Share

1. Bagian 2

last update Last Updated: 2021-09-08 00:18:45

“Zzzeegggzzzzz.........zzzeeggghhh.......”. suara gemuruh terdengar membahana di Bukit Iblis, tepat dengan terjadinya gempa hebat diatas bukit tersebut, hal ini membuat sosok Raja Naga Samudra dan Raja Alam Lelembut saling melepas pelukan mereka untuk melepas rindu, keduanya terlihat langsung menatap kearah langit, dimana langit terlihat semakin menggila. Langit seakan benar-benar mau runtuh, saling sambar menyambar dengan kerasnya.

“Ternyata apa yang dikatakan guru benar-benar nyata Manggala......”.

“Benar Yudha, semula akupun begitu sulit mempercayai cerita guru, kedatanganku kemari hanya ingin memastikan hal itu, tapi melihat apa yang terjadi saat ini, sepertinya Pangeran Iblis itu memang benar-benar nyata.......”

“Apakah menurutmu, kita akan bisa mencegah kelahiran Pangeran Iblis itu seperti yang dilakukan guru dulu......”

“Mudah-mudahan Yudha, seperti yang guru pernah katakan, kalau kita ingin mengalahkan Pangeran Iblis, kita harus yakin akan kemampuan yang kita miliki..........”

“Manggala.....kalau sesuatu terjadi padaku, tolong jaga.....”

“Jangan berkata seperti itu Yudha, kalau kita bersama, aku yakin kita pasti bisa mengatasi masalah ini.....”. belum lagi panjang percakapan diantara keduanya. “Zzeeggzzeggghhh.......”. kembali keduanya dikejutkan oleh gempa yang begitu dasyat yang terjadi ditempat itu, sampai-sampai kedua Raja Penguasa Negeri Alam Lelembut dan alam ghaib ini harus menjaga keseimbangan tubuh mereka kalau tak ingin terjatuh.

“Manggala lihat......!!”. Raja Alam Lelembut terlihat menunjuk kearah langit dengan wajah berubah, Raja Naga terlihat ikut menatap kearah yang ditunjuk oleh Raja Alam Lelembut, dan seketika pula wajahnya berubah. Entah darimana munculnya, tiba-tiba saja sebuah bayangan hitam besar seperti sebongkah batu besar yang terlihat mulai menutupi besarnya matahari, hingga secara perlahan tapi pasti keadaan alam mulai diliputi oleh kegelapan karena terhalangnya sinar matahari yang menyinari bumi.

“Ternyata benar seperti yang pernah guru katakan dulu, kelahiran Pangeran Iblis akan disertai dengan murkanya alam dan tenggelamnya sang surya.......”. ucap Raja Naga tanpa sadar saat teringat pesan gurunya Panembahan Agung tentang tanda-tanda kelahiran Pangeran Iblis.

Sepasang mata kedua Maharaja dari penguasa Samudra dan alam lelembut ini terlihat membesar saat dari arah tertutupnya sang matahari, sebuah sinar hitam menjelma dan melesat dengan kecepatan tinggi kearah mereka.

 “Pangeran Iblis.......”. ucap Raja Naga dan Raja Alam Lelembut hampir bersamaan, cahaya hitam yang seakan keluar dari kegelapan sang mentari terus melesat dengan kecepatan tinggi menembus atmosfir bumi dan melesat kearah Bukit Iblis.

Dekat, dan terus semakin mendekat, hingga ;

Cahaya itu melesat masuk kedasar jurang Bukit Iblis, dan ; “Bbuummm.........”. sebuah ledakan yang dasyat terjadi didasar jurang Bukit Iblis, bahkan bersamaan dan ledakan daysat itu, Bukit Iblis terasa bergetar hebat seperti gempa maha dasyat yang menggoncangkan dengan kerasnya, tapi kedasyatan itu tidak berhenti sampai disitu saja, semburat cahaya merah keluar dari dasar jurang Bukit Iblis dimana tadi cahaya hitam itu terjatuh.

Sementara itu diatas Bukit Iblis, kedua murid Panembahan Agung ini terlihat saling pandang satu sama lain, dan bagaikan saling mengerti, terlihat keduanya saling mengangguk pasti.

