Share

1. Bagian 7

Cukup lama, tidak ada yang membuka suara mengenai hal itu, hingga akhirnya ketiga datuk terlihat menarik napas panjang, akankah pertemuan kali ini tidak akan menghasilkan apapun.

“Tunggu.....!!”. tiba-tiba saja sebuah suara terdengar diiringinya dengan berkelebatnya satu sosok bayangan melesat dan turun tepat ditengah-tengah mereka.

Semua mata kini langsung tertuju kearah sosok yang kini telah berada ditengah-tengah mereka, rupanya sosok tersebut adalah sosok seorang kakek yang berpakaian putih, tapi bukan hal itu yang aneh pada sosok kakek yang satu ini, wajahnya terlihat begitu memerah, sementara ditangannya tampak sebuah bumbung tuak yang sesekali dituangkannya kedalam mulutnya, dapat dipastikan kalau merahnya wajah sikakek tentu karena minuman tuak yang ada ditangannya, rambutnya terlihat memutih, padahal wajahnya masih belum begitu tua, kedua matanya terlihat seperti orang yang tengah mengantuk, bahkan gaya berdirinya saja seperti orang yang mau jatuh.

Anehnya kedatangan sosok kakek yang seperti orang mabuk ini terlihat langsung membuat ketiga datuk yang berada didepan langsung maju kedepan dan langsung menjura hormat.

“Sungguh suatu kehormatan bagi kami, kau mau ikut datang kepertemuan ini Sigila Tuak.........”. ucap Datuk Api lagi angkat bicara seraya menjura hormat, tapi ucapan Datuk Api tadi cukup mengejutkan bagi sebagian tokoh-tokoh persilatan yang ada ditempat itu yang memang belum mengenali sosok kakek yang baru saja datang tersebut. Rupanya dia adalah Sigila Tuak, salah seorang sesepuh aliran putih yang namanya begitu amat disegani dan sangat ditakuti oleh tokoh-tokoh aliran hitam, hanya saja sayang Sigila Tuak sangat jarang sekali untuk turut campur masalah dunia persilatan, karena kini dia lebih banyak mengasingkan dirinya di Lembah Bambu, tempat kediamannya. Begitu mengetahui nama kakek tersebut, seketika saja tokoh-tokoh dunia persilatan yang hadir ditempat itu ikut menjura hormat.

“Sebelumnya aku mohon maaf kalau kedatanganku kemari telah menganggu pertemuan kalian.....gluk....gluk....glukk......”. ucap Sigila Tuak lagi seraya kembali menegak bumbung tuak yang ada ditangan kanannya.

“Oh tentu tidak, kami justru merasa terhormat menerima kedatanganmu Sigila Tuak........”. ucap Datuk Langit lagi angkat bicara.

“Singkat saja, kedatanganku kemari memang bukan untuk memberikan jawaban atas pristiwa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu....gluk.....gluk...... tapi aku mungkin dapat memberikan jalan keluar mengenai masalah ini......... gluk.....gluk......”. Semua menanti dengan perasaan berdebar ucapan sesepuh Sigila Tuak berikutnya.

“Aku tahu siapa orang yang bisa memberikan jawaban atas semua ini..... gluk.....gluk...... dia adalah sahabatku yang bernama Peramal 5 Benua...... gluk.....gluk......”. ucap Sigila Tuak lagi.

“Peramal 5 Benua.......”. ucap semua tokoh-tokoh persilatan yang ada ditempat itu hampir bersamaan, dan seketika saja ucapan Sigila Tuak disambut dengan anggukan kepala oleh yang lain.

“Benar, kenapa kita tidak meminta bantuan Peramal 5 Benua untuk menjelaskan mengenai masalah ini.........”. ucap salah seorang tokoh persilatan yang hadir ditempat itu.

“Mungkin apa yang kau katakan itu memang benar Sigila Tuak, tapi kita semua tahu, tidak ada seorangpun diantara kita yang tahu dimana tempat tinggal Peramal 5 Benua......”. ucap Datuk Angin lagi angkat bicara.

“Gluk.....gluk......jangan khawatir, aku tahu tempat kediamannya, tapi sahabatku itu paling tidak suka jika tempat kediamannya didatangi oleh banyak orang, jadi aku hanya bisa mengajak satu orang saja diantara kalian untuk ikut bersamaku ketempatnya.......”. ucap Sigila Tuak lagi. Ucapan Sigila Tuak tentu saja membuat mereka semua yang ada ditempat itu saling pandang.

“Baiklah, biar aku yang ikut bersamamu Sigila Tuak.......”. ucap Datuk Langit lagi akhirnya.

“Saudara-saudara satu golongan, aku dan Sigila Tuak akan pergi untuk menemui Peramal 5 Benua untuk meminta penjelasan mengenai masalah ini, apapun yang akan disampaikan oleh Peramal 5 Benua nanti, akan kusampaikan pada kalian semua, dan pertemuan ini akan kembali kita lakukan satu bulan kedepan.........bagaimana.....?”. ucap Datuk Langit lagi dan akhirnya hal itupun disetujui oleh semua yang hadir ditempat itu.

Maka bersama Sigila Tuak, Datuk Langitpun segera berangkat untuk menuju ketempat kediaman Peramal 5 Benua yang menurut Sigila Tuak masih cukup jauh. Datuk Langit tentu saja berharap dapat menerima jawaban yang cukup memuaskan hatinya dari Peramal 5 Benua mengenai masalah ini.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status