Share

Bab 197 Perubahan Alia

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-05 14:14:25

Suasana kembali hening saat Maura sudah turun dari mobil. Sekarang tinggal mengantarkan Alia. Gadis kecil itu pun duduk di pertengahan mobil sembari melihat kedua orang tuanya yang hanya saling diam.

Dulu sebelum mereka benar-benar berpisah, suasana akan terasa hangat dan ramai jika berada dalam mobil. Akan ada candaan ataupun cerita-cerita yang menarik, yang bisa menjadi topik pembicaraan di antara mereka bertiga.

Namun semua itu hanya bisa dijadikan sebagai kenangan saja. Betapa pahitnya yang dirasakan oleh sang gadis kecil. Dia ingin sekali protes kepada ayahnya. Kenapa melakukan hal seperti ini kepada dirinya dan juga sang Ibu?

Awalnya Alia memang ingin bertemu dengan Raka, mendengar apa yang sudah dikatakan Maura kepadanya. Tetapi melihat betapa ibunya hanya bisa diam dan terluka dengan semua ini, tentu saja Alia berpikir dua kali. Mungkin ada baiknya dia tidak sering bertemu dengan sang Ayah, karena bagi alia luka-luka itu masih membekas di hati dan pikiran.

Bahkan, Alia masi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 198 Memohon Kembali

    Selama sisa perjalanan, Lusi maupun Raka saling diam. Karena mereka tengah bergelut dengan pemikiran masing-masing. Raka masih tidak menyangka kalau anaknya sebenci itu kepada dirinya. Padahal dia sudah minta maaf dan berusaha untuk kembali mendekati Alia, tapi baru juga dimulai, gadis kecil itu sudah memperlihatkan antipati kepadanya. Ini benar-benar membuat Raka frustrasi. Dia jadi berpikiran, mungkinkah Maura bohong kepadanya, untuk mempermainkan Raka?Seharusnya pria itu lebih teliti lagi mengenal Maura. Apalagi sang gadis tidak tahu asal-usulnya dari mana. Dia jadi merutuki Maura. Raka akan membuat pelajaran kepada Maura dan meminta pertanggung jawaban atas apa yang sudah diucapkan Maura kemarin. Sementara itu Lusi berpikiran hal yang sama. Bagaimana bisa Alia berpikiran hal seperti itu? Bahkan mementingkan perasaannya. Ada rasa haru dan juga sedih bersamaan kala Alia harus menanggung beban seperti ini, di usia yang masih belia. Rasanya begitu sakit. Tetapi apa pun yang terjad

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 199 Kalah Telak

    Raka langsung mengerem mendadak di bahu jalan, yang membuat Lusi terkesiap. Untung saja wanita itu memakai sabuk pengaman. Kalau tidak, mungkin saat ini dia sudah terluka karena kepalanya terantuk dashboard."Kamu apa-apaan, sih, Mas? Kamu mau membunuhku?!" tanya Lusi dengan nada tinggi, karena dia benar-benar kaget dan tidak menyangka kalau Raka tiba-tiba saja mengerem mendadak seperti itu. Untung saja di depan dan di belakang tidak ada mobil yang melaju cepat. Kalau tidak, mungkin bisa saja dia celaka. Raka mengguyar kepalanya dengan frustrasi. Dia lalu menoleh kepada Lusi dengan wajah yang gusar. "Kamu yang apa-apaan? Kenapa kamu meminta uang yang sudah diberikan? Bukankah dulu itu kita masih menjadi suami istri? Seharusnya, kamu tidak perlu meminta hal yang sudah diberikan," ujar Raka, karena dia kaget dengan tuntutan yang diberikan Lusi jika dirinya ingin kembali kepada wanita itu. "Memang apanya yang salah, Mas? Bukankah memang setiap suami istri yang pisah itu akan dibagi ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 200 Baru Permulaan

    Raka yang sudah muak dengan kemesraan yang diperlihatkan oleh kedua orang itu pun langsung berdecak keras. Lusi dan Devan kontan menoleh. "Ada apa?" tanya Lusi langsung. Dia tidak mau pura-pura tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Raka. Sepertinya mantan suaminya itu berhasil dicemburui olehnya. Permainan ini belum juga dimulai, tapi Raka sudah memperlihatkan antipati dengan pertemuannya bersama Devan. "Aku yang harusnya bertanya, untuk apa kamu ke sini? Bukankah kita sebaiknya bekerja? Nanti karyawan kita, em ... karyawanmu pasti akan mencari bosnya. Iya, kan?" ujar Raka, langsung to the poin dengan apa yang dia pikirkan.Sungguh rasanya benar-benar panas melihat mereka berdua. Padahal Devan maupun Lusi hanya berbincang-bincang saja, belum melakukan apa-apa yang terlalu jauh. Tetapi entah kenapa rasanya hati Raka begitu membara. Bahkan ingin sekali meledak."Iya, aku tahu. Makanya aku membawamu ke sini, Mas."Raka mengernyit bingung mendengar perkataan yang dilontarkan oleh m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 201 Dulu Atasan, Sekarang Bawahan

