Share

Ibu Tiri Fikri

last update Last Updated: 2021-08-16 06:33:34

Tidak lama kemudian Fikri kembali dari kantin.

"Mana cewek-cewek yang tadi sama kamu? "Deni bertanya ketika melihat Fikri ke kelas sendiri.

"Mereka masih di kantin, aku tadi ke sini diam-diam." Jawabnya sambil tersenyum tipis.

"Kelihatannya, cewek-cewek di sini langsung suka semua deh sama kamu di hari pertama kamu di sekolah. "

"Pastilah, aku kan tampan." Fikri nyengir sambil membanggakan dirinya sendiri.

"Kepedean banget kamu." Tertawa kecil.

"Siapa yang pede coba, lihat aja tadi semuanya ngantri pengen kenalan sama aku."

"Iya.. iya.. tuan tampan, tapi yang perlu kamu ingat adalah jangan pernah mempermainkan hati wanita." Deni memberi nasehat.

"Tapi aku nggak janji ya."

"Maksudnya?" Deni bingung.

"Ya.. aku nggak janji, bagaimana kalau cewek-cewek itu yang gangguin aku terus."

"Terserah kamu deh cuma aku kan cuma memberi nasehat." Deni kembali sibuk dengan bukunya.

Begitulah Fikri, hari pertama di sekolah baru tidak membuatnya merasa sulit dan asing. dia adalah tipe cowok yang mudah berteman, percaya diri, dan kadang cukup lebay. Wajahnya memang cowok tampan sehingga membuat siswa-siswi banyak yang menyukainya. Kadang dia care dengan cewek-cewek yang berusaha mendekatinya namun terkadang dia juga merasa risih.

***

"Bagaimana sekolah kamu hari ini Fikri?" seorang wanita berumur 30 tahunan dengan memakai jilbab biru dan dengan wajah yang masih terlihat cukup mudah bertanya padanya. Membuka percakapan malam itu di meja makan.

"Baik." Jawab Fikri singkat

"Alhamdulillah, kamu suka sekolahnya?"

"Suka."

"Besok kalau kamu berangkat ke sekolah, Mama yang akan antar ya..."

"Udah deh tante, enggak usah sok baik gitu. aku ini bukan anak Tante. Lagi pula aku punya sepeda motor, aku bisa pergi sendiri."

"Fikri, jaga bicaramu." Seorang laki-laki dengan nada yang tinggi membentak Fikri.

"Emangnya kenapa Pah? Kenyataannya memang dia itu bukan mama aku kan, walaupun sekarang dia sudah menjadi istri papah, tapi jangan pernah berharap aku akan menerima dia sebagai mamaku."

" FIKRI!!! " Spontan ayah Fikri, Pak Kusuma bangkit dari tempatnya duduk.

"Sekali lagi kamu bicara seperti itu sama Mama kamu, papah akan..." Ayah Fikri terhenti. Fikri pun bangkit dari tempatnya duduk. Memandang ayahnya yang sedang berada dihadapannya itu dengan tatapan yang penuh dengan kemarahan.

"Papah akan apa? Akan usir aku, atau mau pukul aku. aku kecewa sama papah, semenjak mama meninggal papah udah nggak sayang lagi sama aku." Fikri pun berlalu dari meja makan dan segera masuk ke kamarnya.

***

Pagi ini Fikri datang ke sekolah begitu awal, ia berangkat ke sekolah dengan cepat karena alasan tidak ingin bertengkar lagi dengan ayahnya. Masih sedikit siswa yang datang pagi itu, keadaan sekolah masih terlihat sepi. Hanya nyanyian burung yang sesekali memecah keheningan. Baru kali ini dia ke sekolah begitu awal. Padahal di sekolahnya yang dulu dia adalah salah satu siswa yang sering terlambat. Namun hari ini dia ingin pergi lebih awal karena semakin tidak suka dengan ibu tirinya, dia tidak ingin melihat ibunya dia tidak ingin merusak harinya di pagi ini. Ketika masuk ke kelas Fikri terkejut melihat seseorang berdiri dari balik jendela kelasnya. Sepertinya dia tahu gadis itu siapa, dengan jilbab panjangnya Fikri langsung tahu siapa dia. Dan benar saja saat gadis itu berbalik tanpa kelas sosok yang selalu Fikri perhatikan setelah beberapa minggu pindah ke sekolah tersebut. Zahra, Zahra Salsabila. Pandangan mereka tidak sengaja bertemu, tanpa disangka oleh Fikri, Zahra tersenyum padanya seketika jantung Fikri berdegup kencang, 'ada apa ini?' gumam Fikri dalam hati. Dengan agak kaku dia membalas senyuman Zahra, dan segera duduk di bangkunya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ku Titip Rinduku Dalam Naungan Cinta-Mu   berangkat bersama lagi

