Share

Bab 332 Akal Bulus Raka

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-09-01 21:30:02

"Oke, oke. Aku minta maaf. Aku salah."

Pada akhirnya, wanita hamil itu mengalah. Walaupun dalam hati masih merasa belum puas dengan pengakuan sang pria, tapi dia tidak mau ambil risiko. Kalau Raka benar-benar tidak betah di rumah ini, dia akan terancam ditinggalkan oleh Raka.

Raka pun akhirnya kembali ke kamar. Dia terduduk di pertengahan kasur dan memainkan ponsel. Dalam benaknya, tetap memikirkan Bu Sinta. Entah bagaimana keadaan ibunya itu, berharap semua akan baik-baik saja.

Melihat sang pria yang malah memainkan ponsel, Mila pun mencari inisiatif lain. Dia harus bisa mengambil hari Raka kembali.

"Mas, besok kamu ke kantor, kan?"

"Hmm."

Raka hanya menjawab itu sembari melihat SW. Mungkin saja Lusi memosting sesuatu atau siapa saja yang memosting keadaan ibunya saat ini.

"Kalau gitu, kita berangkatnya bareng."

"Hmmm."

Mila menautkan kedua alis, heran dan juga penasaran dengan apa yang sedang Raka lakukan.

"Kamu lagi ngapain sih, Mas? Aku lagi ngomong, bisakah kamu melihatku jika k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 333 Mencari Perhatian

    Raka masih bermuka masam. Dia pun memilih untuk tidur, menghadap tembok. Raka juga sedang berusaha untuk meluluhkan hati Mila, bagaimanapun caranya.Sang pria pikir, setelah dia bercerita tadi, Mila langsung luluh. Ternyata tidak semudah itu. Jadi, dia akan bersikap ketus sebelum sang wanita mengabulkan keinginannya. Sementara Mila, hanya melihat reaksi sang suami. Dia gundah, takut jika Raka marah.Namun, dirinya juga tidak bisa menyerahkan usahanya pada Raka begitu saja.Mila masih duduk di kasur dengan perasaan campur aduk. Dia malah diam dengan segala pemikirannya. Lalu, tak lama kemudian, perut Mila bersuara.Raka sempat mendengar itu, tetapi memilih diam saja. Mila belum makan, sebab menunggu kedatangan Raka. Tetapi, ternyata suaminya itu malah sudah makan. Mila sangat lapar, bayinya juga sudah meminta jatah. Tetapi, rasanya dirinya tak berselera jika makan sendirian.Hingga, sesuatu terlintas di benaknya. Wanita itu langsung mengguncang tubuh Raka."Mas, Mas. Bagun!"Raka yang

    Last Updated : 2024-09-02
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 334 Kucing dan Tikus (1)

    "Kan, enak kalau makan di tempat?" ucap Lusi, saat mereka duduk di tempat yang sudah disediakan.Alia tampak lahap memakan kebab. Sementara, Lusi ada 3 makanan yang sudah tersaji di depan mata. Di sisi lain, Adiba hanya pesan bakso malang. Gadis itu hanya berdecak sembari menggelengkan kepala melihat tingkah temannya. Sama seperti anak kecil yang baru keluar dari rumah setelah sekian lama tak keluar.Lusi tampak senang dan antusias, itu juga yang membuat Adiba hanya tersenyum senang. Benar, mungkin memang seharusnya seperti ini. Meninggalkan jejak mengesankan, sebelum keluar dari kota ini.Sang gadis itu pun hendak menyuapkan bakso miliknya, sampai tiba-tiba seseorang duduk di antara mereka bertiga, kontan membuat Adiba, Alia dan Lusi menghentikan aktivitasnya. Semua mata tertuju pada orang tersebut.Seketika Adiba membulatkan mata, sementara Lusi hampir saja tersedak melihat siapa orang itu."Om ini siapa, Bu?" tanya Alia, menelisik sebab tak kenal.Lusi buru-buru menelan makanan da

    Last Updated : 2024-09-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 335 Kucing dan Tikus (2)

