Share

Bab 122 Berusaha Bertemu

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2023-09-12 21:07:32

"Maaf, Pak. Bilang saja kalau saya tidak ada, karena saya harus meminta izin dulu kepada Mbak Lusi jika ingin menerima tamu."

Satpam yang menjaga di depan pun tampak keheranan sebab jawaban dari Maura. Seharusnya kalau memang di depannya ini adalah kedua orang tua Maura, anak itu mau menerima Bu Sinta dan suaminya. Tetapi ini malah menolak secara halus.

Namun demikian, satpam itu tidak mau ambil pusing. Lagian ini bukan urusannya. Dia memilih untuk mengatakan semua yang disampaikan oleh Maura.

"Maaf, Bu. Orang rumah dari Bu Lusi tidak bisa menerima kalian berdua."

Mendengar ucapan dari penjaga itu, tentu saja Bu Sinta terkesiap. Dia menoleh kepada suaminya, keheranan karena ditolak seperti ini.

"Kenapa Bapak bilang seperti itu? Tadi siapa yang menjawab teleponnya?" tanya Bu Sinta ingin tahu.

"Kalian tidak perlu tahu, yang pasti orang-orang yang ada di rumah Bu Lusi itu tidak mau menerima kalian. Sebaiknya kalian pergi saja," ujar penjaga itu dengan tegas.

"Tidak bisa, Pak. Kami h
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 123 Memulai Aksi

    Hening. Dalam beberapa saat, tidak ada yang memulai pembicaraan. Maura dari tadi pun memilih untuk diam dan menunduk. Dia sama sekali tidak mau melihat kedua orang tuanya, terutama sang ayah. Karena bagaimanapun di sini yang memprovokasi ibunya untuk menjual dirinya ke rentenir adalah Ayah tirinya sendiri. Maura benar-benar frustrasi, takut dikira kalau dirinyalah yang memberikan alamat rumah Lusi, sampai disambangi oleh kedua orang tuanya. Belum lagi yang lebih ditakutkan, kedua orang tuanya akan mengambil Maura dan menjualnya kepada rentenir. Pikiran buruk lainnya pun muncul. Apakah Lusi tidak akan bersama memperjuangkannya atau mempertahankannya di sini jika kedua orang tanya meminta Maura kembali? Gadis itu ingin sekali menangis. Jari jemarinya terus saling meremas. Sebenarnya Lusi melihat gelagat Maura yang begitu ketakutan dan gugup. Tetapi dia memilih untuk diam, karena fokusnya hari ini adalah bertanya apa kedatangan kedua orang tua Maura ke sini. Tentu saja pertanyaan perta

    Last Updated : 2023-09-12
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 124 Meminta atau Memeras?

    Lusi terdiam sejenak. Dia menautkan kedua alisnya, sementara Maura menggeleng-gelengkan kepala. Benarkah apa yang Maura dengan barusan? "Jadi, Bapak dan Ibu benar-benar akan mengikhlaskan Maura untuk diambil hak asuhnya oleh saya? Lalu, kenapa kemarin kalian begitu ngotot tidak mau melepaskan Maura? Apakah kalian sekarang sudah tidak punya uang, lalu hendak meminta saya untuk memberikan sejumlah uang sebagai imbalan karena saya mengambil hak asuh Maura, begitu?" papar Lusi, tiba-tiba saja membuat kedua orang tua Maura terkesiap. Jantung mereka berdetak dengan sangat kencang. Mereka jadi kaget, karena sepertinya Lusi bisa menebak kata yang sedang mereka pikirkan. Namun demikian, keduanya juga tidak berbuat banyak sebab apa pun yang akan dikatakan oleh Bu Sinta maupun suaminya, semua itu adalah kebenaran.Mereka memang mengikhlaskan Maura hanya untuk mendapatkan sejumlah uang, demi mendapatkan uang bagaimanapun caranya keduanya harus benar-benar mendapatkan kepercayaan Lusi. Jika tida

    Last Updated : 2023-09-13
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 125 Pilihan dari Lusi