    Mendengar itu Lusi langsung berdiri dengan mata melotot. Dia tidak suka dengan ancaman yang diberikan oleh Raka. Harusnya, pria itu tahu diri kalau posisinya itu tidak menguntungkan. "Kalau sampai kamu lakukan itu, akan aku pastikan kamu terlebih dahulu kujebloskan ke penjara, Mas!" seru Lusi dengan wajah memerah. Melihat itu, Devan pun sepertinya tidak bisa tinggal diam. Dia berusaha untuk menenangkan Lusi, menyuruh wanitanya itu untuk duduk. "Tenang dulu, Lus. Jangan terbawa emosi. Ingat, kamu itu adalah wanita terhormat. Tidak pantas terpancing emosi oleh pria yang sama sekali tidak ada artinya ini," ujar Devan dengan lemah lembut, tetapi kalimatnya itu berhasil menusuk hati Raka. Pria itu menoleh dengan tatapan nanar. "Apa maksudmu berkata seperti itu? Jangan mentang-mentang karena dia bukan istriku lagi, kamu bisa semena-mena mengejekku! Hah! Aku juga masih punya harga diri. Ingat, ya, Devan. Kamu belum menjadi apa-apanya Lusi, tapi kamu sudah terlihat sekali ingin memonopoli

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 202 Memendam Murka

    Dengan terpaksa akhirnya Raka mengikuti kemauan Lusi dan Devan. Dia benar-benar kesal, ingin sekali memaki-maki dua orang ini. Namun lagi-lagi dirinya tidak berkutik. Penjara akan menantinya jika Raka melakukan sesuatu yang tidak baik terhadap Lusi maupun Devan. Akhirnya dia pun memilih untuk mengikuti semua alur yang sedang direncanakan oleh Lusi beserta Devan. Tetapi pria itu tidak akan tinggal diam. Dia pastikan menyusun rencana rapi untuk menghancurkan Devan, agar pria itu tidak bisa mendekati Lusi lagi. Devan pun memperkenalkan Raka kepada karyawan lain sebagai orang baru di sana. Raka akan ditraining oleh Devan langsung. Biasanya jika ada karyawan baru di restoran Devan, ada orang khusus yang akan melatih karyawan itu. Tetapi pengecualian untuk Raka. Dia akan membalaskan semua rasa sakit Lusi kepada Raka, dengan cara membuat pria itu benar-benar kelelahan dan tidak betah di sini. Namun demikian, Devan juga akan membuat Raka tidak punya pilihan lain selain menjalani semua yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 203 Barisan Pembenci Pelakor?

    Karyawan itu diam sejenak, tapi wajahnya tampak kaget mendengar tawaran dari Raka. Sang pria meneliti penampilan Raka dari atas sampai bawah, lalu dia pun pergi sembari tersenyum miring. "Jangan bilang kamu suruhannya Pak Devan untuk memata-mataiku dan sengaja mengajak kerjasama agar aku hancur, ya, kan?" tanya pria itu menuntut, membuat Raka terkesiap. Wajah dari pria ini tampak muda, bahkan mungkin lebih mudah dari Raka. Tetapi, entah apa yang terjadi sampai orang di hadapannya ini begitu benci kepada Devan, sampai mengatakan hal yang seperti tadi."Aku baru saja masuk, mana mungkin aku tiba-tiba saja menjadi orang suruhan Devan. Apakah kamu tidak lihat bagaimana reaksi Devan kepadaku tadi? Dia itu benar-benar memuakkan. Aku juga benci kepadanya. Kalau kamu tahu, aku dan dia itu musuh. Tapi dia memanfaatkan kelemahanku untuk menyiksaku di tempat ini," aku Raka, terlihat sekali kalau dia itu mengeluarkan uneg-uneg yang sedari tadi mengganjal di hati.Sang pria sekarang berubah eksp

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 204 Kamu Cemburu?

