Share

episode 5

Author: RUKMINI
last update Last Updated: 2024-05-05 17:42:44

“Untuk apa?” Tanya Bu Dinar yang memotong ucapan Fitri.

“Bu... Kenapa enggak ketuk pintu dulu kalau mau masuk ke kamar Angga.” Ucap Angga yang kesal karena Bu Dinar sudah masuk tanpa mengetuk pintu.

Wanita yang sekitaran umur 50 tahunan itu tidak terima dengan ucapan Angga.

“Terserah Ibu dong! rumah-rumah Ibu, Jadi Ibu bebas keluar masuk kapan saja yang Ibu mau.” Ketus Bu Dinar.

“Iya, mungkin dulu Ibu masih bebas keluar masuk. Tapi sekarang sudah beda Bu, Angga sudah punya istri.” Tegas Angga yang berusaha untuk menjelaskan kepada ibunya, bahwa sekarang ini ia sudah memiliki keluarga kecil dan memiliki privasi sendiri.

“Lalu, kenapa kalau kamu sudah punya istri? Ibu tidak berhak untuk menemui anak Ibu sendiri, gitu!” ucap Bu Dinar, sedangkan Fitri ia hanya diam mematung tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

“Dan kamu,” tunjuk Bu Dinar dengan tatapan tidak suka, “sudah bicara apa kamu sama anak saya? sehingga dia berani melarang ibunya untuk menemuinya.” Sambungnya dengan menuduh Fitri yang sudah menghasut Angga.

“A—aku tidak bicara apa-apa, Bu.” Jawab Fitri yang merunduk.

“Halah... Gak usah bohong kamu! pasti kamu sudah bilang macam-macam dan memfitnah Ibu kan, dasar wanita m4ndul!” hardik Bu Dinar.

Perempuan mana yang tidak sakit hati saat di cemooh oleh ibu mertuanya sendiri.

Memang dari sejak awal saat Angga meminta untuk menikahi Fitri, Bu Dinar tidak merestui hubungan mereka berdua, hanya karena Fitri berasal dari kampung dan tidak memiliki kekayaan seperti mereka. Di tambah lagi, sekarang ini Fitri belum kunjung hamil.

“Sudah cukup, Bu! Ibu tidak usah mem4k1 istriku dengan sebutan m4ndul.” Timpal Angga yang mulai terpancing emosi.

Melihat suaminya yang mulai terpancing emosi, Fitri hanya bisa menenangkan dengan cara menggenggam erat tangan suaminya.

“Sudah, Mas.”

“Lihat! Semenjak Angga menikah denganmu, anak saya berubah menjadi pembangkang seperti ini!” tuduh Bu Dinar yang memandang penuh dengan kebencian, “lagian apa sih spesialnya perempuan ini! Sehingga kamu lebih memilih dia di banding dengan Tantri.” Tambahnya dengan berjalan memutari Fitri dan melihatnya dari atas sampai bawah.

Untuk yang ke sekian kalinya, ia di bandingkan dengan mantan kekasih Angga yang mempunyai kekayaan yang sama dengan mereka. Beda jauh dengan Fitri yang hanya hidup dengan serba kekurangan.

“Cukup, Bu. Cukup! Jangan pernah sebut nama wanita itu lagi di depanku apalagi di depan istriku, Bu.”

“Kenapa tidak boleh? Bukannya dulu kalian saling mencintai? Dan gara-gara kamu Fitri anak saya menolak perjodohannya dengan Tantri!” sudah puas dengan penghinaan yang di lontarkannya, Bu Dinar pun pergi dari kamar Angga dan juga Fitri.

Brak!

“Astagfirullah,” ucap Angga yang mendengar sang Ibu menutup pintu dengan sekuat tenaganya.

Pria tampan itu menatap wajah istrinya yang sudah basah dengan air mata.

“Besok kita pindah ya, Sayang.” Ujar Angga.

