Share

Tak Tahu Diri

Author: Wafa Farha
last update Last Updated: 2024-07-30 04:09:26

Lala terus berjalan dengan langkah gusar. Tiba –tiba saja, kelegaan yang ia rasakan kemarin saat Sultan mengatakan akan resmi bercerai dalam waktu dekat, berubah jadi kekecewaan berat. Semua itu hanya harapan palsu yang Sultan berikan padanya untuk menghiasi malam-malam indah mereka.

“Eh, itu Lala bukan, sih?” tanya salah seorang pengunjung yang tengah berdiri di lobi bersama seseorang di sampingnya.

“Lala? Siapa?”

“Selingkuhan si Sultan yang terkenal itu!”

“Oh si konten creator yang sering posting foto harmonis keluarganya?”

“Hem, ya. Ngapain pelakor ke sini? Periksa hamil?” ceplosnya lagi.

Lala mendengar itu saat lewat. Buru-buru ia menutup kepala dengan hodie yang dikenakan dan memasang masker. Ia membukanya tadi agar bisa puas berteriak ke pada Sultan dan istri pertamanya yang telah membuat perempuan berpenampilan ala Korea itu marah. Saking jengkel, ia sampai tak sadar ada banyak mata mengawasi.

Dia lupa bahwa wajahnya sudah tersebar gara-gara seorang netizen memposting di wall Ririn. Itu kenapa sebagian dari pengguna medsos yang kepoan itu, mengejar akun-akun yang terindikasi milik Lala. Sehingga akunnya yang epick pun diserang netizen dari seantero negeri. Mereka memiliki satu perasaan dan menjadikan pelakor sebagai musuh bersama.

“CKck, dasar lakor!” maki seseorang yang tak sengaja menabraknya. Orang itu sama dengan yang lain memperhatikan keberadaan Salsa yang mulai jadi pusat perhatian saat ke luar dari lorong dengan bersungut-sungut tadi.

Hati Lala terermas nyeri mendengar umpatan yang disematkan sebagai panggilan buruk untuknya itu. Kenapa dia ikut dihujat melebihi Sultan? Padahal menurutnya, Sultanlah yang salah karena memperdayanya. Mulai duluan menggoda Salsa, hingga dia yang masih gadis tak bisa menahan gejolak nafsu karena pria tampan beristri dan beranak tiga itu menyogok dengan segala hal untuk mendapatkan perhatian.

Memberikan bonus gaji, mengunjungi keluarga Lala sampai membelikan banyak hadiah untuknya. Wanita mana yang tak akan goyah dengan itu. Perlahan tapi pasti, cintanya ke pada Sultan semakin menderu. Dengan kemarahan dan rasa malunya sekaligus atas sikap orang-orang yang tidak dikenalnya, wanita itu pun memberanikan diri bicara.

Setelah dimaki sebagai pelakor, Lala akhirnya tak tahan. Dihentikan langkahnya. Lalu melepas hodie dan berdiri menatap semua orang di lobi yang tengah mengarahkan pandangan ke padanya dengan berani.

“Apa? Kenapa? Apa salahku pada kalian sampai kalian ikut membenci dan menghinaku?!” teriaknya dengan napas naik turun lantaran dikuasai amarah.

Orang-orang menatap konyol ke pada Lala. Bisa-bisanya pelakor yang jelas-jelas melakukan kesalahan, berani dan masih punya tampang untuk menghadapi mereka. Benar-benar muka tembok dan tak tahu diri!

“Kenapa? Kenapa aku harus ikut kalian hujat dan benci?! Padahal, pihak laki-laki yang mendekati duluan. Jadi salahku di mana?” tanyanya tak terima. Membela dari dari tatapan jahat dan mulut-mulut busuk hater yang mengomentari kehidupan pribadinya.

