Share

Lebih Menyakitkan

Author: Wafa Farha
last update Last Updated: 2024-07-30 04:10:02

Ririn melihat sendiri dengan ke dua matanya, pria yang masih berstatus sebagai suaminya, lebih memilih mendatangi wanita lain ketimbang Afif yang sudah dikabarkan kritis oleh seorang perawat. Bahkan tadi, Ririn mendengar percakapan antara Sultan dan suster. Pria itu sudah tahu konsisi Afif, tapi masih juga memilih meninggalkannya.

Ibu mana yang tak sakit, kala anaknya yang tengah sekarat di depannya ditinggalkan oleh orang yang sangat diinginkan kehadirannya. Seseorang yang namanya terus saja disebut dan dipanggil-panggil karena Afif mengharapkan kehadiran sang papa di sisi anak kecil itu.

Tapi kenyataan jauh dari harapan, pria itu berlari dengan cemas menemui wanita yang sudah mengahncurkan hati Ririn, hati anak-anaknya, terutama Afif yang sudah mulai mengerti masalah orang dewasa.

Ririn lalu menggeleng. Tangannya terkepal karena emosi. “Tidak, ini bukan saatnya!”

Ia memilih tak peduli dan kembali berlari menuju kamar putra sulungnya dirawat. Apa gunanya memikirkan dua orang yang tidak begitu penting untuknya? Afif sedang membutuhkan kehadirannya, setidaknya hanya Ririn yang bisa mengurus anak itu sekarang. Menjaga, melindungi dan memberinya cinta atas pengkhianatan sang papa.

Kaki-kaki Ririn terus berlari meninggalkan lobi menuju pintu lain yang membawanya ke ruangan di mana anaknya dirawat.

“Bu! Lewat sini!” seru suster yang sejak tadi mengiringi Ririn. Wanita yang tahu seluk beluk rumah sakit itu, berinisiatif membawa orang tua pasiennya untuk melalui jalan terdekat mencapai tujuan mereka.

Ririn mengangguk. Percaya begitu saja. Lalu bergerak mengikuti wanita berpakaian putih-putih tersebut tanpa ragu. Sesekali suster yang juga wanita biasa, melirik ke arah ibu Afif. Ia bisa merasakan sakit Ririn –wanita yang belum lama diselingkuhi suami, dengan orang kepercayaannya sendiri.

Itulah kenapa, wanita bersuami tidak boleh membiarkan wanita lain dan memberinya ruang untuk bisa berinteraksi intensif dengan suaminya. Tak peduli, jika dia tak tampak lebih baik dari istri sah. Namun, interaksi yang lama, tanpa ada masalah emosi seperti yang dialami dengan pasangan, akan membuka celah lain untuk merasai kenyamanan dari wanita itu.

Suster bergidik membayangkan. Bahkan wanita sebaik Ririn yang kerap dipuji suaminya di medsos pun diselingkuhi, aapalagi dirinya yang bukan siapa-siapa. Konon, malah Ririn ini yang berada di sisi Sultan saat pria itu miskin dan sekarat karena penyakitnya. Dan sekarang, mereka malah dikabarkan telah bercerai.

“Benar-benar suami tak tahu diri!” maki wanita yang memakai seragam perawat itu. Saking kesal memikirkan apa yang terjadi, dia keceplosan dan uring-uringan sendiri.

“Ya?” tanya Ririn tanpa mengurangi kecepatan langkahnya. Dia pikir wanita di sampingnya itu mengajak bicara, tapi karena fokus kepada Afif dia jadi tidak mendengarkannya.

“Ah, nggak. Bu.” Suster itu baru sadar bahwa dia telah keceplosan bicara.

Ririn hanya mengiyakan dan tak mempedulikan itu untuk sekarang. Meski ia punya feeling bahwa wanita di sampingnya itu tengah mengomentari kehidupannya. Namun, apa gunanya menanggapi? Sesuatu yang hanya menambah perih hatinya dan mengalihkan perhatian yang seharusnya ia curahkan ke pada putranya.

Sesampai di kamar Afif, suster itu pun memberi komando ke pada wanita yang tengah hari-harinya tengah dihiasi kesedihan itu.

“Silakan, Bu. Tunggu di sini.” Suster memberi tahu agar Ririn tetap berada di depan pintu dan tidak masuk sampai ia memberi tahu dokter.

Meski sangat ingin masuk, Ririn menahan diri dan berdiri sambil mengusap kaca di mana ia bisa melihat ke dalam. Di mana dokter dan asistennya tengah melakukan banyak hal tindakan untuk pasien yang tak ia mengerti. Tak ada gerakan dari tubuh kecil anaknya yang terbaring di atas ranjang. Pikirannya makin tak menentu saja karena itu.