    "Loh, mereka ke mana?"Adiba kaget saat kembali dari toilet, tak mendapati Lusi dan Alia. Yang tersisa malahan Arya saja.Arya yang membelakangi Adiba pun langsung berdiri dan berhadapan dengan sang gadis."Mereka sudah pulang.""Hah?!"Adiba syok. Merasa aneh, bisa-bisanya Lusi dan Alia meninggalkannya. Padahal, harusnya sang teman menghubungi Adiba dulu.Merasa keheranan dan tak percaya begitu saja, Adiba menelepon Lusi. Tersambung, tapi tidak diangkat. Gadis itu bahkan sudah 3 kali menelepon. Tetapi, tak juga diangkat oleh Lusi.Hingga decakan pun keluar dari gadis itu. Antara kesal dan gusar, sebab dia malah bersama Arya."Ya elah, tahu gini tadi aku juga sekalian pulang," gumam gadis itu.Adiba pun berbalik, tak memedulikan kehadiran Arya. Sebab, baginya cerita dan rencana sebelumnya sudah buyar.Namun, sikap cuek Adiba sama sekali tidak menggoyahkan keteguhan Arya.Pria itu malah mengikuti langkah Adiba tanpa mengatakan apa pun.Awalnya gadis itu tak menyadarinya, mengingat seda

    Last Updated : 2024-09-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 336 Semakin Penasaran

    Adiba terdiam dan memilih untuk menoleh ke jendela mobil. Entah mimpi apa kemarin malam, sampai dia bisa semobil dengan Arya, berdua pula.Sementara itu, sang pria terus mencuri pandang. Walaupun sedang menyetir, tapi dia sempatkan untuk melihat Adiba.Siapa sangka? Pria yang anti terhadap wanita itu, kini malah mengejar-ngejar gadis cuek dan juga tak tertarik dengan sebuah hubungan.Namun, Arya tentu saja akan berusaha sekuat tenaga untuk meraih Adiba. Sebab, rasa penasarannya belum tuntas kalau tak bisa mendapatkan gadis itu."Apa kamu mau pergi ke suatu tempat dulu?""Tidak."Adiba menjawab dengan singkat, bahkan sama sekali tidak menoleh pada pria itu. Arya tak sakit hati, malah semakin tertantang untuk memburu Adiba."Ingat, aku punya black card yang bisa digunakan kapan saja."Adiba menoleh pada pria itu dengan sinis. "Terus, aku harus gimana? Gak ada urusan."Arya menaikkan sebelah alisnya. "Yakin? Jarang loh ada pria yang bisa punya kartu ini."Awalnya, Adiba tidak peduli. Tet

    Last Updated : 2024-09-05
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 337 Adegan Romantis

    Adiba meneguk saliva dengan susah payah. Dia benar-benar mulai buntu untuk berpikir. Ingin keluar dari mobil ini pun pintunya dikunci."Ayo, jawab. Jangan membuatku berpikiran buruk dan malah semakin mengejarmu."Adiba memejamkan mata sejenak, lalu menatap pria itu dengan jantung yang berdetak sangat kencang. Semua karena takut."Dengar, Arya. Aku mengetahui semua yang kamu rencanakan selama ini."Pria ini terdiam. Wajah yang semula serius, berubah menjadi pasi."M-maksud kamu?""Aku tidak bisa menjelaskan apa pun lagi. Tapi, aku benar-benar tidak bisa berhubungan denganmu, Arya. Tolong, jangan ganggu hidupku. Aku hanya ingin tenang. Kalau kamu seperti ini, aku semakin yakin dengan pemikiranku saat ini."Arya menatap Adiba dengan wajah memohon, seolah mengatakan kalau dirinya harus menjelaskan semua itu.Sayangnya, Adiba tidak mau terlibat dengan apa pun."Tolong, biarkan aku pergi, Arya. Setidaknya, buat aku punya sedikit saja kesan baik darimu."Seolah terhipnotis oleh perkataan san

    Last Updated : 2024-09-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 338 Merasa Direndahkan

    Wajah Adiba menjadi pucat bercampur memerah. Dia malu dan juga merasa tersinggung dengan kalimat yang dikatakan oleh Arya. Tatapannya nanar, seolah meminta penjelasan dari semua perkataannya."Aku ingin tahu, kamu membenciku, salah paham atau menyukaiku tapi sengaja dipendam."Tatapan Adiba berubah menyala. Dia seolah menyimpan api yang tersulut karena perkataan pria ini."Kamu sengaja melakukan itu?"Tanpa wajah bersalah, Arya tersenyum. Tetapi, itu sebuah kesalahan besar yang sudah sang pria lakukan."Jadi, kamu tidak perlu menghindar lagi. Jangan marah-marah terus. Ada baiknya kita saling mengenal dan bisa memulai hubungan. Bagaimana?"Adiba berubah, menatap nyalang pada pria itu. Tanpa diduga melayangkan tamparan di wajah sang pria.Senyuman yang semula tersungging langsung berubah menjadi kekagetan. Pria itu bahkan memegangi pipinya yang terasa sakit."Apa yang kamu lakukan?!""Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Apa yang kamu lakukan?!"Adiba berteriak, kali ini air matanya

    Last Updated : 2024-09-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 339 Menjauhlah Dariku!