    "Tentu saja Pak. Saya memang ingin menyekolahkan Maura karena itu bentuk dari kebaikan hati saya. Merasa kasihan juga sebab gadis sebaiknya harus dimanfaatkan oleh orang tuanya sendiri. Padahal dia pasti punya prestasi di sekolah."Sebelum dia memulai kata-kata untuk mematikan kedua orang yang ada di depannya ini. "Lalu, kenapa Nak Lusi tiba-tiba saja berubah pikiran? Padahal kan sebelumnya Nak Lusi bersikukuh untuk mengambil hak asuh Maura. Saya juga meminta uang sesuai dengan utang-utang kami," tanya pria paruh baya itu, masih tidak percaya dan juga tidak mau sampai apa yang sudah direncanakannya itu berantakan sebab penolakan Lusi. "Bapak, yang benar saja. Saya harus menyediakan uang 500 juta hanya untuk menebus Maura. Sama saja kalian menjual Maura kepada saya," ucap Lusi membuat Maura tersentak.Gadis itu menunduk dalam. Dia mulai menitikkan air mata, ternyata harga dirinya itu tidak lebih dari uang 500 juta. Bahkan, bisa saja tidak mau menebusnya. Dia benar-benar tidak punya a

    Last Updated : 2023-09-14
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 126 Maura Protes

    Melihat ketegangan di antara suaminya dan sang anak, Bu Sinta pun memilih untuk menjadi penengah. Dia tidak boleh membiarkan suaminya itu berkata sembarangan di depan Maura, takutnya Lusi mendengar dan semua uang yang diharapkan hilang begitu saja."Pak, sudahlah. Jangan terus-terusan marah kepada Maura. Biarkan saja dia sesuka hatinya. Lagi pula kita sudah lepas tangan, kan? Dia sudah diadopsi oleh Lusi, dengan begitu beban kita juga sudah berkurang," ungkap Bu Sinta, berusaha mengatakan itu demi menenangkan suaminya.Namun, setiap kalimat yang dilontarkan oleh wanita paruh baya itu malah membuat hati Maura merasa sakit. Ternyata memang kehadirannya itu tidak lebih dari seorang anak yang harus berbakti dengan cara memberikan uang begitu banyak. Bahkan di saat seperti ini, Bu Sinta harusnya memberikan petuah kepada dirinya, agar Maura bisa menitipkan diri dan juga berlaku baik di depan Lusi. Namun sayangnya, tidak ada satu kalimat pun yang dilontarkan Bu Sinta untuk Maura. Wanita i

    Last Updated : 2023-09-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 127 Akhirnya Bersuara

    "Coba bilang sekali lagi! Kamu berani mengatakan seperti itu kepada orang tua?!" tanya suami Bu Sinta. Sekarang wajahnya begitu tegang. Dia bahkan menegakkan punggung, tapi tidak terima dengan semua perkataan yang dilontarkan oleh anak tirinya itu. Maura mengeratkan kedua tangannya. Apa pun yang terjadi, dia harus berusaha untuk memberanikan diri, menentang semua kelakuan ayahnya yang tidak baik. Selama ini Maura diam saja karena dia tidak punya kuasa apa pun, tetapi sekarang Maura akan tinggal bersama Lusi dan mungkin jarang sekali bertemu dengan kedua orang tuanya. Terutama sang Ayah tiri. Jadi, dia akan mencoba untuk mengungkapkan semua perasaannya selama ini saat tinggal bersama sang Ayah tiri. Maura juga punya hati dan perasaan, tidak semestinya diperlakukan seperti itu. Apalagi Maura itu masih remaja harusnya menikmati masa muda dengan sangat baik, agar ada kenangan yang baik pula. Namun gara-gara Ayah tirinya, dia harus merasakan pahitnya hidup. Yang lebih menyakitkan, kare

    Last Updated : 2023-09-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 128 Rahasia Maura

    Mendengar pertanyaan Lusi, kedua orang tua Maura langsung terkesiap. Mereka menoleh kepada Maura, seolah meminta anak itu untuk tidak mengucapkan apa pun. Tetapi kali ini Maura sudah benar-benar muak dengan semua perbuatan kedua orang tuanya, terutama sang Ayah tiri.Selama ini, Maura sudah banyak berkorban. Mengikhlaskan semua penderitaannya meskipun itu sangat menekan dan menyiksa. Tetapi sekarang tidak lagi, ini saatnya Ayah tirinya itu mendapat balasan atas semua perlakuannya kepada Maura, terutama kepada ibunya juga yang sudah berani menyiksa dan menyuruh Bu Sinta untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. "Kenapa kamu diam saja, Maura? Ayo katakan! Apa yang sebenarnya terjadi selama ini, sampai kamu diperlakukan tidak baik oleh Ayah dan Ibu sendiri? Jangan takut! Aku akan melindungimu. Ingat! Mereka sudah mengucapkan untuk melepasmu. Sekarang kamu adalah tanggung jawabku, jadi jangan pernah takut melakukan apa pun jika itu benar," ungkap Lusi, agar gadis itu bersuara. Maur

    Last Updated : 2023-09-16
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 129 Amukan Sang Ibu

