Share

Bab 22

Jarum jam di dinding sudah menunjukkan pukul empat sore. Bergegas aku pun memasukkan ponsel itu ke dalam tas kerja milikku, lalu meraih tas tersebut. Aku pun lantas melangkah keluar ruanganku dan menuju ke arah di mana mobilku terparkir.

Belasan menit kendaraan roda empatku menyusuri jalanan beraspal, hingga akhirnya kendaraanku masuk ke dalam halaman.

Saat baru saja aku keluar dari mobil, tiba-tiba Mutia datang menyambut dan melangkah mendekat ke arahku. Cepat mataku menyusuri ke segala penjuru, takut jika Rena akan melihat kejadian ini.

"Mas, jangan lupa kamu hari ini harus bilang sama istri tuamu itu ya," ucap Mutia mengingatkanku atas janji yang kuucapkan tadi padanya.

"Kan masih ada waktu sampai besok malam," lirihku.

"Ya usahakan malam ini, Mas! Jangan lama-lama, pernikahan kita tinggal menghitung hari!" pekik Mutia sembari melotot ke arahku.

"Iya, iya. Nanti akan aku bicarakan dengan Rena. Sekarang kamu masuk, jangan sampai Rena melihat ini," pintaku.

"Halah, Mas. Orang be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status