Share

Bab 31B

POV Rudy

"Telpon adikmu, Nang."

Aku baru saja pulang dari sawah. Baru saja duduk di kursi teras setelah membersihkan kaki, lantas menyesap sebatang rokok, saat mendengar pinta ibu.

"Sebentar to, Bu. Aku tak ngrokok dulu," tolakku. Nggak enak amat lagi asik ngerokok malah disuruh. Baru juga duduk.

"Ayo, sekarang!" perintah beliau seperti tak sabar. "Ibu cuma mau dengar kabar adikmu. Bocah, kok, pulang enggak, nelpon yo jarang" keluh ibu, kemudian duduk di sampingku.

Aku menghela napas, lantas menyentaknya. Terpaksa kuletakkan rokok di ujung bangku, lantas mengambil handphone di lemari.

Gegas kucari nomer Nadira. Ia memang jarang menelpon, seringnya hanya kirim pesan. Aku pun sebenarnya rindu dengan suaranya. Namun, untuk menghubungi lebih dulu, aku merasa sungkan, sebab didera rasa bersalah yang besar.

Entah bagaimana kabarnya sekarang. Sudah berbilang bulan ia tak pulang, sejak perdebatan dengan ibu tentang pernikahan.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status