Share

Bab 6 Terancam Sengsara

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2023-04-05 21:18:12

Lusi tersenyum miring, lalu Raka langsung menggenggam erat tangan wanita itu. Tetapi, Lusi mencoba melepaskan diri darinya.

"Lepas dulu, Mas. Aku mau mengambil Hp."

Raka kontan melepaskan genggamannya. Lusi pun dengan cepat mengambil ponsel dari saku. Setelahnya, dia menyetel rekaman.

"Untuk apa kamu menyetel rekaman, Lus?" tanya Raka, terlihat bingung.

"Oh, ini? Aku sengaja merekamnya, biar aku dan kamu sama-sama ingat, apa saja yang sudah kita sepakati bersama." 

Raka masih terlihat bingung, tapi Lusi tetap melanjutkan untuk merekam pembicaraan mereka. Sekarang, situasinya membuat Lusi rugi dari segala arah. Jadi, akan dia pastikan semuanya adil.

Lusi mengajak Raka untuk duduk di ruang tengah. Ini mengantisipasi kalau Alia pulang. Jika anak mereka datang, Lusi akan secepatnya menghentikan pembicaraan itu.

"Nah, Mas. Dengarkan semua yang aku katakan, karena aku malas jika harus menjelaskannya lagi."

Raka diam saja dan Lusi pun langsung mengatakan apa saja yang menjadi syarat dari wanita itu. 

'Semoga kamu tidak jantungan, ya, Mas,' batin Lusi.

"Pertama, kamu tidak boleh tinggal di rumah ini. Karena rumah ini adalah hadiah dari ayahku dan atas namaku, kamu tidak punya hak sedikit pun untuk tinggal di sini, kecuali atas izinku."

Terlihat tubuh Raka tersentak, wajahnya pun menegang. Sepertinya dia kaget dengan syarat yang diajukan Lusi. Wanita itu harap hanya tebakannya saja. Karena, Raka sudah setuju untuk menikahi Mila dan menerima izin dari Lusi.

"Loh, kok gitu sih, Lus? Katanya kamu izinkan aku menikahu Mila, tapi--"

"Tapi, bukan berarti aku mengizinkanmu tinggal di sini, Sayang."

Lusi menekan kata sayang, agar Raka tersudut dengan semua permainan wanita itu. 

'Ayo, Mas. Kita lihat, sampai mana kamu mau menikahi jalang itu.' Lusi masih terus membatin.

"Aku tidak sudi harus seatap dengan bajingan sepertimu," ucap Lusi santai, tapi wajah Raka semakin menegang.

"Kamu boleh menikahi wanita sialan itu, tapi jangan harap bisa menikmati fasilitas di rumah ini. Dan, oh iya. Suruh jalangmu itu untuk pindah dari kontrakanku. Aku akan mensterilkan tempat itu dari perbuatan bejad kalian."

Raka membulatkan mata mendengar perkataan istrinya. Wajah yang semula senang kini berubah memerah. Sepertinya suaminya sedang menahan amarah.

Takut? Tentu, tapi Lusi harus berani. Raka tidak boleh meremehkannya dan dia tidak mau diinjak-injak oleh pria itu.

"Jangan bercanda, Lus! Kalau kamu mengusir Mila dari sana, dia harus tinggal di mana?"

Lusi menggedikkan bahu. "Terserah. Itu urusanmu dan wanita jalang itu. Karena, itu keputusanku. Tinggal pilih, mau menikah atau tidak?"

Raka terlihat bingung. Itu baru syarat yang pertama. Masih ada syarat-syarat lainnya yang harus Raka penuhi kalau memang mau mendapat izin menikah lagi dari Lusi.

Lusi akan buat mereka menderita. Setelah itu, barulah dia akan menceraikan Raka. Cerdas, kan?

"Jangan keterlaluan, Lus. Kamu tega mengusir Mila yang sedang hamil?" tanya  Raka, wajahnya terlihat menegang.

Lusi melipat tangan di depan dada sembari tersenyum miring. "Keterlaluan kamu bilang, Mas? Seharusnya kata-kata itu untuk kamu. Apa kamu pikir, kamu tidak keterlaluan melakukan pengkhianatan dengan teman baikku, sampai hamil pula! Mikir, Mas. Pakai logika kamu!" Lusi menaikkan nada bicara dan terkesan memarahi  Raka.

Tidak perlu lagi cara halus atau mengedepankan tata krama, lagi pula suaminya sudah kehilangan moral. Jadi, sebagai istri yang baik, Lusi akan memberikan pelajaran agar Raka sadar.

Raka terdiam. Raut wajahnya terlihat menahan kesal, tapi juga tak mengatakan apa-apa. Tampaknya dia tersudut.

"Sudahlah, Mas. Aku tidak mau mendebat. Pokoknya, aku mau kamu pergi dari rumah ini. Bawa si jalang itu untuk pergi juga. Terserah kalian mau tinggal di mana, terpenting tidak di tempatku," ujar Lusi santai.

Raka menatap wanita itu dengan nanar. Dia pasti tak menyangka jika Lusi bisa setega ini. Selama ini, Lusi berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya.

