Share

episode 6

Author: RUKMINI
last update Last Updated: 2024-05-05 17:43:08

“Bu, Kiran punya ide.” Usulnya dan membisikkan sesuatu di telinga Bu Dinar.

*

*

Pukul 05.00 pagi, Wanita yang memiliki wajah sayu itu sudah terbangun lebih dulu, ia segera berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, Fitri langsung membangunkan suaminya, karena mereka akan bersiap-siap untuk pindah saja.

“Mas, bangun kita sholat subuh.” Ucap Fitri sambil mengusap pipi suaminya dengan lembut.

Angga langsung menggeliat, setelah mendapatkan sentuhan dari tangan dingin Fitri yang baru saja selesai mandi.

“Jam berapa, Sayang?” tanya Angga sembari mengucek matanya.

“Sudah jam 05:00, Mas. Ayo bangun, nanti kita kesiangan loh sholatnya.” Jawab Fitri yang hendak mengeringkan rambut dengan hairdrayr.

“Ya sudah, Mas mandi dulu ya?” pamit Angga yang terbangun dari tempat tidurnya.

10 menit kemudian, Angga sudah selesai membersihkan dirinya. Pria tampan itu menatap bingung ke arah istrinya yang masih berkutat dengan alat pengering rambut.

“Ada apa Sayang?” tanya Angga yang menghampiri sang istri.

“Ini loh, Mas. Hair drayrku enggak nyala.” Ungkap Fitri yang nampak menggemaskan.

Angga tersenyum melihat istri yang usianya lebih muda darinya, dengan wajah yang cemberut, rambut yang masih basah dan ke cantikkan alami yang ia miliki meskipun tanpa menggunakan makeup. Menurutnya pemandangan yang seperti ini yang membuat ia rindu rumah.

“Ya sudah, yuk kita sholat nanti keburu siang.” Ajak Angga kepada istrinya.

“Tapi Mas, ini gimana? Aku malu kalau Ibu melihat rambutku yang masih basah.” Imbuhnya yang takut akan cemoohan sang mertua.

“Ya, memangnya kenapa kalau rambut kamu terlihat masih basah?” tanya Angga yang sedikit heran mendengar keluhan sang istri.

‘Mas kamu gak tau, kalau Ibu s’lalu memarahi aku. Ia tidak mau mempunyai cucu dari rahimku, semua yang ia ucapkan jika Ibu ingin segera memiliki cucu itu hanya sandiwaranya saja.” Batin Fitri.

“Hey, kok malah bengong?” tanya Angga.

Tanpa kata, wanita cantik itu melanjutkan menyisir rambutnya dan segera menunaikan ibadah sholat subuh bersama suaminya.

Setelah selesai, tidak lupa Fitri mendoakan Ibu mertuanya dan adik iparnya, agar mereka berdua di beri hidayah dan kelembutan hatinya.

Wanita yang memiliki kulit kuning Langsat itu segera merapikan mukenanya dan bersiap untuk menyiapkan sarapan. Akan tetapi, saat Fitri hendak menaruh mukena ke tempatnya, tiba-tiba Angga menarik lengannya dengan sedikit keras dan membuat wanita berusia 25 tahun itu terjatuh ke pelukan suaminya.

“Astaghfirullah, Mas!” pekik Fitri yang terkejut.

Tidak terlihat raut merasa bersalah di wajahnya, melainkan ia malah memeluk erat tubuh istrinya dan menghirup wangi shampo yang tercium di rambut Fitri.

“Mas kalau aku jantungan gimana?” kesal Fitri.

“Iya, kah? Coba aku ingin dengar.” Ucapnya yang ingin menempelkan telinga pada dada istrinya.

“Ih, Mas mau ngapain? Aku gak mau ya, geli hahah” Fitri pun terkikik geli, karena Angga tidak hanya menempelkan telinganya saja, melainkan ia juga menggelitik perut istrinya.

Sedang asyik bercanda, tiba-tiba mereka terkejut mendengar pintu kamar yang di gedor-gedor dengan keras.

Tok!! Tok!! Tok.