“Tappp...........”. kedua tangan kedua raja besar itu saling menempel satu sama lain, sementara terlihat tatapan keduanya tampak menatap dengan tajam kearah sosok Pangeran Iblis yang masih berada diudara. Sementara itu entah darimana asalnya, tiba-tiba saja dilengan kanan Raja Alam Lelembut muncul rajahan kepala seekor harimau yang mengeluarkan semburat cahaya kuning keemasan, sedangkan dilengan kiri Raja Naga muncul rajahan seekor ular naga raksasa yang juga mengeluarkan semburat cahaya biru.

Kini kita beralih kearah dasar jurang Bukit Iblis, dimana semburat cahaya hitam yang tadi keluar dari dasar jurang Bukit Iblis, kini terlihat mulai mengecil dan semakin kecil, tapi bersamaan dengan itu, sangat mengejutkan sekali, satu sosok tubuh yang mengeluarkan cahaya hitam tampak terbang melayang keluar dari dasar jurang Bukit Iblis.

Sosok itu adalah sosok seorang pemuda yang mengenakan dan jubah besar berwarna serba hitam, kedua tangannya tampak mengembangkan, jubah hitam besar yang ada dibelakang tubuhnya tampak terbang berkibar-kibar tertiup angin, sementara tubuhnya melayang dengan ringannya diatas jurang Bukit Iblis. Sementara itu kedua matanya masih terlihat tertutup.

“Pangeran Iblis.......”. ucap Raja Alam Lelembut dan Raja Naga hampir bersamaan saat melihat pemuda yang kini masih melayang diudara dihadapan mereka.

“Ayo Yudha......”. ucap Raja Naga lagi tiba-tiba, dan ;

“Pukulan Naga Manggala......yeaahh.....wussshhhh.......”.

“Pukulan Harimau Dewa yeaahh....wusshh.....”. hampir bersamaan Raja Naga dan Raja Alam Lelembut saling berteriak dengan melepaskan pukulan Pamungkas mereka kearah depan, dari tangan Raja Naga, melesat satu larik cahaya biru yang begitu terang benderang hingga menerangi tempat itu, sementara itu di tangan Raja Alam Lelembut melesat satu larik cahaya berwarna kuning keemasan yang juga tak kalah terangnya,  bahkan ;

“Sharrrggkkk........grauumm..........”. mengejutkan sekali apa yang terjadi berikutnya, cahaya biru yang tadi melesat keluar dari telapak tangan Raja Naga berubah menjelma sesosok naga raksasa yang melesat dengan cepat kearah Pangeran Iblis. Sedangkan dari telapak tangan Raja Alam Lelembut tiba-tiba saja berubah menjelma menjadi seekor harimau raksasa yang berwarna kuning keemasan. Kedua bayangan hewan raksasa itu melesat cepat menuju kearah sosok Pangeran Iblis yang masih melayang diudara.

Tiba-tiba saja kedua mata Pangeran Iblis yang sejak tadi tertutup terbuka, hampir bersamaan Raja Alam Lelembut dan Raja Naga saling terlonjak mundur saat melihat betapa mengerikan kedua mata Pangeran Iblis yang ternyata hanya berwarna hitam tanpa ada putihnya, sungguh mengerikan sekali, bahkan yang lebih mengejutkan lagi. Kedua tangannya terlihat langsung terangkat keudara.

“Zzeeggghhhh.............zeeegghhh.......”. seberkas cahaya hitam muncul dikedua tangan Pangeran Iblis yang terangkat. Dan hal ini cukup terlihat oleh Raja Naga dan Raja Alam Lelembut.

“Cahaya Raja Iblis Kegelapan heaaa...wussshhh...”. ditempatnya rupanya Pangeran Iblis tidak membiarkan tubuhnya menjadi sasaran empuk begitu saja, cahaya hitam yang sejak tadi terpedar ditangannya segera dilepaskannya dan cahaya hitam itupun melesat menyongsong bayangan kedua bayangan binatang raksasa, dan ;

“Bbbbblllllllaaaaaaarrrrrrrrrr................”. satu ledakan maha dasyat terjadi, dan ; “Akkhhh......”. hampir bersamaan terlihat sosok Raja Naga dan Raja Alam Lelembut terlempar jauh kebelakang, walau berhasil mengendalikan gerak jatuh tubuh mereka ketanah, tapi tetap saja keduanya dapat merasakan betapa nyeri yang dirasakan didada mereka, sepertinya luka dalam telah dialami oleh keduanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Sonny Rondonuwu
eeee? mmmmm
goodnovel comment avatar
Nabila Salsabilla Najwa
Bagus banget ceritanya
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
koknbhunkkjgmm jhjooohvbk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 14

    “Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 13

    Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 12

    Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status