Dia selalu perawatan, melayani Raka dengan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Lusi pun menyerahkan pengurusan bisnis-bisnis miliknya untuk dikelola oleh Raka. Itu Lusi lakukan untuk mengangkat derajat suaminya yang dulu hanya karyawan biasa.

Dilimpahkan semua kasih sayang dan apa pun Lusi lakukan demi Raka. Apa saja, sampai Lusi tak pernah perhitungan pada apa pun yang Raka inginkan. Rasanya, dia sudah banyak berkorban. Tetapi, kenapa Raka malah selingkuh? Dan dengan mudahnya mengatakan kalau dirinya jenuh dengan semua yang telah Lusi korbankan untuknya. Bajingan!

"Lus, tolong pikir ulang keputusanmu. Bagaimana kalau Alia menanyakanku?" tanya  Raka, sekarang suaranya melembut. Bahkan terdengar memelas pada Lusi.

Memang dasar laki-laki. Dibuat menderita baru memohon-mohon. Kemarin malah enak-enakkan menanam benih di ladang orang. Lusi merasa jijik.

"Ah, gampang itu, Mas. Aku tinggal bilang saja kalau kamu kerja ke toko cabang, dengan begitu dia tidak akan curiga. Atau, kamu ingin anakku tahu betapa bejadnya kamu?"

Raka membulatkan mata, lalu sorotnya kembali meredup. Dia pasti merasa malu jika Alia tahu seperti apa ayahnya itu. Alia sudah 11 tahun, dan Lusi pikir dia sedikit mengerti apa arti perselingkuhan.

"Pilihlah, Mas. Kamu tinggal di rumah ini, tapi dibenci anak sendiri atau angkat kaki dan cari tempat lain."

Lusi tersenyum puas melihat ekspresi kebingungan dari suaminya. Dia pasti tidak akan kuat jika tidak di rumah ini. Apa pun yang Raka inginkan, tersedia di sini, sedangkan di luar sana, Raka harus mencarinya sendiri. Lusi ingin tahu, apa Raka bisa bertahan tanpa Lusi dan kemewahan ini?

"Aku ingin tahu, Mas. Apa kamu bisa hidup tanpa fasilitas dariku?"

"A-aku ...."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
fiano etmon
udah pake koin nonton iklan jga. gk asik jadinya
goodnovel comment avatar
MGoge Boge
masa novel berbayar gk asik jdinya
goodnovel comment avatar
Cicih Sophiana
susah amat baca novel di sini... di suruh nonton iklan 8 selesai... pake kain jg susah gak bisa buka...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 696 Tiga Pemikiran

    Selama perjalanan keluar dari rumah megah itu, Mila tidak bersuara. Dia mengikuti apa saja yang dilakukan oleh David dan juga Aldo. Wanita itu dituntun oleh Aldo untuk masuk ke mobil, lagi-lagi Mila hanya diam. Dia masih ketakutan jika tiba-tiba saja David melakukan kekerasan lagi kepadanya. Yang dipikirkannya kali ini adalah sang bayi.Saat kejadian tadi, bayinya terus saja meronta-rontak dalam perut. Mungkin ikut merasakan kalau ibunya sedang ketakutan. Selama perjalanan itu pula tak ada yang bersuara, mereka bertiga fokus ke depan.Mila berada di jok belakang sendirian, sementara Aldo menyetir dan David di sebelah pria itu. Mereka bertiga sama-sama sedang bergelut dengan pemikirannya masing-masing.David sendiri berpikir apakah benar apa yang dikatakan oleh Mila, kalau Lusi bisa membencinya jika tahu masa lalu David? Dia begitu buruk, tapi David tidak bisa menyalahkan atau mengubah masa lalu yang sudah terjadi. Yang ada dia hanya bisa memperbaiki dan berusaha untuk tetap menjadi

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 695 Hampir Mati

    Tanpa terduga tiba-tiba saja David berjalan cepat ke arah Mila dan menarik wanita itu hingga berdiri. Sang pria langsung mencekik Milah hingga terdorong ke tembok. Melihat itu Aldo seketika berlari dan berusaha untuk melepaskan cengkraman tuannya. "Tuan, tolong sadar! Tuan, jangan lakukan ini. Ingat, kalau sampai dia meninggal, Tuan yang akan bermasalah." "Dengar, Mila. Sedari tadi aku sudah berusaha untuk menahan diri, tapi mulutmu itu memang sudah keterlaluan. Aku memang tegas, tapi aku juga bisa kejam sesuai dengan keinginanmu. Apakah kamu pernah dengar kalau orang akan bersikap sesuai dengan prasangka orang lain? Jadi, kalau kamu berprasangka aku akan kejam, maka aku akan lakukan. Kamu akan melihat kesakitan yang teramat sangat dan lebih sakit daripada kematianmu sendiri. Aku akan membunuhmu secara perlahan dan kalau beruntung, anakmu akan lahir dengan selamat. Tapi, kalau tidak, kamu hanya akan melihat kuburannya saja," ungkap David sembari mencekik Mila yang wajahnya sudah me