“Bertahanlah, Afif. Maafkan mama, Nak. Mama yang salah. Mama yang egois. Tolong bertahan kali ini saja …,” ratapnya seolah putranya yang sedang tak sadarkan diri di dalam sana bisa mendengar.

‘Ya Tuhan, hamba mohon. Ampuni hamba. Sembuhkan putraku, Tuhan. Jangan mengambilnya sekarang. Ambil saja nyawaku yang tak berharga ini.’ Wanita itu kini memanjatkan pinta dalam hati. Menyadari betapa kebodohan dan dosanya telah membawa rasa sakit untuk sang anak.

Ririn menyesal. Andai sejak awal dia bertahan, tidak meluapkan apa yang dirasa hatinya dengan cara bodoh dengan menghabisi harga diri suaminya yang berselingkuh. Dan juga tak membiarkan Sultan diam-diam pergi dari rumah, pasti setidaknya Afif masih memiliki sang papa di sisinya.

Meski tak semestinya berandai-andai untuk sekarang, Ririn merasa keegoisannya telah merenggut kebahagiaan anak-anak. Entah, bagaimana apa dia akan bisa memaafkan dirinya sendiri andai Afif tak tertolong.

Air mata yang sudah penuh di pelupuk mata sedari tadi kini membanjiri pipi. Dia pikir, ujian terberat dan paling menyakitkan, adalah saat mengetahui pengkhianatan suami, tapi ternyata hatinya seribu kali lebih sesak melihat anaknya tak sadarkan diri seolah sedang meregang nyawa. Ia rela menggantikan nyawa Afif andai saja bisa.

Saat dokter ke luar … untuk menemui Ririn, wanita itu tanpa sadar langsung duduk bersimpuh, meraih tangannya dan menggenggamnya erat-erat sambil menangis.

“Dokter … tolong selamatkan anak saya. Tolong Dok ….”

"Bu, maafkan saya."

"Ap -apa maksud Dokter? Kenapa minta maaf?!"

Bersambung....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Ending

    Sultan seperti orang linglung sejak setahun terakhir. Kabar mengejutkan yang dia dapatkan benar-benar membuatnya syok dan frustasi. "Saya ingin mengabarkan bahwa ... Em, Ibu Lala sudah meninggal dunia," ucap sipir hati-hati membawa kabar buruk itu. "Ap -apa?" "Operasi yang dilakukan tak berjalan lancar, bahkan menemui kegagalan. Ibu Lala dinyatakan meninggal bersama janin yang masih berada di dalam perutnya."Tubuh pria itu luruh. Sultan menyesal karena tidak mengetahui penyakit Lala, padahal Lala juga adalah istrinya. Dia bahkan memaksa wanita itu menjalani kehidupan berat di penjara. Laki-laki itu terus nenyalahkan diri sendiri di dalam penjara.Sultan yang saat itu hanya diizinkan melihat mayat Lala pun menangis histeris. Ketika tubuh Lala dikebumikan, Sultan benar-benar kehilangan harapan. Tidak ada lagi sosok Lala yang dicintainya. Pun Lala membawa pergi calon buah hati mereka yang selalu dinantikan oleh Sultan. Dia bahkan berpikir kalau kehadiran anak itu akan menggantikan so

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Sepadan

    Sultan merenung di dalam selnya. Pikiran pria itu masih terus bercabang hingga membuat kepalanya pusing setiap waktu. Bola matanya yang tampak cekung karena kurang tidur. Wajahnya seketika berubah kurus dan terlihat tua karena tak terurus. Memikirkan nasib ibu dan adiknya yang harus hidup tanpa dirinya, memikirkan nasib anak-anaknya yang kini tinggal bersama Ririn, dan juga Lala yang juga sedang dipenjara.Dulu Sultan menjadi orang pertama yang pasang badan untuk ibu dan adiknya. Pun untuk istri dan anak-anaknya. Akan tetapi, sekarang dia tampak tak berdaya dan hanya bisa berdiam di pojokan sel penjara.Meski Ririn sudah mencabut laporan atas tuduhan penculikan yang dilakukan oleh Lala dan ibu angkatnya, tapi Sultan dan Lala harus menjalani masa tahanan lima tahun sesuai dengan aturan yang tertulis di pasal 279 KUHP tentang pernikahan diam-diam tanpa izin dari pihak istri sah. Tak ada yang bisa dilakukan. Sultan pasrah dan tidak mau menyewa pengacara untuk meringankan hukumannya. Ka

