Masuk"Aku mengenal An Se dengan baik dan dia adalah orang yang tidak mudah mempercayai seseorang. Itu karena tanggung jawabnya terhadap anak ini sangat berat." Zi Wu memang tidak menyalahkan An Se jika ia terlalu ketat dalam penjagaannya terhadap Langit.
Mereka berbincang hingga fajar menjelang. Tentu saja sebagai para mahluk langit, waktu di bumi terasa sangat singkat dan hanya berlalu seperti seperminum teh bagi mereka. Zi Wu yang merasa sudah saatnya menghubungi An Se pun segera melakukan sesuatu, sedangkan Ah Yin tetap menjaga Langit dalam pelukannya yang hangat dan nyaman. "Wajahnya cukup mirip dengan wajah Yang Mulia Raja di masa mudanya," bisik Ah Yin sembari menatap wajah Langit yang terlihat manis. "Bisa bersama dengan Anda lagi, ini adalah satu-satunya hal yang paling aku inginkan, Yang Mulia." "Walaupun langit berubah oleh deruan cuaca, akan tetapi rupa matahari tetaplah sama dari waktu ke waktu." Yin LJenderal Hei Kun Long menyeringai, hatinya senang bukan main. Pria itu merasa sudah menggenggam piala kemenangan. Ia mengendurkan cekikkannya karena bagaimanapun juga, An Zi tidak boleh terluka sama sekali, atau kakak sepupunya itu akan murka padanya.An Zi tersentak, napas dan detak jantungnya sangat kacau. Ia terbatuk hingga beberapa kali akibat baru saja kehabisan udara.An Zi meski sebenarnya merasa takut terhadap orang asing ini, tapi ia sangat penasaran dengan maksud orang-orang yang memiliki perangai liar dan tampaknya mereka tidak berniat baik."Si--siapa kalian ini dan mengapa kalian menghancurkan lembah ini?" tanya An Zi dengan napas masih sedikit terengah-engah. "Katakan, apa salah kami pada kalian?""Siapa kami?" Jenderal Hei Kun Long balok bertanya. "Siapa kami itu tidak penting." "Tapi yang jelas, kami adalah orang yang sudah lama mencarimu. Dan karena mereka sengaja melindungimu di lembah ini dengan formasi pelindung yang cukup kuat, maka tidak ada jalan lain selain da
Di sisi lain, Yin Long berlari kencang setengah terbang melewati puing-puing reruntuhan, keadaan sangat kacau dan mengerikan. Rumah-rumah penduduk hancur total, hewan-hewan ternak banyak yang mati bergelimpangan. Udara dipenuhi aroma darah dan debu yang menyesakkan. Yin Long mencari An Zi ke berbagai penjuru dengan perasaan sangat khawatir. Jantungnya berdegup kencang. Ia sempat melihat cahaya ledakan tabrakan energi spiritual yang menyilaukan di sebelah Selatan. "Apakah itu pusat pengendalian formasi pelindung lembah?" gumam Yin Long dengan perasaan khawatir. "Jadi, aku harus ke sana, atau tetap mencari An Zi?" Yin Long merasa bimbang. Tiba-tiba, hidungnya mengendus bau aura dan napas naga yang melesat ke suatu arah. "Sepertinya aura ini bukan milik Senior Zi," pikir Yin Long. "Aku harus segera mencari tahu!" Tanpa berpikir panjang, Yin Long melesat terbang mengikuti aura gelap yang sangat mencurigakan. ***** Pada saat yang sama, An Zi dan An Meng tengah berlarian den
Sementara itu, di balai pusat formasi pelindung yang terletak di jantung lembah, suasana jauh lebih genting dan mencekam. Retakan pada pagar gaib pelindung semakin lebar, cahaya biru keunguan yang memancar dari pilar-pilar formasi bergetar hebat, sesekali terang dan terkadang redup. Guru Qing Zhe berdiri tegak di tengah lingkaran murid-muridnya. Tangan-tangan mereka berusaha menopang pilar formasi yang terus bergetar. "Guru, retakannya semakin lebar! Bagaimana ini?" teriak salah seorang murid wanita dengan napas memburu. "Guru, sepertinya kita sudah tak mungkin lagi bisa bertahan!" Murid lain menyahut, ekspresi wajahnya menampilkan kelelahan. 'Apa yang harus aku lakukan sekarang? Keadaan murid-muridku sudah sangat kasihan dan sepertinya mereka tidak akan lagi mampu bertahan lebih lama.' Qing Zhe membatin, hatinya mulai diliputi kekhawatiran. 'Dan mengapa sampai sekarang tidak ada kabar sama sekali dari tuan besar? Apakah tuan besar dan tuan muda baik-baik saja, atau telah terjadi s