Orang-orang geleng-geleng menanggapi kelakuan wanita yang sudah mendapat stempel perebut suami orang tersebut. Mereka yang sempat berhenti karena ingin tahu apa yang akan wanita itu katakan sempat menghentikan langkah dan terdiam. Bahkan ada yang diam-diam merekam kelakuan memalukan yang Lala lakukan itu.

“Sudah bubar, bubar. Nggak penting ngurusin betina nyasar. Memangnya kalian mau kenalan terus suami kalian juga diganjenin sama dia?” ketus salah seorang ibu-ibu yang tengah menggendong anaknya.

Mendengar itu, air mata Lala jatuh meski ia mampu memberikan lirikan tajam ke pada orang yang bicara jahat itu. Orang-orang di sekitar pun perlahan-lahan menjauh.

“Hem, pantas dihujat. Ternyata emang gak tau diri.” Orang-orang itu berjalan dan sengaja menyindir saat mereka sudah dekat melewati wanita ayu itu.

“Huuuu ….!” Sebagian lain menimpali.

Bahkan saking ada yang kesalnya, seorang wanita menyenggol tubuh Lala yang membeku di antara orang-orang. Sakit hati membuatnya melupakan rasa malu berada di depan banyak orang.

“Auh.” Lala mengaduh, kala tubuhnya oleng dan jatuh. Ia mulai terisak. Namun, taka da sesiapa pun yang iba dan berusaha menolongnya. Hanya ada cibiran dan senyum konyol kala mereka melewatinya.

____________________________

"Saya cari ke mana-mana. Ibu masih di sini. Anak Ibu tiba-tiba kritis! Dokter meminta Ibu melihatnya sekarang," ucapnya dengan nada panik pula. Sesuatu yang tiba-tiba memacu jantung Ririn berdegup lebih kencang, sangat kencang.

Melihat kehadiran seseorang, Sultan lekas menutupi wajahnya dengan masker lagi. Dan membenarkan posisi topi. Ia tak mau kalau orang lain yang mengenalinya memulai berita dan menjadi bahan bullyan baru untuknya dan sang istri muda. Kasian Lala, banyak kesulitan yang sudah ia lalui demi bisa bersama Sultan, begitu pikirnya.

“Ya Rabb aku takut .....” Sementara itu, di pikiran Ririn hanya dipenuhi oleh anaknya.

"Afif!" seru Ririn, seiring kakinya yang sudah mengayun cepat meninggalkan lorong sepi di mana dia dan Sultan saling bicara.

Melihat Ririn yang berlari menjauh, Sultan pun mengikuti tanpa komando.

“Sus, apa yang terjadi?” tanyanya di sela langkah beriringan dengan wanita gesit yang berusia kisaran 25 tahun di sampingnya. Wanita itu adalah perawat yang bertanggung jawab atas pasien bernama Afif yang tak lain adalah anak Sultan juga.

“Ehm, maaf Bapak ini siapanya?” tanya suster tersebut.

“Saya ayahnya.”

“Oh.” Suster manggut-manggut. “Bapak Sultan Dewangga?” sambungnya ingin memastikan.

“Ah, ya.” Sultan menyahut canggung.

“Seharusnya Bapak menungguinya. Dia terus memanggil Bapak dari semalam. Maaf kalau saya lancang. Tapi apa pun yang menyangkut kesehatan pasien juga merupakan tanggung jawab saya.” Wanita itu kini bicara seperti sedang mengomel.

“Ya.” Sultan sadar diri.

Sampai di lobi. Langkah cepatnya berhenti, saat melihat Lala berdiri dan tak lama dijatuhkan seseorang yang tampak sengaja menyenggolnya.

“Lala!”

Suara keras Sultan membuat Ririn yang belum jauh ada di depannya menghentikan langkah dan menoleh sesaat. Begitu mendapati Sultan ia pun mengikuti arah pandangan pria itu, dan melihat sosok Lala di sana. Tak lama pria itu bergerak ke arah betina yang sudah menghancurkan rumah tangga mereka.

