HANGZHOU merupakan ibukota terbesar di provinsi Zhejiang di pesisir timur, salah satu kota yang paling terkenal dan makmur di tiongkok, ini terlihat dari pelabuhannya yang besar dan ramai yang sepertinya merupakan tempat singgah bagi para saudagar, pendekar, orang kerajaan maupun orang awam. Dan dipelabuhan ini pula kapal yang ditumpangi Bintang dan yang lain berlabuh.
Saat rombongan Bintang baru saja menuruni kapal, mereka terhenyak melihat keramaian yang ada dihadapan mereka. Bintang dan yang lain tampak mengenakan caping dikepala mereka.
“Nona Soda, nona Azumi, silahkan cari tempat makan terlebih dahulu, hamba dan Lian ada urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu” ucap Bintang tiba-tiba menyadarkan Soda dan Azumi yang masih terpaku ditempatnya.
“Ba..baik tuan Bintang”. Ucap Azumi dan Soda hampir bersamaan. Dan merekapun berpisah ditempat itu.
Bintang dan Lian Nishang sendiri tampak menuju kearah luar kota Hangzhou. Begitu
Saat Bintang tiba, keduanya sedikit terkejut.“Mana nyonya Lian tuan?” ucap Azumi lebih dahulu menanyakan keberadaan Lian Nishang yang tidak datang bersama Bintang.“Lian sudah pergi terlebih dahulu, ada urusan yang harus diselesaikannya” ucap Bintang tersenyum seraya mengambil duduk dihadapan keduanya.“Apakah kita akan menunggu nyonya baru melanjutkan perjalanan tuan?” tanya Soda ikut-ikutan bertanya.“Sebaiknya mulai sekarang nona Soda dan nona Azumi jangan lagi memanggilku tuan, panggil saja seperti Yuki memanggil”“Kakak maksud tuan?” ucap Azumi lagi, dan Bintang hanya mengangguk mantap.“Baiklah, tapi tuan, eh kakak juga harus memanggil kami, Soda dan Azumi tanpa embel-embel nona, bagaimana?” ucap Soda tersenyum mencoba menggoda Bintang.“Boleh juga” ucap Bintang tersenyum, disambut senyuman manis oleh Soda dan Azumi.“Kita takkan me
MALAM itu, cuaca masih saja tidak bersahabat, walaupun badai sudah berlalu, tapi hujan masih turun dengan deras hingga jalanan kota Hangzhou terlihat sepi, tapi satu dua orang masih terlihat berlalu lalang. Hampir semua penginapan yang ada di kota Hangzhou penuh oleh para pengunjung. Karena memang letak kota Hangzhou begitu strategis, baik sebagai tempat singgah ataupun sekedar lewat. Beberapa kapal tampak bersandar didermaga kota Hangzhou. Mereka lebih memilih untuk menyandarkan kapal ketimbang harus menempuh perjalanan ditengah badai.Malam itu Bintang lebih memilih berada dibawah untuk menikmati minuman hangat yang ada ditempat penginapan tersebut yang juga memiliki warung makannya, rumah makan yang sekaligus penginapan tersebut terdiri dari 3 tingkat, sementara itu Soda dan Azumi sudah tertidur lelap dikamarnya. Sesekali Bintang mengedarkan pandangannya untuk melihat keadaan disekitarnya, begitu banyak para bangsawan dan orang-orang dari persilatan yang ada ditempat itu.
CLETAR!” Kilat guntur menyambar, memecah kaki langit, angin berhembus dengan kuat, suasana badai terasa begitu kentara, tapi hujan sudah berhenti turun sejak beberapa waktu yang lalu. Hangzhou sebuah kota terbesar di provinsi Zhejiang di pesisir timur, tiongkok.“Cleetarrr!” kembali halilintar menggelegar dahsyat, untuk sesaat menerangi kota Hangzhou.“Heaaaa!”“Aakkhhh...akhhh...akhhhh!” tiba-tiba saja jeritan-jeritan kesakitan terdengar dari dalam sebuah penginapan yang juga merupakan warung makan. Beberapa sosok tubuh lelaki tampak terlempar keluar dari dalam penginapan tersebut, jatuh ke kubangan lumpur yang ada didepan penginapan.Di dalam penginapan, tampak seorang wanita yang berparas cantik jelita tampak tengah ketakutan menatap sosok-sosok lelaki berwajah beringas yang menatap kearahnya dengan tatapan tak percaya. Karena bagaimana tidak, wanita yang kelihatannya lemah inilah yang telah membuat beberapa ka
