Share

Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia
Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia
Author: Wafa Farha

Munafik Kau, Mbak!

Author: Wafa Farha
last update Last Updated: 2023-03-20 15:57:58

"Arhg! Mas!"

teriakku saat seorang pria membuka pintu kamar di mana aku sedang berpakaian setengah terbuka. Lalu meraih pakaian menutup tubuh asal.

Mas Rayyan, kakak iparku tiba-tiba masuk saat aku melepas pakaian setelah mandi. Apa maunya pria itu? Apa dia sengaja? Harusnya ngetuk dulu.

"Ya, ya! Ri, Maaf!"

Lelaki yang tak lain adalah suami Mbak Wenda itu minta maaf dan segera menutup pintu kembali.

"Ya Tuhan!" Aku mendesah panjang.

Aku lupa mengunci pintu kamar. Ini pasti kebiasaan yang susah hilang dari rumah sendiri. Jadi setelah numpang -belum sehari- di rumah Mbak Wenda mendadak pikun.

Kupikir akan aman di rumah sendirian seperti ini setelah kepergian Mbak Wenda tadi. Gak tahunya, Mas Rayyan datang dari kerja di jam sekarang. Setelahnya aku harus berhati-hati. Betapa banyak kasus perkosaan yang dilakukan kakak iparnya sendiri ada adik istrinya.

_____

Saat keluar dari kamar, langkah otomatis bergerak ke arah dapur. Di sana, Mas Rayyan sedang menata makan siang. Dahiku sampai berkerut-kerut, apa dia menata makanan sebanyak itu untuk dirinya sendiri.

"Oh, Ri. Maaf aku gak tau kamu ada di rumah ini. Ayo duduk makan," ucapnya kala melihatku datang.

"Ya, Mas. Gak apa. Belum lama aku masuk rumah," jawabku canggung. Aku jadi tak enak sendiri. Tubuh yang biasa kututup rapat untuk suami, kini dilihat oleh pria lain. Meski tak sengaja, aku sangat malu dan menyesali. Semoga saja dia cepat lupa kejadian tadi.

Tak lama suara ribut terdengar dari ruang depan. Mbak Wenda datang rupanya.

"Woh, jadi orang kok sombong setengah mati! Lihat saja nanti kalo aku sudah kaya!" omelnya ketika masuk ruang dapur. Dia pasti habis perang mulut sama orang.

"Sudah to, Dek. Gak enak didengar adekmu." Mas Rayyan menasehati dengan lemah.

"Wes Mas. Diem, deh! Aku lho kaya gini dihina orang karena Mas Rayyan gak bisa kasih aku kaya suaminya Ria." Kakak kandungku itu tak terima suaranya semakin meninggi dengan mata melotot pada suaminya.

Lagian, kenapa Mbak Wenda harus menyebut-nyebut dan memuji Mas Revan. Padahal sudah kuceritakan kelakuan bajingan itu sampai aku kabur ke mari.

"Yah, maaf. Ya, sudah duduklah." Lagi, Mas Rayyan menjawab lemah.

Aneh. Kenapa sikapnya seperti suami takut istri. Mbak Wendah emang pedes kalau ngomong. Tapi kupikir dia tidak berani pada suaminya. Terakhir kali, melihat mereka, Mbah Wendah sikap dan bicaranya sangat lembut pada suami.

Aku memang tak pernah berbaur tinggal serumah dengan mereka. Sejak Mbak Wenda menikah, aku memilih mengontrak rumah sendiri hingga akhirnya bertemu dan menikah dengan Mas Revan.

Mbak Wenda mendesah berat. Ia lalu duduk dengan wajah cantiknya kelihatan suntuk sekali.

"Mau sayur bening? Tadi pulang kerja Mas ketemu paman sayur." Mas Rayyan menawarkan pada istrinya yang kelihatan merajuk.

"Biar aku ambil sendiri. Besok nyayur asem, Mas. Kan aku dah bilang akhir-akhir ini pengen yang lebih seger," ucap Mbak Wenda dengan wajah masih tertekuk.

Aku memilih bergeming tak ikut campur. Di meja makan, baru saja menyuap tiga sendok nasi harus kehilangan selera makan ketika Mbak Wendah menyebut-nyebut kebodohanku yang kabur dari rumah.

"Kamu juga sih, Sar! Suami tajir malah ditinggal ke sini. Sabar napa, belum tentu itu perempuan selingkuhannya. Jaman sekarang, cari makan itu susah. Apalagi tempat tinggal!" cerocosnya seolah aku beban baru baginya.

Apa sekeberatan itu Mbak Wenda menampungku saat kesusahan? Padahal dia sering sekali kubantu. Hutang-hutangnya yang puluhan juta juga kuikhlaskan. Belum sehari aku di sini, ngomongnya udah nggak enak banget.

Gimana aku bisa sabar, sudah tiga kali aku menemukan pakaian suamiku berbau parfum wanita. Belum lagi bekas kissmark di lehernya. Tentu saja itu bukan ulahku. Belum lagi mutasi rekeningnya yang terlihat aneh, banyak sekali transferan ke rekeningblain secara berkala. Dari situ aku yakin Mas Revan selingkuh dariku.

