Share

Suami Tak Tahu Diri

Auteur: Merry Heafy
last update Dernière mise à jour: 2023-02-26 17:14:01

"Mas Arya jahat!" seru Anara ketika Arya tanpa perlawanan lagi menuruti perintah Shanum. 

Arya tampak menuntun langkah kaki Anara keluar ruangannya dengan terpaksa. Saat ini dirinya tidak ingin membuat Shanum semakin murka pada dirinya yang telah berani membawa istri barunya ke istana mereka. Ah, bukan, istana Shanum tepatnya, karena Arya hanya datang membawa dirinya saja, tak membawa harta sepeserpun saat menikah dengan Shanum tiga tahun yang lalu. 

"Mas, lepas ah!" sentak Anara keras, saat baru beberapa langkah mereka keluar dari ruangan Arya.

Anara memanyunkan bibirnya sangat kesal, karena usahanya untuk memanas-manasi Shanum tidak berhasil. Wanita itu begitu tegar, dan sama sekali tidak terpengaruh dengan kehadirannya. Padahal niatnya datang dan ikut tinggal adalah supaya bisa menyingkirkan Shanum dari hidup Arya. 

"Aku nggak mau pulang!" ucap Anara protes. "Kamu kan udah janji buat ajak aku ke kantor hari ini, lagian kenapa sih tiba-tiba Mbak Shanum ada di sana," omel Anara masih tidak ingin pergi dari tempat itu. 

"Iya, iya, kamu sabar dong. Hari ini aja, aku juga nggak tahu kenapa Shanum ke kantor, biasanya juga dia nggak tertarik ke sana sama sekali," ucap Arya masih berusaha membujuk istri mudanya yang tengah merajuk. 

"Terus, nanti aku pulang ke rumah sendiri gitu," rengek Anara lagi.

"Iya, mana mungkin aku ikut. Kan aku harus kerja, Nara," ucap Arya lagi. Amarah istri barunya itu perlahan mereda.

"Hmm, awas ya, kalau kamu enak-enakan sama dia, Mas!" ancam Anara. Ia tak suka jika Arya bermesraan dengan Shanum.

"Nggak kok, aku kerja di sini." Arya tersenyum paksa agar Anara tidak lagi cerewet.

"Ya udah, aku mau pulang sekarang," ucap Anara pada akhirnya. Arya tersenyum girang karena berhasil membujuk Anara agar mau pulang. 

Mereka lantas melanjutkan langkah yang sempat tersendat akibat perdebatan tadi. Baru beberapa langkah, keduanya berpapasan dengan Feri yang hendak menuju ke ruangan Arya.

"Selamat pagi, Pak Arya. Bapak mau ke mana?" tanya Feri heran, karena tadi sempat melihat Arya berjalan ke arah ruangannya, tapi kini pria itu malah berjalan ke arah yang berlainan.

"Pagi. Kamu mau ke ruangan saya, kan? Taruh saja berkasnya di meja," ucap Arya memberi titah tatkala melihat berkas yang dipegang oleh Feri.

Sementara itu, Feri bertanya-tanya tentang sosok wanita yang berdiri di samping Arya. Namun, dia menahan dirinya untuk bertanya, walaupun dia dapat menangkap hubungan tak biasa dari keduanya. 

"Baik, Pak," sahut Feri singkat. Tanpa berbasa-basi lagi, Arya dan Anara melanjutkan langkahnya menuju ke lift yang akan membawa mereka turun ke lobi. 

'Siapa ya wanita itu? Apakah dia yang dimaksud sama Shanum? Ck, sialan banget kalau sampai si Arya berani selingkuh dari Shanum,' batin Feri menggerutu sendiri. Sebagai sahabat, dia jelas tak suka jika sampai Shanum disakiti oleh Arya. 

Feri lantas melanjutkan langkahnya menuju ke ruangan Arya. Ia mengetuk pintu, dan seseorang terdengar menyahut dari dalam ruangan. Pintu pun terbuka. 

"Sha," panggil Feri sambil mendekati meja kerja Arya yang kini tengah ditempati oleh Shanum. 

"Hai, Fer. Kalau mau ngasih berkas, taruh saja di situ. Biar nanti Mas Arya yang kerjain," sahut Shanum sambil tersenyum kecil. 

Feri heran dengan ekspresi sahabatnya itu. Andai memang Arya berselingkuh, kenapa Shanum bisa bersikap tenang seperti itu. Ia pun menurut, langsung menaruh berkas itu di atas meja. Sedangkan, tatapan mata Shanum masih terfokus pada layar monitor di hadapannya. 