Lagi, hatinya teremas sakit. Melihat bagaimana Sultan lebih memilih menolong Lala yang masih sehat bugar, dibanding anak mereka yang tengah sekarat.

Ririn menggeleng. Tangannya terkepal karena emosi. “Tidak, ini bukan saatnya!”

Ia memilih tak peduli dan kembali berlari menuju kamar putra sulungnya dirawat.

Bersambung …..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Ending

    Sultan seperti orang linglung sejak setahun terakhir. Kabar mengejutkan yang dia dapatkan benar-benar membuatnya syok dan frustasi. "Saya ingin mengabarkan bahwa ... Em, Ibu Lala sudah meninggal dunia," ucap sipir hati-hati membawa kabar buruk itu. "Ap -apa?" "Operasi yang dilakukan tak berjalan lancar, bahkan menemui kegagalan. Ibu Lala dinyatakan meninggal bersama janin yang masih berada di dalam perutnya."Tubuh pria itu luruh. Sultan menyesal karena tidak mengetahui penyakit Lala, padahal Lala juga adalah istrinya. Dia bahkan memaksa wanita itu menjalani kehidupan berat di penjara. Laki-laki itu terus nenyalahkan diri sendiri di dalam penjara.Sultan yang saat itu hanya diizinkan melihat mayat Lala pun menangis histeris. Ketika tubuh Lala dikebumikan, Sultan benar-benar kehilangan harapan. Tidak ada lagi sosok Lala yang dicintainya. Pun Lala membawa pergi calon buah hati mereka yang selalu dinantikan oleh Sultan. Dia bahkan berpikir kalau kehadiran anak itu akan menggantikan so

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Sepadan

    Sultan merenung di dalam selnya. Pikiran pria itu masih terus bercabang hingga membuat kepalanya pusing setiap waktu. Bola matanya yang tampak cekung karena kurang tidur. Wajahnya seketika berubah kurus dan terlihat tua karena tak terurus. Memikirkan nasib ibu dan adiknya yang harus hidup tanpa dirinya, memikirkan nasib anak-anaknya yang kini tinggal bersama Ririn, dan juga Lala yang juga sedang dipenjara.Dulu Sultan menjadi orang pertama yang pasang badan untuk ibu dan adiknya. Pun untuk istri dan anak-anaknya. Akan tetapi, sekarang dia tampak tak berdaya dan hanya bisa berdiam di pojokan sel penjara.Meski Ririn sudah mencabut laporan atas tuduhan penculikan yang dilakukan oleh Lala dan ibu angkatnya, tapi Sultan dan Lala harus menjalani masa tahanan lima tahun sesuai dengan aturan yang tertulis di pasal 279 KUHP tentang pernikahan diam-diam tanpa izin dari pihak istri sah. Tak ada yang bisa dilakukan. Sultan pasrah dan tidak mau menyewa pengacara untuk meringankan hukumannya. Ka

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Lala Menggila

    Selepas kepergian David, Lala uring-uringan. Imbasnya dia jadi mengamuk kepada aparat yang sudah menahannya dan membuat aparat menyeretnya dengan paksa ke dalam sel. "Lepaskan saya! Lepaskan! Tempat saya bukan disini!" teriak Lala yang dipaksa masuk ke dalam sel oleh polisi. "Kalau Bu Lala tidak bisa tenang, kami akan memanggil dokter dan meminta dokter menyuntikkan obat penenang!" bentak aparat kepolisian wanita yang bertugas menjaganya."Nggak! Kalian mana ngerti gimana hidup gue hancur? Dia malah terus mengejek. Dia mantan yang ga tau diri. Udah miskin, gak bisa kasih ini itu ke pacarnya kaya pacar orang, eh belagu, hidup lagi! Apa salah kalau gue milih putus! Eh sekarang dia datang seolah- olah gue dulu penjahat!" Lala berteriak seperti orang gila tak peduli pada ancaman petugas. Malah bagus obat penenang itu, dia memang ingin tenang sekarang. Kesadaran hanya membuat perempuan itu tersiksa lahir dan batinnya. Terlebih sudah lebih seminggu tak ada kabar dari Sultan. Permintaan b