“Wesshhh...wesshhh.” tiba-tiba saja kedua tangan Badai Timur sudah berkobar api menyala yang mengeluarkan hawa panas menyengat, hal ini membuat gadis jelita yang ada dihadapan Badai Timur terlihat semakin ketakutan.“Jangan takut nona, hamba akan membantu” tiba-tiba saja wajah gadis jelita berubah saat ditelinganya terngiang sebuah suara, si gadis jelita terkejut seraya mengedarkan pandangannya kearah sekelilingnya, saat pandangannya membentur sesosok yang tak jauh darinya yang juga mengenakan caping, gadis jelita ini menghentikan pandangannya. Entah kenapa batin gadis jelita ini mengatakan kalau lelaki bercaping yang ditatapnya inilah yang baru saja mengirimkan suara kepadanya.“Sambut seranganku ini, heaaa!” gadis jelita terkejut saat Badai Timur dengan tiba-tiba saja telah menyerang kearahnya dengan cepat.“Sett.....pletak!”“Adowwww.!” tapi belum lagi serangan Badai Timur mendekati sosok gadi
“Ha ha ha...! sebentar lagi ratusan orang anak buahku akan mengepung tempat ini, jika kalian tak menyerah akan kubuat kalian menyesal telah menantang Perompak Laut Kuning” ucap Badai Timur lagi. Hal ini membuat wajah-wajah ditempat itu berubah, hanya Putri Lan Yan yang masih bersikap tenang.“Ternyata nama besar Badai Timur hanyalah omong kosong” ucap Putri Lan Yan lagi.“Apa maksudmu wanita?”“Bukankah sudah jelas, nama besar Badai Timur hanyalah orang yang beraninya hanya berlindung dibelakang bawahannya” ucap Putri Lan Yan lagi hingga langsung membuat wajah Badai Timur memerah.“Wesshhh...wesshhh.” tiba-tiba saja kembali kedua tangan Badai Timur sudah berkobar api menyala yang mengeluarkan hawa panas menyengat, hal ini membuat cukup membuat Putri Lan Yan terkejut, untunglah dia mengenakan caping bertirai, hingga perubahan wajahnya tidak terlihat.Panglima Ho yang melihat gelagat tak bai
“Tetap dibelakang hamba, putri” ucap pemuda bercaping itu lagi, tanpa banyak membantah Putri Im Ji Hye langsung berpindah kebelakang, sementara itu pemuda bercaping tampak sudah menghadap dua orang lelaki berkuda yang bersenjata tombak tersebut. Kedua lelaki bertampang sangar ini tampak turun dari kedua mereka.“Siapa kau yang berani mencampuri urusan Perompak Laut Kuning?” ucap salah seorang dari keduanya lagi.“Cepat serahkan putri itu kepada kami!” ucap yang satunya lagi.Pemuda bercaping tampak memalingkan wajahnya menatap kearah Putri Im Ji Hye yang tampak masih ketakutan ditempatnya. “Dia adalah calon istriku, urusannya juga urusanku” ucap pemuda bercaping tiba-tiba hingga membuat wajah Putri Im Ji Hye berubah.“Cari mati, heaa!”. salah seorang dari keduanya langsung menusuk dengan tombak ditangan kearah pemuda bercaping.Putri Im Ji Hye beringsut mundur karena kaget dan takut meliha
“Cepat angkat jangkar dan segera berlayar!” ucap Putri Lan Yan memberikan perintah.“Baik putri!” terdengar para prajurit dengan sigap langsung mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Putri Lan Yan.“Adik Im, kau tidak apa-apa?” tanya Putri Lan Yan lagi kepada Putri Im Ji Hye yang masih gugup dengan apa yang menimpa dirinya.“Aku ...aku tidak apa-apa kak” ucap Putri Im Ji Hye dengan gugup, tapi jawaban itu sudah cukup bagi Putri Lan Yan yang kini langsung menatap kearah lautan, dimana terlihat 4 kapal layar besar semakin mendekat kearah dermaga.“Sepertinya sulit bagi kita untuk keluar dari sini tanpa harus bertempur putri” terdengar suara Panglima Ho yang kini sudah berdiri disebelah Putri Lan Yan.“Adik Im, segera masuk kedalam, urusan disini biar kakak dan Panglima Ho yang mengurus”“Baik kak” ucap putri Im Ji Hye yang langsung beranjak masuk kedalam kapal
Di lautan, sebuah kapal mewah tampak melaju dengan kencang. Di geladak kapal tampak sosok wanita berwajah jelita tengah berdiri menatap lautan luas yang ada dihadapannya. Melihat wajahnya, dia tak lain adalah Putri Lan Yan. Setelah lolos dari sergapan Perompak Laut Kuning, Putri Lan Yan memerintahkan terus melaju tanpa mengurangi kecepatan.Dari arah belakang, tampak seorang gadis yang juga berparas jelita tengah datang mendekatinya.“Sudah bangun adik Im” ucap Putri Lan Yan seraya berpaling kearah putri Im Ji Hye yang memang berada dibelakangnya.“Sudah kak Lan Yan” ucap putri Im Ji Hye tanpa gairah.“Kenapa? Bermimpi lagi?”“Iya kak”“Mimpi yang sama lagi?”“Benar kak, selalu yang sama selama satu bulan ini, tapi...” putri Im Ji Hye menghentikan ceritanya hingga membuat Putri Lan Yan tertarik untuk mendengarnya lebih lanjut.“Malam tadi, gadis dalam