Feri tak segera beranjak dari tempatnya kini, dia masih memikirkan tentang apa yang tengah dialami oleh Shanum, juga bagaimana rumah tangganya dengan Arya. Shanum melihat gelagat aneh itu, ia pun bertanya pada Feri, "Kamu kenapa nggak keluar? Masih ada yang mau kamu sampaikan kah?"

Feri menghel napasnya pelan sebelum menjawab pertanyaan Shanum, "Hmm… kamu bener nggak ada yang mau diomongin sama aku?"

"Tentang apa? Aku rasa nggak ada, Fer," jawab Shanum dengan kening mengernyit dalam. 

Feri sangat paham, kalau Shanum sedang menutupi sesuatu darinya. "Tadi … aku papasan sama Arya, dia sama—"

"Sama perempuan? Hmm, biarin saja, Fer." Shanum memotong ucapan Feri sambil mengulum senyum juga tatapan yang sulit dimengerti.

"Ck, perempuan itu siapa memangnya? Kamu nggak cemburu?" tanya Feri berdecak ketika Shanum tak menunjukkan reaksi apa pun mengetahui suaminya bersama perempuan lain.

"Nggak tuh, ngapain cemburu," sahut Shanum enteng. Ia mengedikkan bahunya acuh. "Mending kamu keluar deh, aku masih ada banyak yang harus dipelajari di sini," ucap Shanum sambil mengangkat dagunya menunjuk ke arah layar monitornya.

"Ah, oke deh. Aku yakin kamu baik-baik saja, melihat dari reaksimu yang biasa saja kayak gitu," ucap Feri menyerah. Ia pun lantas menjejakkan langkah kakinya keluar ruangan. 

Sepeninggalnya Feri, Shanum melirik ke arah pintu dengan tatapan nanar. 

"Belum saatnya kamu tahu masalah yang sedang menimpa rumah tanggaku, Fer," gumamnya lagi. Shanum kembali menekuri data-data yang didominasi dengan angka-angka itu. 

Meski kepala serta kedua matanya sudah cenat-cenut menatap deretan huruf dan angka itu, Shanum tak menyerah untuk mempelajari semua berkas itu. Demi haknya yang tengah diakui oleh Arya, si suami yang tak tahu diri itu. 

Sepuluh menit berlalu, Shanum tak tahan lagi dan akhirnya dia memilih untuk istirahat sejenak, menikmati secangkir teh hangat rasanya sangat tepat untuknya saat ini. Ia memang sempat meminta seorang OB untuk membuatkan teh untuknya. 

Matanya menatap ke arah jendela dari ketinggian lantai 25 itu. Terdengar pintu ruangan kembali terbuka. Ternyata Arya yang baru saja mengantar Anara ke lobi. Lelaki itu melangkah mendekati Shanum yang sedang berdiri menikmati secangkir teh menghadap ke arah jendela.

Ia menghampiri istrinya,  dan memeluknya tiba-tiba dari belakang. Shanum sempat terjingkat kaget saat Arya tiba-tiba saja bergerak melingkarkan lengan kekarnya di perutnya, serta kepalanya yang bersandar di bahu Shanum.

'Cih! Andai kamu nggak mendua. Ini pasti akan menjadi sebuah perlakuan romantis antara suami dan istri dan aku pasti sangat menyukainya, tapi kenyataannya apa? Kamu sudah membagi cinta bahkan tubuhmu dengan yang lain.' Shanum mencerca perilaku suaminya dalam hati. 

"Maafkan aku, Sha," ucapnya lirih setengah berbisik ke telinga Shanum. Perempuan itu bergeming sejenak, berusaha memikirkan cara agar terlepas dari pelukan Arya. 

"Maaf untuk?" tanyanya pura-pura bingung.

"Semuanya. Harusnya aku menolak menikahi Anara. Kamu tahu? Aku terpaksa, dan semua itu karena permintaan ibuku," ujarnya lagi, yang malah membenamkan wajahnya di tengkuk leher Shanum, hingga perempuan itu bergidik geli. 

Andai dia orang yang tega, sudah dari tadi Shanum melepaskan tangan Arya, dan mendorong tubuhnya hingga jatuh. Tapi, wanita itu masih punya hati. Sehingga tak akan melakukannya. 

"Kamu wangi banget, Sha," kata Arya lagi dengan nada merayi. Suaranya seakan tengah menahan sebuah hasrat. 

"Apa sih, Mas. Ini masih di kantor, malu sama karyawan nanti," tukas Shanum memanfaatkan kesempatan untuk melepaskan pelukan suaminya. Jujur saja ia merasa risih berlama-lama disentuhnya. 