    "Alah! Sudahlah, ngapain kamu nangis dan memukulku seperti itu?! Mau aku pukul balik, hah?!" Suaminya Bu Sinta hampir saja melayangkan pukulan kepada Bu Sinta, tapi langsung dicegah oleh Lusi. Pria itu langsung didorong oleh Lusi sampai terjerembab ke sofa."Jaga tangan Bapak dan perbuatan Bapak di sini, ya! Ini wilayah saya! Ini rumah saya. Kalau Bapak melakukan sesuatu yang membuat rugi, saya tidak akan segan-segan menyeret Bapak ke kantor polisi saat ini juga!" seru Lusi dengan tegas. Dia tidak suka jika seorang pria bermain tangan seperti suaminya Bu Sinta. Sudah masih untung istrinya itu menurut, bahkan rela membuang anaknya sendiri demi pria paruh baya itu, tetapi ternyata malah seperti ini. Ringan tangan sekali. Suaminya Bu Sinta berdiri. Dia hampir saja memukul Lusi kalau Maura tidak ikut melindungi wanita itu, sampai akhirnya yang kena pukul Maura, begitu keras. Sampai menggema di rumah itu. Lusi benar-benar garam. Dia pun akhirnya menelepon satpam untuk segera datang ke

    Last Updated : 2023-09-16
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 130 Rasa Bersalah

    Bu Sinta dan suaminya berjalan keluar dari rumah Lusi dan saat itu pula satpam yang dipanggil oleh wanita itu datang. Sang pria paruh baya kaget melihat kedatangan satpam, pasti ini gara-gara tadi dirinya yang hampir saja menampar Lusi. Dengan cepat pria itu menarik tangan istrinya agar menjauh dari tempat tinggal Lusi, takutnya wanita itu benar-benar melaporkannya ke polisi. Bu Sinta sampai terseret saat berusaha untuk mengikuti langkah suaminya. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sedang dilakukan oleh suaminya. Mungkinkah marah karena dia sempat membela Maura dan marah-marah karena tahu akan kebusukan pria itu? Namun demikian, Bu Sinta tidak berani bertanya apa-apa. Dia hanya ingin semuanya cepat selesai. Hatinya benar-benar sedih sebab tahu kalau dirinya tidak bisa bertemu dengan Maura lagi. Kalaupun bisa, wanita itu tak mungkin membawa suaminya. Setelah keluar dari kompleks perumahan elit itu, mereka pun langsung menaiki angkot yang sebelumnya dituliskan oleh Mila. Saat sud

    Last Updated : 2023-09-17

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 583 Siapa yang Menang?

    "Sudah jangan lihat-lihat seperti ini. Kamu pasti berkhayal ingin bekerja di tempat ini, kan?" cetus Kiara, seolah membaca pikiran Maura, membuat wanita itu langsung terkesiap dengan mata sinis.'Wanita ini pasti belum berpasangan. Mulutnya saja pedas seperti ini,' gumam Maura dalam hati."Sok tahu!" seru Maura.Kiara tampak santai dan terduduk di depan meja kebesarannya. Dia melipat tangan di depan dada sembari menggoyangkan kaki, menatap penampilan wanita ini yang sebenarnya terlihat polos layaknya seorang anak SMA. Tetapi sikap dan mulutnya itu benar-benar di luar dugaan, sepertinya tidak mendapatkan ajaran baik tentang sopan santun dan tata krama. "Kamu itu diajarin tata krama nggak, sih?"Pertanyaan itu berhasil membuat Maura menoleh dengan wajah kesal. Wanita ini tidak punya sopan santun juga karena bertanya demikian kepada orang baru. "Kalau mau bertanya itu coba tanyakan pada diri sendiri, ngapain bertanya seperti itu kepada orang yang baru dikenal?" ucap Maura dengan kesal,

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 582 Dicegat

    Waktu sudah menunjukkan sore hari, sekarang Mauta bisa pulang. Dia meregangkan seluruh badannya sebelum keluar dari loker karyawan. Semua orang melihat bagaimana tingkah Maura. Tetapi wanita itu sama sekali tidak peduli, Yang penting sekarang bisa pulang dari sini.Nanti kalau ketemu dengan Winda dia minta untuk dipindahkan saja di bagian lain yang kira-kira tidak terlalu capek seperti sekarang. Menyusun barang dan mengecek stok itu benar-benar memuakkan. Dia harus bolak-balik mengecek bagian-bagian di setiap rak agar memastikan barangnya tersusun rapi, apalagi kalau melihat tanggal kadaluarsa, ini akan memperlambat kerjanya. Kiara yang dari tadi memang sudah mengamati Maura pun tidak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Dia harus memastikan dulu apa yang diinginkan oleh Maura sampai berlaku tidak baik di hari pertama kerja. Kalau perlu dia akan merekam semua percakapannya dan langsung memberikan kepada bosnya."Kamu tidak boleh pulang dulu," ucap Kiara tiba-tiba membuat kar

