Share

pelan pelan

Pagi ini senyum bang Ashraf mengembang sempurna. Bagaimana tidak, semalam dia menikmati sekali bagaimana permainan di atas ran-jang, tanpa terganggu suara Altaf atau tangisannya.

Ya, entah kenapa bocah itu semalam anteng. Sepertinya tahu, ayah angkatnya butuh ibunya untuk malam ini.

Aku pun tersenyum dan meletakkan baju yang akan digunakan untuk bekerja Bang Ashraf pagi ini. Dia mendekat dan mengecupku pelan.

"Kerja kan?" tanyaku.

"Maunya yang semalam diulang," kekeh Bang Ashraf. "Cuma tadi ada panggilan dari rumah sakit. Nanti malam lagi ya?" Dia berkedip genit sambil meraih kemejanya.

"Kalau Altaf bisa diajak kerjasama, nggak ada masalah bagi Nina. Kewajiban yang gak bisa ditolak karena sama sama senang," kekehku. "Aku udah siapkan sarapan di bawah tadi, buat mama juga. Tapi aku nggak berani ke kamarnya, takut mood sarapan mama rusak. Abang aja ya, yang anter ke kamar mama?"

Bang Ashraf mengangguk, lalu aku membantunya mengancingkan baju.

"Kalau mama udah agak sehat, kita pindah bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status