Share

1. Bagian 16

Keesokan harinya ada satu pristiwa yang sangat mengejutkan dan menggegerkan istana Karang Sewu, dimana pusaka kerajaan, Tombak Batara Geni hilang dicuri. Maka pada hari itu juga Gusti Prabu Karang Sewu mengadakan rapat mendadak dengan mengumpulkan semua para petinggi istana, termasuk para Patih dan Senopati kerajaan Karang Sewu.

“Bagaimana menurut paman Mahapatih......?”

“Ampun Gusti, menurut hamba kalau orang luar yang melakukan hal ini rasanya tidak mungkin, karena pusaka Tombak Batara Geni selain dijaga dengan amat ketat oleh para prajurit, hanya ada beberapa orang saja diantara kita yang mengetahui kode sandi tempat penyimpanan tombak pusaka Batara Geni itu........”

“Jadi maksud paman Mahapatih, yang melakukan semua ini adalah orang dalam.......?”

“Itu hanya perkiraan hamba saja Gusti, bisa saja salah......”. ucap Mahapatih Karang Sewu ini lagi terlihat menjura hormat.

“Hamba sependapat dengan pendapat Gusti Mahapatih Gusti, rasanya tidak mungkin ada orang luar yang bisa melakukan semua ini.....”. ucap Patih Ranang tiba-tiba.

“Lalu bagaimana pemecahannya Patih Ranang......?”

“Menurut hamba untuk mengetahui siapa pelaku dari semua ini, hanya ada satu jalan......yaitu dengan menggeledah seluruh rumah petinggi dan pejabat istana Karang Sewu......biarlah rumah saya yang terlebih dahulu digeledah untuk membuktikan kalau saya menuduh siapa-siapa disini.........”. ucap Patih Ranang lagi.

“Bagaimana menurutmu Patih Setyo......?”

“Hamba setuju dengan usul Patih Ranang......hamba tidak ingin diantara kita ada yang saling mencurigai satu sama lain......”. ucap Patih Setyo Pinangan lagi.

“Baiklah kalau memang begitu persetujuan kalian, aku akan mengeluarkan perintah penggeledahan seluruh rumah pejabat dan petinggi istana tanpa terkecuali......”. ucap Gusti Prabu Karang Sewu lagi seraya mengakhiri pertemuan itu.

***

Malam akhirnya datang, sementara itu dirumah Gusti Patih Setyo Pinangan.

“Menurut romo, siapa orang yang bisa memasuki ruang pusaka kerajaan itu......?”. ucap seorang pemuda belia yang tak lain adalah Bintang.

“Romo tidak berani menuduh anakmas......biarlah Gusti Prabu sendiri yang memutuskan hal ini.......”.

“Apakah ini ada hubungannya dengan Raden Santang semalam....”. batin Bintang lagi saat teringat akan hal itu. Bintang memang bukanlah pemuda biasa, sejak kecil Bintang sudah terkenal akan kecerdasannya, bahkan kitab tata pemerintahan dan taktik peperangan berhasil dikuasainya pada saat dia berumur 10 tahun. Tapi Bintang akhirnya tidak ingin menceritakan tentang pertarungan dirinya semalam dengan Raden Santang.

“Dinda khawatir, hal ini sengaja dimunculkan oleh seseorang untuk memecah kekuatan dikerajaan Karang Sewu kanda.....”

“Mudah-mudahan tidak dinda......kita lihat saja nanti.......”. ucap Gusti Patih Setyo Pinangan.

Keesokan harinya, serombongan prajurit yang dipimpin oleh seorang Tumenggung datang kerumah kedimaan Gusti Patih Setyo Pinangan.

“Maafkan saya Gusti, kami hanya menjalankan tugas.....”. ucap Tumenggung itu lagi seraya meminta ijin kepada Gusti Patih Setyo Pinangan untuk memeriksa rumahnya.

“Lakukanlah tugasmu Tumenggung Ranggas......”. ucap Gusti Patih Setyo Pinangan dengan penuh wibawa. Maka prajurit yang berjumlah 8 orang itupun segera memeriksa dan menggeledah setiap sudut rumah kediaman Gusti Patih Setyo Pinangan, cukup lama hal itu terjadi, hingga ;

“Gusti Tumenggung......!!!”. seorang prajurit datang dengan membawa sebuah benda yang terbungkus kain putih ditangannya dan takkalah Tumenggung tersebut membukanya, berubahlah semua paras yang ada ditempat itu, termasuk wajah Gusti Patih Setyo Pinangan.

“Pusaka Tombak Batara Geni.......”. ucap mereka hampir bersamaan.

“Dimana kau temukan pusaka ini prajurit.....?”

“Hamba menemukannya dikamar Raden Bintang Gusti Tumenggung........”. ucap prajurit itu lagi hingga semakin mengejutkan Gusti Patih Setyo Pinangan, bahkan mengejutkan istrinya termasuk Bintang sendiri. Gusti Patih Setyo Pinangan terlihat memandang Bintang dengan wajah tak percaya.

“Tidak, bukan Bintang yang mencurinya romo, Bintang tidak tahu kenapa sampai pusaka itu ada dikamar Bintang......?”. ucap Bintang berusaha membela dirinya, tapi Gusti Patih Setyo Pinangan hanya terlihat menarik napas panjang.

“Maaf Gusti Patih, kami hanya menjalankan tugas.....”. ucap Tumenggung tersebut terlihat mulai mengikat kedua tangan Gusti Patih Setyo Pinangan, tanpa perlawanan Gusti Patih Setyo Pinangan hanya membiarkan saja tangannya dibelenggu oleh para prajurit.

“Kanda.....kanda.....”. ucap istrinya dengan histeris melihat hal itu.

“Tabahkan hatimu dinda, tabahkan hatimu.......”. ucap Gusti Patih lagi mencoba menenangkan hati istrinya tercintanya terseut, sejenak ditatapnya wajah putra kesayangannya Bintang yang juga bersimbah air mata.

“Bintang, jaga bundamu.......”. ucap Gusti Patih Setyo Pinangan lagi dengan lembut.

“Tapi bukan Bintang yang melakukannya romo.....”. ucap Bintang lagi.

“Ya romo tahu, romo percaya padamu anakmas, anakmas tidak mungkin melakukan hal itu.....”. ucap Gusti Patih dengan tersenyum. Dengan diiringi isak tangis dan deraian air mata, sosok Gusti Patih Setyo Pinangan dibawa sebagai tawanan dari tempat kediamannya.

Berita tentang ditangkapnya Gusti Patih Setyo Pinangan dengan cepat menyebar kemana-mana, berbagai pendapat beredar dimasyarakat, ada yang tidak percaya kalau hal itu dilakukan oleh putra Gusti Patih Setyo Pinangan, tapi sebagian lagi juga berpendapat berbeda.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status