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 581 Tak Karuan Rasa

    Hari ini Lusi benar-benar senang. Semua teman barunya itu begitu welcome menerimanya sebagai karyawan baru, meskipun usianya lebih tua dari mereka. Tetapi tidak ada yang membanding-bandingkan atau bersikap buruk. Tentu saja Lusi tidak tahu semua ini adalah settingan dari David. Entah bagaimana kalau sang wanita tahu jika semua ini adalah akal-akalan David, apakah akan menerima atau malah mengucapkan terima kasih kepada pria itu? Saat istirahat tiba, wanita itu pun memilih untuk menelepon anaknya. Bertanya apakah Alia sudah makan dan lain sebagainya. Untunglah anak itu tidak rewel dan nurut kepada Adiba. Dia benar-benar merasa 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞. Ketika sedang seperti ini, tiba-tiba saja wanita itu teringat dengan masa lalunya. Lusu jadi bertanya-tanya, mungkinkah Raka sedang mencarinya atau pria itu memilih untuk fokus kepada dirinya sendiri dan sedang menjalani hidup tanpa memikirkan Alia?Lusi langsung menggelengkan kepala. Dia berusaha mengusir semua itu."Nggak! Aku tidak boleh me

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 580 Jika Jadi Ibu Tiri

    "Kalau kamu tanya apakah aku siap atau belum jika kamu hamil, jawabannya belum. "Seketika Winda langsung tersentak. Tampak kekecewaan begitu jelas di mata wanita itu. "Kamu tahu? Aku masih dipusingkan dengan masalah Mila dan juga Alia. Kalau kamu hamil dalam situasi seperti ini, aku malah takut akan mengecohkan semuanya atau yang lebih parahnya aku tak acuh kepadamu. Tapi kalau misalkan kamu sudah terlanjur hamil, aku akan menerimanya dengan tangan terbuka. Bagaimanapun itu adalah anakku. Tapi, aku harap pengertianmu. Untuk sekarang jangan dulu berpikiran untuk hamil, ya? Aku harus membereskan dulu masalah ini. Kalau Mila sudah lahiran, aku akan berusaha untuk mendapatkan hak asuh anak lalu meninggalkannya," ungkap Raka dengan serius, membuat Winda yang sebelumnya murung tiba-tiba saja semringah. Awalnya terlihat terkejut, tetapi juga ada kebahagiaan di sorot matanya. Itu artinya dia masih punya kesempatan emas untuk mendapatkan keluarga yang utuh tanpa embel-embel menjadi istri ke

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 579 Bagimana Kalau Aku Hamil?

    Kali ini Raka cukup lama sekali diam dibandingkan dengan pertanyaan sebelumnya. Winda sudah mulai takut kalau apa yang ditanyakan itu membuat Raka murka. Dia tidak mau ada pertengkaran di hari bulan madunya, berharap kalau Raka bisa mengabulkan semua permintaannya. Termasuk pertanyaan yang diucapkan oleh Winda barusan. Sebab selama berhari-hari bulan madu dengan Raka, pria itu lebih banyak diam dan melamun. Ini membuat sang wanita merasa kalau bulan madunya ini hanya berjalan apa adanya. Tidak ada yang lebih baik kecuali mereka menghabiskan waktu bersama. Itupun Raka berkali-kali terus saja memikirkan Alia. Tetapi Winda hanya bisa mengerti dan bersabar, berharap kalau Raka punya inisiatif sendiri untuk memberikan kejutan di hari bulan madu.Namun, sampai detik ini pun tak ada yang lebih spesial kecuali pertanyaan ini dan berharap pria itu mau menjawab semuanya."Kamu diam artinya kamu tidak mau punya anak dariku," ucap Winda dengan nada kecewa. Raka tahu pasti, Winda menginginkan ha