    Tok tok tok“Zah, kamu udah selesai nak? Tanya Bu ….Zahra yang mendengar Bundanya mengetuk pintu segera membukanya. “Zahra lagi siap-siap Bun.” Terlihat Zahra sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer yang ada di atas meja rias. Bu… tidak masuk dan hanya berdiri di ambang pintu.“Ya sudah siap-siapnya jangan kelamaan, teman keja kamu sudah menunggu di bawah, dia mau jempt kamu katanya.”Zahra mengerutkan keningnya.“Hah teman kerja? Si Deni?”“Bukan, bukan Deni, yang ini juga ibu gak kenal.”“Perasaan Zahra tidak menyuruh siapa pun untuk menjemput. Atau….” Zahra tampak berpikir.Ia membulatkan bola matanya saat nama seseorang terlintas di benaknya.“Bun, apa dia orangnya tinggi, tampan, dan memakai kacamata?” “Iya. Tuh kamu tahu, ya sudah ibu tunggu di bawa yah, cepetan siap-siap tidak enak kalau dia menunggu kamu terlalu lama.” Bu … menepuk pundak Zahra dan tersenyum, lalu meninggalkna kamar anaknya itu. Zahra kembali menutup pintunya, entah kenapa ia merasa aga kesal kar

  • Ku Titip Rinduku Dalam Naungan Cinta-Mu   Hatiku Mengatakan Itu Dirinya

    Sejak kejadian itu, Kenzo tinggal bersama dengan keluarga Fikri. Kedua riang tua Fikri memperlakukannya seperti anak mereka sendiri. Menyekolahkannya, dan memberinya kasih sayang dan perhatian. Yah, ia memiliki keluarga baru yang begitu menyayanginya. Memiliki Kakak angkat membuat Fikri sangat bahagia, ia tidak merasa kesepian lagi di rumah, seseorang akan ada untuknya berbagi keluh kesahnya saat kedua orangtuanya sedang bekerja. Ia akan jadi memiliki teman untuk mengobrol hal-hal yang menyenangkan, dan merasa terlindungi karena memiliki seorang kakak. Kenzo merasa sangatlah berhutang Budi pada keluarga Fikri, dan ia berjanji akan selalu mengabdi pada keluarga tersebut, memberikan yang terbaik dan melakukan yang terbaik untuk Fikri dan kedua orang tuanya. ***Kenzo menyeka air matanya yang menetes karena mengenang masa lalunya. Bukan air mata kesedihan, melainkan air mata dari perasaan haru dan bahagia. Baginya Fikri adalah adik yang sangat ia sayangi, walau kadang bertengkar, namu

  • Ku Titip Rinduku Dalam Naungan Cinta-Mu   Apa Karena Gadis Itu?

    Fikri duduk di tepi kolam renang, membiarkan separuh kakinya terendam di dasar kolam. Merilekskan pikirannya yang sempat kacau karena berusaha mengingat sesuatu yang ia sendiri tidak tahu apa. Aneh?? Yah, memang tampak aneh, tapi itulah yang ia rasakan. "Sebenarnya siapa dia?" Gumam Fikri lirih.Sementara Kenzo yang baru sampai di rumah Tuan mudanya itu segera menuju ke arah kolam renang di rumah tersebut, ia tahu kalau Fikri ada di sana dari salah satu pengawal yang berjaga di rumah itu. Langkah besarnya telah membawanya sampai ke sana, melihat punggung Tuan Mudanya yang memunggunginya. Ia menarik nafas leganya. "Permisi Tuan Muda." Sapa Kenzo. Fikri berbalik sejenak saat mendengar suara asisten pribadinya itu. "Ah, iya. Apa meeting-nya sudah selesai?" Tanyanya."Iya Tuan Muda, meeting-nya sudah selesai dan berjalan dengan lancar. Perusahaan GCF resmi bekerja sama dengan perusahaan kita." "Alhamdulillah kalau semuanya berjalan dengan lancar. Kamu memang bisa diandalkan Kenzo."

