Share

Ku Titip Rinduku Dalam Naungan Cinta-Mu
Ku Titip Rinduku Dalam Naungan Cinta-Mu
Penulis: S.Coretanpenaku

Hati Ini Masih Sama

Ini tentang rindu

Rindu yang tak kunjung mendekap temu

Rindu yang selalu membawa kenangan masa lalu

Malam ini begitu indah, bulan dan bintang menghiasi langit, terlihat seseorang yang sedang berada dibalik jendela kamarnya, menatap keluar menikmati indahnya suasana malam. Terdengar kekagumannya terucap pelan, "betapa indahnya ciptaan Allah" dengan senyum yang memancarkan ketenangan diwajah tampannya. Terlihat dia sangat merindukan langit malam yang ia lihat dari balik jendela kamarnya itu. Setelah 5 tahun berada diluar negeri, akhirnya dia bisa menikmati pemandangan langit malam yang indah itu lagi.

Melihat keindahan langit malam, mengingatkannya pada keindahan dan ketulusan hati seorang gadis yang pernah ia kenal. Seorang gadis yang pernah ia kenal. Seorang gadis yang baik hatinya, seorang gadis yang mampu mengubah hidupnya, 4 tahun yang lalu saat dia pertama kali mengenal gadis itu, saat dia menjadi siswa pindahan di salah satu SMA di kota kelahirannya, Jakarta.

***

"Anak-anak hari ini kita kedatangan siswa baru, dia akan bersama kalian di kelas ini, nah Fikri silakan perkenalkan dirimu." Pinta Ibu Asnia, wali kelas XII.IPA 1.

"Baik Bu, nama saya Muh. Fikri Pratama, teman-teman bisa memanggil saya Fikri." Kata Fikri singkat.

Setelah memperkenalkan diri, tanpa sengaja pandangan Fikri bertemu dengan seorang gadis cantik berjilbab di kelas itu. Ia duduk dibangku paling depan. 1 detik, 2 detik, dan gadis itu lalu mengalihkan pandangannya, kemudian menunduk. melihat tingkahnya segera Fikri alihkan pandangannya pada gadis itu.

"Baiklah Fikri, Silakan kamu duduk, cari bangku yang kosong yah, ibu akan kembali ke ruang guru."

"Baik Bu, terima kasih."

Setelah itu Fikri mencari tempat duduk yang kosong. Tak lama melihat untuk mencarinya, ada satu dibangku kedua, tepat dibelakang gadis berjilbab tadi. Dan disamping bangku itu, terlihat anak laki-laki dengan memakai kacamata tersenyum ramah padanya.

Fikri lalu berjalan menuju bangku itu, belum sempat dia berbicara, anak berkacamata itu sudah mendahuluinya.

"Hai, aku Deni." Sambil mengulurkan tangannya.

"Hai Deni, aku Fikri." Fikri segera menyambut tangannya dan duduk di samping Deni.

"Aku senang bisa punya teman sebangku lagi Fikri." Katanya ramah.

Fikri tersenyum padanya.

Fikri dan Deni pun berbincang-bincang. Deni banyak menceritakan hal tentang sekolah ini pada Fikri. Fikri hanya mendengarnya dengan sedikit acuh, tapi Deni tetap bersemangat menceritakan tentang lingkungan sekolah itu padanya. Tampak sesekali Fikri melihat gadis berjilbab itu. Walaupun hanya bisa melihatnya dari belakang, entah bagaimana dia menjelaskannya, namun sejak pertama kali ia melihatnya beberapa menit lalu, ia seperti merasakan hal yang aneh. Perasaan yang dia sendiri pun tidak tahu itu apa. Dalam perasaan yang membingungkan itu, seorang guru masuk ke kelas. Mata pelajaran pertama untuk hari ini pun dimulai.

Saat jam Istirahat banyak siswa-siswi yang ingin berkenalan dengannya. sampai ada yang rela ngantri cuma untuk bisa berkenalan langsung dengannya. Deni yang sedari tadi melihat cewek-cewek itu berebutan ingin berkenalan dengan Fikri cuma bisa geleng-geleng kepala.

"Hai Fikri, namaku Linda." Sambil menarik tangan Fikri.

"Aku dulu." Sambil mendorong temannya.

"Aku Ranti." Sambungnya, menarik tangan Fikri dari Linda.

"Sekarang aku, sana kalian." Mendorong kedua cewek tadi, dan menarik tangan Fikri.

"Hai Fikri, Namaku Dewi."

"Ohhh, iya. Hai Dewi." Sambil tersenyum.

"Kita ke kantin yuk!"

"Yuk, aku juga udah lapar."

