共有

Fatur dan Panti Asuhan

作者: Inoeng Loebis
last update 最終更新日: 2025-08-09 07:41:44

"Assalamualaikum Bu Rumi.

"Waalaikumsalam."

"Saya dari Panti Asuhan permata Bunda ingin menyampaikan undangan jemputan bagi donatur untuk yayasan kita ini, mohon kehadiran ibu di panti kami

"Y, sangat satu kehormatan bagi saya. In sya Allah saya datang."

*

Rumi menghela napas, menatap panti asuhan di hadapannya. Panti Asuhan Permata Bunda, sebuah bangunan sederhana namun hangat yang menjadi tempatnya menyalurkan sebagian rezeki. Undangan yang ia terima dari pengurus panti terasa begitu istimewa; sebuah acara jemputan donatur, wujud rasa terima kasih atas dukungannya selama ini. Saat melangkah masuk, ia disambut senyum ramah pengurus dan anak-anak panti yang riang. Di tengah keramaian itu, seorang pria muda menghampirinya, memperkenalkan diri.

“Assalamualaikum, Bu Rumi. Saya Fatur, bendahara di sini,” ucapnya, tangannya terjulur. Senyumnya tulus, matanya memancarkan ketenangan.

“Waalaikumsalam,” balas Rumi, menjabat tangan Fatur. “Terima kasih sudah mengundang saya. Saya senang bisa h
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Kubeli Suamiku Dari Keluarganya   Gilang Come Back.

    Hari ini aku akan memasak masakan istimewa untuk memeriahkan kemenangan kami atas semua kasus dan kembali mengambil semua hal yang ada di rumah itu.Kuharap ini adalah permulaan yang baik Revo dan Aliya kembali sekolah karena covid-19 sudah berlalu aku mengembalikan kepada Hen.Semua bantuan yang pernah ia berikan termasuk sewa rumah sewa ruko dan segala karyawan maupun barang-barang ada di sana sama aku serahkan satupun tidak aku terima dan tidak ada bekas untuk perjalanan kami.Awalnya dia tidak menerima tetapi aku bersih keras bahwa semua hal itu adalah miliknya meskipun di dalamnya ada bagi hasil untukku Aku tidak menerima aku ingin hidup tenang bersama Rio meskipun tidak ada kemewahan.Selama ini Aku tidak menyangka keluarga Bang Rio adalah power tunggal semua harta kekayaannya di kampung ini."Jadi, Dik. Kita gak perlu nyewa lagi ya, sebagian warisan udah abang jual buat beli rumah untuk kita. Sebagian Abang sisihkan untuk deposito hari tua."Bang Rio memelukku dari belakang. Ya

  • Kubeli Suamiku Dari Keluarganya   Fatur dan Panti Asuhan

    "Assalamualaikum Bu Rumi. "Waalaikumsalam.""Saya dari Panti Asuhan permata Bunda ingin menyampaikan undangan jemputan bagi donatur untuk yayasan kita ini, mohon kehadiran ibu di panti kami"Y, sangat satu kehormatan bagi saya. In sya Allah saya datang."*Rumi menghela napas, menatap panti asuhan di hadapannya. Panti Asuhan Permata Bunda, sebuah bangunan sederhana namun hangat yang menjadi tempatnya menyalurkan sebagian rezeki. Undangan yang ia terima dari pengurus panti terasa begitu istimewa; sebuah acara jemputan donatur, wujud rasa terima kasih atas dukungannya selama ini. Saat melangkah masuk, ia disambut senyum ramah pengurus dan anak-anak panti yang riang. Di tengah keramaian itu, seorang pria muda menghampirinya, memperkenalkan diri.“Assalamualaikum, Bu Rumi. Saya Fatur, bendahara di sini,” ucapnya, tangannya terjulur. Senyumnya tulus, matanya memancarkan ketenangan.“Waalaikumsalam,” balas Rumi, menjabat tangan Fatur. “Terima kasih sudah mengundang saya. Saya senang bisa h

