Share

Bab 132 Merasa Muak

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-18 21:37:03

Mila tersenyum miring sembari membuang muka. Dia sama sekali tidak tersentuh ataupun tidak peduli lagi dengan semua yang dikatakan oleh ibunya. Baginya, luka tetaplah luka. Mau bagaimanapun ibunya mengubah segala sikap, yang salah tetap saja di mata Mila sudah terlambat.

Sekarang tujuannya adalah satu, dia ingin segera membalaskan dendam kepada kedua orang itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Lusi dan mertuanya. Sebelumnya Mila harus kembali dulu ke rumah orang tuanya untuk melunasi utang-utang. Setelah itu dia akan kembali ke kota ini dan mengontrak saja.

Namun demikian, sepertinya dia juga harus membawa kedua orang tua agar tidak dikejar-kejar oleh rentenir, karena Mila tahu kalau utang-utang mereka itu pasti lebih dari puluhan juta. Jadi mau tidak mau harus mengambil tindakan itu. Dia akan mencari kerja di sini, sembari membalaskan dendam. Pokoknya apa pun yang dia inginkan harus terlaksana. Tidak boleh sampai ada yang terlewatkan. Penderitaannya juga harus dirasakan oleh Lusi.

"Nah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 133 Kebebasan Mila

    "Oh, jadi kalian di sini? Pantesan kalian tidak ada di rumah, dari pagi bolak-balik ke sini tidak ada juga. Lalu, kalian dari mana, hah?!" tanya sang rentenir yang sudah sepuh itu kepada kedua orang tua Mila, tetapi keduanya memilih untuk bungkam dan berdiri di balik punggung anaknya. Mila yang paham akan situasi yang terjadi pun akhirnya langsung bertanya berapa utang yang dimiliki oleh kedua orang tuanya itu. "Apakah Ibu ini rentenir yang akan menagih utang orang tua saya?" tanya Mila membuat rentenir itu menelisik penampilan sang wanita hamil mulai dari atas sampai bawah. Walaupun terlihat pucat karena baru saja keluar dari penjara, tetapi Mila punya pesona sendiri, lebih tepatnya tubuhnya yang lebih mengikat dibandingkan wajahnya, karena Mila lebih cantik jika memakai make up. "Oh, jadi ini anak kalian?" tanya wanita tua itu, membuat Bu Sinta dan suaminya terdiam. Mila terdiam juga dia berpikir keras, mencerna apa yang sedang dibicarakan oleh wanita tua itu. "Iya, saya anakn

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 134 Syarat dari Mila

    Mila terdiam melihat rumah kedua orang tuanya yang begitu kosong. Hanya ada kursi, tikar dan beberapa alat masak saja. Mila tadi sudah membayar 30 juta kepada rentenir tua itu. Wanita hamil itu pun akhirnya memilih untuk masuk ke rumah, karena ternyata ada beberapa tetangga yang melihat reaksi mereka. Untunglah rentenir itu mau mengalah dan menerima uang 30 juta. Walaupun wajahnya terlihat kesal, tetapi sepertinya masih waras untuk tidak membuat masalah bersama Mila, karena Mila bisa melakukan apa saja saat itu, mengingat kalau dirinya tengah hamil. Dia bisa membuat drama yang lebih meyakinkan lagi agar sang rentenur masuk ke dalam bui.Mila menghela napas panjang sembari memejamkan mata sesaat, lalu ia pun menoleh kepada kedua orang tuanya dengan tatapan datar. "Ternyata benar, kan dugaanku? Tidak ada yang tersisa di rumah ini, kecuali alat-alat yang penting. Kalau kalian tidak membebaskanku, apa yang akan kalian lakukan? Mau menjual rumah ini? Lalu, kalian akan tinggal di mana?" t

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-21
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 135 Tak Peduli Lagi

    Mila terdiam cukup lama. Dia memikirkan apa yang harus dijawab dari pertanyaan sang ibu. Memang benar dia tidak punya siapa-siapa lagi selain kedua orang tuanya. Tetapi kalau bersama mereka, sama saja Mila menjerumuskan diri ke jurang kesakitan juga penderitaan yang tidak akan pernah ada ujungnya. Wanita itu menatap orang tuanya satu persatu, lalu mengambil napas panjang. Dia harus benar-benar menenangkan diri saat berbicara dengan mereka. Walaupun dia muak dengan segala perlakuan Bu Sinta dan suaminya, tetapi bagaimanapun lagi-lagi mereka adalah orang tua yang sudah membesarkan Mila, setidaknya itu yang membuat Mila bisa mengendalikan diri sampai hari ini. "Dengar, ya, Bu. Aku memang tidak punya siapa-siapa selain kalian. Tetapi kalau aku tetap bertahan dengan kalian, sama saja menjerumuskan diri dalam kesengsaraan. Kalian pasti akan terus memanfaatkanku, tidak memberiku kebebasan. Aku ingin bebas dengan caraku sendiri. Ingat, ya. Jangan pernah menghubungiku setelah utang-utang kal