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Lala Menggila

    Selepas kepergian David, Lala uring-uringan. Imbasnya dia jadi mengamuk kepada aparat yang sudah menahannya dan membuat aparat menyeretnya dengan paksa ke dalam sel. "Lepaskan saya! Lepaskan! Tempat saya bukan disini!" teriak Lala yang dipaksa masuk ke dalam sel oleh polisi. "Kalau Bu Lala tidak bisa tenang, kami akan memanggil dokter dan meminta dokter menyuntikkan obat penenang!" bentak aparat kepolisian wanita yang bertugas menjaganya."Nggak! Kalian mana ngerti gimana hidup gue hancur? Dia malah terus mengejek. Dia mantan yang ga tau diri. Udah miskin, gak bisa kasih ini itu ke pacarnya kaya pacar orang, eh belagu, hidup lagi! Apa salah kalau gue milih putus! Eh sekarang dia datang seolah- olah gue dulu penjahat!" Lala berteriak seperti orang gila tak peduli pada ancaman petugas. Malah bagus obat penenang itu, dia memang ingin tenang sekarang. Kesadaran hanya membuat perempuan itu tersiksa lahir dan batinnya. Terlebih sudah lebih seminggu tak ada kabar dari Sultan. Permintaan b

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Nasehat Mantan

    Sultan terperangah mendengar ucapan Dea. Gadis itu segera melanjutkan ucapannya sebelum Sultan semakin syok."Tapi, tenang aja, kata dokter Aditya Mama baik-baik aja. Cuma syok karena waktu itu aku bilang kakak dipenjara," lanjut Dea."Jadi Aditya yang menolong Mama?" lirih Sultan. Tak menyangka jika pemuda yang mereka benci justru adalah orang yang akan merawat salah satu dari keluarganya. Dea mengangguk. Ia tak bisa menangkap penyesalan di wajah sang kakak. Yang jelas, Sultan begitu karena sang mama ambruk di rumah sakit. Lelaki itu lalu meneteskan air mata. Merasa bersalah atas ibunya yang kini harus terbaring di rumah sakit karena memikirkannya. Aditya yang semula berdiri di ambang pintu bersama aparat pun masuk dan duduk di samping Dea."Bagaimana kabarnya Mas?" tanya Aditya. Pria itu harus mengumpulkan banyak keberanian jika ingin bersanding dengan wanita yang dicintainya yang tak lain adalah saudara perempuan narapidana di hadapan. Sultan bergeming. Kemudian menatap Aditya.

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Korban Lain

    "Kita juga perlu restu dari Mbak Ririn agar berani melangkah lebih serius lagi," lanjut Aditya.Ririn tersenyum melihat wajah Dea dan mengatakan, "De, apa pun yang menjadi pilihan kamu, Mbak pasti setuju. Tapi, bukannya yang harusnya kamu dapatkan itu restu dari Mas Sultan?" tanya Ririn menegaskan. Apalagi sebentar lagi, Ririn hanya akan menjadi seorang ExWife bagi Sultan, kakak Dea. Yang artinya tak ada lagi ikatan antara dirinya dengan Dea seperti dulu. Dea mengangguk. "Iya, Mbak. Nanti aku dan Aditya juga bakal cari cara biar ibu dan Mas Sultan memberi restu untuk kami berdua."Gadis itu menoleh sekilas pada Aditya. Kabar ingin bersatunya mereka dalam mahligai pernikahan tentu adalah kabar membahagiakan untuk Ririn. Apalagi selama ini, mereka sudah terlalu dekat. Perempuan yang telah melahirkan tiga anak lelaki dari pria bernama Sultan itu selama ini yang getol nasehati Dea agar menjaga jarak dengan yang bukan mahram. Sementara David hanya diam saja. Lalu sesekali menimpali denga

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Antara David dan Ririn

    Sultan meminta waktu kepada polisi untuk istirahat sebentar sebelum diinterogasi. Pikirannya blank dan tidak bisa berpikir jernih untuk sekarang. Itu sebabnya dia tidak bisa melakukan sesi interogasi dan meminta waktu untuk menjernihkan pikirannya.Kepalanya seperti bercabang. Bukan hanya memikirkan cara mendapat pengampunan dari Ririn, tapi dia juga memikirkan nasib Lala yang sedang hamil. Andai bisa, Sultan rela mendekam di penjara selamanya asal Lala dibebaskan. Namun, hukum harus tetap berjalan. Lala adalah tersangka utama dan juga dalang dari penculikan itu. Artinya dia tidak bisa bebas meskipun sedang hamil.Ketika Dea sudah pulang, Sultan pun dipanggil lagi dan siap melakukan interogasi. Wajahnya sangat kusut dan pikirannya berantakan. Tatapan matanya kosong dan lurus kedepan. Siap atau tidak siap dia harus ikut bertanggung jawab atas kesalahan Lala yang melakukan penculikan terhadap Ririn. Dia sebenarnya bisa mengelak, tapi rasa bersalahnya terhadap Ririn lebih besar dan memb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status