Tidak lama kemudian Fikri kembali dari kantin.

"Mana cewek-cewek yang tadi sama kamu? "Deni bertanya ketika melihat Fikri ke kelas sendiri.

"Mereka masih di kantin, aku tadi ke sini diam-diam." Jawabnya sambil tersenyum tipis.

"Kelihatannya, cewek-cewek di sini langsung suka semua deh sama kamu di hari pertama kamu di sekolah. "

"Pastilah, aku kan tampan." Fikri nyengir sambil membanggakan dirinya sendiri.

"Kepedean banget kamu." Tertawa kecil.

"Siapa yang pede coba, lihat aja tadi semuanya ngantri pengen kenalan sama aku."

"Iya.. iya.. tuan tampan, tapi yang perlu kamu ingat adalah jangan pernah mempermainkan hati wanita." Deni memberi nasehat.

"Tapi aku nggak janji ya."

"Maksudnya?" Deni bingung.

"Ya.. aku nggak janji, bagaimana kalau cewek-cewek itu yang gangguin aku terus."

"Terserah kamu deh cuma aku kan cuma memberi nasehat." Deni kembali sibuk dengan bukunya.

Begitulah Fikri, hari pertama di sekolah baru tidak membuatnya merasa sulit dan asing. dia adalah tipe cowok yang mudah berteman, percaya diri, dan kadang cukup lebay. Wajahnya memang cowok tampan sehingga membuat siswa-siswi banyak yang menyukainya. Kadang dia care dengan cewek-cewek yang berusaha mendekatinya namun terkadang dia juga merasa risih.

***

"Bagaimana sekolah kamu hari ini Fikri?" seorang wanita berumur 30 tahunan dengan memakai jilbab biru dan dengan wajah yang masih terlihat cukup mudah bertanya padanya. Membuka percakapan malam itu di meja makan.

"Baik." Jawab Fikri singkat

"Alhamdulillah, kamu suka sekolahnya?"

"Suka."

"Besok kalau kamu berangkat ke sekolah, Mama yang akan antar ya..."

"Udah deh tante, enggak usah sok baik gitu. aku ini bukan anak Tante. Lagi pula aku punya sepeda motor, aku bisa pergi sendiri."

"Fikri, jaga bicaramu." Seorang laki-laki dengan nada yang tinggi membentak Fikri.

"Emangnya kenapa Pah? Kenyataannya memang dia itu bukan mama aku kan, walaupun sekarang dia sudah menjadi istri papah, tapi jangan pernah berharap aku akan menerima dia sebagai mamaku."

" FIKRI!!! " Spontan ayah Fikri, Pak Kusuma bangkit dari tempatnya duduk.

"Sekali lagi kamu bicara seperti itu sama Mama kamu, papah akan..." Ayah Fikri terhenti. Fikri pun bangkit dari tempatnya duduk. Memandang ayahnya yang sedang berada dihadapannya itu dengan tatapan yang penuh dengan kemarahan.

"Papah akan apa? Akan usir aku, atau mau pukul aku. aku kecewa sama papah, semenjak mama meninggal papah udah nggak sayang lagi sama aku." Fikri pun berlalu dari meja makan dan segera masuk ke kamarnya.

***

Pagi ini Fikri datang ke sekolah begitu awal, ia berangkat ke sekolah dengan cepat karena alasan tidak ingin bertengkar lagi dengan ayahnya. Masih sedikit siswa yang datang pagi itu, keadaan sekolah masih terlihat sepi. Hanya nyanyian burung yang sesekali memecah keheningan. Baru kali ini dia ke sekolah begitu awal. Padahal di sekolahnya yang dulu dia adalah salah satu siswa yang sering terlambat. Namun hari ini dia ingin pergi lebih awal karena semakin tidak suka dengan ibu tirinya, dia tidak ingin melihat ibunya dia tidak ingin merusak harinya di pagi ini. Ketika masuk ke kelas Fikri terkejut melihat seseorang berdiri dari balik jendela kelasnya. Sepertinya dia tahu gadis itu siapa, dengan jilbab panjangnya Fikri langsung tahu siapa dia. Dan benar saja saat gadis itu berbalik tanpa kelas sosok yang selalu Fikri perhatikan setelah beberapa minggu pindah ke sekolah tersebut. Zahra, Zahra Salsabila. Pandangan mereka tidak sengaja bertemu, tanpa disangka oleh Fikri, Zahra tersenyum padanya seketika jantung Fikri berdegup kencang, 'ada apa ini?' gumam Fikri dalam hati. Dengan agak kaku dia membalas senyuman Zahra, dan segera duduk di bangkunya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status