  • Kubeli Suamiku Dari Keluarganya   Ayam Goreng

    "Ma, Rivo ke mesjid dulu, ya. Ntar abis isya maen ke rumah Rehan lagi," pamit Lajangku membuyarkan lamunan. "Ri ... !" Teriakku. Kehilangan kata, putra satu-satunya telah menghilang di balik pintu. Semoga ini bukan ujian awal untukku. Gulai dan sekarang? Kinanti! "Kenapa,? Kok kamu teriak-teriak manggil si Rivo." Sudah seperti hantu, ibu mertua tiba-tiba nongol di depan pintu. Astaghfirullah. "Gak da, Tante. Si Rivo maen melulu, Rumi pengen dia istirahat. Baru juga sampai, malah keluyuran," jelasku sedikit malas. Air muka Tante Sari kelihatan tidak nyaman, ia menarik bibirnya ke kanan sedikit. Apa yang tengah ia pikirkan? "Heleh, kan dah dibilang si Rivo, ke rumahnya Rehan," timpalnya lagi. "Iya, tapi segan Rumi, Tante. Rivo makan di sana, malam ini kalo maen ke sana lagi, ntar makan lagi, Rumi cuma takut aja, Bang Rio lagi nganggur, jangan sampai anak-anak Rumi nyusahin orang lain," jelasku lagi. "Hadeehh, kamu ini ya Masih syukur ada yang kasih makan! Pake acara se

  • Kubeli Suamiku Dari Keluarganya   Tenang

    Setelah mereka pergi, suasana nampak semakin sepi. Bang Rio mengajak kami untuk masuk kembali kedalam rumah. Aku menuturi Bang Rio dari belakang. Hingga sampai di ruang tengah rumah itu, kami duduk bersama. Semua terasa hening. Bang Rio melipat tangannya di atas dada sambil terus diam. Sama seperti yang Aku lakukan. Mili pun tak bisa berbuat lebih selain melihat tingkah mereka yang jadi pendiam. "Kenapa jadi pada diam seperti ini? Bukanya seharusnya kita senang karena mkita menang?" Tanya Mili melirik liar ke dua belah arah. Aku menarik nafas dalam sekali lalu membuangnya hingga dadaku terasa lega. "Aku hanya kasihan melihat Kinanti dan Om Budiman di seret polisi seperti itu," ucapku lirih. Aku memang kesal dan dongkol dengan sikap dan kelakuan dari keduanya. Hingga taut wajah muram tak bisa aku sembunyikan. Tapi, rasa kemanusiaanku tiba-tiba saja muncul. Aku tak bisa bayangkan bagaimana mereka akan menderita di balik jeruji besi. Bang Rio duduk mendekat ke arahku. Dia adalah pria

  • Kubeli Suamiku Dari Keluarganya   Mereka Pergi

    4.Akhirnya aku berada di posisi ini. Dimana diriku sangat sebal melihat orang yang selalu bertingkah munafik. Merasa diri paling benar, tersenyum baik di hadapan kita namun di belakang aslinya sangat busuk.Aku mengeratkan genggaman tanganku hanya untuk menahan sebuah amarah. Benci dan muak menatap wajah wanita itu, sampai-sampai aku ingin sekali melemparkan sebuah pukulan di pelupuk matanya. Untung saja, aku tipe orang yang tak suka kekerasan.Menyelesaikan masalah ini dengan otak dingin lebih baik dibandingkan harus adanya pertumpahan darah. Bisa diingat oleh semuanya jika masalah besar kita bersangkutan dengan uang, maka jati diri seseorang bisa terlihat jelas. Hal yang sama nampak dari wajah Bang Romi. Matanya memerah setiap kali berhadapan dengan sosok Kinanti. Seperti sudah dijodohkan oleh tuhan, Kinanti bersikap acuh tak acuh percis dengan Budiman yang belum datang. "Jangan berbelit-belit lagi. Sebaiknya, kamu jujur saja. Semua ini a

  • Kubeli Suamiku Dari Keluarganya   Pelakor Menantang

    Aku dan  Bang Rio, sedang duduk di ruang tamu rumah. Kami merasa putus asa dalam upaya kami untuk membuktikan bahwa Om Om Budiman dan Kinanti  telah melakukan tindakan yang hendak mencelakakan Bang Rio.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dan Milli, adik iparku, tiba-tiba masuk dengan wajah yang pucat dan serius."Aku punya sesuatu untuk kalian berdua," katanya sambil menyerahkan sejumlah bukti kasus itu kepada kami.Bang Rio dan aku saling pandang, takjub dengan apa yang Milli berikan kepada kami.“Kamu dapatkan semua ini dari mana, Milli?” tanya Bang Rio. Milli menggelengkan kepalanya perlahan, “Abang dan Mbak Rum ga perlu tau, yang jelas semua bukti ini bisa membawa mereka ke terali besi,” katanya. Aku menghela napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. Akhirnya aku bisa menemukan keadilan untuk suamiku. “Di dalam sini juga ada bukti-bukti jika Om Budiman memang sudah menyabotase harta yang seharus

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status