Share

Kubuang Mantan Suami Sampah Pada Tempatnya
Kubuang Mantan Suami Sampah Pada Tempatnya
Penulis: Chiavieth

Talak

Penulis: Chiavieth
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-14 07:44:33

"Anna, ini surat cerainya, kamu tinggal tanda tangani lalu status kita bukan pasangan suami-isteri lagi."

Anna terkejut ketika berkas dengan map coklat di lemparkan di hadapannya. Wanita yang berstatus sebagai guru honorer itu membuka dan memperhatikan lembaran demi lembaran dokumen, mencari kolom nama untuk dia tandatangani.

Pertengkaran semalam membuat hubungannya di ujung tanduk. Tak dapat di pungkiri, raut wajahnya melemas, dan sanggup berkata apapun.

Semudah itukah suaminya memberikan surat cerai? Ah, Anna tak habis pikir, jika tahu begitu, lebih baik semalam dia tidak pulang.

Pandangan Anna beralih menatap wajah sang suami yang dalam hitungan detik lagi resmi menjadi mantannya. Sungguh, Anna ingin memastikan, apakah sosok pria yang bernama Hanif itu tak menyisakan perasaan pagi untuknya?

Tanpa sadar, wanita kelahiran Kota Malang itu telah menunda proses penandatanganan surat cerainya, hingga sebuah teguran datang. "Anna, kamu kesulitan?"

Pertanyaan itu membuatnya terkesima, jadi Hanif tak mencintaiku lagi?

Anna menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menggoreskan tinta pena di antara pernyataan yang tertulis di sana.

"Selesai."

Tanpa berpikir, Hanif meraih berkas itu dan memeriksa penempatan tandatangan Anna sekilas.

"Kamu yakin dengan keputusanmu?" tanya Anna tiba-tiba.

Hanif menoleh, melihat wanita berjilbab itu dengan muka serius. "Tentu saja, itu karena aku sudah punya alasan sendiri dan kamu tak perlu tahu itu."

Setelah mengatakan itu Hanif bangkit dan ingin berbalik pergi. "Oh ya, setelah ini segera kemasi barang-barangmu, kamu bebas membawa apapun barang yang kuberikan..."

"Tidak!" Hanif kaget saat Anna memotong jawabannya dan langsung menatapnya sbil mengernyit.

"Apa maksudmu?"

Anna menarik nafas, "Ya, aku tak berniat membawa barang pemberianmu, lagipula aku tak membutuhkannya."

Apa-apaan ini, Anna menolak niat baik Hanif? Ini benar-benar membuat pria itu tersinggung.

Meski status Anna bukan lagi istri Hanif, dia mesti harus mempertahankan kehormatannya sebagai wanita. Tak perlu dirinya kini yang seorang janda, baginya memulai kehidupan baru tanpa menyisakan kenangan dengan pasangan lama itu lebih baik.

Ini sedikit aneh, tapi Anna memang tak ingin mengambil apapun dari mantan suaminya. Dalam keheningan itu, Anna berdiri dan memastikan bahwa kata-katanya itu benar. "Terima kasih untuk semuanya."

Seolah seorang profesional, Anna melangkah pergi dari hadapan suaminya dan keluar dari ruangan itu tanpa berbalik.

Sementara Hanif, masih terpaku di tempatnya dengan perasaan yang bercampur aduk. Entahlah, tapi hatinya bertanya-tanya tentang penolakan Anna.

Lamunannya membuyar saat ponselnya bergetar. "Siapa lagi kali ini yang menelponku?" dengusnya. Hanif menjawab lalu mendekatkan ke telinganya.

"Ya halo."

"Apa?"

"Baiklah, aku segera ke sana."

Hanif melesat pergi tanpa melupakan dokumen perceraiannya dengan Anna

Sementara Anna berdiri kaku di area taman bunga mekar yang ada di pinggiran kota. Di tempat yang sepi itu ia menyendiri, merenung menatap ke dalam air kolam ikan yang memantulkan bayangannya di air.

Sungguh, keadaan hatinya sedang tidak baik-baik saja. Tak ada yang mengira, seseorang tengah memperhatikannya saat sedang memotret, di lihat dari gayanya mengambil gambar, tampaknya orang itu sang fotografer.

Pelan-pelan pria itu melangkah mendekati Anna. Ciklit! Satu jepretan gambar Anna berhasil tertangkap kamera.

Di potret tanpa izin, membuat Anna kaget dan sekaligus merasa ingin marah, namun emosinya mereda saat tahu sosok di depannya. "Aldi? Kamukah itu?"

Pria itu tersenyum dan membuka lebar pelukannya seperti sayap. Anna seakan bertemu dengan orang yang sejak lama dirindukannya, seketika langsung memeluk pria yang bertubuh jangkung itu dengan erat.

"Kamu sedang apa di sini sendirian?"