"Kita kan suami istri, mereka juga pasti mengerti," sahutnya enteng, lalu melangkah duduk ke kursi.

"Tapi aku malu, mungkin kalau itu Anara, dia nggak akan malu. Iya kan, Mas. Jangan samakan aku dengan dia!" ucap Shanum penuh penekanan.

"Kenapa jadi bawa-bawa Anara sih, Sha." Arya menggelengkan kepalanya heran. 

"Udahlah, aku capek ngomong sama kamu, Mas." Shanum merasa kesal, dan sangat tahu kalau bicara dengan Arya sama sekali tak ada gunanya. Keduanya saling beradu tatap dengan isi pikiran yang berbeda. 

"Oh ya. Satu lagi. Jangan berani macam-macam lagi di kantor ini, Mas. Mulai sekarang aku akan ikut memimpin kantor ini," pungkas Shanum tegas hingga membuat Arya menoleh ke arahnya, dan menatapnya dengan kening berkerut dalam. 

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (11)
goodnovel comment avatar
Liyana Romli
kembalikN duit ku menipu
goodnovel comment avatar
Liyana Romli
aku udah tambah koin. wang ku ditolak tapi koin nya ngak masuk .. menipu ka pages ini?
goodnovel comment avatar
Betty Berlianty
pengen baca terus tp hrs beli koin, gak bs ya klu berlangganan, bayarnya tiap bulan aja, jd gak harus beli koin.
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Kebahagiaan Pengantin Baru(TAMAT)

    "Kenapa Stella jelek-jelekin aku di depan Sena, ya? Dia punya masalah apa sama aku?" gumam Shanum tak mengerti dengan sikap buruk yang ia terima oleh orang yang bahkan tidak ia kenal.Zayn dan Shanum masih sibuk mengurus Sena yang sudah terlanjur membenci Shanum karena perkataan Stella. Zayn tak menyangka, masih ada banyak penghalang yang mengusik dirinya menuju hari bahagianya. "Kamu tenang aja, Sha. Aku nggak akan membiarkan Stella memberikan pengaruh buruk sama Sena," tegas Zayn. Pria itu harus segera menyelesaikan masalah ini secepat mungkin sebelum keadaan menjadi semakin keruh. Sudah susah payah Zayn meminta restu dari kedua orang tuanya. Zayn tidak akan membiarkan pernikahannya gagal karena Sena.Keduanya pun mulai memberikan pengertian pada Sena dan mencoba menghapus pemikiran buruk bocah itu mengenai Shanum. Pria itu harus bisa mengembalikan Sena seperti sedia kala."Sena sayang, Tante Shanum nggak seperti yang dibilang Tante Stella. Tante Shanum bukan tante jahat. Selama in

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Hasutan Stella

    Pernikahan antara Shanum dan Zayn tinggal menghitung hari. Tidak lama lagi, pasangan kekasih itu akan menjadi pasangan sehidup semati. Zayn benar-benar tidak sabar ingin segera meresmikan hubungannya dengan Shanum. Namun berbeda dengan Zayn, Shanum justru merasakan kegelisahan yang tidak wajar menjelang hari pernikahannya.Satu minggu lagi, Zayn dan Shanum akan menggelar acara pernikahan sederhana. Shanum diterima dengan baik oleh keluarga Zayn, maupun oleh anak Zayn.Tapi entah kenapa, mendadak Shanum merasa resah tanpa alasan yang jelas. Padahal ia sudah mendapatkan restu dan Shanum juga bisa mengakrabkan diri dengan Sena. Menurut Zayn, tidak ada lagi masalah di antara mereka dan Zayn yakin pernikahan mereka akan berjalan lancar."Hari ini mau dijemput jam berapa?" tanya Zayn pada Shanum melalui sambungan telepon."Nanti aku kabari, Mas. Aku ada pekerjaan yang belum selesai.""Kamu nggak lupakan sama janji makan malam kita hari ini? Sena udah nungguin," ujar Zayn.Shanum mengulas se

