“He he he...!, percuma kau memberontak, rantai ini tidak akan bisa kau putuskan”. terdengar kembali sebuah suara mengejek dari hadapannya, Dewi Topeng Perak kembali terlihat mengangkat wajahnya, tatapan menatap tajam kearah sosok yang ada dihadapannya.
“Lepaskan aku! lepaskan aku..!!”. ucap Dewi Topeng Perak lagi. Tapi sosok yang ada dihadapannya justru tertawa, diantara sosok-sosok yang ada dihadapannya, hanya satu orang yang dikenali oleh Dewi Topeng Perak yaitu sosok si Jarum Beracun.
Dewi Topeng Perak terlihat cepat memalingkan wajahnya saat kedua tangan si Jarum Beracun membelai bibir indahnya, tapi dengan keras si Jarum Beracun memutar kembali wajahnya.
“Kau tahu Dewi Topeng Perak, keinginanku untuk merengkuh kehangatan dari tubuhmu masih terus bergelora, dan malam ini takkan ada seorangpun yang bisa menolongmu seperti dulu”. ucap si Jarum Beracun lagi tertawa.
“Cuih ! berani kau sentuh aku, aku bersumpah akan mencabik-cabik tubuhmu dengan tanga
“Sepertinya saudaramu itu tidak akan lama lagi membujang Bayu.”. ucap Bintang lagi “Yah, mungkin Suri memang jodohnya Bintang, mau apa lagi”. ucap Bayu pula ikut tersenyum. Kedua terus melangkah santai melewati jalan setapak tersebut, hingga tiba-tiba saja Bintang menghentikan langkahnya, Bayu yang ada disebelahnyapun ikut menghentikan langkahnya, ditatapnya wajah Bintang. “Ada apa Bintang ?” “Coba kau dengar Bayu ?”. bukannya menjawab pertanyaan Bayu, Bintang justru menyuruh Bayu untuk mempertajam pendengarannya. Walau samar, tapi lamat-lamat Bayu dapat mendengar sebuah suara pertarungan. “Ayo Bayu”. ucap Bintang lagi seraya berkelebat kearah selatan, tanpa menunggu waktu lagi, Bayupun ikut berkelebat kearah selatan mengikuti Bintang. Tak perlu menunggu lama, Bintang dan Bayu sudah tiba disebuah tempat dimana satu pemandangan yang amat mengejutkan tengah terjadi didepan keduanya, tepatnya disebuah dataran padang rumput yang luas, terl
“Ternyata nama besar Gerombolan Kapak Merah yang amat ditakuti itu hanyalah diisi oleh cecunguk-cecunguk busuk seperti kalian, sungguh memalukan”. ucap pemuda itu lagi. Walau terkejut dengan kepandaian yang sangat luar biasa yang diperlihatkan oleh pemuda itu, tapi mana mungkin bagi si Jarum Beracun memperlihatkan rasa takutnya dihadapan belasan anak buahnya, mau dikemanakan wajahnya kelak. “Jangan sombong kau anak muda, ingin kulihat apa kecepatanmu bisa mengalahkan jarum-Jarum Beracunku ini”. ucap si Jarum Beracun lagi. “Cring.....cringg”. sang pemuda itu tak memberikan jawaban, tapi kedua tangannya tampak meraih kedua pedang yang ada dipunggungnya. “Ayo kita buktikan.!!”. ucap sang pemuda lagi, si Jarum Beracunpun segera mempersiapkan serangannya, sesaat terlihat keduanya terlihat saling pandang satu sama lain, seakan-akan ingin mencoba mengukur ilmu kepandaian masing-masing, sementara itu para pengikut Gerombolan Kapak Merah hanya bisa menahan nafas merek
Sementara itu langkah sang Dewa Pedang Kembar terlihat tiba disebuah tanah kosong dimana disekelilingnya ditumbuhi oleh pepohonan yang besar dan tinggi. Disini langkah sang pemuda berhenti dan tiba-tiba saja dia berbalik. “Jika bukan pengecut, cepat tunjukkan diri!!”. tiba-tiba saja sang Dewa Pedang Kembar mengeluarkan ucapan, entah apa maksudnya. “Serrrr....serrrr”. dua sosok tubuh muncul dihadapan sang Dewa Pedang Kembar, mereka tentu tak lain adalah Bintang dan Bayu adanya yang merasa kalau keberadaan mereka sudah diketahui oleh sang pemuda, maka mereka memutuskan untuk menampakkan diri. Sang Dewa Pedang Kembar terlihat menatap kedua pemuda yang sebaya dengannya itu. “Apakah kalian juga salah satu pengikut dari Gerombolan Kapak Merah yang ingin membalas dendam”. ucap sang Dewa Pedang Kembar lagi. “Oh tidak, jangan salah sangka nisanak, kami bukan pengikut mereka, justru kami ingin menghancurkan Gerombolan Kapak Merah”. ucap Bintang lagi.