“Woy buka!” teriak seseorang yang tidak asing baginya.

Angga dan Fitri pun menghampiri lalu membuka pintu kamarnya.

Cekleek!

“Lama banget sih! Lagi apa sih? Sampe teriak-teriak begitu, ganggu orang lagi tidur saja.” Ujar Bu Dinar dengan wajah yang ketus.

Selain itu, pandangan BU Dinar tidak terlepas dari rambut Fitri yang basah karena sehabis keramas.

“Kamu habis keramas, Fit?” tanya Bu Dinar yang membuat jantung Fitri berdegup dengan kencang.

“Emm... Iy—iya Bu,” jawab Fitri yang gugup.

“Halah... Percuma kamu rajin buat anak tapi hasilnya tetap sama, Zonk!” celetuk Bu Dinar.

Fitri yang mendengar itu hanya bisa menahan sesak, ia tau jika Ibu mertuanya berusaha untuk membuat mentalnya terganggu dan setelah itu, dengan leluasa Bu Dinar akan menikahkan Angga dengan Tantri.

“Bu, sekali saja. Ibu hargai Fitri sebagai istriku,” mohon Angga, ia tidak tega membayangkan istrinya yang di perlakukan seperti itu di saat ia tidak ada di rumah.

“Apa yang harus Ibu hargai dari dalam diri wanita ini!” tunjuk Bu Dinar yang tepat ke wajah Fitri, “Dia hanya wanita miskin yang menumpang hidup sama keluarga kita! Di tambah lagi, jika wanita ini mandul!” sambungnya.

“Istriku tidak mandul, Bu! Kita hanya belum di kasih saja sama Allah SWT. Jodoh, anak dan rezeki itu sudah di atur oleh sang Maha Pencipta, Bu!” sentak Angga.

Kini perdebatan itu tidak dapat di hindari oleh keduanya, Angga yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap ibunya, kini ia meluapkan emosi yang sudah susah payah ia tahan.

“Berani kamu membentak Ibu hanya untuk membela perempuan kampung ini! Sadar Angga, Ibu yang sudah mengandung, melahirkan dan membesarkan kamu sehingga bisa sukses seperti sekarang ini, bukan dia!” Teriak Bu Dinar yang menangis dan semakin membenci Fitri.

“Angga tau itu, Bu. Tapi Fitri ini istri Angga, menantu Ibu. Sudah seharusnya Ibu menyayanginya seperti anak Ibu sendiri,” ungkap Angga yang sesekali melirik Fitri yang menangis di balik punggungnya.

“Jangan mimpi jika Ibu akan menyayangi istri miskin dan mandulmu itu! Yang akan Ibu sayangi hanya Tantri, bulan dia!”

Brak!!

Lagi-lagi Bu Dinar berhasil menyakiti hati Fitri dengan ucapannya yang tajam seperti belati yang menancap tepat di hatinya.

“Aku udah gak kuat, Mas. Apa lebih baik kita pisah saja demi kebahagiaan Ibu.” Ujar Fitri yang berhasil membuat Angga menitikkan air mata.

Pria itu terus menangis, ia tidak sanggup jika harus berpisah dengan belahan jiwanya. Walaupun awalnya pernikahan mereka hanya bermula dari balas budi namun, dalam seiring waktu cinta suci yang mereka miliki berkembang menjadi cinta sejati yang tidak akan pernah terpisahkan.

“Kamu jangan bicara seperti itu lagi, sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau berpisah denganmu.” Jawab Angga yang memeluk Fitri dengan erat.

Di tempat lain, terlihat Bu Dinar yang tengah berteriak histeris. Ia menghancurkan semua barang yang ada di dalam kamarnya, hanya untuk melupakan emosi yang sudah membuncah di dadanya.

“Arrggh... Kenapa aku harus mempunyai menantu seperti dia! Kenapa tidak Tantri saja yang menjadi menantuku!” teriak Bu Dinar.

Kiran yang masih tertidur pun ikut terbangun ketika mendengar teriakkan Bu Dinar yang ada di dalam kamarnya, kebetulan kamar Bu Dinar dan Kiran itu tidak terlalu jauh. Jadi tidak heran jika suaranya sampai ke kamar Kiran.