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-21
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 136 Pertemuan Kedua

    Tepat setelah salat Asar, Maura bersiap untuk bertemu Devan di sebuah kafe yang sudah dijanjikan. Dia bingung harus memakai apa, karena pakaiannya hanya sedikit. Tetapi daripada tidak datang, lebih baik Maura berpakaian seadanya. Lagi pula, untuk sekarang dia belum bisa membeli apa pun yang diinginkan, karena Lusi belum memberikan uang saku. Gadis itu berdandan seadanya. Tetapi dia berusaha untuk terlihat rapi. Rambutnya pun didandani sedemikian rupa, make up yang natural membuat Maura terlihat pangling. Walaupun tidak menor, tetapi itu sudah terlihat sekali berbeda dengan Maura yang natural. Gadis itu memang cantik dibandingkan Mila. Jadi, didandani seperti apa pun Maura tetap akan terlihat cantik. Setelah siap, dia memastikan terlebih dahulu tidak ada Lusi yang melihat kepergiannya. Kalau sampai itu terjadi, maka sang wanita pasti akan bertanya macam-macam kepada Maura dan entah apa yang harus garis itu jawab. Mana mungkin dia jujur akan bertemu dengan Devan, bisa-bisa Lusi kemba

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 137 Harapan Hampa

    "A-apa?" tanya Maura dengan suara pelan dan terbata-bata.Dia merasa mimpi buruk mendengar semua permintaan dari Devan. Bahkan tidak percaya atas apa yang dilontarkan oleh pria itu. "Iya, aku ingin meminta bantuanmu untuk mempertemukan Lusi, karena ada hal penting yang harus kami bicarakan. Sudah berulang kali aku meneleponnya. Tetapi, dia sama sekali tidak mau mengangkat atau membalas pesanku," ungkap Devan, wajahnya terlihat sedih. Ada perasaan yang sakit langsung menyelusup hati Maura. Semua asa yang sudah tersusun rapi dan impian-impian yang terbayang dalam benaknya pun harus terhempaskan begitu saja. Sekarang dia seperti didorong ke dalam jurang yang begitu gelap dan pengap, sampai rasanya sesak dada itu. Benar-benar tidak pernah dibayangkan oleh sang gadis. Ternyata semua harapannya itu hanyalah hampa, bahkan malah berujung kesakitan. Namun dia bisa apa? Lagian, Devan itu memang bukan siapa-siapa baginya. Mereka baru pertama bertemu. Maura hanya mengandalkan perasaan yang bar

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 138 Keresahan Raka

    "Baiklah, kalau begitu. Kali ini aku maafkan. Tapi lain kali kamu harus bilang semuanya kepadaku. Kemana pun kamu pergi, harus izin. Ingat itu!" Maura langsung menganggukkan kepala. Dia tidak mau membuat Lusi marah lagi. Wanita itu pun hendak membalikkan badan, tetapi tiba-tiba saja sang gadis memanggil Lusi. Maura jadi teringat akan membicarakan sesuatu yang kira-kira bisa melancarkan aksinya untuk mempertemukan Devan dan Lusi. "Kenapa?" tanya Lusi kembali membalikkan badan. Gadis itu menautkan dari jemarinya. Sebenarnya takut jika Lusi marah. Tetapi kalau tidak sekarang, kapan lagi? Mumpung Lusi juga bisa mengobrol dengannya. "Begini, Mbak. Maaf sebelumnya. Boleh tidak Mbak mengajakku jalan-jalan ke sekitar sini atau ke mana saja yang kira-kira bisa memperkenalkanku di daerah sini? Kan sebentar lagi aku akan masuk sekolah, lalu tentang masalah lainnya aku juga ingin berbicara panjang lebar dengan Mbak. Bisa?" tanya Maura, berusaha untuk bersikap biasa saja agar wanita itu tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 139 Berakhir Dibui