Hangat dan nyaman ketika Angga memeluk tubuh wanita yang baru dua tahun melengkapi hidupnya, ia semakin terisak di dalam pelukan itu.

“Maafkan aku, Mas. Gara-gara berhutang budi ke Bapak, kamu batal menikah dengan Mbak Tantri.” Ungkap Fitri yang semakin tersedu.

“Kenapa harus meminta maaf? Tidak ada yang salah di antara kita. Memang benar kita menikah karena aku yang berhutang nyawa ke Bapak kamu. Tapi... Aku tidak sama sekali menyesali itu, justru aku sudah merasa menjadi lelaki yang paling beruntung, sudah memiliki istri yang cantik luar dalam seperti kamu.” Imbuh Angga yang mencium pucuk kepala Fitri.

Memang benar Angga menikahi Fitri karena mempunyai hutang nyawa kepada Pak Bimo, Pak Bimo sudah menyelamatkan Angga yang mengalami kecelakaan pada malam hari. Di tempat itu tidak ada orang yang berlalu lalang untuk menolong Angga yang dalam keadaan kritis, dan kebetulan ayah dari Fitri itu baru saja pulang dari bekerja dan melewati tempat Angga kecelakaan.

“Aku hanya wanita yang tidak mempunyai apa pun, Mas. Berbeda dengan Mbak Tantri yang...”

“Ssst... Enggak boleh berbicara seperti itu ya, Sayang. Memiliki kamu saja sudah lebih dari cukup,” ujar Angga, “sudah ya, jangan nangis. Daripada nangis mending kita buat dede bayi saja, bagaimana?” tambahnya.

Wanita cantik itu tersipu malu, ia tau jika sekarang ini suaminya sedang merasakan rindu berat. Karena sudah lima bulan tidak bertemu alias LDR.

“Aku malu, Mas.” Ungkap Fitri yang menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Angga.

*

*

Di lain ruangan, Bu Dinar dan Kiran sedang merasakan amarah yang sangat membuncah. Mereka kira jika Fitri itu sudah mengadu kepada anaknya, padahal Fitri tidak sama sekali berbicara apa pun tentang mereka.

“Arrgh... Kurang ajar! berani-beraninya si benalu itu sudah mengatakan yang sebenarnya.” Teriak Bu Dinar.

“Ibu serius dia sudah mengadu ke Mas Angga?” tanya Kiran yang memastikan.

“Iya, buktinya pas Ibu masuk ke dalam kamar mereka, Kakak kamu Marah tidak terima.” Jelas Bu Dinar dengan nafas yang memburu.

“Astaga Ibu... Jelas saja Mas Angga marah, orang Ibu main nyelonong saja tanpa mengetuk pintu,” sahut Kiran yang menertawai sikap ibunya.

“Loh, salahnya di mana?”

Kiran menghampiri sang ibu dan mengajaknya untuk duduk di kasur agar menjadi lebih rileks.

“Bu, Kiran jelasin ya? Begini Bu, kan Mas Angga baru pulang dari luar kota, kemungkinan dia kangen dong sama istrinya yang jelek itu. Nah mungkin saja mereka lagi bikin dedek bayi, terus dengan tiba-tiba Ibu datang dan mengacaukan semuanya, gitu Bu hahah.” Jelas Kiran panjang lebar.

Mendengar penjelasan dari putrinya, Bu Dinar malah ketawa keras karena ia sudah berhasil menggagalkan mereka yang akan ibadah indahnya.

“Ibu tidak mau mempunyai cucu dari wanita dekil itu, Ibu hanya mau cucu dari Nak Tantri.”

Setelah itu, tiba-tiba saja muncul ide jahat yang terlintas di kepala Karin untuk di lakukan kepada sang menantu.

