Seminggu kemudian. Maharaja Naga Samudra masih terlihat duduk menatap kearah sosok pemuda yang masih terbaring tak sadarkan diri. Sosok pemuda yang tak lain adalah Bintang itu tampak tengah berbaring diatas sebuah ranjang giok es tanpa mengenakan pakaian kecuali celana panjangnya, hingga rajah Bintang didadanya terlihat dengan jelas, berkali-kali Maharaja Naga Samudra menarik nafas panjang.
“Sembah hormat saya Maharaja.”. seorang patih kerajaannya datang menghadap. Maharaja Naga Samudra hanya mengangkat tangannya.
“Maharaja Alam Lelembut sudah tiba.”. ucap patih itu lagi. Raut wajah Maharaja Naga Samudra berubah dan seketika sosoknya berbalik dan melangkah keluar.
Di Aula istananya tampak menunggu sosok Seorang laki–laki tinggi kekar, dengan wajah tampan dan beribawa, wajahnya terlihat begitu tenang dan memancar kan keagungan yang nyata, mengenakan pakaian mewah seperti layaknya seorang raja, ditambah lagi sebuah mahkota berkepala h
Entah sudah seberapa lama kedua Maharaja ini bersemedi, hingga tiba-tiba ; “Spllasshhh.”. seberkas sinar muncul dan takkala sinar keemasan itu hilang berganti menjadi sesosok kakek yang berwajah begitu teduh dan agung, mengenakan pakaian seperti seorang pertapa, ditangannya tampak sebuah tasbih yang terbuat dari biji-biji sawi, matanya terlihat begitu lembut, wajahya yang begitu teduh dan agung seakan memancarkan aura yang begitu menyejukkan bagi siapa saja yang menatapnya. Tapi yang paling menakjubkan dari sosok sang kakek ini adalah sosok sang kakek terlihat mengeluarkan cahaya yang begitu berpedar dari sekujur tubuhnya.Menyadari kehadiran sosok sang kakek, kedua Maharaja ini segera membuka kedua mata mereka.“Guru.”. hampir bersamaan kedua Maharaja ini saling menjura hormat pada sosok kakek yang ada dihadapan mereka.“Bangunlah Yudha. Manggala”. terdengar suara dari sang kakek, tapi hebatnya, bibir sang kakek sedikitpun ta
Istana dasar laut, sebuah istana yang megah, berdiri kokoh didasar lautan, dihuni oleh ratusan bahkan ribuan penghuni lautan yang dipimpin oleh seorang Maharaja penguasa lautan yang bernama raja Naga Samudra.Dua orang penjaga berbentuk dua ekor kuda laut terlhat berjaga dipintu gerbang Istana Dasar Laut, tapi perhatian ke-2 penjaga ini terlihat mengalihkan pandangannya jauh kedepan.“Kanjeng Putri Samudra sudah kembali dari partapaan”. ucap salah seorang dari penjaga tersebut lagi. Tak lama kemudian sebuah kereta kencana yang terbuat dari emas terlihat melaju kearah pintu gerbang istana.“Kreaaakkk.”. pintu gerbang Istana Dasar Laut terbuka dan kereta kencana itu segera turun, dikiri dan kanan kereta kencana terlihat empat orang gadis berwajah cantik mengiringi kereta kencana tersebut. Tak lama kemudian kereta kencana itu berhenti tepat didepan Istana Dasar Laut yang megah tersebut.Salah seorang dayang dari ke-4 orang gadis yang
“Hemmm... Ayahanda menyuruhku untuk memberikan Mutiara Naga kepadanya”. terdengar sang putri bergumam sendiri seakan tengah memikirkan sesuatu. Tapi kemudian sang putri terlihat menggerakkan tangannya memutar didepan dadanya. Perlahan tapi pasti terlihat didada sang putri mengeluarkan cahaya semburat kemerahan yang secara perlahan cahaya itu naik keatas hingga akhirnya cahaya itu keluar dari bibir indah sang putri. Rupanya semburat cahaya merah itu berasal dari sebuah benda bulat yang kini mengeluarkan cahaya yang merah menyala.Sang putri terlihat naik keatas tempat pembaringan es giok tersebut, begitu berada disebelah sang pemuda, tangan sang putri terlihat bergerak kearah mulut sang pemuda dan dibukanya mulut itu. Sejenak sang putri terlihat melirik keadaan disekitarnya, begitu keadaan dirasa aman, sang putri menundukkan wajahnya dan ; “Ufhhh..”. 2 bibir itu bertemu, benda kecil merah yang merah menyala yang tadi ada dimulut sang putri kini