    "Kenapa kamu ingin tahu?" tanya Bu Sinta, tidak terima dengan pertanyaan yang dilontarkan anaknya. Raka mendesah kasar dengan pertanyaan dari ibunya. Bukannya menjawab, sang Ibu malah kembali mengajukan pertanyaan. Itu membuatnya semakin pusing sendiri, sampai mengguyar kepala, frustrasi. "Ibu, tentu saja aku harus tahu. Bukankah Ibu hanya punya aku? Kalau terjadi apa-apa dengan Ibu, pasti bakal menyeretku juga, kan? Sekarang aku tanya, berapa utang-utang Ibu, agar aku tahu?" tanya Raka lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu kepada ibunya, pasti dia juga akan terseret. Jadi, sebelum itu terjadi, Raka harus memastikan terlebih dahulu. Bu Sinta sebenarnya tidak mau memberitahu Raka, tetapi ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Raka. Yang bisa dimintai tolong hanyalah anaknya sendiri. Akhirnya dengan terpaksa Bu Sinta pun akan mengutarakan semua kebenarannya. Baru juga Bu Sinta hendak bersuara, tiba-tiba saja pintu rumahnya diketuk dengan sangat kencang. Keduanya kaget mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 140 Kisah Akhir Masa Lalu

    Sementara itu, keesokan harinya Lusi pun mengajak Maura jalan-jalan keluar. Dia benar-benar kasihan dan juga merasa bersalah kepada sang gadis. Karena membiarkan Maura seharian di rumah selama satu minggu lebih. Lusi juga harus memantau bagaimana Maura saat di luar, agar dia tahu jika nanti sekolah Lusi punya cara untuk melihat bagaimana tingkah anak itu di luar rumah. Alia begitu senang diajak jalan-jalan oleh Maura. Sebelumnya sang gadis juga sudah memberitahu Devan lewat SMS, kalau mereka akan pergi ke taman kota. Hitung-hitung hiburan diri untuk Maura juga karena bosan seharian ada di rumah. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di tempat tujuan. Lusi duduk di bangku, sementara Alia dan Maura berjalan-jalan di sekitar taman. Sesekali jajan makanan yang ada di sana. Selang 10 menit kemudian, Devan pun datang. Maura sebenarnya tidak ikhlas kalau misalkan meninggalkan mereka berdua, tetapi karena sudah direncanakan jika Maura dan Alia menjauh terlebih dahulu dari tempat Lusi, mau

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 587 Kamu Siapa?

    "Nggak ada! Nggak ada alasan apa pun. Kamu salah, harusnya kamu lihat dulu siapa yang datang. Kalau memang maling bisa kan langsung mukul tanpa tiba-tiba saja mengeroyok orang? Kamu pakai sapu, aku tangan kosong. Pokoknya aku nggak mau tahu, ya. Hari ini juga kita ke kantor polisi!" seru Maura. Dia tidak akan kalah begitu saja. "Aduh, jangan dong, Mbak. Nanti gimana dengan keluarga saya di kampung? Kalau saya di penjara, siapa yang akan mencari nafkah?""Lah, bukan urusanku! Itu tanggung jawab sendiri, ngapain kamu mukul orang sembarangan?" ujar Maura, masih bersikukuh kalau dirinya ingin semua ini dipermasalahkan ke jalur hukum. "Atau gini aja deh, Mbak. Gimana kalau sebagai gantinya aku akan melakukan apanpun yang Mbak suruh," ucap Imel membuat Mila terkesiap, sementara Maura terlihat kaget. Tidak menyangka kalau gadis ini bisa mengatakan hal seperti itu."Nggak ada, nggak ada. Ah, Maura! Dia itu kerja sama aku dan mulai hari ini Imel akan menjadi asistenku juga tinggal di sini."

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 586 Salah Tangkap

    Melihat pemandangan di depan mata, Mila semakin puas. Dia membiarkan kejadian itu terjad,i malah dengan gampangnya merekam semua itu. Anggap saja ini balas dendam atas rasa sakit yang diberikan Maura karena ucapannya kemarin.Adiknya ini tidak tahu diri. Sudah untung ditampung di sini, tetapi malah melakukan hal seperti itu. Mila rasa merekrut Imel menjadi asistennya itu tidak ada salahnya, malah menguntungkan seperti ini."Berhentikan! Aku Maura. Kalau kamu tidak berhenti aku laporkan kemu ke polisi!" teriak Maura menggema di ruangan itu, membuat Imel langsung menghentikan pukulannya. Sang gadis mundur beberapa langkah dan membuka mata, betapa terkejutnya dia melihat kalau yang di depannya itu adalah Maura. Sang wanita meringis kesakitan. Beberapa kali mengusap tangan dan punggungnya yang barusan dipukul oleh Imel. "Aduh sakit banget," gumam Maura, kesakitan. Wanita itu berdiri dan menatap Imel dengan tajam, sementara sang gadis ketakutan. Dia benar-benar pemikiran tentang maling

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 585 Maling!

