Share

Dua Puluh Satu

"Bawahan Bapak menyuruh saya mengambil minum. Memangnya saya OG? Saya datang ke sini untuk magang," ucap Rena dengan senyum kemenangan.

Berani sekali dia bicara seperti itu. Gadis pemalas itu benar-benar tidak tahu diri. Dia pikir Pak Erlan akan membelanya? Lihat saja apa yang akan bosku katakan.

"Kalau kamu masih mau magang di sini, ikuti peraturan kami. Kalau tidak, silakan angkat kaki."

Si pria kulkas. Itu julukan pantas untuk Pak Erlan. Lihat saja, berbicara tanpa ekspresi. Baru tahu, kan, kamu, Ren? 

"Iya," ucap Rena takut.

Pak Erlan berlalu begitu saja. Sekarang wajah gadis pembangkang itu memerah. Entah, apa yang kini digumamkan dalam hati. Aku tidak peduli, yang jelas aku berhasil membuatnya tidak berkutik.

"Sudah sana, tunggu apa lagi?"

Rena mengentakkan kaki, lalu berbalik badan meninggalkan aku. Begitu puas aku membuat anak itu kesal. Pastilah dia akan mengadu pada ibunya dan setelah itu akan terjadi perang dunia.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status