    Seharian ini Lusi sangat sibuk bekerja. Beberapa klien yang memang sebelumnya sudah bekerja sama, datang membahas perihal kepemimpinan yang sudah berganti dengan wanita itu. Lusi menjamin kalau dia tidak akan mengubah apa pun yang sudah ditetapkan jika memang itu baik. Tetapi adapun perubahan kalau memang peraturan yang ditetapkan oleh Raka sebelumnya tidak menguntungkan. Tentu saja Lusia akan mencabut dan mengganti dengan peraturan baru yang lebih baik untuk kedua belah pihak. Syukurlah di antara mereka juga setuju dengan Lusi, karena memang semua yang menjadi clientnya tidak suka dengan tabiat Raka yang sudah ketahuan. Berselingkuh, bahkan ada di antara mereka mengatakan untuk menguatkan Lusi agar wanita itu tetap berdiri tegak demi anaknya yang tercinta. Lusi benar-benar berterima kasih karena semua pihak mendukungnya. Awalnya wanita itu takut kalau ada orang-orang yang masih berpihak kepada Raka, tetapi untunglah semua clientnya itu berada di pihak Lusi. Ini benar-benar sebuah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 205 Siapa Arya Sebenarnya?

    Raka menghela napas kasar. Dia benar-benar lelah, karena seharian harus bolak-balik menulis pesanan dan juga mengantar makanan kepada para pelanggan yang ada di restoran Devan. Beberapa kali pria itu mengeluh dan memperlihatkan wajah kesalnya. Semua itu tidak lepas dari tatapan Devan. Sang pria tidak langsung menegur Raka, tapi membiarkan pria itu sampai benar-benar merasa kelelahan. Ingin tahu saja, sejauh mana Raka bisa bertahan menjadi seorang pegawai. Karena sebelumnya mantan suami Lusi itu bekerja sebagai bos, jadi pasti ini termasuk syok kultur untuk sang pria. Sementara itu Arya yang memang sebelumnya kaget karena tawaran Raka, sedikit demi sedikit mulai meneliti interaksi antara Raka dengan pegawai lain dan juga pelanggan yang ada di sini. Pria itu juga tidak lepas memandang Devan, meneliti bagaimana bosnya melihat kinerja Raka. Sepertinya, apa yang dikatakan Raka itu benar. Tampaknya ada yang berbeda dari Raka dan Devan, sampai keduanya kentara sekali perubahan sikap dan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 587 Kamu Siapa?

    "Nggak ada! Nggak ada alasan apa pun. Kamu salah, harusnya kamu lihat dulu siapa yang datang. Kalau memang maling bisa kan langsung mukul tanpa tiba-tiba saja mengeroyok orang? Kamu pakai sapu, aku tangan kosong. Pokoknya aku nggak mau tahu, ya. Hari ini juga kita ke kantor polisi!" seru Maura. Dia tidak akan kalah begitu saja. "Aduh, jangan dong, Mbak. Nanti gimana dengan keluarga saya di kampung? Kalau saya di penjara, siapa yang akan mencari nafkah?""Lah, bukan urusanku! Itu tanggung jawab sendiri, ngapain kamu mukul orang sembarangan?" ujar Maura, masih bersikukuh kalau dirinya ingin semua ini dipermasalahkan ke jalur hukum. "Atau gini aja deh, Mbak. Gimana kalau sebagai gantinya aku akan melakukan apanpun yang Mbak suruh," ucap Imel membuat Mila terkesiap, sementara Maura terlihat kaget. Tidak menyangka kalau gadis ini bisa mengatakan hal seperti itu."Nggak ada, nggak ada. Ah, Maura! Dia itu kerja sama aku dan mulai hari ini Imel akan menjadi asistenku juga tinggal di sini."

  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 586 Salah Tangkap

    Melihat pemandangan di depan mata, Mila semakin puas. Dia membiarkan kejadian itu terjad,i malah dengan gampangnya merekam semua itu. Anggap saja ini balas dendam atas rasa sakit yang diberikan Maura karena ucapannya kemarin.Adiknya ini tidak tahu diri. Sudah untung ditampung di sini, tetapi malah melakukan hal seperti itu. Mila rasa merekrut Imel menjadi asistennya itu tidak ada salahnya, malah menguntungkan seperti ini."Berhentikan! Aku Maura. Kalau kamu tidak berhenti aku laporkan kemu ke polisi!" teriak Maura menggema di ruangan itu, membuat Imel langsung menghentikan pukulannya. Sang gadis mundur beberapa langkah dan membuka mata, betapa terkejutnya dia melihat kalau yang di depannya itu adalah Maura. Sang wanita meringis kesakitan. Beberapa kali mengusap tangan dan punggungnya yang barusan dipukul oleh Imel. "Aduh sakit banget," gumam Maura, kesakitan. Wanita itu berdiri dan menatap Imel dengan tajam, sementara sang gadis ketakutan. Dia benar-benar pemikiran tentang maling

  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 585 Maling!

