Share

Bab 21

"Sayang!"

"Eh, iya. Maaf ...."

Panggilan dari Mutia mampu membuatku terkesiap. Suara itu mampu membuyarkan lamunan atas kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Jadi kapan kamu akan bicara sama istri kamu? Aku nggak mau lagi menunggu terlalu lama," ucap Mutia sembari wajah yang terlihat kusut.

"Sebanarnya kita bisa menikah secepatnya, tapi siri."

"Aku nggak mau kalau kamu nikahi secara siri, Mas! Kamu gimana sih, kemarin-kemarin kan kamu udah janji secepatnya akan membicarakan hal ini dengan istri tuamu, tapi kenapa sekarang kamu jadi ingkar seperti ini?!" Mutia berucap dengan nada tinggi. Terlihat dengan jelas raut ketidaksukaannya.

Aku menghembuskan napas berat.

"Kalau kamu tetap seperti ini, sepulang dari sini aku akan mengatakan semuanya pada istrimu itu!" ucap Mutia yang terkesan seperti suatu ancaman.

Aku pun segera mencekal tangan Mutia agar tak berdiri dari tempat duduknya.

"Iya-iya, Mas janji nanti malam akan mengatakan hal ini pada Rena. Tapi kamu jangan bicara apapun ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status