Hiss, kalau ingat membuatku ingin membunuhnya saja.

Aku diam tak menanggapi ocehan Mbak Wenda.

"Makanya juga, kalau jadi perempuan doyan dandan, pake baju seksi. Jangan kerudungannnnnn terus," sambung kakakku lagi.

Dia aja yang gak ngerti. Aku bahkan memakai lingerie harga ratusan dollar di rumah. Kerudung ini kan kupakai karena aku seorang muslimah. Lagian sudah ku jelas kan sejak lama, tapi wanita itu tak paham juga.

"Ya, sudah, Mbak. Nanti malam aku pergi dari sini. Aku cari bantuan orang lain saja," ucapku sembari meletakkan sendok agak keras ke piring. Padahal perut sudah sangat lapar.

"Bukan gitu maksudku! Makanlah! Jadi orang tersinggungan amat," kilahnya lagi dengan nada menggerutu.

Siapa pun akan tersinggung kalau dia bahas makanan. Kalau bukan karena tak pegang uang sepeser pun, aku pasti pergi ke tempat lain. Cuma rumah ini yang aman untuk mendapat perlindungan bagi wanita sepertiku.

Dengan perasaan marah tersinggung kusuap makanan ke mulut. Anggap saja aku makan harta yang Mbak Wenda tahan dariku.

Tak lama dering ponsel di atas meja mengalihkan fokus kami. Ada panggilan masuk ke benda pipih milik Mbak Wenda. Mataku menyipit saat melihat foto kontak itu. 'Mas Revan?'

Mbak Wenda segera menutupi ponselnya. Mas Rayyan melanjutkan makan tak curiga, berbeda denganku yang sudah terlanjur melihat siapa yang memanggil.

"Em, bentar ya." Mbak Wenda bangkit menjauh dari kami.

Ada apa dengan mereka? Kenapa dia harus sembunyi-sembunyi dari kami. Bahkan sejak semalam, pria bajingan itu tak menghubungiku sama sekali.

Next? 😁

Jangan lupa follow akun GoodNovel Wafa. Kakak semua akan nemuin cerita-cerita yang seru dan berbeda.💕🙏

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
boleh curiga nih ,jangan2 cewe selingkuhan nya ,kaka nya tuh .
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Ekstra Part

    Ayash meletakkan kembali ponselnya ke dalam saku jas koko yang ia kenakan. Sudah lebih dari tiga jam Fathan dan Hamidah pergi, tapi belum ada tanda-tanda keduanya akan pulang. Barusan Ayash menelepon Fathan, pria itu mengatakan bahwa kedua anaknya masih betah jalan-jalan menikmati suasana kota."Bagaimana Bi?" tanya Raudah pada Ayash."Fathan bilang mereka masih belum mau pulang terutama kedua anaknya," jawab Ayash."Oh ya sudah kalau begitu, mungkin mereka sedang ingin menghabiskan waktu dan mencoba sesuatu yang baru yang tidak mereka temui di Mesir," ucap Raudah sambil bangkit dan berjalan ke belakang guna membuatkan minuman untuk Ayash.Selang beberapa menit Raudah sudah kembali dan duduk di samping suaminya sambil meletakkan gelas di atas meja."Tidak usah khawatir, Bi. Toh mereka pergi bersama Ustadz Yusuf, jadi pasti aman dan baik-baik saja.""Iya juga, cuma Abi heran aja, mereka kok nggak mau diantar sama kita, ya?""Mungkin karena Fathan tahu bahwa kita punya kewajiban mengaja

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Ending

    "Jika anda menganggap ini hutang, maka kami akan mengembalikannya. Uang dibayar dengan uang, tidak ada perjanjian bayaran yang lainnya," jawab Ayash penuh penekanan. Pengasuh pondok pesantren Almujahid itu meradang karena Hendra mempermainkannya.Mendengar jawaban dari Ayash, Hendra sontak tertawa. Pria itu sepertinya sangat puas mendengarnya."Manis sekali Ustaz. Jadi anda akan tetap mempertahankan istri anda yang cantik itu dan rela kehilangan harta benda untuk mendapatkan uang sesuai jumlah yang tertera di sini " Hendra menunjuk surat tagihan yang dulu ia berikan pada Ayash."Tentu saja, bagaimana pun kehormatan pesantren dan kehormatan diri saya dipertaruhkan disini. Jadi setelah ini saya harap urusan kita selesai." Ayash mengeluarkan uang di dalam tasnya yang dimasukkan ke dalam sebuah amplop lalu ia meletakkannya di hadapan Hendra.Sementara Hendra masih tersenyum menyeringai melihat benda yang disodorkan oleh Ayash."Bagaimana kalau saya tidak bisa menerima uang ini dan tetap m

