Share

1. Bagian 17

Lima hari kemudian, Gusti Patih Setyo Pinanganpun dihadapkan pada Gusti Prabu Karang Sewu untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya dihadapan para pejabat dan petinggi kerajaan, Bintang dan istrinyapun ikut hadir ditempat itu. Beberapa hari sebelumnya Gusti Prabu Karang Sewu telah mengadakan pertemuan dengan para pejabat dan petinggi istana untuk memutuskan nasib Gusti Patih Setyo Pinangan dan banyak dari pejabat dan petinggi kerajaan yang masih tidak percaya kalau Gusti Patih Setyo Pinangan yang melakukan semua itu, tapi beberapa orang diantaranya terlihat terus mendesak Gusti Prabu Karang Sewu untuk menjatuhkan hukuman, karena walau bagaimanapun bukti sudah nyata kalau pusaka kerajaan tersebut ditemukan dirumah Gusti Patih Setyo Pinangan, jika hukuman tidak dijatuhkan maka harkat dan martabat kerajaan Karang Sewu akan direndahkan oleh raja-raja tanah jawa lainnya dan hal inilah yang semakin membuat Gusti Prabu Karang Sewu serba salah, disalah satu sisi, hati nuraninya sangat tidak percaya kalau Gusti Patih Setyo Pinangan yang melakukan semua itu, tapi disatu sisi, keputusannya untuk menjatuhkan hukuman kepada seseorang yang nyata-nyata bersalah harus ditegakkannya sebagai seorang Gusti Prabu Karang Sewu.

“Patih Setyo Pinangan, apakah ada sesuatu yang ingin kau sampaikan padaku sebelum aku membacakan keputusan atas hukuman yang akan kau terima.......”. ucap Gusti Prabu Karang Sewu lagi. Gusti Patih Setyo Pinangan terlihat menjura hormat.

“Hamba berani bersumpah kalau bukan hamba ataupun putra hamba yang melakukan semua ini, tapi demi tegaknya rasa keadilan hukum dikerajaan ini, hamba akan menerima hukuman apapun yang Gusti Prabu berikan...........”. Ucap Gusti Patih Setyo Pinangan lagi dengan bijaknya, hal ini tentu saja membuat Gusti Prabu Karang Sewu semakin sulit untuk memutuskan hukuman bagi Gusti Patih Setyo Pinangan, karena walau bagaimanapun jasa Gusti Patih Setyo Pinangan terhadapnya dan terhadap kerajaan Karang Sewu sudah tidak bisa terukur lagi.

“Gusti......”. sebuah suara membuat semua perhatian beralih kearah sosok Patih Ranang yang terlihat bangkit berdiri.

“Kalau boleh saya ingin memberikan saran.......”

“Silahkan Gusti Patih.......”

“Patih Setyo Pinangan adalah sahabat saya, dan aku tahu betul bagaimana sifatnya dan aku yakin bukan dia ataupun putranya yang melakukan semua ini, tapi walau bagaimanapun hukum harus ditegakkan demi keadilan.......tapi mengingat jasa dan bakti Patih Setyo Pinangan terhadap kerajaan ini sudah begitu besar dan tak ternilai lagi, maka hamba kira hukuman apapun tidak akan pantas untuk kita berikan pada Patih Setyo Pinangan......”. ucap Patih Ranang lagi. Ditempatnya Gusti Prabu Karang Sewu terlihat mengangguk-angguk. Dan terlihat Mahapatih Karang Sewu membisikkan sesuatu ditelinga Gusti Prabu Karang Sewu.

“Baiklah, aku sudah mengambil keputusan......Patih Setyo Pinangan mendekatlah......”. ucap Gusti Prabu Karang Sewu lagi. Sosok Patih Setyo Pinangan tampak mendekat.

“Sebenarnya aku sulit untuk memutuskan hal ini padamu Gusti Patih, tapi aku harus menegakkan keadilan......mengingat jasa dan baktimu dikerajaan ini, aku tidak akan memberikan hukuman apapun kepadamu, tapi sebagai gantinya, aku terpaksa harus memberhentikanmu sebagai Patih dikerajaan Karang Sewu dan memerintahkan kepada Gusti Patih dan keluarga untuk segera keluar dari kerajaan Karang Sewu......”. ucap Gusti Prabu Karang Sewu lagi akhirnya. Keputusan Gusti Prabu Karang Sewu ini jelas menjadi pertentangan dikalangan para pejabat dan petinggi kerajaan, tapi keputusan sudah ditetapkan, tidak ada yang dapat mengubahnya.

“Terima kasih atas kebijaksanaan Gusti Prabu.......”. ucap Gusti Prabu Setyo Pinangan lagi seraya menjura hormat, walau dengan berat hati dia harus menerima keputusan ini.

Keputusan Gusti Prabu Karang Sewu inipun dengan cepat tersebar dikalangan masyarakat, berbagai tanggapan terdengar diberbagai kalangan mengenai keputusan Gusti Prabu, ada yang mendukungnya, tapi ada pula yang menganggap keputusan itu tidak adil. Tapi tidak ada yang dapat berbuat apa-apa karena keputusan Gusti Prabu adalah hukum yang tidak dapat dirubah oleh siapapun juga.

Dari sini kita melompat ketempat kediaman Gusti Patih Ranang yang terlihat cukup megah berada ditengah-tengah kota raja, terlihat ditempat kediaman Gusti Patih Ranang, beberapa orang pejabat dan petinggi kerajaan Karang Sewu tengah berkumpul.

“Ha.....haa.....haaa.....akhirnya rencana kita untuk menyingkirkan Gusti Patih Setyo Pinangan berhasil Gusti Patih......”. ucap seorang Senopati kerajaan Karang Sewu lagi tertawa yang langsung disambut oleh tawa Gusti Patih Ranang.

“Benar dan untuk keberhasilan kita kali ini, kita harus mengucapkan terima kasih kepada ki Bayut yang telah merencanakan semua ini dengan amat matang.......”. ucap Gusti Patih Ranang lagi.

“Ah, semua itu berkat kita semua yang bisa bekerja sama untuk menjebak Gusti Patih Setyo Pinangan.....”. ucap lelaki yang disebut dengan nama ki Bayut itu lagi.

“Lalu apa rencana kita selanjutnya Gusti Patih, apakah kita akan membiarkan Gusti Patih Setyo Pinangan keluar begitu saja.....?”. ucap salah seorang Tumenggung kerajaan Karang Sewu lagi.

“Tentu saja tidak Tumenggung, aku tak ingin ada duri yang akan menghalangi rencanaku kedepan......”. ucap Gusti Patih Ranang lagi terlihat menggebu-gebu. Hal ini membuat semua petinggi dan pejabat istana terlihat saling pandang tak mengerti.

“Patih Setyo Pinangan beserta seluruh keturunannya harus kita bunuh, agar mereka tidak akan bisa lagi menghalangi keinginan kita untuk menjadi penguasa tunggal dikerajaan Karang Sewu ini.......aku janji kalau rencana ini berhasil, kalian semua akan menerima kemewahan dan kenaikan jabatan seperti yang pernah aku janjikan...........”. ucap Gusti Patih Ranang lagi tertawa yang langsung disambut oleh tawa yang lainnya.

“Tapi rencana ini harus kita susun dengan matang, jangan sampai gagal......”. ucap ki Bayut lagi hingga membuat anggukan dikepala yang lain.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status