Share

Penyebab Fikri Menjadi Anak Nakal dan Playboy

Malam itu Fikri yang sedang tertidur di kamarnya terkejut setelah beberapa kali seseorang memanggil dari luar dan mengetuk pintu. Dia tahu betul siapa yang memanggilnya. Dia enggan membuka pintu kamarnya dan memilih untuk tetap terlelap dalam tidur. perlahan suara tersebut sudah tidak terdengar lagi dan pintu telah berhenti diketuk.

"Sepertinya Fikri tidak mau makan Pah, dia mungkin masih marah sama aku. " Ibu Rani nampak sedih.

"Udah lama, mungkin dia lagi tidur. Mama makan saja, Fikri akan makan kalau dia sudah lapar nanti. "

"Iya, Pah."

Pasangan suami istri itu pun makan berdua tanpa adanya Fikri. Pak Kusuma, ayah kandung Fikri sejak setahun belakangan ini telah menikah dengan ibu Rani. Yah... ibu Rani adalah ibu tiri Fikri, iya adalah sahabat dari mendiang ibu kandung Fikri. Fikri yang tidak suka ayahnya menikah lagi saya akan memberontak, sejak ayahnya menikah lagi sikapnya berubah 180 derajat. Dari anak yang pintar, rajin dan tidak pernah membantah berubah menjadi anak yang pemalas, nakal, dan suka bolos sekolah. Selama setahun terakhir ini dia sudah tiga kali dikeluarkan dari sekolah. Hal ini disebabkan karena dia suka berkelahi dengan teman sekolahnya. Inilah yang menjadi alasan kenapa Fikri pindah dari sekolah lamanya.

Setelah makan malam, ibu Rani menuju ke kamar Fikri, ia ingin membujuk Fikri untuk makan malam. Sudah lebih dari seminggu ini Fikri tidak pernah ikut makan malam bersama di meja makan semenjak ayahnya memarahi dia karena sekian kalinya harus dikeluarkan dari sekolah, dan karena ketidaksukaannya dengan ibu tirinya. Diketuknya pintu itu dengan ragu, namun tidak ada jawaban. Dia pun memutuskan untuk mengatupnya sekali lagi, akhirnya pintu kamar terbuka titik terlihat Fikri keluar dengan raut wajah tak suka.

"Fikri, makan dulu yah nak. "

"Tante tidak usah sok baik sama aku, aku akan makan kalau aku mau makan. "

"Mama ngerti kamu marah sama Mama, tapi jangan menyiksa diri kamu sendiri, kamu harus makan yah... "

"Apa? mama? sejak kapan saya punya mama lagi? Tante itu hanya istri baru papa saya, bukan mama saya. "

"Fikri..." Dengan raut wajah sedih dan tidak bisa membendung air matanya.

"Fikri!" Tiba-tiba terdengar suara yang keras. Dengan penuh amarah dia berjalan menuju Fikri dan ibu Rani. Seketika sebuah tempat melayang ke pipi kiri Fikri. PLAAKKK...

suasana hening sejenak...

"Papah apa yang papah lakukan?" teriak ibu Rani spontan.

"biarkan saja mah, anak yang tidak bisa sopan sama orang tua ini harus diberi pelajaran. "pak Kusuma masih dengan amarahnya."

"Sekarang Fikri yakin kalau papah memang tidak sayang lagi sama Fikri, semenjak ada perempuan ini di hidup papah." Kata Fitri diikuti dengan suara pintu yang ditutup dengan keras.

" Fikri! Fikri! papah belum selesai bicara. "

"Sudahlah pah, sudah, jangan marah lagi." Ibu Rani berusaha untuk menenangkan pak Kusuma.

"Seharusnya papah jangan menampar Fikri seperti tadi." Ibu Rani membuka percakapan di ruang keluarga saat dia bersama dengan pak Kusuma. Yah... setelah tadi dari kamar Fikri, ibu Rani dan pak Kusuma terlihat sedang duduk tenggelam di dalam pikiran mereka tentang kejadian tadi di depan kamar Fikri.

"Tapi dia sudah kelewatan mah."

"Pah, kalau kita berbuat kasar sama Fikri, nanti dia makin benci sama kita, terutama sama mamah." Ibu Rani tertunduk

"Dia juga bisa saja berpikir, kalau papah semakin tidak sayang sama dia, kita harus menghadapi sikapnya dengan kelembutan pah, jangan dengan kekerasan." sambungnya.

"Iya mah, papah juga sangat menyesal telah menamparnya tadi apa tidak bermaksud seperti itu." Terlihat pak Kusuma menyesal.

"Iya pah, mama tahu yang penting sekarang kita harus terus berdoa semoga Fikri cepat berubah. Dan kita harus menghadapi sikapnya dengan kelembutan bukan dengan kekerasan lagi, yah pak?"

"Iya mah."

"Terima kasih sudah sayang sama Fikri, padahal Fikri selalu kasar sama mama."

"Iya pah, Fikri sudah mama anggap sebagai anak mama sendiri."

Suami istri itu pun saling berpelukan titik Kusuma berpikir dia sangat beruntung mendapatkan istri seperti ibu Rani. Walaupun di dalam benaknya, rasa sayang dan cintanya masih tetap sama kepada almarhumah istri sebelumnya kau mah mama kandung Fikri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status