  • Ku Titip Rinduku Dalam Naungan Cinta-Mu   Rasa Ini... Fikri?

    Zahra berjalan dengan terburu-buru menuju gerbang kampus, dengan beberapa buku yang ada di tangannya. Hari ini jadwalnya di kampus hanya sampai pukul 12 siang. Begitu kelasnya selesai, dengan cepat ia segera memesan driver online. "Aku harus cepat, sebelum..." "Bu Zahra!" Teriak seseorang dari belakang . Terdengar suara langkah kaki yang berlari kecil menuju ke arahnya. Yah, lagi-lagi lelaki tampan itu, Zaki. "Aduh, tuh kan." Ucap Zahra kecil. Ia masih berusaha untuk menghindari pria itu dengan lebih mempercepat langkah kakinya. Namun, tentu saja ia kalah cepat."Bu Zahra!" Tanyanya dengan nafas yang terengah."E... eh, pak Zaki." Sapa Zahra kikuk. "Ibu kok jalannya cepat banget sih, saya juga dari tadi panggilin ibu loh.""Maaf Pak saya tidak dengar. Ini lagi buru-buru mau pulang, hhmmmm.... kalau gitu saya permisi yah Pak." Ucapnya ingin melangkah pergi. "Biar saya saja yang antar Bu, motornya kan masih ada di bengkel." Zahra merinding mendengar kata-kata itu. Ia melihat ke se

  • Ku Titip Rinduku Dalam Naungan Cinta-Mu   Merasa Mengenal

    Seorang supir dengan langkah terburu-buru Segeran membungkukkan badannya sembari membukakan pintu mobil untuk tuannya. "Selamat siang Tuan Muda." Sapa Pak Edo, supir pribadi Fikri. "Iya." Jawab Fikri singkat, lalu langsung masuk ke mobil. "Kita akan ke mana Tuan Muda?" Tanya Pak Edo yang telah duduk di kursi kemudi. "Jalan saja Pak, nanti akan ku tunjukkan jalannya." Jawabnya sambil memainkan tablet ditangannya. "Baik Tuan Muda." 20 menit kemudian, mereka telah sampai di halaman sebuah Masjid yang cukup luas. "Tuan akan sholat Dzuhur di sini?" Pak Edi kembali bertanya. "Iya." "Kenapa tidak di mushola perusahaan saja Pak? Atau mungkin di Masjid yang cukup dekat dari kantor." Tak ada jawaban, hal itu membuat Pak Edi merasa tak enak hati. Ia mungkin sudah terlalu lancang karena terus bertanya pada tuannya."Maaf kalau saya lancang bertanya Tuan Muda. Lupakan saja pertanyaan saya, sekali lagi saya minta maaf Tuan." Takut-takut Pak Edo menghadapi lelaki muda yang sudah enam bulan

  • Ku Titip Rinduku Dalam Naungan Cinta-Mu   Seperti Pelakor

    Zahra dan Zaki berjalan beriringan menuju Fakultas. Sesekali Zahra menjaga jaraknya pada pria tampan disampingnya itu. Ia tak ingin menyulut api amarah pada kaum hawa yang masih dengan setia menatap iri benci padanya. Zahra tak bersuara dan hanya mengangguk atau menggelengkan kepala saja saat Zaki bertanya padanya. Zaki sadar bahwa dia telah menciptakan kehebohan di kampus hari ini, namun ia juga hanya ingin menunjukkan kepada semua wanita Yanga selalu mengejar-ngejarnya kalau ia sudah memiliki wanita istimewa disisinya. walau dia tahu bila situasi ini mungkin tidak cukup baik untuk Zahra nantinya, namun ia berjanji pada dirinya sendiri, akan selalu berada di samping gadis ini saat seseorang ingin melakukan hal yang berbahaya karena telah dianggap merebut lelaki yang banyak disukai wanita. Hal lainnya adalah ia juga bisa menjauhkan para lelaki yang juga menyukai gadisnya. Tak bisa dipungkiri bahwa Zahra Salsabila adalah wanita yang sangat cantik dan manis. Kulit putih, hidung mancun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status