    Tak lama kemudian, taksi itu pun sampai di depan rumah Mila. Wanita itu mengernyitkan dahi karena melihat kalau gerbang rumah Mila terbuka. Artinya ada orang yang datang. Setelah membayar argo taksi, wanita itu tidak langsung masuk. Dia menebak terlebih dahulu siapa yang kira-kira masuk ke rumah ini. "Apa mungkin Mas Raka, ya? Atau memang Kak Mila yang udah pulang?" gumam wanita itu.Dia tidak bisa langsung masuk begitu saja tanpa menaruh kecurigaan. Zaman sekarang pasti banyak maling yang akan menggasak rumah kosong. Jadi, dia akan berusaha untuk tenang dulu dan mengendap-endap. Siapa tahu memang ada maling yang masuk. Lagi pula Mila tidak memberitahunya di telepon, begitu pikir sang wanita. Padahal Mila melakukan itu karena berpikir kalau adiknya tidak berguna. Untuk apa juga memberitahunya? Wanita itu tidak akan peduli lagi kepadanya.Maura mengendap-endap masuk ke pekarangan rumah Mila. Dia melihat sekitar, tidak ada mobil. Tentu saja karena mobil Mila masih di bengkel, tapi Mau

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 584 Hanya Kesepian

    "Oke, kita lihat saja siapa yang bisa menang. Kamu pikir Bu Winda akan begitu saja menyerahkan jabatan yang penting padamu? Sementara kelakuan kamu saja seperti ini," ungkap Kiara berani mengatakan kalau Maura tidak punya kesempatan untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Wanita itu mengeratkan kedua tangan dan berusaha untuk tenang walaupun hatinya sudah panas. Kalau ini bukan supermarket, mungkin wanita itu akan berani melakukan sesuatu yang buruk kepada Kiara. Maura tidak mau lagi menjadi wanita lemah dan menerima apa saja yang dilakukan oleh orang-orang lain kepadanya. Dia akan melawan jika itu menurutnya bisa merugikan."Baiklah, kita lihat saja. Aku juga tidak akan diam. Kalau perlu aku akan laporkan kejadian ini pada Mbak Winda. Sekarang aku permisi."Wanita itu pergi dan sama sekali tidak memberikan sopan santun yang baik. Kiara hanya terkekeh samar dan menggelengkan kepala."Anak zaman sekarang memang beda, tidak punya sopan santun. Bahkan pamitan pun dilakukan tidak benar.

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 583 Siapa yang Menang?

    "Sudah jangan lihat-lihat seperti ini. Kamu pasti berkhayal ingin bekerja di tempat ini, kan?" cetus Kiara, seolah membaca pikiran Maura, membuat wanita itu langsung terkesiap dengan mata sinis.'Wanita ini pasti belum berpasangan. Mulutnya saja pedas seperti ini,' gumam Maura dalam hati."Sok tahu!" seru Maura.Kiara tampak santai dan terduduk di depan meja kebesarannya. Dia melipat tangan di depan dada sembari menggoyangkan kaki, menatap penampilan wanita ini yang sebenarnya terlihat polos layaknya seorang anak SMA. Tetapi sikap dan mulutnya itu benar-benar di luar dugaan, sepertinya tidak mendapatkan ajaran baik tentang sopan santun dan tata krama. "Kamu itu diajarin tata krama nggak, sih?"Pertanyaan itu berhasil membuat Maura menoleh dengan wajah kesal. Wanita ini tidak punya sopan santun juga karena bertanya demikian kepada orang baru. "Kalau mau bertanya itu coba tanyakan pada diri sendiri, ngapain bertanya seperti itu kepada orang yang baru dikenal?" ucap Maura dengan kesal,