Suara letupan masih terdengar, mengirimkan riak energi yang membuat udara di sekitarnya bergetar hebat. Debu dan kerikil di tanah terangkat melayang, tersedot ke dalam pusaran kekuatan yang semakin menguat. Cahaya ungu menyilaukan memantul dari kelopak-kelopak teratai yang terus berkembang, menciptakan pola formasi spiritual yang indah namun mematikan. Dari kejauhan, Tetua Yunluo memerhatikan gerak-gerik Zi Wu dengan mata menyipit tajam, alisnya berkerut, seolah tengah mengingat-ingat sesuatu yang sangat familiar. "Teknik itu ... mengapa rasanya sedikit akrab?' 'Aku seperti pernah melihatnya ... tapi di mana?' Tetua Yunluo berpikir keras. 'Sebentar aku ingat-ingat lagi.' Kepala Tetua Yunluo terasa berdenyut dan menjadi sakit. Wanita tua Penyihir itu sama sekali tidak bisa mengingat kejadian di masa lalunya. 'Sial! Aku benar-benar tidak ingat di mana aku pernah melihat teknik itu!' 'Sudahlah. Tidak penting aku pikirkan tentang siapa dia!' Sang penyihir tua tidak mungkin hany
Tetua Yunluo menatap Zi Wu dengan pandangan sinis. "Kami sengaja datang ke mari memang untuk mengambil kembali Pangeran Hei Xian, dan kau ingin merebutnya dari tangan kami?" "Dasar cacing tanah yang ingin menelan naga! Sungguh tidak idak tahu diri!" Tetua Yunluo, wanita penyihir itu tertawa sinis sambil menatap Zi Wu yang terluka. Ada jejak nafsu membunuh di matanya, seperti siluman haus darah. Zi Wu berjuang keras menopang tubuhnya yang gemetar. Darah segar masih mengalir deras dari sudut bibirnya yang pecah, membasahi jubah ungunya yang kini compang-camping. Luka internalnya kali ini cukup parah, serangan energi gelap dari Tetua Yunluo terasa membakar darahnya. "Hei, Cacing Kecil! Kau kira dengan kekuatan menyedihkanmu itu bisa melawanku?" Tetua Yunluo meremehkan sambil memutar tongkatnya. "Kau ini ibarat semut lemah yang berhasrat ingin meruntuhkan gunung, katak di dasar sumur yang ingin meraih bintang, sungguh konyol dan menggelikan!" "Hahahaha!" "Hahahaha!" Tawa Tetu
Zi Wu tentu saja paham akan maksud Yin Long. Ia berkata, "Ah Yin, sekarang serahkan urusan bocah ini padaku. Kamu pergilah untuk mencari An Zi dan orang-orang yang perlu diselamatkan."Yin Long merasa agak keberatan. "Tapi, Senior. Bagaimana dengannya?" "Paman ...." Pangeran Hei Xian merintih, tangannya menggapai ke arah Yin Long.Yin Long kembali meraih tangan Pangeran Hei Xian dan menggenggamnya. "Ah Xian, maafkan paman yang harus pergi mencari An Zi. Dengan adanya Senior Zi di sini, kamu pasti akan aman dan beliau bisa mengatasi masalahmu.""Kamu ... tidak keberatan, bukan?""Baiklah." Pangeran Hei Xian hanya bisa pasrah. "Pergilah, Paman Yin."Meskipun awalnya Yin Long merasa ragu dan berat hati untuk meninggalkan Pangeran Hei Xian, tetapi akhirnya ia mengangguk. "Baiklah. Aku percayakan Ah Xian kepada Senior," ujar Yin Long sembari menyerahkan tubuh Pangeran Hei Xian kepada Zi Wu."Baiklah." Zi Wu langsung menerima Pangeran Hei Xian dengan kedua tangannya. "Pergilah cepat! Aku