Merasa di abaikan, pria yang bernama Aldi itu merasa aneh dan menyadari bahwa mata sosok dalam pelukannya kini telah basah. "Anna, kamu menangis?"

Yang terdengar hanya sesenggukan yang sesekali di jeda, hal itu membuat Aldi kembali mempertanyakannya. "Kamu sangat merindukanku?"

Anna tetap tak menjawab apapun, sampai isakan tadi berhenti dengan sendirinya, Aldi menarik tubuh Anna dan membawanya ke suatu tempat yang tak jauh dari sana.

Anna memandanginya sekilas, lalu menghirup udara segar di antara pepohonan. Ia merasa tempat ini membuat perasaannya sedikit lebih tenang.

"Kamu baru datang?"

Aldi mengangguk, "Ya, sebenarnya sudah dua hari yang lalu, tapi acara di rumah begitu padat dan hari ini aku baru bisa keluar berjalan-jalan."

Anna membulatkan mulutnya, Aldi lalu kembali bertanya. "Anna, kamu sedang dalam masalah? sorot matamu tak bisa berbohong, kalau tak keberatan, kamu bisa ceritakan padaku."

Manik mata Anna berubah sendu, ia mendesah, mengembuskan nafasnya. "Aku... baru saja bercerai"

Rasanya sangat berat mengatakannya, tapi sampai kapan ia harus menyimpan beban pikirannya sendirian? Dia tak ingin kehilangan semangat hidup, dan berlarut-larut memikirkan masalah yang baru terjadi.

"Kamu cerai sama Hanif? Kok bisa?" Aldi mengernyit heran, pasalnya pasangan itu sangat dan sangat lengket dibandingkan permen karet. Tapi, mendengar kabar Anna bercerai, kenapa hatinya sedikit lega?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kubuang Mantan Suami Sampah Pada Tempatnya    Bab 44 Ending

    Aldi terdiam melihat tatapan Anna yang tajam seakan siap menusuknya kapan saja, dia sepertinya sedang dijebak. Namun dia berusaha menjelaskan ini. "Anna, aku..." Aldi mencoba berbicara, tenggorokannya seolah tercekat."Jangan bohong lagi!" Anna tersentak. "Kamu dan wanita itu sudah bermal4m bersama di hotel, bukan?"Wajah Aldi pucat pasi. "Ti-tidak, darimana kamu tahu itu?"Anna tersenyum sinis. "Lihat, kamu sendiri gugup kan? Aku jelas tahu semuanya dari seseorang. Awalnya aku tak percaya saat orang itu menceritakan semuanya, tapi aku tidak sangka kamu akan..." Sebagai istri dia tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. "Anna, aku benar-benar tidak tahu akan hal ini, aku dijebak, ada orang yang ingin memfitnahku Anna... aku hanya... ""Hanya apa?" tanya Anna, suaranya dingin. "Kamu sudah melakukannya dengan wanita itu bukan?" Aldi tak bisa menyangkalnya lagi, lagipula dia sudah seperti ini, dia bahkan tidak tahu cara membangun kepercayaan Anna lagi pada dirinya. "Maafkan aku

  • Kubuang Mantan Suami Sampah Pada Tempatnya    Bab 43

    "Shit!" Aldi mengumpat begitu ia terbangun, kepalanya berdenyut pusing. Ketika sudah kembali sadar, pria itu melihat seorang wanita di yang masih terbaring di sebelahnya. Punggung polos yang mengg0da itu terlihat hingga dia terus mengucek matanya agar pandangannya menajam. "Tidak, rambut Anna bukan warna coklat, ini bukan Anna." Mendengar helaan nafas, wanita itu berbalik dan Aldi langsung terkejut. "H-Halen? J-jadi, semalam aku melakukan itu bersamanya..."'Tidak! Tidak mungkin!' Aldi menggeleng cepat sambil beringsut mundur sambil memperbaiki pakaiannya, ia menatap Halen dengan wajah pucat. "Ada apa?" Wanita itu bangkit sambil menutupi tubuh polosnya dengan selimut."Aku tak tahu apa yang kamu pikirkan, tapi apa kamu sengaja memberiku obat agar bisa tidur denganku?" Mendapat tuduhan itu, raut muka Halen berubah. "Apa? Kenapa kamu membalikkan fakta ini padaku? Harusnya kamu sadar diri dengan ulah tubuhmu!" sahutnya dengan nada ketus.Aldi memijat pelipisnya beberapa kali, 'Ya tuh

  • Kubuang Mantan Suami Sampah Pada Tempatnya    Bab 42 Kenapa tidur disini?