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 582 Dicegat

    Waktu sudah menunjukkan sore hari, sekarang Mauta bisa pulang. Dia meregangkan seluruh badannya sebelum keluar dari loker karyawan. Semua orang melihat bagaimana tingkah Maura. Tetapi wanita itu sama sekali tidak peduli, Yang penting sekarang bisa pulang dari sini.Nanti kalau ketemu dengan Winda dia minta untuk dipindahkan saja di bagian lain yang kira-kira tidak terlalu capek seperti sekarang. Menyusun barang dan mengecek stok itu benar-benar memuakkan. Dia harus bolak-balik mengecek bagian-bagian di setiap rak agar memastikan barangnya tersusun rapi, apalagi kalau melihat tanggal kadaluarsa, ini akan memperlambat kerjanya. Kiara yang dari tadi memang sudah mengamati Maura pun tidak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Dia harus memastikan dulu apa yang diinginkan oleh Maura sampai berlaku tidak baik di hari pertama kerja. Kalau perlu dia akan merekam semua percakapannya dan langsung memberikan kepada bosnya."Kamu tidak boleh pulang dulu," ucap Kiara tiba-tiba membuat kar

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 581 Tak Karuan Rasa

    Hari ini Lusi benar-benar senang. Semua teman barunya itu begitu welcome menerimanya sebagai karyawan baru, meskipun usianya lebih tua dari mereka. Tetapi tidak ada yang membanding-bandingkan atau bersikap buruk. Tentu saja Lusi tidak tahu semua ini adalah settingan dari David. Entah bagaimana kalau sang wanita tahu jika semua ini adalah akal-akalan David, apakah akan menerima atau malah mengucapkan terima kasih kepada pria itu? Saat istirahat tiba, wanita itu pun memilih untuk menelepon anaknya. Bertanya apakah Alia sudah makan dan lain sebagainya. Untunglah anak itu tidak rewel dan nurut kepada Adiba. Dia benar-benar merasa 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞. Ketika sedang seperti ini, tiba-tiba saja wanita itu teringat dengan masa lalunya. Lusu jadi bertanya-tanya, mungkinkah Raka sedang mencarinya atau pria itu memilih untuk fokus kepada dirinya sendiri dan sedang menjalani hidup tanpa memikirkan Alia?Lusi langsung menggelengkan kepala. Dia berusaha mengusir semua itu."Nggak! Aku tidak boleh me

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 580 Jika Jadi Ibu Tiri

    "Kalau kamu tanya apakah aku siap atau belum jika kamu hamil, jawabannya belum. "Seketika Winda langsung tersentak. Tampak kekecewaan begitu jelas di mata wanita itu. "Kamu tahu? Aku masih dipusingkan dengan masalah Mila dan juga Alia. Kalau kamu hamil dalam situasi seperti ini, aku malah takut akan mengecohkan semuanya atau yang lebih parahnya aku tak acuh kepadamu. Tapi kalau misalkan kamu sudah terlanjur hamil, aku akan menerimanya dengan tangan terbuka. Bagaimanapun itu adalah anakku. Tapi, aku harap pengertianmu. Untuk sekarang jangan dulu berpikiran untuk hamil, ya? Aku harus membereskan dulu masalah ini. Kalau Mila sudah lahiran, aku akan berusaha untuk mendapatkan hak asuh anak lalu meninggalkannya," ungkap Raka dengan serius, membuat Winda yang sebelumnya murung tiba-tiba saja semringah. Awalnya terlihat terkejut, tetapi juga ada kebahagiaan di sorot matanya. Itu artinya dia masih punya kesempatan emas untuk mendapatkan keluarga yang utuh tanpa embel-embel menjadi istri ke

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 579 Bagimana Kalau Aku Hamil?

    Kali ini Raka cukup lama sekali diam dibandingkan dengan pertanyaan sebelumnya. Winda sudah mulai takut kalau apa yang ditanyakan itu membuat Raka murka. Dia tidak mau ada pertengkaran di hari bulan madunya, berharap kalau Raka bisa mengabulkan semua permintaannya. Termasuk pertanyaan yang diucapkan oleh Winda barusan. Sebab selama berhari-hari bulan madu dengan Raka, pria itu lebih banyak diam dan melamun. Ini membuat sang wanita merasa kalau bulan madunya ini hanya berjalan apa adanya. Tidak ada yang lebih baik kecuali mereka menghabiskan waktu bersama. Itupun Raka berkali-kali terus saja memikirkan Alia. Tetapi Winda hanya bisa mengerti dan bersabar, berharap kalau Raka punya inisiatif sendiri untuk memberikan kejutan di hari bulan madu.Namun, sampai detik ini pun tak ada yang lebih spesial kecuali pertanyaan ini dan berharap pria itu mau menjawab semuanya."Kamu diam artinya kamu tidak mau punya anak dariku," ucap Winda dengan nada kecewa. Raka tahu pasti, Winda menginginkan ha

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status