Home / Rumah Tangga / Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya / Bab 65 Membuat Gugatan Cerai

Share

Bab 65 Membuat Gugatan Cerai

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2023-07-12 12:08:10

"Memang tidak akan semudah yang dikira, Nak Lusi. Tetapi kalau kamu tidak bertindak, maka kemungkinan Alia dibawa oleh Ibu mertuamu itu akan semakin besar," ucap Pak Bara memberikan keterangan.

"Betul apa yang dikatakan oleh Pak Bara. Kalau kamu diam saja, maka tidak menutup kemungkinan Ibu mertuamu itu akan datang dan kembali mengambil Alia. Kalau misalkan tidak ada yang menjaganya, bagaimana? Lebih parahnya lagi dia mungkin saja datang ke sekolah untuk mengambil Alia," tambah Bu Murni yang membuat Lusi takut.

Dia benar-benar tidak berpikir jauh ke arah sana, karena terfokuskan pada Mila, Raka dan juga Maura. Sekarang wanita itu kembali memijat pelipisnya yang berdenyut. Kalau sudah seperti ini, dia benar-benar butuh bantuan orang banyak. Tetapi yang ada hanya Bu Murni dan Pak Bara saja.

"Jadi, sebaiknya kita ke pengadilan?"

"Benar, kamu bisa mengajukan gugatan perceraian dari sekarang. Apakah surat nikah kamu dan Raka masih ada?"

Lusi pun langsung menganggukkan kepala. Tanpa be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 593 Malam Terakhir Bulan Madu

    A"Gimana maksudnya, Bu?"Gadis polos itu tidak paham dengan ucapan dari majikannya. Sementara Mila hanya menggelengkan kepala sembari menepuk jidat.Gadis ini benar-benar terlalu polos, bisa saja ditipu jika ada orang jahat padanya. "Ya ampun. Gini, kamu itu harus tegas dan jangan mudah tertipu. Kalau memang tidak mengerti, katakan sesuatu yang tidak memperlihatkan kalau kamu ini polos atau lebih tepatnya, bego!" Mendengar kalimat terakhir membuat hati Imel tercubit. Apakah seperti ini sifat asli yang dimaksud oleh Maura?Kenapa mudah sekali mengucapkan hal-hal yang menyakiti seperti ini? Tetapi Imel tidak berani mengatakan apa-apa dan memilih untuk diam saja. "Dengar, ya. Maura itu manipulatif. Dia bisa saja memutar balik ke fakta dan juga bisa membuat kamu celaka. Pokoknya harus jauh-jauh dari dia. Apa pun yang dia katakan, jangan kamu dengan mudah percaya begitu saja. Bisa saja dia sekarang sudah memanfaatkan kamu. Iya, kan?" Imel jadi terlihat bingung. Apa benar Maura seperti i

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 592 Daripada Rugi

    𝙸𝚖𝚎𝚕 tampak ragu. Dia takut akan berefek besar kepada dirinya. Melihat Imel diam saja, Maura jadi geregetan sendiri. "Kok diam saja, sih? Aku itu lebih minta kerjasama denganmu. Tapi kenapa kamu malah diam saja? Apa kamu takut akan terjadi sesuatu yang buruk?" tanya Maura, membaca pikiran dari gadis itu. Karena dia juga dulu seperti ini. Melakukan sesuatu atas dasar ketakutan sampai akhirnya malah merugikan diri sendiri. Dengan lugu Imel menganggukkan kepala, dia merasa takut akan terjadi sesuatu yang buruk. "Bagaimana kalau misalkan aku yang rugi dan dibuat celaka sama Bu Mila?" tanya Imel dengan terus terang, membuat Maura menghela napas panjang."Sudah tenang saja. Jangan berpikiran macam-macam. Aku jamin semuanya aman. Kalau misalkan kamu tidak mau, ya udah. Aku juga bisa cari sendiri di Facebook atau Instagram. Tinggal menelepon orang itu dan semua uang akan beralih kepadaku. Bagaimana? Kamu rugi dong, karena kamu yang ngasih informasi."Mendengar itu Imel kaget dan tidak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 591 Serahkan Saja Mila