“Bu, Kiran punya ide.” Usulnya dan membisikkan sesuatu di telinga Bu Dinar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 34

    "Uangnya sudah Ibu pakai untuk arisan." ucap Bu Dinar."Apa!" "Ibu egois!" pekik Kiran.Plaaaak!"Jaga ucapanmu, Kiran. Jangan pernah salahkan Ibu! andai saja kamu bisa menjaga kehormatanmu, kejadian ini tidak akan pernah terjadi!" ucap Bu Dinar yang berlalu pergi meninggalkan Kiran dan Angga.Angga mengusap wajahnya dengan kasar, selama ini uang yang ia kirimkan di pakai untuk kesenangan semata oleh ibunya."Astaga... Kenapa keluargaku menjadi berantakan seperti ini?" batin Angga.*Sedangkan di tempat lain, Alex sudah tiba di kediaman Pak Rahardi.Kemudian, pria tampan itu melihat ke arah belakang yang di mana ada Fitri di sana.Rupanya wanita cantik itu masih belum bangun, padahal ia tertidur sudah cukup lama."Non bangun, kita sudah sampai." ucap Alex.Hening, tidak ada respon sama sekali dari Fitri, wanita yang memiliki mata sayu itu masih anteng dalam mimpi indahnya.Jika begini, Alex terpaksa harus membawa Fitri masuk dengan cara di gendong."Huh! Menyusahkan." Pria tampan be

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 33

    Sedangkan di mobil, Alex melihat Fitri yang tertidur di kursi belakang. Terlihat masih ada bekas air mata yang membingkai di wajah cantiknya.“Bisa-bisanya ada pria yang tega menyakiti dia.” ucap Alex.Alex teringat dengan Pak Rahardi. Kemudian, Alex pun memberi tahu jika anaknya saat ini sedang bersamanya menuju arah pulang.[Pak maaf, saya sekarang sedang di jalan menuju arah pulang dengan Non Fitri.] Kirim.Drrrrt... drrrrt.Tidak lama, ada sebuah panggilan video call dari Pak Rahardi.“Kenapa pulang terlebih dahulu? Anak saya mana?” ucap Pak Rahardi.Alex pun langsung mengarahkan ponselnya ke wajah Fitri yang sedang tertidur pulas di kursi belakang. Sebelum itu, Alex pun menepikan mobilnya ke pinggir jalan.“Fitri habis nangis? Ada apa?” tanya Pak Rahardi.“Nanti saya ceritakan semuanya ke Bapak di kantor.” jawab Alex.“Oke kalau begitu, hati-hati di jalan dan awas saja jika anak saya kenapa-kenapa.” “Baik, Pak Bos.” jawab Alex.Setelah panggilan terputus, Alex pun melanjutkan pe

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 32

    “Pak maaf, Bapak sudah di tunggu di ruang meeting.” ucap sekretaris Pak Rahardi.“Oh, ok. Saya akan segera ke sana,” jawab Pak Rahardi, “ nanti lagi ya sayang, dan kalian semua, ayo bubar kerjakan tugas kalian masing-masing!” tambahnya.Setelah kepergian Pak Rahardi, hanya tersisa Tantri, Angga dan Fitri yang masih berdiri mematung.Tantri menatap Fitri dengan tatapan penuh selidik, lalu wanita yang memiliki tubuh langsing itu berjalan mendekatinya.“Ada hubungan apa kamu dengan Pak Rahardi?” tanya Tantri dengan sorot mata yang tajam.“Bukan urusan kamu.” jawab Fitri.Karena malas berlama-lama di depan mantan suami dan si pelakor kemudian, Fitri berlenggang pergi meninggalkan mereka berdua.“Heh, mau ke mana kamu? Aku tahu, kamu pasti wanita simpanan Pak Rahardi. Dasar murahan!” celetuk Tantri.Wanita cantik yang memakai pakaian kantor itu langsung menghentikan langkahnya, tangannya terkepal kuat guna untuk menahan emosi yang sudah mulai naik.“Sabar, Fit. Ini bukan saatnya untuk memb