    "Aldi, Aldi ... kenapa kamu tidur disini?" teriakan itu membuat Aldi kaget dan langsung terbangun. Pria itu mengucek matanya beberapa kali. "Ternyata tadi aku cuma mimpi." "Kamu benar Aldi kan?" Wanita itu mengulangi pertanyaannya, pandangannya terarah lurus pada wajah sosok pria di hadapannya."Ya, bagaimana kamu tahu namaku..." "Halen, mungkin kamu tidak ingat. Di masa lalu kamu menolongku dari bully an para kakak senior waktu sekolah menengah..." "Ya, aku ingat. Itu sudah lama sekali." "Syukurlah, kukira kamu tidak mengenalku sama sekali. Tapi, ngomong-ngomong, kamu kenapa?" Sebisa mungkin dia menahan gugupnya, sambil mencoba mencari alasan. "Ah, aku hanya sedikit pusing saja. Bukan masalah besar..." "Yakin nggak apa-apa? Di sana ada apotik, nanti singgah saja ke sana dan belilah obat sebelum pulang."Hanya tawa yang lepas sebagai jawaban, Aldi terlihat santai seakan sedang tidak menyimpan beban. "

  • Kubuang Mantan Suami Sampah Pada Tempatnya    Bab 41 Kecewanya Aldi

    "Permisi, bisakah saya melihat tas yang di etalase itu? Saya akan membelikannya untuk istri saya." Aldi menunjuk sebuah tas merk branded edisi terbatas di sebuah toko dalam mall pusat kota."Oh itu, baiklah. Tunggu sebentar, saya akan ambilkan." sahut pemilik toko berjilbab yang bergerak cepat meraih barang yang di tunjuk Aldi. "Ini pak, harganya ada pada label."Aldi memperhatikan label harga yang terpasang pada merk bagian depan, sungguh itu barang mewah dan mahal. " tersenyum memandangi barang. "Baiklah, tolong bungkuskan."Dengan cepat pelayan itu bergerak saja. "Terima kasih."Pelayan itu tersenyum pada pelanggannya dengan sopan. Raffaele berjalan keluar dari tempat itu dengan bangga, dia langsung melajukan mobilnya untuk kembali pulang. Namun, di jalan matanya tak sengaja melihat seorang wanita mengobrol dengan pria yang tak asing. "Bukankah itu..."***"Ohhh." Anna membulatkan mulutnya saat mereka mengobrol dan mulai tak canggung lagi dengan situasi. "Hanya itukah?" tanyanya m

  • Kubuang Mantan Suami Sampah Pada Tempatnya    Bab 40 ikutlah denganku

    "Aku sudah mentransfernya." Randy langsung memutus panggilannya, kemudian menyeringai memasang tampang penuh misteri. "Bukankah sudah kubilang, semuanya bisa kulakukan tanpa mengotori tanganku." Kemudian dia berdiri, dan keluar dari tempat kerjanya setelah melirik jam dinding sekilas.Pria itu merubah rautnya yang menakutkan tadi, ketika bertemu dengan pegawai kantor saat melihatnya keluar melewati kumpulan orang-orang itu. Tampak jelas, pria itu bermuka dua dan raut kepura-puraan itu di tujukan di depan istrinya."Ketua, ponsel anda kembali berbunyi." Seorang staf memberikan ponsel smartphone yang tadinya di biarkan tergeletak di meja kerjanya.Randy menghentikan langkahnya, kemudian menerima ponsel dan menjawab panggilan tersebut. "Halo…""Randy, bisa tolong datang ke kantor polisi sekarang, aku baru saja di interogasi di sini.""Maaf, aku sedang dalam suasana hati yang buruk sekarang, kuharap kamu tidak sedang membuat ma

  • Kubuang Mantan Suami Sampah Pada Tempatnya    Bab 39 aku harus menghubunginya

    "Mama ...."Ayunda yang baru saja membuka pintu masuk rumahnya, langsung berlari saat mendengar suara putranya menjerit. “Arlis, sayang, kamu kenapa nak? Kamu sakit?" sebagai ibu, Ayunda jelas langsung berlari mendatangi putranya dengan raut cemas. "Perutku terasa sangat sakit..." Meski bicaranya belum jelas, tapi pemuda kecil itu meringis sambil memegang perutnya."Kamu sudah makan? Atau jangan-jangan karena ingin pup'?" Pemuda kecil bernama Arlis itu mengeleng. Ayunda melihat sepasang mata milik pangeran kecilnya memerah karena menahan sakit. "Kalau begitu kita coba minum antibiotik, kamu tunggu disini sebentar, mama akan ambil kotak P3K." Ketika Ayunda ingin bergerak pergi, tapi saat ingin pergi, langkah Ayunda dicegat oleh Randy.“Kenapa kau menghalangiku? Kau tak lihat putraku kesakitan?” Ayunda berkat dengan ketus saat dirinya tak dibiarkan mengetahui masalah putranya sendiri. "Diamlah!" potong Randy. "Anakmu baik-baik saja."'Benarkah keadaannya baik? lalu kenapa dia menan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status