    Tak lama kemudian, taksi itu pun sampai di depan rumah Mila. Wanita itu mengernyitkan dahi karena melihat kalau gerbang rumah Mila terbuka. Artinya ada orang yang datang. Setelah membayar argo taksi, wanita itu tidak langsung masuk. Dia menebak terlebih dahulu siapa yang kira-kira masuk ke rumah ini. "Apa mungkin Mas Raka, ya? Atau memang Kak Mila yang udah pulang?" gumam wanita itu.Dia tidak bisa langsung masuk begitu saja tanpa menaruh kecurigaan. Zaman sekarang pasti banyak maling yang akan menggasak rumah kosong. Jadi, dia akan berusaha untuk tenang dulu dan mengendap-endap. Siapa tahu memang ada maling yang masuk. Lagi pula Mila tidak memberitahunya di telepon, begitu pikir sang wanita. Padahal Mila melakukan itu karena berpikir kalau adiknya tidak berguna. Untuk apa juga memberitahunya? Wanita itu tidak akan peduli lagi kepadanya.Maura mengendap-endap masuk ke pekarangan rumah Mila. Dia melihat sekitar, tidak ada mobil. Tentu saja karena mobil Mila masih di bengkel, tapi Mau

  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 584 Hanya Kesepian

    "Oke, kita lihat saja siapa yang bisa menang. Kamu pikir Bu Winda akan begitu saja menyerahkan jabatan yang penting padamu? Sementara kelakuan kamu saja seperti ini," ungkap Kiara berani mengatakan kalau Maura tidak punya kesempatan untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Wanita itu mengeratkan kedua tangan dan berusaha untuk tenang walaupun hatinya sudah panas. Kalau ini bukan supermarket, mungkin wanita itu akan berani melakukan sesuatu yang buruk kepada Kiara. Maura tidak mau lagi menjadi wanita lemah dan menerima apa saja yang dilakukan oleh orang-orang lain kepadanya. Dia akan melawan jika itu menurutnya bisa merugikan."Baiklah, kita lihat saja. Aku juga tidak akan diam. Kalau perlu aku akan laporkan kejadian ini pada Mbak Winda. Sekarang aku permisi."Wanita itu pergi dan sama sekali tidak memberikan sopan santun yang baik. Kiara hanya terkekeh samar dan menggelengkan kepala."Anak zaman sekarang memang beda, tidak punya sopan santun. Bahkan pamitan pun dilakukan tidak benar.

  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 583 Siapa yang Menang?

    "Sudah jangan lihat-lihat seperti ini. Kamu pasti berkhayal ingin bekerja di tempat ini, kan?" cetus Kiara, seolah membaca pikiran Maura, membuat wanita itu langsung terkesiap dengan mata sinis.'Wanita ini pasti belum berpasangan. Mulutnya saja pedas seperti ini,' gumam Maura dalam hati."Sok tahu!" seru Maura.Kiara tampak santai dan terduduk di depan meja kebesarannya. Dia melipat tangan di depan dada sembari menggoyangkan kaki, menatap penampilan wanita ini yang sebenarnya terlihat polos layaknya seorang anak SMA. Tetapi sikap dan mulutnya itu benar-benar di luar dugaan, sepertinya tidak mendapatkan ajaran baik tentang sopan santun dan tata krama. "Kamu itu diajarin tata krama nggak, sih?"Pertanyaan itu berhasil membuat Maura menoleh dengan wajah kesal. Wanita ini tidak punya sopan santun juga karena bertanya demikian kepada orang baru. "Kalau mau bertanya itu coba tanyakan pada diri sendiri, ngapain bertanya seperti itu kepada orang yang baru dikenal?" ucap Maura dengan kesal,