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Membayar Hutang

    "Eum ... ini ada tamu mencari Abi.""Tamu? Tamu siapa?""Dia bilang tidak boleh memberitahu dulu Abi. Pokoknya ini tamu dari jauh.""Oh, ya, baiklah. Abi akan segera pulang. Ini sedang dalam perjalanan." "Iya, Bi. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Sambungan telepon terputus. Ayash sedikit berpikir siapa tamu yang dimaksud oleh istrinya."Kita langsung pulang ke pesantren saja Ustaz, istri ana barusan menelepon katanya ada tamu yang sedang menunggu ana," ucap Ayash pada Ustaz Yusuf yang kali ini bertugas mengemudikan mobil."Baik Ustaz, awalnya juga kita tidak ada rencana mampir ke mana-mana 'kan" jawab Ustaz Yusuf."Iya juga, sih." Ayash terkekeh. Pikirannya sedikit kalut, pasalnya orang yang baru saja hendak dia temui dan bermaksud menyelesaikan permasalahan yang cukup menyita dan mengganggu pikirannya sedang tidak ada di tempat. Ayash kira saat ini masalah dengan Hendra sudah selesai tapi nyatanya pria itu terlalu sibuk dengan berbagai kegiatannya. Atau jangan-jangan sengaja men

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Jalan Keluar

    Melihat pemandangan di hadapannya Ayash memalingkan wajahnya, ia tidak bisa membayangkan jika suatu saat Gaza tahu siapa sebenarnya Gus Rofiq. Bagaimana kalau anak itu berpaling darinya. Ayash tidak ingin kehilangan Ghaza, walau bagaimana anak itu sudah dia urus sejak bayi. Bagaimana ia berusaha membagi waktu antara mengajar dan menjaga bayi itu. Ayash berusaha membagi waktunya untuk menghadirkan sosok Ayah dalam kehidupan Ghaza. Hingga anak itu seakan sudah menjadi bagian dari nafasnya.Ayash tersentak ketika Ghaza kembali ke dalam pangkuannya."Apa ana boleh pergi, Abi?" Ghaza mendongak menatap wajah Ayash"Sebentar lagi, ya, temani Abi di sini," ucap Ayash sambil mengelus kepala anak sambungnya. Ia mengerti bahwa Gus Rofiq tentu masih ingin bertemu dengan anaknya, makanya Ayash berusaha menahan Ghaza supaya tidak cepat pergi.Ghaza sendiri biasanya anteng ketika Gus Rofiq datang menjenguknya. Tapi entah apa yang terjadi, kali ini anak itu meminta izin untuk cepat pergi dari sana.

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Gus Rofiq

    "Bude Atikah itu sedang sakit, kenapa Ghaza bertanya seperti itu?""Karena Bude Atikah memakai selimut, orang yang memakai selimut 'kan orang yang kedinginan." Ghaza yang menjawab dengan mimik lucu."Bude itu sakit demam, orang yang sedang demam itu menggigil dan kedinginan meski suhu tubuhnya terasa panas, jadi Bude harus ke selimut." Raudah mencoba menjelaskan karena sepertinya Ghaza belum mengerti tentang kondisi Bude Atikah."Sekarang Ghaza duduk disini, ya, jangan nakal. Berdoa supaya Bude cepet sembuh," lanjut Raudah meminta supaya Ghaza duduk di ruang tengah sementara dia pergi ke dapur membantu abdi dalam yang sedang membereskan dapur.Sementara Ghaza menurut apa yang diperintahkan oleh Uminya, anak itu mengangguk lalu duduk di sana. Hal inilah yang membuat Raudah selalu bersyukur memiliki anak penurut dan tidak pernah membantah.Itu tak lepas dari didikannya selama ini juga didikan Bude Atikah dan Abi Ayash yang selalu mengajari Ghaza dengan penuh kasih sayang. Lagi, Raudah m

  • Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia   Masalah dari Hendra

    "Sekali lagi terima kasih Ustadzah. Ayo Ghaza kita masuk." Setelah berterima kasih pada Ustadzah Nara, Ayash mengulurkan tangannya dan meminta Ghaza supaya masuk rumah."Umi di mana?" tanya Ghaza karena tidak melihat Uminya, biasa' ketika dia pulang maka yang pertama menyambutnya adalah Umminya."Umi sedang beres-beres di kamar, tunggu di sini, ya!" Ayash meminta Ghaza untuk duduk di ruang tengah, sementara ia kembali ke kamarnya dan mendapat Raudah sedang bersiap akan mandi."Umi mau mandi duluan,ya," kata Raudah seraya masuk ke kamar mandi. "Ah ya, siapa yang datang?" Wanita itu urung melangkah ke kamar mandi lalu menoleh ke arah suaminya."Ghaza bersama Ustadzah Nara, katanya anak itu bersikeras ingin pulang," jawab Ayash."Sekarang Ghaza-nya di mana?" Raudah menoleh lagi ke arah suaminya."Abi memintanya menunggu di ruang tengah," sahut Ayash enteng.Lalu tanpa sengaja Raudah melirik kancing jas koko Ayash yang tidak pas."Astagfirullah, Abi!" Mata Raudah terbelalak dan tanganny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status