seperti para murid yang patuh dan berwajah polos. Secara tidak langsung, mereka sebenarnya sedang berguru kepada Yin Long.BLAR!Terjadi ledakan kecil dan lembut yang hanya dirasakan oleh Pangeran Hei Xian. Pemuda itu menjadi terkejut dibuatnya.Rupanya, saat berdekatan dengan An Zi, jepit rambut sisik naga yang tertancap di sanggul kecil Pangeran Hei Xian tiba-tiba saja bereaksi, seperti beresonansi dengan suatu kekuatan yang saling berkaitan.Demi merasakan getaran terus berlangsung, kepala Pangeran Hei Xian menjadi terhuyung dan sedikit sakit. 'Ada apa ini?' Pemuda i

  • Kristal Jiwa Raja Naga   143. Ternyata Gambar Tungku

    Kertas di atas meja begitu menarik perhatian An Zi dikarenakan ia juga menyukai seni melukis. Namun, dengan keterampilannya yang buruk, dia bahkan belum pernah menghasilkan gambar seindah milik An Se dan mengenai coretan tangan Yin Long, pemuda itu berpikir jika karya ini sangat unik.An Zi lantas mendekat karena merasa penasaran. "Tungku?" "Bukankah ini tungku yang digunakan untuk membuat pil obat?" An Zi melipat satu tangan di depan dada, sedangkan tangan lain menyentuh ujung dagu."Tungku?" Pangeran Hei Xian merasa heran. Tangannya langsung memutar tuas kursi roda. "Jadi itu adalah gambar tungku?"Keduanya memerhatikan secara saksama sketsa tungku yang sekarang dipegang oleh An Zi. Jadi, Yin Long duduk seharian di balik meja ini dengan begitu sibuknya hanya untuk menggambar sebuah tungku?Pengeran Hei Xian merasa bingung dengan kelakuan Yin Long yang ternyata menggambar sebuah tungku.Bukankah di dapur sana juga ada tungku?"Paman Yin, gambar tungku ini sangat bagus dan terlihat s

  • Kristal Jiwa Raja Naga   142. Kawan yang Jauh

    "Tentu saja angin segar yang berasal dari hutan bambu di sini, Paman," sahut An Zi sambil tersenyum. "Aku hanya mengikuti tuan muda ke mari." An Meng masih bersikap acuh tak acuh. Ia berdiri di samping An Zi sambu memerhatikan seluruh isi ruangan itu dengan pandangan menyelidik. Siapa tahu dia menemukan sesuatu yang patut dicurigai. "Paman Meng ini, mengapa Paman harus bersikap seperti itu? Cepat berikan barang-barang itu padaku!" An Zi menyiku lengan An Meng."Aiyaaa!" An Meng dengan kesal memberikan keranjang buah dan kotak kayu kepada sang tuan muda. An Zi menerimanya sambil melirik kesal ke arah An Meng. "Tolong jaga sikap Paman!" bisiknya, tajam."Kalau begitu, biar Paman tunggu di luar saja." An Meng berbalik badan dan pergi dari ruangan itu.Lagi pula, ia tidak memiliki kepentingan dengan siapapun di sini. Jadi dia tak perlu ikut campur dalam pembicaraan mereka. "Kalau begitu Paman boleh kembali. Biar nanti aku pulang sendiri saja!" seru An Zi. "Baiklah!" sahut An Meng sam

  • Kristal Jiwa Raja Naga   141. Bertemu Kenalan Lama

    Keduanya langsung menurunkan tangan masing-masing dengan perasaan tak enak hati."Siapa kamu?" tanya An Zi yang merasa asing dengan pemuda yang diperkirakan usianya tak jauh berbeda dirinya.Pangeran Hei Xian menjawab, "Aku ... aku adalah tamu di sini sekaligus pasien dari Dokter Yin." 'Semoga saja dia tak mengenaliku sebagai Jatayu,' gumam Pangeran Hei Xian dalam hati. Sesungguhnya dia merasa sedikit was-was."Pasien?" An Zi memerhatikan Pangeran Hei Xian dari ujung rambut hingga ujung kaki.Ia melihat kaki kiri pemuda yang duduk di atas kursi aneh ini tampak dibalut perban dari kain putih panjang. Namun yang lebih menarik dari pemuda ini adalah penampilan fisiknya yang tidak biasa.Di belakang An Zi, mata An Meng langsung terbelalak lebar saat melihat ada seseorang yang tidak kalah rupawan dari dirinya. Ia merasa kalau pemuda di atas kursi roda ini sejenis peri pohon yang sedang menampakkan diri di hadapan manusia. "Bola mata biru, kulit giok dan rambut putih berkilau ... siapa ka

  • Kristal Jiwa Raja Naga   140. An Zi Marah

    An Zi lantas menyahut dengan nada sedikit ketus dan tajam. "Paman Meng diamlah! Kalau Paman tidak mau menemaniku, Paman bisa kembali ke rumah!" "Sepertinya Paman Meng stdah tidak betah menemaniku. Kalau begitu, aku akan meminta Paman An Se agar mencarikan penggantimu." Mendengar kata 'pengganti' dari mulut An Zi, An Meng terkejut dan hatinya merasa sakit bukan main. "Mana boleh begitu?" An Meng bergerak mendekati An Zi, meletakkan keranjang bambu dan kotak kayu di lantai sebelum berlutut di hadapan sang tuan kecilnya. "Tuan Muda, tolong maafkan paman! Tolong jangan usir paman hanya karena masalah ini!" An Zi berpura-pura marah. Ia melengos sambil bergerak menjauhi An Meng.An Meng terkejut. 'Tuan Muda marah?' "Tuan Muda!" An Meng dengan cepat menyambar ujung pakaian An Zi, seakan takut jika dia akan diabaikan dan dibuang oleh anak muda yang sudah menjadi kekasih hatinya semenjak sang tuan masih balita. "Apakah Tuan Muda sudah tidak menginginkan Paman Meng ini lagi?""Aku bukan ti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status