Tiga Hari berlalu sudah sejak Bintang menelan Mutiara Naga yang diberikan oleh Putri Samudra. Sementara itu dikamarnya Bintang tampak baru saja menyelesaikan tapa bratanya untuk memulihkan tenaga dalamnya. Suara langkah-langkah halus mengusik pendengaran Bintang. “Kreakkk”. pintu kamar Bintang terbuka dan terlihat dua orang wanita memasuki ruangan tersebut dengan membawa dua buah benda.Wanita pertama tampak membawa nampan berisi berbagai macam makanan dan buah-buahan, sedangkan wanita yang satunya lagi terlihat membawa seperangkat pakaian beserta jubah biru yang tentu saja Bintang sangat mengenalnya, karena itu adalah pakaiannya sendiri.“Silahkan tuan makan dulu, sebentar lagi kanjeng putri datang”. ucap dayang wanita itu lagi seraya meletakkan barang bawaan mereka didekat Bintang.“Terima kasih”. ucap Bintang, ke-2 wanita itupun meninggalkan ruangan itu. Tanpa banyak menunggu Bintangpun segera kembali mengenakan pa
Berjalan beriringan bersama kanjeng Putri Samudra entah kenapa membuat hati Bintang berdebar-debar. Sosok Putri Samudra bukan saja benar-benar cantik mempersona, tapi keanggunannyapun sangat luar biasa bagi Bintang, ditambah harum semerbak tubuhnya yang begitu memancing gairah Bintang sebagai seorang laki-laki.Semakin jauh mengitari Istana Dasar Laut, semakin Bintang dibuat takjub dan heran. Kini Bintang baru menyadari kalau Istana Dasar Laut memang benar-benar ada. Saat ini Bintang merasa seperti didalam sebuah aquarium raksasa.“Oh iya, apa kangmas ingin bertemu dengan Naga Manggala yang telah menolong kangmas”. ucap Putri Samudra tiba-tiba.“Oh iya benar. Hamba ingin sekali bertemu dengannya” ucap Bintang cepat.“Ayo ikuti hamba kangmas.”. ucap Putri Samudra lagi, Bintangpun berjalan mengikuti langkah sang putri yang mengarah ke taman belakang istana.Begitu berada dibelakang istana, Putri Samudra terlihat me
“Sstttsshhh”. ular putih raksasa itu terlihat mendesis keras. “Gharrrmmm..”.Naga Manggalapun terlihat tak mau kalah, seolah-olah kedua binatang raksasa ini sudah siap untuk bertarung satu sama lain.Kanjeng Putri Samudra terlihat maju beberapa tindak kedepan.“Kiranya ada tamu yang tak diundang yang datang. Maaf kalau ananda tidak bisa menyambut bibi Dewi Laut”. ucap Putri Samudra lagi dengan ucapan lembut. Tapi ucapan Putri Samudra justru membuat Bintang terperanjat kaget.“Dewi Laut.”. gumam Bintang lagi. Tentu saja Bintang pernah mendengar nama Dewi Laut. Untuk mengetahuinya baca (GEROMBOLAN BAJAK LAUT PANJI TENGKORAK).“Tidak perlu basa basi Putri Samudra, kedatanganku kemari adalah untuk membawa Titisan Putra Bintang”. ucap Dewi Laut tegas tanpa basa basi.Putri Samudra hanya tersenyum sesaat seraya melirik kearah Bintang.“Ada kepentingan apa hingga bibi
Memasuki jurus ke 75, sosok Dewi Laut melompat kebelakang. Putri Samudrapun ikut melakukan hal yang sama.“Ternyata kau sudah banyak kemajuan Putri Samudra”. ucap Dewi Laut lagi. Putri Samudra terlihat hanya tersenyum kecil.“Tapi apakah tongkat ularkupun kau mampu mengatasinya.”. ucap Dewi Laut seraya mengangkat tongkat ditangannya keatas. “Spllashshhh.”. cahaya hijau muncul dari kepala ular yang ada ditongkat Dewi Laut. Putri Samudra yang melihat hal itu terlihat langsung melompat mundur dan juga melakukan hal yang sama, tongkat naga ditangan Putri Samudra terlihat langsung mengeluarkan cahaya biru yang juga tak kalah terang benderangnya.“Hyyattt...wuussshhh.”. cahaya hijau yang ada ditongkat Dewi Laut langsung menyerang kearah Putri Samudra. Putri Samudrapun tak mau kalah. Dan ; “Wuusshhh”. cahaya biru ditongkatnyapun ikut melesat kedepan dan ; “Bleeshhh”. kedua cahaya itu bertemu hingga
“Nur Prasetya Bumi..”. ucap Bintang saat menyadari cahaya kuning keemasan yang kini keluar dari tubuhnya dan Bintang baru menyadari kalau aji Nur Prasetya Buminya telah menyelamatkan dirinya dari pengaruh Dewi Laut. Dengan luka dalam yang dideritanya, Dewi Laut berusaha untuk bangkit. “Tangkap dia ular putih. Tangkap dia!”. perintah Dewi Laut kepada ular raksasanya. “Sstttsshhh”. sang ular putih raksasa terlihat mendesis hebat seraya langsung berkelebat cepat kearah Bintang, tapi ; “Gharrrmmm..”. gerakan sang ular putih raksasa tertahan saat tiba-tiba saja Naga Manggala sudah berada didepan tubuh Bintang. “Gharrrmmmkkk..”. Naga Manggala kembali mengeluarkan suara yang luar biasa kuatnya, sampai-sampai angin laut bertiup kencang, bahkan sosok sang ular putih raksasa ikut terseret kebelakang dibuatnya, bersamaan dengan itu dari dalam istana bermunculan para prajurit dan patih kerajaan Istana Dasar Laut. “Kanjeng putri.”. terlihat patih Istana Dasar Laut langsung mendekati sosok Putri