  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 582 Dicegat

    Waktu sudah menunjukkan sore hari, sekarang Mauta bisa pulang. Dia meregangkan seluruh badannya sebelum keluar dari loker karyawan. Semua orang melihat bagaimana tingkah Maura. Tetapi wanita itu sama sekali tidak peduli, Yang penting sekarang bisa pulang dari sini.Nanti kalau ketemu dengan Winda dia minta untuk dipindahkan saja di bagian lain yang kira-kira tidak terlalu capek seperti sekarang. Menyusun barang dan mengecek stok itu benar-benar memuakkan. Dia harus bolak-balik mengecek bagian-bagian di setiap rak agar memastikan barangnya tersusun rapi, apalagi kalau melihat tanggal kadaluarsa, ini akan memperlambat kerjanya. Kiara yang dari tadi memang sudah mengamati Maura pun tidak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Dia harus memastikan dulu apa yang diinginkan oleh Maura sampai berlaku tidak baik di hari pertama kerja. Kalau perlu dia akan merekam semua percakapannya dan langsung memberikan kepada bosnya."Kamu tidak boleh pulang dulu," ucap Kiara tiba-tiba membuat kar

  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 581 Tak Karuan Rasa

    Hari ini Lusi benar-benar senang. Semua teman barunya itu begitu welcome menerimanya sebagai karyawan baru, meskipun usianya lebih tua dari mereka. Tetapi tidak ada yang membanding-bandingkan atau bersikap buruk. Tentu saja Lusi tidak tahu semua ini adalah settingan dari David. Entah bagaimana kalau sang wanita tahu jika semua ini adalah akal-akalan David, apakah akan menerima atau malah mengucapkan terima kasih kepada pria itu? Saat istirahat tiba, wanita itu pun memilih untuk menelepon anaknya. Bertanya apakah Alia sudah makan dan lain sebagainya. Untunglah anak itu tidak rewel dan nurut kepada Adiba. Dia benar-benar merasa ššššŽšš›šš‹ššŠšš—ššššž. Ketika sedang seperti ini, tiba-tiba saja wanita itu teringat dengan masa lalunya. Lusu jadi bertanya-tanya, mungkinkah Raka sedang mencarinya atau pria itu memilih untuk fokus kepada dirinya sendiri dan sedang menjalani hidup tanpa memikirkan Alia?Lusi langsung menggelengkan kepala. Dia berusaha mengusir semua itu."Nggak! Aku tidak boleh me

  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 580 Jika Jadi Ibu Tiri

    "Kalau kamu tanya apakah aku siap atau belum jika kamu hamil, jawabannya belum. "Seketika Winda langsung tersentak. Tampak kekecewaan begitu jelas di mata wanita itu. "Kamu tahu? Aku masih dipusingkan dengan masalah Mila dan juga Alia. Kalau kamu hamil dalam situasi seperti ini, aku malah takut akan mengecohkan semuanya atau yang lebih parahnya aku tak acuh kepadamu. Tapi kalau misalkan kamu sudah terlanjur hamil, aku akan menerimanya dengan tangan terbuka. Bagaimanapun itu adalah anakku. Tapi, aku harap pengertianmu. Untuk sekarang jangan dulu berpikiran untuk hamil, ya? Aku harus membereskan dulu masalah ini. Kalau Mila sudah lahiran, aku akan berusaha untuk mendapatkan hak asuh anak lalu meninggalkannya," ungkap Raka dengan serius, membuat Winda yang sebelumnya murung tiba-tiba saja semringah. Awalnya terlihat terkejut, tetapi juga ada kebahagiaan di sorot matanya. Itu artinya dia masih punya kesempatan emas untuk mendapatkan keluarga yang utuh tanpa embel-embel menjadi istri ke

  • Kuhancurkan Suamiku dan GundiknyaĀ Ā Ā Bab 579 Bagimana Kalau Aku Hamil?

    Kali ini Raka cukup lama sekali diam dibandingkan dengan pertanyaan sebelumnya. Winda sudah mulai takut kalau apa yang ditanyakan itu membuat Raka murka. Dia tidak mau ada pertengkaran di hari bulan madunya, berharap kalau Raka bisa mengabulkan semua permintaannya. Termasuk pertanyaan yang diucapkan oleh Winda barusan. Sebab selama berhari-hari bulan madu dengan Raka, pria itu lebih banyak diam dan melamun. Ini membuat sang wanita merasa kalau bulan madunya ini hanya berjalan apa adanya. Tidak ada yang lebih baik kecuali mereka menghabiskan waktu bersama. Itupun Raka berkali-kali terus saja memikirkan Alia. Tetapi Winda hanya bisa mengerti dan bersabar, berharap kalau Raka punya inisiatif sendiri untuk memberikan kejutan di hari bulan madu.Namun, sampai detik ini pun tak ada yang lebih spesial kecuali pertanyaan ini dan berharap pria itu mau menjawab semuanya."Kamu diam artinya kamu tidak mau punya anak dariku," ucap Winda dengan nada kecewa. Raka tahu pasti, Winda menginginkan ha

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status