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Nasehat Mantan

    Sultan terperangah mendengar ucapan Dea. Gadis itu segera melanjutkan ucapannya sebelum Sultan semakin syok."Tapi, tenang aja, kata dokter Aditya Mama baik-baik aja. Cuma syok karena waktu itu aku bilang kakak dipenjara," lanjut Dea."Jadi Aditya yang menolong Mama?" lirih Sultan. Tak menyangka jika pemuda yang mereka benci justru adalah orang yang akan merawat salah satu dari keluarganya. Dea mengangguk. Ia tak bisa menangkap penyesalan di wajah sang kakak. Yang jelas, Sultan begitu karena sang mama ambruk di rumah sakit. Lelaki itu lalu meneteskan air mata. Merasa bersalah atas ibunya yang kini harus terbaring di rumah sakit karena memikirkannya. Aditya yang semula berdiri di ambang pintu bersama aparat pun masuk dan duduk di samping Dea."Bagaimana kabarnya Mas?" tanya Aditya. Pria itu harus mengumpulkan banyak keberanian jika ingin bersanding dengan wanita yang dicintainya yang tak lain adalah saudara perempuan narapidana di hadapan. Sultan bergeming. Kemudian menatap Aditya.

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Korban Lain

    "Kita juga perlu restu dari Mbak Ririn agar berani melangkah lebih serius lagi," lanjut Aditya.Ririn tersenyum melihat wajah Dea dan mengatakan, "De, apa pun yang menjadi pilihan kamu, Mbak pasti setuju. Tapi, bukannya yang harusnya kamu dapatkan itu restu dari Mas Sultan?" tanya Ririn menegaskan. Apalagi sebentar lagi, Ririn hanya akan menjadi seorang ExWife bagi Sultan, kakak Dea. Yang artinya tak ada lagi ikatan antara dirinya dengan Dea seperti dulu. Dea mengangguk. "Iya, Mbak. Nanti aku dan Aditya juga bakal cari cara biar ibu dan Mas Sultan memberi restu untuk kami berdua."Gadis itu menoleh sekilas pada Aditya. Kabar ingin bersatunya mereka dalam mahligai pernikahan tentu adalah kabar membahagiakan untuk Ririn. Apalagi selama ini, mereka sudah terlalu dekat. Perempuan yang telah melahirkan tiga anak lelaki dari pria bernama Sultan itu selama ini yang getol nasehati Dea agar menjaga jarak dengan yang bukan mahram. Sementara David hanya diam saja. Lalu sesekali menimpali denga

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Antara David dan Ririn

    Sultan meminta waktu kepada polisi untuk istirahat sebentar sebelum diinterogasi. Pikirannya blank dan tidak bisa berpikir jernih untuk sekarang. Itu sebabnya dia tidak bisa melakukan sesi interogasi dan meminta waktu untuk menjernihkan pikirannya.Kepalanya seperti bercabang. Bukan hanya memikirkan cara mendapat pengampunan dari Ririn, tapi dia juga memikirkan nasib Lala yang sedang hamil. Andai bisa, Sultan rela mendekam di penjara selamanya asal Lala dibebaskan. Namun, hukum harus tetap berjalan. Lala adalah tersangka utama dan juga dalang dari penculikan itu. Artinya dia tidak bisa bebas meskipun sedang hamil.Ketika Dea sudah pulang, Sultan pun dipanggil lagi dan siap melakukan interogasi. Wajahnya sangat kusut dan pikirannya berantakan. Tatapan matanya kosong dan lurus kedepan. Siap atau tidak siap dia harus ikut bertanggung jawab atas kesalahan Lala yang melakukan penculikan terhadap Ririn. Dia sebenarnya bisa mengelak, tapi rasa bersalahnya terhadap Ririn lebih besar dan memb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status