“Aduuh! Siapa sih yang teriak-teriak sepagi ini, ganggu saja!”

Dengan terpaksa ia bangun dari tempat tidurnya, ia merasa terganggu dengan teriakan tersebut.

Dengan berat hati Kiran menyusuri asal sumber suara tersebut dan ternyata, sumber suara itu berasal dari kamar sang ibu.

Cekleek!!

“Astaga Ibu...”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 34

    "Uangnya sudah Ibu pakai untuk arisan." ucap Bu Dinar."Apa!" "Ibu egois!" pekik Kiran.Plaaaak!"Jaga ucapanmu, Kiran. Jangan pernah salahkan Ibu! andai saja kamu bisa menjaga kehormatanmu, kejadian ini tidak akan pernah terjadi!" ucap Bu Dinar yang berlalu pergi meninggalkan Kiran dan Angga.Angga mengusap wajahnya dengan kasar, selama ini uang yang ia kirimkan di pakai untuk kesenangan semata oleh ibunya."Astaga... Kenapa keluargaku menjadi berantakan seperti ini?" batin Angga.*Sedangkan di tempat lain, Alex sudah tiba di kediaman Pak Rahardi.Kemudian, pria tampan itu melihat ke arah belakang yang di mana ada Fitri di sana.Rupanya wanita cantik itu masih belum bangun, padahal ia tertidur sudah cukup lama."Non bangun, kita sudah sampai." ucap Alex.Hening, tidak ada respon sama sekali dari Fitri, wanita yang memiliki mata sayu itu masih anteng dalam mimpi indahnya.Jika begini, Alex terpaksa harus membawa Fitri masuk dengan cara di gendong."Huh! Menyusahkan." Pria tampan be

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 33

    Sedangkan di mobil, Alex melihat Fitri yang tertidur di kursi belakang. Terlihat masih ada bekas air mata yang membingkai di wajah cantiknya.“Bisa-bisanya ada pria yang tega menyakiti dia.” ucap Alex.Alex teringat dengan Pak Rahardi. Kemudian, Alex pun memberi tahu jika anaknya saat ini sedang bersamanya menuju arah pulang.[Pak maaf, saya sekarang sedang di jalan menuju arah pulang dengan Non Fitri.] Kirim.Drrrrt... drrrrt.Tidak lama, ada sebuah panggilan video call dari Pak Rahardi.“Kenapa pulang terlebih dahulu? Anak saya mana?” ucap Pak Rahardi.Alex pun langsung mengarahkan ponselnya ke wajah Fitri yang sedang tertidur pulas di kursi belakang. Sebelum itu, Alex pun menepikan mobilnya ke pinggir jalan.“Fitri habis nangis? Ada apa?” tanya Pak Rahardi.“Nanti saya ceritakan semuanya ke Bapak di kantor.” jawab Alex.“Oke kalau begitu, hati-hati di jalan dan awas saja jika anak saya kenapa-kenapa.” “Baik, Pak Bos.” jawab Alex.Setelah panggilan terputus, Alex pun melanjutkan pe

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 32

    “Pak maaf, Bapak sudah di tunggu di ruang meeting.” ucap sekretaris Pak Rahardi.“Oh, ok. Saya akan segera ke sana,” jawab Pak Rahardi, “ nanti lagi ya sayang, dan kalian semua, ayo bubar kerjakan tugas kalian masing-masing!” tambahnya.Setelah kepergian Pak Rahardi, hanya tersisa Tantri, Angga dan Fitri yang masih berdiri mematung.Tantri menatap Fitri dengan tatapan penuh selidik, lalu wanita yang memiliki tubuh langsing itu berjalan mendekatinya.“Ada hubungan apa kamu dengan Pak Rahardi?” tanya Tantri dengan sorot mata yang tajam.“Bukan urusan kamu.” jawab Fitri.Karena malas berlama-lama di depan mantan suami dan si pelakor kemudian, Fitri berlenggang pergi meninggalkan mereka berdua.“Heh, mau ke mana kamu? Aku tahu, kamu pasti wanita simpanan Pak Rahardi. Dasar murahan!” celetuk Tantri.Wanita cantik yang memakai pakaian kantor itu langsung menghentikan langkahnya, tangannya terkepal kuat guna untuk menahan emosi yang sudah mulai naik.“Sabar, Fit. Ini bukan saatnya untuk memb

