Share

Dua Puluh

Setelah membaca pesan masuk dari Pak Erlan, aku cepat-cepat membalasnya. Keadaan lagi genting, jika dia datang hanya akan memperkeruh suasana saja.

Aku mengetik layar tipis itu dengan perasaan tidak enak. Akan tetapi, itu harus aku lakukan karena keadaan yang betul-betul membuat cemas.

[Maaf, Pak. Tidak usah repot-repot, saya sudah sehat. Besok saja sudah masuk bekerja lagi.]

Aku menggigit bibir saat tangan ini memencet kalimat sent di ponsel. Semoga Pak Erlan mengerti dengan keadaan ini. Tidak lama dia membalas, cepat aku membuka pesannya 

[Iya, oke selamat istirahat ]

Aku menghela napas panjang. Entah apa yang akan terjadi jika Pak Erlan datang. Pasti akan mempersulit aku nanti. 

Jika Ibunya Mas Reno melihat, pasti semuanya akan runyam. Mereka akan berasumsi aku selingkuh dengan bos.

Ah ... tambah mumet aja pikiran.

Tidak lama ponselku bergetar, kulihat telepon masuk dari Nina. Segera kupencet tombol hijau pada laya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status