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 578 Jika Mila Tidak Hamil

    Raka kembali menatap Winda dalam diam. Apakah wanita itu benar-benar ingin tahu apa yang sedang dipikirkan oleh dirinya? Lalu, untuk apa? Begitu pikir Raka. Tetapi kalau tidak dijawab juga Winda pasti akan terus bertanya dan itu akan diulang-ulang sampai wanita ini mendapatkan jawabannya entah kapan. Tetapi rasanya Raka akan kelas kalau terus ditanya hal yang serupa. "Apakah kamu sangat penasaran dengan jawabanku?" tanya Raka, tiba-tiba saja membuat Winda terkesiap. "Bukan begitu, Mas. Maksudku, kita kan sudah jadi suami istri. Memang aku sudah berjanji untuk tidak saling ikut campur antara aku dan urusan Mila. Tetapi apakah aku salah hanya bertanya? Aku tidak akan menyalahi semua keputusanmu. Aku hanya ingin bertanya. Anggaplah ini rasa penasaranku, karena kalau tidak dilakukan mungkin aku akan terus-terusan kepikiran dan hanya ingin tahu jawaban apa yang akan kamu berikan jika pertanyaan serupa kembali diucapkan," ungkap Winda, sesuai dengan pemikiran Raka sebelumnya. Pria itu me

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 577 Butuh Validasi

    Raka kaget mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Winda. Bahkan pria itu sampai tidak berkedip, seolah apa yang dikatakan oleh Winda barusan itu sebuah bom yang hampir meledak. "Maksudnya hamil?""Ya, Mas. Aku mau tanya, kalau misalkan aku hamil kamu akan gimana?""Gimana apanya, Winda? Aku tidak paham dengan maksudmu." "Aku tahu kamu menikahi Mila karena dia sedang mengandung anakmu, kan? Tetapi kalau misalkan aku juga mengandung anakmu, bagaimana, Mas? Atau Seandainya Mila tidak mengandung anakmu, apakah kamu juga akan tetap bersamanya?" tanya Winda. Sebenarnya dia butuh validasi dari Raka. Apakah benar yang dikatakan Bu Sinta dan Maura tentang hubungan Mila dan Raka yang diikat hanya karena ada anak di antara mereka. Raka menatap Winda dalam, tapi wanita itu tidak bisa mengartikan semuanya. Lalu sang pria menoleh lurus ke depan. Ada sesuatu yang mengganjal di hati dan pikiran. Apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya kepada Winda atau memilih untuk diam? Rasanya sudah se

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 576 Hari Pertama Kerja

    Tempat pukul 12.00 siang akhirnya Maura istirahat. Ternyata di sana tidak disediakan makan siang dan membeli sendiri. Kalau tahu begini, harusnya wanita itu membawa saja makanan di rumah Mila. Tetapi sayangnya semua sudah terlambat. Dia pun akhirnya memilih untuk makan apa saja yang tersedia di sekitar supermarket, yang penting bisa mengenyangkan.Namun, lagi-lagi ada suasana yang tidak mengenakan sang wanita. Di mana para pegawai yang begitu antipati dan menjauh kepada Maura. Awalnya dia merasa kesal, tetapi lama-lama tidak mempermasalahkan. Lagipula dia sudah kenal dengan Winda. Kalau memang ada yang macam-macam, tinggal lapor saja kepada wanita itu.Maura memilih untuk membeli siomay saja, lebih murah tapi mengenyangkan. Dia pun duduk agak jauh dari teman-temannya, karena memang di sini yang baru hanya Maura saja, jadi dia tidak punya teman yang satu angkatan dan memilih untuk diam. Tidak ada inisiatif sama sekali untuk berbaur atau memperkenalkan diri.Lagi pula di sini niatnya u

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 575 Jobdesk Imel

    Mila menyantap makanan yang dibeli lewat online. Imel pun sama, tetapi gadis itu tampak sekali berbeda dari biasanya. Seperti ada yang dipikirkan dan semua gerak-gerik dari Imel membuat Mila merasa tidak nyaman. Wanita hamil itu pun menghentikan makannya dan berusaha berbicara baik-baik kepada Imel. "Kamu kenapa sih, Mel? Kok diam saja?" tanya Mila tiba-tiba, membuat Imel terkesiap. Dia sedikit bingung, tapi ada juga rasa takut. Namun demikian sang gadis tetap menjawab pertanyaan dari majikannya, takut malah salah paham. "Enggak kok, Bu. Saya cuma berpikir aja, bisa nggak ya melaksanakan tugas dari Ibu? Mengatur semuanya," ungkap gadis itu sebab sebelumnya setelah Imel selesai membereskan isi kamar dia dan Mila sama-sama menyusun jobdesk apa saja yang akan Imel laksanakan di rumah ini, termasuk menyiapkan makanan untuk Mila. Itulah yang paling berat dilakukan oleh sang gadis. Bagaimana kalau Ibu hamil ini rewel dan dia harus mencari makanan susah? Bukankah itu adalah tugasnya seo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status