“He he he...! kena kau Arya”. ucap Bayu memukul perlahan pundak sahabat baiknya itu, Arya terlihat dapat menarik napas lega mendengar sahabat baiknya itu ternyata hanya bergurau saja tadi. Sementara Suri sendiri terlihat tersipu sendiri mendengar ucapan Bayu tadi. Lalu ketiganya segera mengikuti Bintang yang sudah terlebih dahulu mengintip kedalam markas Gerombolan Kapak Merah. “Sejak sore tadi, ada banyak pendekar aliran hitam yang datang Bintang, seperti yang kau lihat, jumlah mereka sekarang semakin banyak.”. ucap Arya lagi. “Kalau begitu semakin lama kita bergerak, akan semakin sulit untuk menghancurkan mereka Bintang”. ucap Bayu lagi. “Sepertinya mereka tengah merencanakan sesuatu kakang”. ucap Suri tiba-tiba hingga membuat Bintang, Bayu dan Arya menatap kearahnya. “Yah, mungkin Suri benar, mereka pasti tengah merencanakan sesuatu yang amat besar”. ucap Arya lagi. “Kakang, lihat!!”. Suri tiba-tiba saja menunjuk kearah pintu markas Gerombo
“Bersiaplah Iblis Kapak Merah, heaaa.......cringg.... cringgg”. bersamaan dengan hentakan keras yang keluar dari mulut Dewa Pedang Kembar, kedua pedang yang berada dipunggungnya tiba-tiba saja tercabut dan melesat keudara. “Hiyattt.....serrrrrrrr”. bersamaan dengan itu, sosok Dewa Pedang Kembar terlihat ikut melesat keatas dan dengan mantap menangkap kedua pedang kembarnya dan bersamaan dengan itu pula sosok Dewa Pedang Kembar langsung melesat kedepan, menyerang sosok Iblis Kapak Merah dengan serangan mematikannya. Tubuh Dewa Pedang Kembar terlihat berputar laksana baling-baling hingga siapa saja yang diserang dengan serangan yang dinamakan oleh Dewa Pedang Kembar dengan serangan Pedang Kembar Menembus Badai takkan bisa menghindar apalagi untuk memapakinya. Karena serangan itu sungguh tak dapat dilihat lagi. Dewa Pedang Kembar yang melihat Iblis Kapak Merah tidak melakukan gerakan apa-apa untuk mengatasi serangannya, justru semakin memperhebat serangannya hingga angi
Sementara itu kedua pedang kembar yang kini mengeluarkan cahaya berwarna putih itu kembali melesat kearah sosok Iblis Kapak Merah, tapi kali ini Iblis Kapak Merah sudah siap dengan senjata andalannya. “Hyyattttt........trangg....tranggg.....duarrr....duarrrr.....duarrrrr....”. beberapa ledakan besar terjadi saat Iblis Kapak Merah mengayunkan kapak besarnya untuk menangkis serangan kedua pedang kembar milik Dewa Pedang Kembar, dari ledakan besar itu terlihat sosok Iblis Kapak Merah hanya tergeser beberapa langkah kebelakang, tapi malang bagi sosok Dewa Pedang Kembar yang terlihat harus terlempar cukup jauh kebelakang. Bahkan kedua pedangnya yang tadi berbenturan dengan kapak besar milik Iblis Kapak Merah ikut terpental tak jauh dari dirinya. “Uhugggg”. lagi-lagi Dewa Pedang Kembar terlihat harus memuntahkan darah dari mulutnya. Kali ini luka dalam yang diderita oleh Dewa Pedang Kembar benar-benar sangat parah, ini terlihat jelas dari penderitaan diwajah Dewa Pedang Ke
“Kau harus melewati aku dulu untuk mengejar mereka”. ucap Bintang lagi tersenyum. Sejenak terlihat Si Jarum Beracun menatap sosok Bintang dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sementara itu Iblis Kapak Merah sendiripun tampak memperhatikan sosok Bintang. “Wajahnya begitu tenang sekali, seakan-akan dia tidak sedikitpun gentar dengan semua orang yang ada disini”. batin Iblis Kapak Merah lagi yang memperhatikan wajah Bintang yang memang terlihat begitu tenang, padahal saat itu ratusan orang pengikut Gerombolan Kapak Merah sudah mengepungnya dengan rapat, bahkan beberapa diantaranya sudah memegang busur panah yang siap digunakan. “Berani sekali menghalangiku anak muda, sudah bosan hidup rupanya”. ancam Si Jarum Beracun lagi. “He....he....he”. Si Jarum Beracun kaget saat tiba-tiba saja pemuda dihadapannya justru tertawa mendengar ancamannya tadi. “Bocah tengik, apa yang kau tertawakan ha....!!” “Aku hanya menertawakan ucapanmu tadi pak tua”. ucap Bi
Pagi baru saja datang menjelang, sinar kuning keemasan sudah terlihat memancar diufuk timur, tapi belum ada tanda-tanda akan munculnya sang mentari dipagi buta itu. Kabut masih terlihat tebal disana sini, embun pagipun masih terlihat segar diantara dedaunan pohon. Diantaranya lebatnya sebuah hutan, sesosok bayangan biru berkelebat cepat melewati jalan setapak dihutan tersebut, bila melihat sosok wajahnya, bayangan biru itu tak lain adalah Bintang adanya. Bintang menghentikan gerak lesatannya saat tiba didepan sebuah gubuk yang sudah terlihat begitu tua dan rapuh. “Kreaaakkk”. belum lagi Bintang ingin melangkah, pintu gubuk terlihat terbuka, dan ; “Suri”. ucap Bintang mengenali sosok gadis cantik yang baru saja muncul dari dalam pintu gubuk. “Kang Bintang”. ucap Suri dengan wajah ceria melihat kemunculan Bintang. “Dimana mereka Suri”. “Didalam kang, kang Arya dan kang Bayu sedang mencoba untuk menyembuhkan luka dalam pemuda itu”. ucap S