    Adiba pun memilih untuk membalikan badan dan pergi ke rumah, tetapi lagi-lagi Arya mencegatnya. Dia memegangi lengan Adiba dengan sangat kencang, berharap kalau gadis itu mau memaafkannya. Arya hanya ingin membuktikan kalau Adiba punya perasaan kepadanya, dengan begitu dia juga akan semakin semangat untuk meraih sang gadis. Namun, ternyata ini di luar dugaan. Perlakuannya tadi membuat Adiba merasa tersinggung, seolah harga dirinya jatuh begitu saja sebab Arya tak meminta izin terlebih dahulu, apalagi mereka tidak punya hubungan khusus apa pun. "Tunggu dulu, Adiba! Dengerin penjelasanku dulu, oke? Aku salah, tapi aku punya alasan yang begitu kuat melakukan itu tadi."Adib menatap nyalang kepada sang pria. "Alasan apalagi? Tidak ada alasan yang lebih masuk akal selain kamu ingin merendahkanku, kan? Kamu balas dendam kepadaku seperti itu. Sebab, aku selama ini cuek kepadamu dan tidak lagi menganggapmu, begitu?" Arya mengacak-acak rambutnya hingga berantakan. Pemikiran-pemikiran buruk

    Last Updated : 2024-09-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 340 Bukan Tempat Favorit

    "Kenapa, Bu?" tanya Alia kaheranan, karena ibunya malah diam saja. Padahal tadi sempat ingin berbicara panjang lebar. Lusi terkesiap dan langsung menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, Nak. Ibu hanya ingat saja kalau dulu ini juga tempat kita pernah makan-makan.""Iya, kah? Apa waktu kita sama Ayah?" tanya Alia.Nadanya terdengar biasa saja. Tetapi entah kenapa itu begitu menyakitkan di hati Lusi, sebab pada nyatanya Alia harus kehilangan kasih sayang Ayah sebab perlakuan Raka sendiri.Dengan senyuman getirnya sang wanita pun menganggukkan kepala. "Alia, kamu di sini, Nak?" ucap seseorang yang langsung membuat Lusi dan Alia menoleh.Lusi tampak tegang dan juga kaget mendapati Raka ada di sana. Pria itu menenteng sebuah plastik dan dia yakini kalau itu adalah pecel yang sudah dibungkus. "Ayah, ada di sini?" tanya Alia, ekspresinya biasa saja, tak begitu antusias melihat adanya Raka."Iya, boleh Ayah duduk di sini?" tanya Raka.Alia hanya tersenyum, sementara Lusi membuang muka. Dia

    Last Updated : 2024-09-07

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 587 Kamu Siapa?

    "Nggak ada! Nggak ada alasan apa pun. Kamu salah, harusnya kamu lihat dulu siapa yang datang. Kalau memang maling bisa kan langsung mukul tanpa tiba-tiba saja mengeroyok orang? Kamu pakai sapu, aku tangan kosong. Pokoknya aku nggak mau tahu, ya. Hari ini juga kita ke kantor polisi!" seru Maura. Dia tidak akan kalah begitu saja. "Aduh, jangan dong, Mbak. Nanti gimana dengan keluarga saya di kampung? Kalau saya di penjara, siapa yang akan mencari nafkah?""Lah, bukan urusanku! Itu tanggung jawab sendiri, ngapain kamu mukul orang sembarangan?" ujar Maura, masih bersikukuh kalau dirinya ingin semua ini dipermasalahkan ke jalur hukum. "Atau gini aja deh, Mbak. Gimana kalau sebagai gantinya aku akan melakukan apanpun yang Mbak suruh," ucap Imel membuat Mila terkesiap, sementara Maura terlihat kaget. Tidak menyangka kalau gadis ini bisa mengatakan hal seperti itu."Nggak ada, nggak ada. Ah, Maura! Dia itu kerja sama aku dan mulai hari ini Imel akan menjadi asistenku juga tinggal di sini."

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 586 Salah Tangkap

    Melihat pemandangan di depan mata, Mila semakin puas. Dia membiarkan kejadian itu terjad,i malah dengan gampangnya merekam semua itu. Anggap saja ini balas dendam atas rasa sakit yang diberikan Maura karena ucapannya kemarin.Adiknya ini tidak tahu diri. Sudah untung ditampung di sini, tetapi malah melakukan hal seperti itu. Mila rasa merekrut Imel menjadi asistennya itu tidak ada salahnya, malah menguntungkan seperti ini."Berhentikan! Aku Maura. Kalau kamu tidak berhenti aku laporkan kemu ke polisi!" teriak Maura menggema di ruangan itu, membuat Imel langsung menghentikan pukulannya. Sang gadis mundur beberapa langkah dan membuka mata, betapa terkejutnya dia melihat kalau yang di depannya itu adalah Maura. Sang wanita meringis kesakitan. Beberapa kali mengusap tangan dan punggungnya yang barusan dipukul oleh Imel. "Aduh sakit banget," gumam Maura, kesakitan. Wanita itu berdiri dan menatap Imel dengan tajam, sementara sang gadis ketakutan. Dia benar-benar pemikiran tentang maling

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 585 Maling!