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 31

    Pria tampan itu pun mendekati Fitri, lalu ia melepaskan sabuk pengaman yang masih terpasang.“Sudah, silakan kalau memang mau keluar.” ucap Alex yang tersenyum.“Oh, hehehe terima kasih.” ucap Fitri yang menahan malu.Kemudian, wanita cantik itu pun keluar dari mobil. Ia nampak menatap ke sekeliling gedung itu, tiba-tiba ia melihat Tantri yang sedang berdiri di dekat pintu masuk.Sepertinya wanita ular itu sedang menunggu seseorang, terlihat dari wajahnya yang sedang melihat ke kiri dan kanan.“Sedang apa wanita gatal itu ada di sini?” ucap Fitri yang menatap ke arah Tantri.“Mas...” pekik Tantri.Terlihat jika Angga yang baru saja keluar dari dalam mobil dan langsung di sambut dengan penuh cinta oleh Tantri.“Apa! Mas Angga bekerja di sini? Bukannya dia bekerja di daerah Bandung?” gumam Fitri.“Ada apa?” Tiba-tiba saja pertanyaan dari Alex mampu membuatnya terkejut.“Bisa enggak kalau datang itu nggak usah ngagetin!?” ujar Fitri kesal.“Lah, kok, jadi marah? Lagian ngapain kamu bengo

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 30

    Fitri tersenyum kecut, ketika mengingat semua pengorbanan yang ia lakukan malah di balas dengan rasa sakit yang luar biasa.“Duh... Kenapa harus nangis, jangan nangis Fit. Ini waktunya untuk membalas rasa sakit yang mereka berikan kepadamu,” ucap Fitri yang berusaha untuk menguatkan hatinya.“Udah ah galaunya, mending tidur besok kan aku mau di ajak Ayah untuk melihat perusahaannya.”Wanita cantik itu pun langsung membereskan semua barang-barang yang tadi ia beli, dan tidak lupa juga sebelum tidur Fitri membiasakan diri untuk memakai skincare pemberian dari sang Mama.*Sedangkan di tempat lain, Kiran terus saja menangis memikirkan masa depannya yang hancur oleh perbuatannya sendiri. Apalagi, ia sudah gagal untuk menggugurkan kandungannya.“Pokoknya Om Hendra harus bertanggung jawab atas perbuatannya, aku yakin jika istrinya itu mau menerima kehadiranku dan anak ini.” ucap Kiran.“Nak, kamu belum tidur?” tanya Bu Dinar yang baru saja masuk sambil membawa kantong plastik yang berisi ma

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 29

    “Adik Bapak hampir saja mengalami ke guguran, karena dia terlalu banyak meminum obat penggugur kandungan.” jelas Dokter, “beruntung Bapak dan Ibu tepat waktu membawa Kiran ke Rumah Sakit, sehingga janin yang ada di kandungannya masih bisa di selamatkan.” tambahnya .Deg!Angga dan Bu Dinar terkejut mendengar penjelasan dari Dokter, bahwa ternyata Kiran sedang mengandung.“Kira-kira berapa bulan janin yang ada di dalam kandungan Kiran?” tanya Angga untuk memastikan.“Kurang lebih baru tiga Minggu, Pak.” ucap Dokter, “setelah ini Kiran akan di pindahkan ke ruang rawat inap, silakan Bapak ke ruang administrasi untuk menyiapkan pembayarannya.” sambungnya.“Baik, Dok.” ucap Angga dengan lirih.Setelah kepergian Dokter, tubuh Bu Dinar luruh ke lantai. Ia merasakan lemas pada tubuhnya saat mendengar penjelasan dari Dokter tadi, wanita berusia 50 tahun itu menangis, ia tidak menyangka kalau anak perempuannya bisa melakukan hal sejauh itu.“Ibu lagi mimpi kan, tolong bangunkan Ibu dari mimpi b

