Share

1. Bagian 15

Tanpa disadari oleh Bintang, dibagian depan rumah, tampak beberapa sosok bayangan hitam berkelebat diantara kegelapan malam, sosok-sosok yang berjumlah lima orang itu terlihat dengan sangat hati-hati melompat satu demi satu naik keatas atap rumah keputren kediaman Gusti Patih Setyo Pinangan, gerakan mereka yang begitu ringan, membuat belasan orang prajurit yang tengah berjaga tidak menyadari hal itu.

“Settt......”. sebuah anak panah terlihat melesat dengan cepat kearah Bintang yang saat itu tengah berlatih, dan ; “Tap......”. untunglah pendengaran Bintang sudah begitu terlatih, hingga walau dikegelapan malam Bintang Masih dapat mendengar desiran halus yang mengarah dari arah kanannya dan dengan gerakan yang tak kalah cepat, tangan kanan Bintang bergerak, dalam sekejap saja sebuah anak panah sudah tertangkap ditangannya, seketika saja pandangan Bintang menatap kearah lesatan anak panah tadi berasal, tapi hanya kegelapan malam yang terbantang dihadapannya tanpa mampu menangkap sosok yang melepaskan anak panah kearahnya tadi. Dan Bintang terkejut saat melihat kearah anak panah yang kini ada digenggamannya yang ternyata ada segulungan kertas yang sepertinya sebuah surat.

Tanpa menunggu waktu, Bintangpun segera melepas dan membuka gulungan kertas itu dan membacanya.

“Raden Santang......”. ucap Bintang lagi setelah selesai membaca gulungan surat tersebut, setelah terlihat menimbang-nimbang, akhirnya Bintang terlihat mengenakan kembali pakaiannya dan dengan gerakan yang ringan, Bintang berkelebat menuju keluar keputren. Ilmu peringan tubuhnya yang hampir mencapai taraf sempurna, berkelebat dengan cepat menerobos kegelapan malam.

Lesatan bayangan tubuh Bintang terlihat berkelebat kearah utara, dimana disana terdapat sebuah hutan yang tidak cukup lebat dibagian pinggiran kota raja. Tak seberapa lama kemudian, Bintang sudah tiba ditempat itu.

Sejenak Bintang mengedarkan pandangannya kearah pemandangan luas yang membantang dihadapannya. Dan pandangan Bintang terhenti pada satu sosok tubuh yang berdiri membelakanginya.

“Aku mengagumi keberanianmu Raden Bintang karena telah berani memenuhi tantanganku......”. ucap sosok yang berdiri membelakangi tersebut yang terlihat berbalik kearah Bintang, sosok itu ternyata memang sosok Raden Santang.

“Kau salah Raden Santang, kedatanganku kemari bukan karena ingin memenuhi tantanganmu, tapi kedatanganku kemari karena aku hanya ingin mengatakan tidak adanya urusan ini kita perpanjang..... aku akan mengaku kalah dihadapanmu......”. ucap Bintang lagi terdengar mengalah.

“Huh.....!! aku tak perlu kasihanmu Bintang, kau telah mempermalukanku dihadapan masyarakat kota raja, dan malam ini aku ingin buktikan kalau aku tidak akan bisa kau kalahkan lagi seperti waktu itu........”. ucap Raden Santang lagi seraya tiba-tiba saja sudah membuka jurusnya.

Bintang tentu saja tidak mau kecolongan oleh serangan Raden Santang, maka tak ada jalan lain bagi Bintang kecuali menyambut serangan itu, dan ;

“Hyyatttt........”

“Hiiiyyaaattt.....heaaa.....”. kedua-duanya saling menyerang kedepan dengan jurus andalan mereka masing-masing. Kali ini Raden Santang terlihat benar-benar tidak main-main dalam melancarkan serangannya, bagaimana tidak disetiap serangannya, hambusan angin kencang terasa menderung dengan kencangnya mengiringi serangannya dan Bintang benar-benar menyadari kalau Raden Santang benar-benar tidak main-main untuk melukainya, maka Bintangpun tak segan-segan lagi untuk segera menggunakan jurus Telapak Bayangannya.

“Duar......duarr.....duarrrr.......”. terjadi beberapa ledakan ditempat itu akibat bertemunya kedua jurus hebat itu diudara, baik sosok Raden Santang maupun sosok Raden Bintang terlihat sama-sama terlempar kebelakang, tapi keduanya cukup berhasil mengendalikan gerak jatuh tubuh mereka, hingga kedua-duanya berhasil menjejakkan kaki keduanya ditanah dengan mulus.

“Suiitttt........”. belum lagi Raden Santang ingin kembali melancarkan serangannya, tiba-tiba saja terdengar sebuah siulan panjang dan nyaring dikejauhan, ditempatnya Bintangpun sempat mendengar hal itu.

“Untuk kali ini pertarungan ini kita tunda dulu Bintang, tapi lain kali kita pasti akan bertemu lagi......”. ucap Raden Santang tiba-tiba hingga mengejutkan Bintang, tapi Bintang tak dapat mencegah berkelebatnya sosok Raden Santang meninggalkan tempat itu, walau bingung dengan apa yang terjadi, tapi akhirnya Bintang berbalik dan beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status