    "Nggak, Mbak. Nggak ada apa-apa. Aku hanya salah ngomong aja, kok." Sekarang Imel jadi ketakutan kalau dia sudah melakukan sesuatu yang salah. Ini akan semakin mempersulit keadaan dan memperpanjang masalah, tetapi bukan Maura namanya kalau tidak mendapatkan apa pun sesuai dengan kehendaknya. Dia sudah berjanji pada diri sendiri untuk melakukan apa pun demi kepuasan diri. Tidak mau lagi menjadi kacung atau orang lemah yang terus ditindas. "Baiklah. Kalau kamu tidak mau mengatakannya, hari ini juga aku akan buat laporan ke kantor polisi dan foto-foto ini jadi bukti kalau kamu melakukan kekerasan kepadaku."Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Maura langsung berdiri dan mengambil tasnya. Dia hendak pergi, lalu seketika Imel menarik tangan wanita itu."Mbak, jangan gitu dong. Kan sudah perjanjian kita tidak akan membawa masalah ini ke jalur hukum." "Ya udah kalau gitu, katakan apa yang kamu maksud tadi."Imel masih tampak ragu. Dia sampai berpikir berkali-kali apa yang harus dilakukan kepad

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 590 Eh, Keceplosan!

    "Kok diam aja, sih? Jawab! Bagaimana, kamu mau nggak melakukan dua syarat itu? Nggak berat-berat. Lagi pula itu tidak sebanding dengan luka yang kamu berikan sama aku. Lihat bekas-bekasnya sampai seperti ini. Orang-orang pasti mengira kalau aku ini benar-benar maling, itu sudah mencemarkan nama baikku tahu!" seru Maura masih berusaha untuk membujuk Imel agar mau menuruti semua keinginannya.Dengan begini semakin dekat penghancuran Mila semakin baik. "Bukan gitu, Mbak. Aku cuma takut saja terseret masalah besar. Aku disini cuma mau kerja, nggak mau cari masalah apa-apa. Jadi, aku harus tahu dulu untuk apa informasi itu, Mbak," ujar Imel. Ternyata gadis polos ini masih bisa berpikir jernih untuk tidak langsung mengiyakan apa keinginan Maura. "Kan aku sudah bilang jangan tanya. Aku jamin semua ini tidak ada kaitannya dengan kamu. Yang penting kamu informasikan semuanya, aku nggak akan bilang sama Mbak Mila, kok kalau kamu yang kasih informasi. Aku hanya mau tahu apa saja yang dilakuka

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 589 Dua Cara Ganti Rugi

    Maura diam sebentar. Dia berpikir sejenak, apa yang sekiranya bisa dilakukan Imel untuknya. Lumayan ada pesuruh gratis, jadi dia tidak perlu capek-capek untuk melakukan apa pun yang sekiranya memberatkan Maura. Setelah agak lama terdiam, akhirnya wanita itu pun menyeringai. Sesuatu yang membuat Imel tiba-tiba saja merinding, sepertinya gadis itu tidak sadar kalau dirinya akan dimanfaatkan oleh wanita ini." Anggap saja itu sebagai kompensasi atas rasa sakit yang kamu berikan, bagaimana?""Iya, Mbak. Aku setuju.""Pertama. Kamu harus siapkan semua makanku tiap hari.""Hah?" Seketika Imel tercengang. Dia bingung sendiri."Kenapa? Nggak mau? Katanya mau melakukan apa saja asalkan kamu tidak dipenjara, tapi diminta untuk menyiapkan makan malah bilang, hah. Ya udah deh, aku batalkan saja." "Eh, enggak-enggak seperti itu, Mbak." "Terus, kenapa kamu bilang seperti itu? Tadi mau, sekarang nggak mau. Jangan bikin aku pusing," ucap Maura dengan mata sinis. Imel menunduk sebentar. Dia terlih

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 588 Jalan Damai

    Maura berdiam diri di kamar sembari meringis kesakitan. Tubuhnya benar-benar sakit, tak butuh waktu lama sampai terlihat memar-memar dan bekas pukulan di tangan dan kakinya. Dengan cepat wanita itu mengambil gambar luka-luka mana saja yang ada. Setelah ini dia akan mencoba ke kantor Polisi untuk minta divisum. Lagi pula itu sangat menyakitkan. Sebelumnya dia hanya memastikan kalau tidak ada siapa-siapa di rumah ini.Padahal hanya memastikan apakah ada maling di dalam karena ada sendal asing yang tersimpan di depan rumah ini, Tetapi malah berujung seperti ini. Benar-benar menyakitkan. Dia tidak bisa diam saja.Di saat seperti ini tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Wanita itu mendesah kasar. Siapa lagi yang sudah mengganggunya? Apa tidak ada yang mau membiarkannya tenang sedikit saja? Selalu diganggu."Iya, siapa?!" tanya Maura dengan setengah berteriak. "Ini aku, Mbak. Imel." Wanita itu mengernyitkan dahi, heran. Kenapa tiba-tiba saja gadis ini datang ke kamar?Tetapi dengan santainy

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 587 Kamu Siapa?