    Tak lama kemudian, taksi itu pun sampai di depan rumah Mila. Wanita itu mengernyitkan dahi karena melihat kalau gerbang rumah Mila terbuka. Artinya ada orang yang datang. Setelah membayar argo taksi, wanita itu tidak langsung masuk. Dia menebak terlebih dahulu siapa yang kira-kira masuk ke rumah ini. "Apa mungkin Mas Raka, ya? Atau memang Kak Mila yang udah pulang?" gumam wanita itu.Dia tidak bisa langsung masuk begitu saja tanpa menaruh kecurigaan. Zaman sekarang pasti banyak maling yang akan menggasak rumah kosong. Jadi, dia akan berusaha untuk tenang dulu dan mengendap-endap. Siapa tahu memang ada maling yang masuk. Lagi pula Mila tidak memberitahunya di telepon, begitu pikir sang wanita. Padahal Mila melakukan itu karena berpikir kalau adiknya tidak berguna. Untuk apa juga memberitahunya? Wanita itu tidak akan peduli lagi kepadanya.Maura mengendap-endap masuk ke pekarangan rumah Mila. Dia melihat sekitar, tidak ada mobil. Tentu saja karena mobil Mila masih di bengkel, tapi Mau

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 584 Hanya Kesepian

    "Oke, kita lihat saja siapa yang bisa menang. Kamu pikir Bu Winda akan begitu saja menyerahkan jabatan yang penting padamu? Sementara kelakuan kamu saja seperti ini," ungkap Kiara berani mengatakan kalau Maura tidak punya kesempatan untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Wanita itu mengeratkan kedua tangan dan berusaha untuk tenang walaupun hatinya sudah panas. Kalau ini bukan supermarket, mungkin wanita itu akan berani melakukan sesuatu yang buruk kepada Kiara. Maura tidak mau lagi menjadi wanita lemah dan menerima apa saja yang dilakukan oleh orang-orang lain kepadanya. Dia akan melawan jika itu menurutnya bisa merugikan."Baiklah, kita lihat saja. Aku juga tidak akan diam. Kalau perlu aku akan laporkan kejadian ini pada Mbak Winda. Sekarang aku permisi."Wanita itu pergi dan sama sekali tidak memberikan sopan santun yang baik. Kiara hanya terkekeh samar dan menggelengkan kepala."Anak zaman sekarang memang beda, tidak punya sopan santun. Bahkan pamitan pun dilakukan tidak benar.

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 583 Siapa yang Menang?

    "Sudah jangan lihat-lihat seperti ini. Kamu pasti berkhayal ingin bekerja di tempat ini, kan?" cetus Kiara, seolah membaca pikiran Maura, membuat wanita itu langsung terkesiap dengan mata sinis.'Wanita ini pasti belum berpasangan. Mulutnya saja pedas seperti ini,' gumam Maura dalam hati."Sok tahu!" seru Maura.Kiara tampak santai dan terduduk di depan meja kebesarannya. Dia melipat tangan di depan dada sembari menggoyangkan kaki, menatap penampilan wanita ini yang sebenarnya terlihat polos layaknya seorang anak SMA. Tetapi sikap dan mulutnya itu benar-benar di luar dugaan, sepertinya tidak mendapatkan ajaran baik tentang sopan santun dan tata krama. "Kamu itu diajarin tata krama nggak, sih?"Pertanyaan itu berhasil membuat Maura menoleh dengan wajah kesal. Wanita ini tidak punya sopan santun juga karena bertanya demikian kepada orang baru. "Kalau mau bertanya itu coba tanyakan pada diri sendiri, ngapain bertanya seperti itu kepada orang yang baru dikenal?" ucap Maura dengan kesal,

