Share

1. Bagian 6

last update Last Updated: 2021-09-08 17:51:17

Gempa hebat yang terjadi semalam, ternyata tidak saja terjadi di Lembah Obat, tapi hampir terjadi diseluruh alam jagat raya ini, hingga keesokan harinya terjadi kegegeran dan kegemparan diseluruh alam jagat raya ini karena terjadinya gempa bumi yang sama sekali tidak diduga dan tidak diraba kedatangannya. Seketika saja berita tentang gempa  bumi hebat itu menjadi bahan pembicaraan dimana-mana, berbagai persepsi diutarakan oleh setiap orang, tapi yang mana yang benar, tidak ada seorangpun yang dapat menjamin kebenaran akan hal itu.

Tapi sebagian tokoh-tokoh yang sudah mumpuni, gempa hebat yang terjadi semalam bukanlah gempa biasa, melainkan suatu pertanda besar yang akan terjadi di alam jagat raya ini. Tapi merekapun masih tetap bertanya-tanya tentang hal itu. Tidak ada seorangpun yang dapat merabanya secara pasti. Bagi beberapa yang tahupun hanya menyimpannya menjadi rahasia dirinya sendiri.

Oleh karena pristiwa besar yang mengundang seribu macam pertanyaan dan praduga, para tokoh-tokoh aliran putih sepakat untuk mengadakan pertemuan guna membahas peristiwa menggegerkan itu, dan sebagai pimpinan yang dipercaya oleh-oleh tokoh-tokoh aliran putih dunia persilatan, tiga datuk memutuskan agar mengadakan pertemuan di Bukit Langit, tempat kediaman Datuk Langit.

Dan seperti yang telah disepakati bersama, maka pertemuan di Bukit Langit kali ini dihadiri oleh begitu banyak pendekar dari berbagai tempat, karena sebagian dari mereka tentu saja ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dibalik gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Tidak sedikit para pendekar yang memiliki nama-nama yang sudah cukup terkenal dan termasyur dirimba persilatan ikut menghadiri pertemuan tersebut, dan tiga datuk sebagai tuan rumah tentu saja menyambut semua tamu mereka dengan sangat terhormat. Hingga kini keadaan di Bukit Langit berubah menjadi ajang pertemuan antara tokoh-tokoh aliran putih.

Dan kini diatas Bukit Langit, tepatnya disebuah padang rumput yang luas, terlihat jejeran para pendekar-pendekar aliran putih yang duduk teratur, sementara yang berada paling depan, adalah tiga sosok kakek-kakek yang mengenakan pakaian hampir sama antara satu dengan yang lainnya, ketiganya tampak mengenakan pakaian tebal yang menutupi sekujur tubuh mereka, dikepala ketiganya tampak sebuah topi panjang dan tinggi, penampilan dan perawakan mereka hampir saja sama persis, hanya warna pakaian mereka saja yang tampak berbeda. Yang berada disebelah kiri adalah sosok seorang kakek yang mengenakan pakaian berwarna merah, diantara tiga datuk dia dikenal dengan sebutan Datuk Api, sedangkan yang berada paling kanan, adalah sosok seorang kakek yang mengenakan pakaian berwarna kecoklatan, diantara tiga datuk, kakek ini dikenal dengan sebutan Datuk Angin, sedangkan yang berada paling tengah adalah sosok kakek yang wajahnya begitu menampilkan karisma dan wibawanya sebagai pimpinan tiga datuk, dia mengenakan pakaian berwarna putih bersih, diantara tiga datuk dia menyandang nama sebagai Datuk Langit. Pimpinan dari tiga datuk.

Suasana di atas Bukit Langit terdengar riuh, semua pendekar tampak sibuk dengan pembicaraannya masing-masing, tiga datuk terlihat saling pandang satu sama lain, dan terlihat Datuk Api dan Datuk Angin menganggukkan kepalanya memberikan tanda kepada Datuk Langit yang juga terlihat mengangguk.

Datuk Langit terlihat berdiri, Datuk Api dan Datuk Anginpun ikut angkat berdiri. Melihat ketiga datuk berdiri, keriuhan suara ditempat itu seketika berhenti, suasana menjadi hening, semua perhatian terlihat tertuju kearah ketiga datuk. Datuk Langit terlihat mengangkat tangannya.

“Saudara-saudaraku satu golongan......sebagaimana kita ketahui bersama, pertemuan yang kita adakan kali ini ditempat ini adalah untuk membahas tentang pristiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu, yaitu gempa dengan kekuatan yang amat besar yang telah menggoncang bukan saja ditanah jawa ini, tapi juga hampir merata diseluruh alam jagat raya ini, dan tentu hal ini bukanlah hal yang biasa terjadi....... oleh karna itulah pertemuan ini akan membahas mengenai masalah tersebut, mungkin ada kiranya saudara-saudara yang dapat sedikit memberikan gambaran tentang arti dari peristiwa besar tersebut kepada kita semua........”. ucap Datuk Langit lagi sejenak menghentikan ucapannya, perhatiannya kini tampak terarah pada sosok-sosok yang berdiri dihadapannya, bukan hanya Datuk Langit yang melakukan hal itu, tapi semua para pendekar ikut melakukan hal yang sama, semuanya saling memandang satu sama lain untuk mengetahui siapa diantara mereka yang dapat memberikan sedikit gambaran tentang pristiwa tersebut, tapi setelah cukup lama dinanti, tidak ada seorangpun yang memberikan tanggapan atas ucapan Datuk Langit, sebenarnya saat ini dihati setiap para pendekar memiliki jawaban masing-masing atas ungkapan Datuk Langit tadi, tapi tentu saja mereka tidak berani mengungkapkannya karena hal itu barulah dugaan mereka saja, kalau saja mereka mengatakannya tanpa memberikan alasan yang tepat, tentu hal ini akan sangat mempermalukan mereka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Suwarsono
pasti gatot kaca ini yg lahir,.........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status