    "Nggak ada! Nggak ada alasan apa pun. Kamu salah, harusnya kamu lihat dulu siapa yang datang. Kalau memang maling bisa kan langsung mukul tanpa tiba-tiba saja mengeroyok orang? Kamu pakai sapu, aku tangan kosong. Pokoknya aku nggak mau tahu, ya. Hari ini juga kita ke kantor polisi!" seru Maura. Dia tidak akan kalah begitu saja. "Aduh, jangan dong, Mbak. Nanti gimana dengan keluarga saya di kampung? Kalau saya di penjara, siapa yang akan mencari nafkah?""Lah, bukan urusanku! Itu tanggung jawab sendiri, ngapain kamu mukul orang sembarangan?" ujar Maura, masih bersikukuh kalau dirinya ingin semua ini dipermasalahkan ke jalur hukum. "Atau gini aja deh, Mbak. Gimana kalau sebagai gantinya aku akan melakukan apanpun yang Mbak suruh," ucap Imel membuat Mila terkesiap, sementara Maura terlihat kaget. Tidak menyangka kalau gadis ini bisa mengatakan hal seperti itu."Nggak ada, nggak ada. Ah, Maura! Dia itu kerja sama aku dan mulai hari ini Imel akan menjadi asistenku juga tinggal di sini."

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 586 Salah Tangkap

    Melihat pemandangan di depan mata, Mila semakin puas. Dia membiarkan kejadian itu terjad,i malah dengan gampangnya merekam semua itu. Anggap saja ini balas dendam atas rasa sakit yang diberikan Maura karena ucapannya kemarin.Adiknya ini tidak tahu diri. Sudah untung ditampung di sini, tetapi malah melakukan hal seperti itu. Mila rasa merekrut Imel menjadi asistennya itu tidak ada salahnya, malah menguntungkan seperti ini."Berhentikan! Aku Maura. Kalau kamu tidak berhenti aku laporkan kemu ke polisi!" teriak Maura menggema di ruangan itu, membuat Imel langsung menghentikan pukulannya. Sang gadis mundur beberapa langkah dan membuka mata, betapa terkejutnya dia melihat kalau yang di depannya itu adalah Maura. Sang wanita meringis kesakitan. Beberapa kali mengusap tangan dan punggungnya yang barusan dipukul oleh Imel. "Aduh sakit banget," gumam Maura, kesakitan. Wanita itu berdiri dan menatap Imel dengan tajam, sementara sang gadis ketakutan. Dia benar-benar pemikiran tentang maling

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 585 Maling!

    Tak lama kemudian, taksi itu pun sampai di depan rumah Mila. Wanita itu mengernyitkan dahi karena melihat kalau gerbang rumah Mila terbuka. Artinya ada orang yang datang. Setelah membayar argo taksi, wanita itu tidak langsung masuk. Dia menebak terlebih dahulu siapa yang kira-kira masuk ke rumah ini. "Apa mungkin Mas Raka, ya? Atau memang Kak Mila yang udah pulang?" gumam wanita itu.Dia tidak bisa langsung masuk begitu saja tanpa menaruh kecurigaan. Zaman sekarang pasti banyak maling yang akan menggasak rumah kosong. Jadi, dia akan berusaha untuk tenang dulu dan mengendap-endap. Siapa tahu memang ada maling yang masuk. Lagi pula Mila tidak memberitahunya di telepon, begitu pikir sang wanita. Padahal Mila melakukan itu karena berpikir kalau adiknya tidak berguna. Untuk apa juga memberitahunya? Wanita itu tidak akan peduli lagi kepadanya.Maura mengendap-endap masuk ke pekarangan rumah Mila. Dia melihat sekitar, tidak ada mobil. Tentu saja karena mobil Mila masih di bengkel, tapi Mau

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status