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 31

    Pria tampan itu pun mendekati Fitri, lalu ia melepaskan sabuk pengaman yang masih terpasang.“Sudah, silakan kalau memang mau keluar.” ucap Alex yang tersenyum.“Oh, hehehe terima kasih.” ucap Fitri yang menahan malu.Kemudian, wanita cantik itu pun keluar dari mobil. Ia nampak menatap ke sekeliling gedung itu, tiba-tiba ia melihat Tantri yang sedang berdiri di dekat pintu masuk.Sepertinya wanita ular itu sedang menunggu seseorang, terlihat dari wajahnya yang sedang melihat ke kiri dan kanan.“Sedang apa wanita gatal itu ada di sini?” ucap Fitri yang menatap ke arah Tantri.“Mas...” pekik Tantri.Terlihat jika Angga yang baru saja keluar dari dalam mobil dan langsung di sambut dengan penuh cinta oleh Tantri.“Apa! Mas Angga bekerja di sini? Bukannya dia bekerja di daerah Bandung?” gumam Fitri.“Ada apa?” Tiba-tiba saja pertanyaan dari Alex mampu membuatnya terkejut.“Bisa enggak kalau datang itu nggak usah ngagetin!?” ujar Fitri kesal.“Lah, kok, jadi marah? Lagian ngapain kamu bengo

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 30

    Fitri tersenyum kecut, ketika mengingat semua pengorbanan yang ia lakukan malah di balas dengan rasa sakit yang luar biasa.“Duh... Kenapa harus nangis, jangan nangis Fit. Ini waktunya untuk membalas rasa sakit yang mereka berikan kepadamu,” ucap Fitri yang berusaha untuk menguatkan hatinya.“Udah ah galaunya, mending tidur besok kan aku mau di ajak Ayah untuk melihat perusahaannya.”Wanita cantik itu pun langsung membereskan semua barang-barang yang tadi ia beli, dan tidak lupa juga sebelum tidur Fitri membiasakan diri untuk memakai skincare pemberian dari sang Mama.*Sedangkan di tempat lain, Kiran terus saja menangis memikirkan masa depannya yang hancur oleh perbuatannya sendiri. Apalagi, ia sudah gagal untuk menggugurkan kandungannya.“Pokoknya Om Hendra harus bertanggung jawab atas perbuatannya, aku yakin jika istrinya itu mau menerima kehadiranku dan anak ini.” ucap Kiran.“Nak, kamu belum tidur?” tanya Bu Dinar yang baru saja masuk sambil membawa kantong plastik yang berisi ma

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 29

    “Adik Bapak hampir saja mengalami ke guguran, karena dia terlalu banyak meminum obat penggugur kandungan.” jelas Dokter, “beruntung Bapak dan Ibu tepat waktu membawa Kiran ke Rumah Sakit, sehingga janin yang ada di kandungannya masih bisa di selamatkan.” tambahnya .Deg!Angga dan Bu Dinar terkejut mendengar penjelasan dari Dokter, bahwa ternyata Kiran sedang mengandung.“Kira-kira berapa bulan janin yang ada di dalam kandungan Kiran?” tanya Angga untuk memastikan.“Kurang lebih baru tiga Minggu, Pak.” ucap Dokter, “setelah ini Kiran akan di pindahkan ke ruang rawat inap, silakan Bapak ke ruang administrasi untuk menyiapkan pembayarannya.” sambungnya.“Baik, Dok.” ucap Angga dengan lirih.Setelah kepergian Dokter, tubuh Bu Dinar luruh ke lantai. Ia merasakan lemas pada tubuhnya saat mendengar penjelasan dari Dokter tadi, wanita berusia 50 tahun itu menangis, ia tidak menyangka kalau anak perempuannya bisa melakukan hal sejauh itu.“Ibu lagi mimpi kan, tolong bangunkan Ibu dari mimpi b