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Takdir Yang Tak Terduga

    Acara kunjungan di rumah tahanan pun berakhir. Arya harus segera kembali ke sel, sementara Lila dan Bu Desi harus segera pergi meninggalkan rutan."Hati-hati di jalan, ya. Jaga diri kalian baik-baik," ucap Arya sebelum berpisah dari ibu dan juga adiknya."Mas juga hati-hati di sini. Jaga kesehatan!" sahut Lila."Ibu pergi ya, Arya? Sehat-sehat di sini, ya? Nanti Ibu jengukin kamu lagi," ungkap Bu Desi berpamitan pada putranya dengan manik mata berkaca-kaca.Arya dan Lila saling beradu pandang. Setelah Lila mengajak Bu Desi pergi nanti, mungkin Bu Desi tidak akan bisa sering-sering menjenguk Arya di dalam penjara."Ibu nggak perlu terlalu sering datang ke sini. Arya akan baik-baik saja di sini, Bu. Ibu sama Lila juga harus hidup dengan baik selama Arya nggak ada, ya?" cetus Arya.Perpisahan antara ibu dan anak itu pun kembali diwarnai dengan tangisan. Bu Desi dan Lila pun keluar dari rutan, dan bergegas pulang ke kontrakan. "Untung aja masih ada ongkos buat pulang," gumam Lila."Kamu

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Mengharu Biru, Rencana Lila

    Suasana rumah tahanan itu pun mulai penuh dengan tangis haru. Arya benar-benar senang dan bersyukur, akhirnya keluarganya datang mengunjungi dirinya setelah beberapa bulan pria itu berada di penjara. Mereka bertiga menangis, meluapkan kerinduan yang sudah lama terpendam."Maafkan Ibu, Arya. Ibu udah lama nggak jenguk kamu. Ibu minta maaf baru bisa datang sekarang," ucap Bu Desi pada sang putra. Tidak hanya Bu Desi saja yang mengucapkan kata maaf, Lila juga ikut merasa bersalah karena sudah mengabaikan sang kakak. "Lila juga minta maaf, Mas. Selama ini Lila nggak pernah jengukin Mas," sahut Lila.Arya menghela napas. Sebenarnya pria itu sangat kecewa pada ibu dan juga adiknya. D i saat dirinya tengah menghadapi kesulitan, Arya justru ditinggalkan oleh keluarganya. Pria itu menderita seorang diri di dalam jeruji besi."Maafkan kami ya, Arya? Ke depannya, Ibu sama Lila akan sering-sering jengukin kamu di sini," ujar Bu Desi.Arya hanya diam. Ini kesempatan pria itu untuk mengeluarkan un

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Mengunjugi Arya

    Mata Lila tampak berkabut. Rasanya tak kuasa jika harus mengatakan apa yang baru saja menimpanya pada sang ibu.Namun, gadis itu tetap memutuskan untuk membangunkan sang ibu, agar wanita yang melahirkannya itu tak perlu merasakan linu ketika bangun di pagi hari esok. Usai menyeka air mata serta jejak kesedihan di wajahnya, kini Lila yang terlihat jauh lebih tegar daripada saat pertama masuk ke rumah pun mulai memanggil sang ibu untuk membangunkannya. "Ibu." Lila berbisik pelan seraya menepuk lengan Bu Desi.Wanita itu menggeliat ketika mendapat tepukan tiba-tiba yang mengganggu tidurnya yang baru setengah jalan itu."Kenapa kamu pulang semalam ini, hm? Ke mana saja kamu? Apa kamu membuat masalah baru lagi setelah terlibat dengan suami orang itu," cecar Bu Desi membuat Lila seketika menganga, tak percaya jika rentetan pertanyaan itu keluar dari mulut Bu Desi. "Astaga, Bu. Apa nggak bisa nanyanya satu-satu dan pelan? Dan lagi, apa ibu bisa nggak berburuk sangka ke aku, hm?" Lila mena

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Lila Makin Terjerumus

    Lila tidak menyadari bahwa setelah ditimpa sebuah musibah sebagai bentuk karmanya merebut suami orang pasca rumahnya dihancurkan oleh istri sah dari mantan istri David, kini Lila akan segera terjerembab dalam masalah baru yang jauh lebih kompleks.Dirinya sama sekali tidak mengetahui segala hal berkaitan utang-piutang yang dimiliki sang kakak, Arya, dari mulai kepada siapa dan seberapa besar nominal tersebut. Sekarang, Rendy tiba-tiba datang mendatanginya dan mengajaknya menaiki sebuah mobil hitam metalik.Senyum Rendy mengembang begitu puas. Terutama saat Lila menuruti saja saat Rendy mengajaknya ke salah satu hotel di kota mereka. Lila masih mencoba berpikir positif mengingat bagaimanapun Rendy adalah salah satu rekan kerja Arya dulu yang kebetulan pernah ditemuinya sebanyak dua kali.“Ayo, masuk,” tukas Rendy masih mempertahankan senyum miliknya kemudian melirik ke tas Lila. “Oh, ya. Kamu pasti capek kan abis kuliah? Udah sini, tasnya aku

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status