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 694 Amarah yang Meledak

    Amarah David mulai tersulut. Aldo yang melihat ini mulai khawatir kalau bosnya akan berbuat semena-mena kepada Mila. Masalahnya, kalau benar-benar Mila dihilangkan nyawa oleh David, artinya pria itu sudah sekaligus membunuh bayi Mila. Aldo pun memilih untuk menenangkan bosnya, jangan sampai terpancing emosi oleh apa pun yang dikatakan oleh Mila. "Tuan, tolong jangan dengarkan apa pun yang dikatakan wanita itu. Seperti yang Tuan katakan, dia itu adalah wanita licik yang bisa melakukan apa saja demi melancarkan rencananya sendiri," ungkap Aldo dari arah belakang, membuat David terkesiap.Saat itu juga emosi yang hampir meledak langsung menurun dan wajah David juga berubah. Dia menoleh kepada Aldo."Saya sangat ingat dengan apa yang dikatakan Tuan, jangan pernah terpancing dengan tipu daya Mila. Jadi, saya harap Tuan juga sama, tidak terjebak dengan apa pun yang dikatakan oleh Mila barusan," terang Aldo membuat David bisa bernapas lega.Dia hampir saja melakukan sesuatu di luar batas.

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 693 Menantang

    Setelah sekian lama menunggu, akhirnya pintu kamarnya kembali dibuka. Sekarang terlihatlah Aldo dan juga David ada di ambang pintu kamar tempat Mila berada.Wanita itu menatap datar kedua pria tanpa ekspresi. Melihat reaksi Mila yang biasa saja, membuat David keheranan. "Wow, kamu tidak menyambutku?" tanya David kembali melangkah masuk ke kamar. Untuk pertama kalinya dia itu memasuki kamar Mila. Meskipun dia sudah tahu kalau ini adalah bagian dari rumah yang dipunyai oleh David, tetapi saat Mila berada entah kenapa suasananya agak berbeda. Seperti kamar yang memang disediakan untuk memenjarakan wanita hamil itu."Untuk apa aku menyambutmu? Aku tahu, setiap apa pun yang kamu lakukan saat aku harus berpenampilan menarik pasti ada saja kejadian yang tidak aku inginkan," ungkap Mila tanpa basa-basi dan tanpa rasa takut, sebab dia ingat dengan perkataan perias tadi, kalau dirinya harus tenang dan menerima semua ini tanpa perlawanan. Karena semakin dia melawan, David tak segan-segan membu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 692 Apa Harus Kabur?

    Mila terdiam sejenak. Perias itu memang benar. Lagipula, Aldo tidak pedulikan tangisannya. Mungkin karena perintah dari David.Wanita itu juga tidak bisa menyalahkan kedua orang ini, karena sedang menjalankan perintah. Kalau melanggar, yang ada keduanya akan terancam nyawa. Mila pun akhirnya hanya bisa diam, tidak bereaksi apa-apa menunggu wanita ini selesai merias. Setelah itu, sang wanita perias meminta Mila untuk memakai baju yang di bawa. Betapa terkejutnya saat tahu baju itu benar-benar kurang bahan, dadanya terbuka dan sangat pendek di atas paha."Kamu yakin aku harus memakai ini?" "Itu pilihan Tuan David. Aku tidak punya pilihan dan kamu juga tidak punya pilihan. Pakai saja," ujar wanita itu dengan enteng, membuat Mila meremas gaun itu dengan kesal. "Apakah kamu tidak merasa kasihan kepadaku? Aku sama-sama wanita seperti kamu!" seru Mila akhirnya kesal juga.Bukannya memberikan simpati, tapi wanita ini terus saja mengintimidasi. Seolah kalau Mila itu memang korban yang tida

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 691 Perkataan Menohok

    Mila yang sedang termenung di pertengahan kasur pun tiba-tiba saja kaget dengan suara pintu yang terbuka. Sudah dua hari dia di sini, tapi Aldo akan datang kalau ada hal yang penting. Wanita itu terkejut saat melihat Aldo bersama seorang wanita dengan tangan yang menentang sebuah box dan juga baju. "Ini orangnya, buat dia secantik mungkin. Tapi maaf, saya harus mengunci pintunya. Takut kalau dia kabur," ujar Aldo membuat Mila terkesiap. Wajah wanita itu tiba-tiba saja berubah bingung. Kenapa tiba-tiba ada seorang pria yang datang? Bahkan membawa pakaian juga."Ada apa ini, Aldo? Kenapa ada perias yang datang ke sini?" tanya Mila, sudah mulai khawatir. Entah kenapa setiap apa pun yang dilakukan Aldo itu pasti membuat Mila ketakutan. Terakhir kali dia disuruh berdandan dan baju yang rapi, ternyata akan diceraikan oleh Raka. Lalu, apalagi ini? Permainan apa yang sedang dilakukan olehnya? Tentu saja sutradaranya adalah David. Tetapi dia tidak tahu kenapa semuanya tiba-tiba jadi sepert

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status