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   bab 28

    “Kiran!” pekik Bu Dinar yang melihat putri semata wayangnya jatuh pingsan di depan teras rumahnya.Bu Dinar pun berlari dengan tergopoh, ia terkejut mendapati Kiran yang sedang tergeletak. Sebelumnya ia terlihat sehat-sehat saja ketika pamit kepada sang ibu.“Kiran bangun! Kamu kenapa?” Bu Dinar pun terus mengguncang tubuh Kiran agar tersadar. Namun, sudah beberapa kali ia coba tidak ada respons sama sekali dari gadis cantik itu.“Aduh ... Mana enggak ada orang lagi, bagaimana ini?” Wanita yang berusia 50 tahun itu termenung, memikirkan cara untuk mengangkat tubuh Kiran.Karena tidak ada solusi dan perasaan Bu Dinar sudah terlanjur panik, ia merogoh ponselnya yang berada di saku celananya. Kemudian, ia menghubungi Angga memberi tahu keadaan Kiran yang sebenarnya.Bu Dinar berharap Angga akan segera cepat pulang, dan membawa Kiran ke rumah sakit.*Di lain tempat, kebetulan Angga baru saja pamit untuk pulang kepada ke dua orang tua Tantri, karena ia merasa perasaannya tidak enak.Baru

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 27

    Tantri pun mendorong tubuh Fitri sehingga terjatuh ke lantai.“Rasain! Makanya jangan belagu jadi orang.” ucap Tantri setelah mendorong tubuh Fitri.Wanita cantik itu pun langsung berdiri dan membalas perbuatan Tantri kepadanya, Fitri membalas dengan mendorong tubuh Tantri dengan sekuat tenaga. Sehingga membuat musuhnya tersungkur ke lantai dan sedikit mengeluarkan darah pada dahinya akibat terbentur.Semua orang terkejut, terutama dengan Angga. Ia tidak menyangka jika Fitri akan membalas dengan mendorong tubuh Tantri, biasanya dia tidak akan pernah membalas. Namun, kali ini Fitri nampak berbeda dari sebelumnya.“Bagaimana? Sakit?” tanya Fitri sambil menyunggingkan senyumnya.“Wanita sialan! Berani-beraninya kau mendorong tubuhku!” pekik Tantri.“Hahahah, ngapain aku harus takut, emang kamu siapa? Oh, iya aku lupa. Kamu kan, pelakor yang merebut suamiku.” ucap Fitri dengan lantang di depan semua orang.Semua orang menatap Tantri dengan penuh kebencian, bahkan ada salah satu orang yang

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 26

    ‘Begitu cepat sekali kamu melupakanku, Mas. Lihat saja, aku akan membuatmu dan keluarga kamu menyesal’ batin Fitri.Lengan wanita cantik itu mengepal dengan kuat, ia sadar bahwa pengorbanan yang ia berikan malah di balas dengan pengkhianatan.Kali ini dia tidak mau menjadi wanita yang lemah, ia berjanji kepada dirinya sendiri akan membalaskan semua rasa sakit yang mereka berikan.“Nak, kamu ngeliatin apa?” pertanyaan Bu Sinta sukses membuat Fitri terkejut.“Em... Enggak kok, Mah.” jawab Fitri dengan singkat.Tidak lama mereka pun sampai di pusat perbelanjaan, Fitri yang turun terlebih dahulu menatap kagum ke gedung tinggi yang berada di hadapannya.Ia tidak menyangka bisa menginjakkan kakinya di Mall untuk pertama kali, sebenarnya dulu sering Angga mengajak Fitri untuk belanja ke Mall. Namun, Bu Dinar selalu melarang karena harga pakaian di Mall jauh lebih mahal dari pada di pasar.“Sayang, ini buat kamu. Belanjalah dengan sepuasnya, beli apa saja yang kamu inginkan.” ucap Pak Rahardi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status