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   bab 28

    “Kiran!” pekik Bu Dinar yang melihat putri semata wayangnya jatuh pingsan di depan teras rumahnya.Bu Dinar pun berlari dengan tergopoh, ia terkejut mendapati Kiran yang sedang tergeletak. Sebelumnya ia terlihat sehat-sehat saja ketika pamit kepada sang ibu.“Kiran bangun! Kamu kenapa?” Bu Dinar pun terus mengguncang tubuh Kiran agar tersadar. Namun, sudah beberapa kali ia coba tidak ada respons sama sekali dari gadis cantik itu.“Aduh ... Mana enggak ada orang lagi, bagaimana ini?” Wanita yang berusia 50 tahun itu termenung, memikirkan cara untuk mengangkat tubuh Kiran.Karena tidak ada solusi dan perasaan Bu Dinar sudah terlanjur panik, ia merogoh ponselnya yang berada di saku celananya. Kemudian, ia menghubungi Angga memberi tahu keadaan Kiran yang sebenarnya.Bu Dinar berharap Angga akan segera cepat pulang, dan membawa Kiran ke rumah sakit.*Di lain tempat, kebetulan Angga baru saja pamit untuk pulang kepada ke dua orang tua Tantri, karena ia merasa perasaannya tidak enak.Baru

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 27

    Tantri pun mendorong tubuh Fitri sehingga terjatuh ke lantai.“Rasain! Makanya jangan belagu jadi orang.” ucap Tantri setelah mendorong tubuh Fitri.Wanita cantik itu pun langsung berdiri dan membalas perbuatan Tantri kepadanya, Fitri membalas dengan mendorong tubuh Tantri dengan sekuat tenaga. Sehingga membuat musuhnya tersungkur ke lantai dan sedikit mengeluarkan darah pada dahinya akibat terbentur.Semua orang terkejut, terutama dengan Angga. Ia tidak menyangka jika Fitri akan membalas dengan mendorong tubuh Tantri, biasanya dia tidak akan pernah membalas. Namun, kali ini Fitri nampak berbeda dari sebelumnya.“Bagaimana? Sakit?” tanya Fitri sambil menyunggingkan senyumnya.“Wanita sialan! Berani-beraninya kau mendorong tubuhku!” pekik Tantri.“Hahahah, ngapain aku harus takut, emang kamu siapa? Oh, iya aku lupa. Kamu kan, pelakor yang merebut suamiku.” ucap Fitri dengan lantang di depan semua orang.Semua orang menatap Tantri dengan penuh kebencian, bahkan ada salah satu orang yang

  • Ku Balas Hinaan Mertua Dan Iparku Dengan Dolar   Bab 26

    ‘Begitu cepat sekali kamu melupakanku, Mas. Lihat saja, aku akan membuatmu dan keluarga kamu menyesal’ batin Fitri.Lengan wanita cantik itu mengepal dengan kuat, ia sadar bahwa pengorbanan yang ia berikan malah di balas dengan pengkhianatan.Kali ini dia tidak mau menjadi wanita yang lemah, ia berjanji kepada dirinya sendiri akan membalaskan semua rasa sakit yang mereka berikan.“Nak, kamu ngeliatin apa?” pertanyaan Bu Sinta sukses membuat Fitri terkejut.“Em... Enggak kok, Mah.” jawab Fitri dengan singkat.Tidak lama mereka pun sampai di pusat perbelanjaan, Fitri yang turun terlebih dahulu menatap kagum ke gedung tinggi yang berada di hadapannya.Ia tidak menyangka bisa menginjakkan kakinya di Mall untuk pertama kali, sebenarnya dulu sering Angga mengajak Fitri untuk belanja ke Mall. Namun, Bu Dinar selalu melarang karena harga pakaian di Mall jauh lebih mahal dari pada di pasar.“Sayang, ini buat kamu. Belanjalah dengan sepuasnya, beli apa saja yang kamu inginkan.” ucap Pak Rahardi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status