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 582 Dicegat

    Waktu sudah menunjukkan sore hari, sekarang Mauta bisa pulang. Dia meregangkan seluruh badannya sebelum keluar dari loker karyawan. Semua orang melihat bagaimana tingkah Maura. Tetapi wanita itu sama sekali tidak peduli, Yang penting sekarang bisa pulang dari sini.Nanti kalau ketemu dengan Winda dia minta untuk dipindahkan saja di bagian lain yang kira-kira tidak terlalu capek seperti sekarang. Menyusun barang dan mengecek stok itu benar-benar memuakkan. Dia harus bolak-balik mengecek bagian-bagian di setiap rak agar memastikan barangnya tersusun rapi, apalagi kalau melihat tanggal kadaluarsa, ini akan memperlambat kerjanya. Kiara yang dari tadi memang sudah mengamati Maura pun tidak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Dia harus memastikan dulu apa yang diinginkan oleh Maura sampai berlaku tidak baik di hari pertama kerja. Kalau perlu dia akan merekam semua percakapannya dan langsung memberikan kepada bosnya."Kamu tidak boleh pulang dulu," ucap Kiara tiba-tiba membuat kar

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 581 Tak Karuan Rasa

    Hari ini Lusi benar-benar senang. Semua teman barunya itu begitu welcome menerimanya sebagai karyawan baru, meskipun usianya lebih tua dari mereka. Tetapi tidak ada yang membanding-bandingkan atau bersikap buruk. Tentu saja Lusi tidak tahu semua ini adalah settingan dari David. Entah bagaimana kalau sang wanita tahu jika semua ini adalah akal-akalan David, apakah akan menerima atau malah mengucapkan terima kasih kepada pria itu? Saat istirahat tiba, wanita itu pun memilih untuk menelepon anaknya. Bertanya apakah Alia sudah makan dan lain sebagainya. Untunglah anak itu tidak rewel dan nurut kepada Adiba. Dia benar-benar merasa 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞. Ketika sedang seperti ini, tiba-tiba saja wanita itu teringat dengan masa lalunya. Lusu jadi bertanya-tanya, mungkinkah Raka sedang mencarinya atau pria itu memilih untuk fokus kepada dirinya sendiri dan sedang menjalani hidup tanpa memikirkan Alia?Lusi langsung menggelengkan kepala. Dia berusaha mengusir semua itu."Nggak! Aku tidak boleh me

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 580 Jika Jadi Ibu Tiri

    "Kalau kamu tanya apakah aku siap atau belum jika kamu hamil, jawabannya belum. "Seketika Winda langsung tersentak. Tampak kekecewaan begitu jelas di mata wanita itu. "Kamu tahu? Aku masih dipusingkan dengan masalah Mila dan juga Alia. Kalau kamu hamil dalam situasi seperti ini, aku malah takut akan mengecohkan semuanya atau yang lebih parahnya aku tak acuh kepadamu. Tapi kalau misalkan kamu sudah terlanjur hamil, aku akan menerimanya dengan tangan terbuka. Bagaimanapun itu adalah anakku. Tapi, aku harap pengertianmu. Untuk sekarang jangan dulu berpikiran untuk hamil, ya? Aku harus membereskan dulu masalah ini. Kalau Mila sudah lahiran, aku akan berusaha untuk mendapatkan hak asuh anak lalu meninggalkannya," ungkap Raka dengan serius, membuat Winda yang sebelumnya murung tiba-tiba saja semringah. Awalnya terlihat terkejut, tetapi juga ada kebahagiaan di sorot matanya. Itu artinya dia masih punya kesempatan emas untuk mendapatkan keluarga yang utuh tanpa embel-embel menjadi istri ke

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 579 Bagimana Kalau Aku Hamil?

    Kali ini Raka cukup lama sekali diam dibandingkan dengan pertanyaan sebelumnya. Winda sudah mulai takut kalau apa yang ditanyakan itu membuat Raka murka. Dia tidak mau ada pertengkaran di hari bulan madunya, berharap kalau Raka bisa mengabulkan semua permintaannya. Termasuk pertanyaan yang diucapkan oleh Winda barusan. Sebab selama berhari-hari bulan madu dengan Raka, pria itu lebih banyak diam dan melamun. Ini membuat sang wanita merasa kalau bulan madunya ini hanya berjalan apa adanya. Tidak ada yang lebih baik kecuali mereka menghabiskan waktu bersama. Itupun Raka berkali-kali terus saja memikirkan Alia. Tetapi Winda hanya bisa mengerti dan bersabar, berharap kalau Raka punya inisiatif sendiri untuk memberikan kejutan di hari bulan madu.Namun, sampai detik ini pun tak ada yang lebih spesial kecuali pertanyaan ini dan berharap pria itu mau menjawab semuanya."Kamu diam artinya kamu tidak mau punya anak dariku," ucap Winda dengan nada kecewa. Raka tahu pasti, Winda menginginkan ha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status